bentuknya agak bulat dengan ujung kelopak agak rata dan garis tengah lebih besar. Fauzi,Y, 2002
2.2. Hama dan Penyakit Kelapa Sawit
Kelapa sawit tergolong tanaman kuat. Walaupun begitu tanaman ini juga tidak luput dari serangan hama dan penyakit, baik yang kurang maupun yang
membahayakan. Sebagian besar hama yang menyerang adalah golongan insekta atau serangga. Tetapi ada beberapa jenis hewan dari kelompok mamalia yang bisa
menyebabkan kerugian tidak sedikit pada perkebunan kelapa sawit. Sedangkan penyakit yang menyerang kelapa sawit, disebabkan oleh beberapa mikroorganisme
antara lain jamur, bakteri, dan virus. 2.2.1.
Hama 1.
Nematoda Daun-daun baru yang akan membuka menjadi tergulung dan tumbuh tegak.
Selanjutnya daun berubah warna menjadi kuning dan mengering. Terjadi pembusukan pada tandan bunga dan tidak membuka, sehingga tidak menghasilkan buah.
Penyebabnya adalah hama Nematoda rhadinaphelenchus cocophilus. Hama ini menyerang akar tanaman kelapa sawit. Pemberantasannya yaitu pohon yang terserang
diracun dengan natrium arsenit. Untuk memberantas sumber infeksi, setelah tanaman matikering dibongkar lalu dibakar.
2. Tungau
Daun yang diserang berubah warna dari hijau menjadi perunggu mengkilat bronz. Persemaian atu pembibitan mengalami kerusakan. Penyebabnya adalah
tungau merah Oligonychus yang panjangnya 0,5 mm. Hidupnya disepanjang tulang
anak daun sambil mengisap cairan daun. Hama ini membahayakan dan berkembang pesat dalam keadaan cuaca kering dimusim kemarau. Pemberantasannya yaitu dengan
penyemprotan akarisida yang mengandung bahan aktif tetradifon 75,2 gl. 3.
Pimelephila ghesquierei Adanya lubang atau ruangan pada daun muda bekas gerekan dari ulat hama
ini. Jika ada angin yang bertiup kencang, daun banyak yang patah. Penyebabnya adalah ngengat Pimelephila ghesquierei. Telur penggerek ini ditempatkan dibawah
daun yang belum membuka. Beberap hari kemudian telur akan menetas menjadi larva berupa ulat yang berukuran 3 – 4 cm, berwarna merah tua dan berubah menjadi
kekuning-kuningan sesuai dengan perkembangannya. Yang diserang ngengat ini biasanya tanaman berumur 3 – 5 tahun atau yang di pembibitan. Serangan ringan
dapat diatasi dengan cara memotong bagian yang terserang. Untuk tanaman yang terkena serangan cukup berat disemprot dengan parathion 0,02.
4. Ulat Api
Helaian daun berlubang atau habis sama sekali sehingga hanya tinggal tulang daunnya. Gejala ini dimulai dari daun bagian bawah. Penyebabnya adalah Setora
nitens, Darna trima, dan Ploneta diducta merupakan hama pemakan daun ini. Larva berupa ulat berwarna hijau dan pada punggungnya terdapat garis putih memanjang
dari kepala sampai ujung badan. Ulat ini berukuran panjang 20 – 25 mm. Bulu kasar kaku yang ada pada punggungnya dan beracun. Jika terkena tangan rasanya gatal dan
panas. Pada serangan ringan pemberantasan dilakukan secara manual, yaitu mengambil ulat-ulat dari daun dan memusnahkannya. Pemberantasan secara khemis
dengan menyemprotkan insektisida berbahan aktif triazofos 242 gl, karbaril 85, dan klorpirifos 200 gl.
5. Ulat Kantong
Daun tidak utuh lagi, rusak dan berlubang-lubang. Kerusakan helaian daun dimulai dari lapisan epidermisnya. Kerusakan lebih lanjut adalah mengeringnya daun
yang menyebabkan tajuk bagian bawah berwarna abu-abu dan hanya daun muda yang masih berwarna hijau. Penyebabnya adalah Metisa plana, Mahasena corbetti, dan
Crematosphisa pendula merupakan penyebab serangan ini. Penyebaran hama ini amat cepat, karena sifatnya yang “mobil” mudah berpindah dari satu daun ke daun lain atau
dari satu pohon ke pohon lain. Kerusakan akibat hama ini dapat menimbulkan penyusutan produksi sampai 40 pada tahun pertama. Pemberantasan secara khemis
dengan timah arsenat 2,5 kgha dalam 25 l air atau dengan insektisida yang mengandung bahan aktif triklorfon 707 gl, contohnya Dipterex 700 ULV.
6. Belalang
Gejalanya yaitu daun tidak utuh, pada bagian tepinya tampak bekas gigitan, terutama pada daun muda. Bibit rusak, bahkan bisa patah. Penyebabnya adalah
Valanga nigricornis dan Gastrimargus marmoratus. Meskipun kerusakan yang ditimbulkan tidak begitu serius, tetapi dalam populasi besar hama ini dapat
menurunkan produksi. Pemberantasan secara biologi yaitu dengan predator antara lain burung.
7. Kumbang
Gejalanya yaitu adanya lubang-lubang berbentuk taji pada daun muda yang belum membuka dan pangkal daun. Penyebabnya adalah Oryctes rhinoceros.
