d. Daun ke 17 letaknya dibawah daun ke 9 agak kekiri pada pokok yang berspiral
kanan dan agak kekanan pada pokok yang berspiral kiri. Untuk tujuan pengamatan, pengambilan contoh pada tanaman muda sampai
umur 1,5 tahun menggunakan daun pelepah ke-3 dan pada tanaman umur 1,5 – 2,5 tahun dipakai daun pelepah ke-9. Contoh daun diambil mulai jam 7.00 – 12.00 dan
tidak waktu hujan. Dari pelepah daun ke-17 ini diambil masing-masing 3 helai anak daun dari sebelah kiri dan kanan. Letak anak daun yang diambil ini berada kira-kira
diantara 12 - 13 bagian dari ujung pelepah atau pada titik ujung permukaan daun bagian atas pelepah. U.L,Adlin, 2008
2.4. Nutrisi Unsur Hara Kelapa Sawit
Kekurangan salah satu atau beberapa unsur hara akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman tidak sebagaimana mestinya yaitu ada kelainan atau
penyimpangan-penyimpangan dan banyak pula tanaman yang mati muda. Gejala kekurangan ini cepat atau lambat akan terlihat pada tanaman, tergantung pada jenis
dan sifat tanaman. Ada tanaman yang cepat sekali memperlihatkan tanda-tanda kekurangan atau sebaliknya ada yang lambat. Pada umumnya pertama-tama akan
terlihat pada bagian tanaman yang melakukan kegiatan fisiologis terbesar yaitu pada bagian yang ada diatas tanah terutama pada daun-daunnya.
http:ladangmasadepan.com201101unsur-hara.html
2.4.1. Kebutuhan Unsur Hara
Unsur-unsur hara dibutuhkan dalam pertumbuhan tanaman karena merupakan bagian dari sel-sel dalam tubuh tanaman ataupun berfungsi melancarkan
berlangsungnya proses metabolisme. Sel-sel baru selalu dibentuk selama tanaman itu
hidup, baik untuk perkembangan organ-organ tubuh tanaman maupun untuk mengganti sel-sel yang tua dan mati. Oleh karena itu kebutuhan akan unsur hara
berlangsung sepanjang kehidupan tanaman. Kebutuhan unsur hara pada usahatani kelapa sawit sangat menentukan, karena kelapa sawit termasuk jenis tumbuhan yang
menyerap unsur hara dalam jumlah sangat banyak. Hal ini dapat dilihat dengan jelas dari perbandingan jumlah unsur hara yang dipindah keluar areal tanaman nutrient
removal dalam bentuk produk-produk tanaman. Mengingat tanah mengandung unsur hara tersedia dalam jumlah terbatas,
sebagian besar kebutuhan hara harus dicukupi melalui pemupukan. Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas pemupukan setinggi mungkin dalam rangka mengoptimalkan
efisiensi biaya tanpa mengganggu kelestarian kesuburan tanah, pemupukan seharusnya dilaksanakan berdasarkan hasil-hasil penelitian pemupukan yang tersedia.
Sayangnya hasil-hasil penelitian seperti itu pada umumnya belum tersedia, dan kalaupun tersedia masih kurang memadai. Oleh karena itu prinsip pemupukan yang
tepat dan berimbang tidak mudah diterapkan secara langsung. Diperkirakan bahwa pada program perluasan kelapa sawit dengan skala 200.000 sampai 300.000 ha per
tahun akan terjadi kesenjangan informasi pemupukan selama 5 – 10 tahun. Unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman biasanya dibagi atas dua
kelompok, yaitu unsur-unsur makro macroelement dan unsur-unsur mikro microelement. Alasan pembagian ini sederhana, yaitu unsur makro adalah yang
dibutuhkan dalam jumlah besar, dan unsur mikro dibutuhkan dalam jumlah kecil. Tetapi dalam praktek di lapangan alasan pembagian tersebut menjadi lebih logis:
unsur-unsur makro dalam pertanian modern ditambahkan dalam bentuk pupuk, sedangkan unsur-unsur mikro umumnya dapat dicukupi oleh tanah sendiri. Unsur
mikro hanya diberikan dalam bentuk pupuk bila analisis tanah menunjukkan adanya kekahatan defisiensi, atau bila tanaman menunjukkan gejala-gejala defisiensi.