Serangan hama ini cukup membahayakan jika terjadi pada tanaman muda, sebab jika sampai mengenai titik tumbuhnya menyebabkan penyakit busuk dan mengakibtakan
kematian. Pencegahannya dengan menjaga kebersihan kebun, terutama disekitar tanaman. Sampah-sampah dan pohon yang mati dibakar, agar larva hama mati.
Pemberantasan secara biologi dengan menggunakan jamur Metharrizium anisopliae dan virus Baculovirus oryctes, atau dapat juga dengan penyebaran predator seperti
kumbang, lalat, semut, rayap, tokek, ular dan burung. 8.
Tikus Gejalanya yaitu pertumbuhan tanaman tidak normal, terutama pada bibit dan
tanaman muda, karena jaringan-jaringan pada titik tumbuh rusak. Pada tanaman dewasa yang sudah menghasilkan, terjadi kerusakan tandan buah dan bunga-bunga
yang masih muda. Penyebabnya adalah tikus Rattus tiomanicus, Rattus sp. Hama ini menyerang tanaman pada semua umur dan menimbulkan kerugian yang tidak sedikit.
Hama tikus pada umumnya sulit diberantas, karena daerah hidupnya sangat luas. Pemberantasan bisa dilakukan secara emposan pada sarangnya. Secara biologi dengan
predator seperti kucing, ular, burung hantu Tyto alba. 2.2.2.
Penyakit 1.
Blast disease penyakit akar Gejalanya yaitu tanaman tumbuh tidak normal, lemah, dan daun berubah
warna dari hijau menjadi kuning nekrosis. Nekrosis dimulai dari ujung daun dan beberapa hari kemudian tanaman mati. Bibit maupun tanaman dewasa yang terserang
akarnya membusuk. Penyebabnya adalah jamur Rhizoctonia lamellifera dan Phytium sp. Melakukan budidaya yang baik merupakan cara yang efisien untuk pencegahan
penyakit ini. Tindakan tersebut antara lain dengan membuat persemaian yang baik agar bibit sehat dan kuat, pemberian air yang cukup dan naungan pada musim
kemarau. 2.
Basal stem rot atau Ganoderma penyakit busuk pangkal batang Gejalanya yaitu daun hijau pucat dan daun muda janur yang terbentuk
sedikit. Daun yang tua layu, patah pada pelepahnya, dan menggantung pada batang.
Selanjutnya pangkal batang menghitam, getah keluar dari tempat yang terinfeksi, dan akhirnya batang membusuk dengan warna cokelat muda. Akhirnya bagian atas
tanaman berjatuhan dan batangnya roboh. Penyebabnya adalah jamur Ganoderma applanatum, Ganoderma lucidum, dan Ganoderma pseudofferum. Jamur ini akan
menular ke tanaman yang sehat jika akarnya bersinggungan dengan tunggul-tunggul pohon yang sakit. Pencegahannya yaitu, sebelum penanaman sumber infeksi
dibersihkan terutama jika areal kelapa sawit merupakan lahan bekas kebun kelapa atau kelapa sawit, tunggul-tunggul ini harus dibongkar serta dibakar.
3. Spear rot penyakit busuk kuncup
Gejalanya yaitu jaringan pada kuncup membusuk dan berwarna kecokelat- cokelatan. Setelah dewasa, kuncup akan bengkok dan melengkung. Penyebabnya
belum diketahui dengan pasti sampai sekarang. Pemberantasannya dengan memotong bagian kuncup yang terserang.
4. Patch yellow penyakit garis kuning
Gejalanya yaitu pada daun yang terserang, tampak bercak-bercak lonjong berwarna kuning dan ditengahnya terdapat warna cokelat. Penyakit ini sudah
menyerang pada saat bagian ujung daun belum membuka, dan akan menyebar ke helai daun lain yang telah terbuka pada pelepah yang sama. Daun yang terserang akan
mengering dan akhirnya gugur. Penyebabnya adalah jamur Fusarium oxysporum. Penyakit ini menyerang tanaman yang mempunyai kepekaan tinggi dan disebabkan
oleh faktor turunan. Pencegahannya adalah dengan usaha inokulasi penyakit pada bibit dan tanaman muda, dapat mengurangi penyakit di pesemaian dan tanaman muda
di lapangan.
5. Anthracnose
Gejalanya yaitu terdapat bercak-bercak cokelat tua pada ujung dan tepi daun. Bercak-bercak dikelilingi warna kuning yang merupakan batas antara bagian daun
yang sehat dan yang terserang. Gejala lain yang tampak adalah adanya warna cokelat dan hitam diantara tulang daun. Daun-daun yang terserang menjadi kering dan
berakhir dengan kematian. Penyebabnya adalah jamur Melanconium sp, Glomerella cingulata, dan Botryodiplodia palmarum. Pencegahan secara agronomis dengan
mengatur jarak tanam, penyiraman yang teratur, pemupukan, pemindahan bibit dari pesemaian berikut tanahnya yang menggumpal di akar.
6. Crown disease penyakit tajuk
Gejalanya yaitu helai daun mulai pertengahan sampai ujung pelepah kecil- kecil, sobek, atau tidak ada sama sekali. Pelepah yang bengkok dan tidak berhelai
daun merupakan gejala yang cukup serius. Gejala ini tampak pada tanaman yang berumur 2 – 4 tahun. Penyebabnya yaitu gen keturunan dari tanaman induk.
Pencegahannya dengan menyingkirkan tanaman-tanaman induk yang mempunyai gen penyakit tersebut. Tim Penulis, 1977
2.3. Pengambilan Contoh Daun Kelapa Sawit