Unsur-unsur yang tergolong unsur makro adalah Nitrogen N, Fosfor P, Kalium K, Magnesium Mg, Kalsium Ca, Belerang atau Sulfur S, dan Natrium
Na, sedangkan unsur-unsur mikro adalah klor Cl, Mangan Mn, Besi Fe, Seng Zn, Tembaga Cu, Molibden Mo, dan Boron B. Untuk kelapa sawit, klor
ternyata dibutuhkan dalam jumlah besar, sehingga dimasukkan kedalam unsur hara makro. Dengan demikian bagi kelapa sawit pembagiannya adalah sebagai berikut.
- Unsur-unsur makro : N, P, K, Mg, Ca, S, Na dan Cl
- Unsur-unsur mikro : Mn, Fe, Zn, Cu, Mo, dan B
2.4.2. Unsur-unsur Mikro
1. Mangan Mn
Mangan turut berfungsi dalam proses pembentukan klorofil dan mengatur efisiensi fotosintesis. Mangan bersifat antagonistik dengan unsur besi, artinya
bila salah satu unsur mengalami kelebihan, yang satu akan kekurangan. Pada tanah-tanah basa atau alkalis tanah yang pH-nya tinggi mangan menjadi tidak
tersedia bagi tanaman tidak dapat diserap. 2.
Besi Fe Besi berfungsi dalam proses pembentukan klorofil, dan menjadi katalisator
bagi sejumlah reaksi enzimatis dalam proses pernapasan dan proses oksidasi. 3.
Seng Zn Seng berfungsi dalam pembentukan klorofil, protein, dan auxin, dan
merupakan bagian dari beberapa jenis enzim.
4. Tembaga Cu
Tembaga turut berfungsi dalam pernapasan, pembentukan klorofil dan banyak proses fisiologis lainnya. Bila tanaman mengalami kelebihan nitrogen,
biasanya terjadi kekurangan tembaga. 5.
Molibden Mo Molibden terdapat dalam kadar rendah dalam jaringan tubuh tanaman kelapa
sawit, termasuk tandan buah, tetapi fungsinya belum diketahui. Kehadiran molibden berdampak negatif pada pertumbuhan bibit kelapa sawit, dilain pihak
dibutuhkan dalam jumlah kecil dalam rangka memaksimalkan penggunaan pupuk – pupuk nitrogen untuk mengkonversikan senyawa-senyawa nitrat.
6. Boron B
Fungsi boron belum diketahui pasti, tetapi diperkirakan turut mengatur beberapa proses metabolisme. Kekurangan boron turut menghambat
pertumbuhan, sebaliknya kebanyakan boron pun menjadi racun bagi tanaman. Boron diduga turut berperan dalam ketahanan resistensi terhadap hama dan
penyakit. Mangoensoekarjo, S. 1989
2.4.3. Gejala Defisiensi Unsur Hara Logam Tembaga -
Nekrosis pada ujung anak daun. -
Biasanya tanaman tumbuh kerdil terhambat.
- Kekurangan Cu muncul biasanya pada tanah berpasir dan tanah gambut.
- Pada keadaan parah, tanaman akan menjadi layu dan mati.
- Jaringan klorosis berwarna hijau pucat sampai kekuningan, muncul ditengah
anak daun muda. -
Bercak kuning akan berkembang diantara jaringan klorosis, daun pendek, kuning pucat, kemudian mati.
http:tehnikbudidayakelapasawit.com201109peranan-unsur-hara-pada-tanaman- kelapa.html
2.5. Spektrofotometri Serapan Atom