diasamkan atau kalau dilebur dengan alkali tanah terakhir harus diasamkan lagi.
- Hindari pemakaian pelarut aromatik atau halogenida. Pelarut organik yang
umum dipakai adalah keton, ester, dan etil asetat. -
Dilakukan perhitungan atau kalibrasi dengan zat standar, sama seperti pada pelaksanaan spektrofotometri UV-Vis. Mulja, M. 1995
2.5.1. Prinsip Dasar SSA
Jika cahaya dengan panjang gelombang resonansi dilewatkan nyala yang mengandung atom-atom yang bersangkutan, maka sebagian cahaya itu akan diserap,
dan jauhnya penyerapan akan berbanding lurus dengan banyaknya atom keadaan dasar yang berada dalam nyala. Hal ini merupakan dasar penentuan kuantitatif logam-logam
dengan menggunakan SSA. Proses terbentuknya uap yang mengandung atom-atom logam dalam nyala,
dapat diringkaskan sebagai berikut : Bila suatu larutan yang mengandung senyawa yang cocok dari logam yang akan
diselidiki itu dilewatkan kedalam nyala, terjadilah peristiwa berikut secara berurutan dengan cepat.
1. Penghilangan pelarut atau evaporasi yang meninggalkan residu padat.
2. Penguapan zat padat dilanjutkan dengan disosiasi menjadi atom-atom
penyusun yang mula-mula akan berada dalam keadaan dasar. vogel A.I, 1992
2.5.2. Cara Kerja SSA
Setiap alat SSA terdiri atas tiga komponen berikut : -
Unit atomisasi
- Sumber radiasi
- Sumber pengukur fotometrik
Atomisasi dapat dilakukan baik dengan nyala maupun dengan tungku. Untuk mengubah unsur metalik menjadi uap atau hasil disosiasi diperlukan energi panas.
Temperatur harus benar-benar terkendali dengan sangat hati-hati agar proses atomisasinya sempurna. Ionisasi harus dihindarkan dan ini dapat terjadi bila
temperatur terlalu tinggi. Bahan bakar dan gas oksidator dimasukkan dalam kamar pencampur kemudian
dilewatkan melalui baffle menuju ke pembakar. Nyala akan dihasilkan. Sampel dihisap masuk ke kamar pencampur. Hanya tetesan kecil yang dapat melalui baffle.
Dengan gas asetilen dan oksidator udara tekan, temperatur dapat dikendalikan secara elektris. Biasanya temperatur dinaikkan secara bertahap, untuk menguapkan dan
sekaligus mendisosiasikan senyawa yang dianalisis. Khopkar,S.M, 1990 2.5.3.Gangguan pada SSA dan Cara Mengatasinya
Yang dimaksud dengan gangguan-gangguan interference pada SSA adalah peristiwa-peristiwa yang menyebabkan pembacaan absorbansi unsur yang dianalisis
menjadi lebih kecil atau lebih besar dari nilai yang sesuai dengan konsentrasinya dalam sampel. Gangguan-ganggguan yang dapat terjadi dalam SSA adalah sebagai
berikut :
1. Gangguan yang berasal dari matriks sampel yang mana dapat mempengaruhi
banyaknya sampel yang mencapai nyala. Sifat-sifat tertentu matriks sampel dapat mengganggu analisis yakni matriks tersebut dapat berpengaruh terhadap
laju aliran bahan bakar gas pengoksidasi. Sifat-sifat tersebut adalah : viskositas, tegangan permukaan, berat jenis, dan tekanan uap. Gangguan
matriks yang lain adalah pengendapan unsur yang dianalisis sehingga jumlah atom yang mencapai nyala menjadi lebih sedikit dari konsentrasi yang
seharusnya yang terdapat dalam sampel. 2.
Gangguan kimia yang dapat mempengaruhi jumlah banyaknya atom yang terjadi didalam nyala. Terbentuknya atom-atom netral yang masih dalam
keadaan azas didalam nyala sering terganggu oleh dua peristiwa kimia yaitu : a disosiasi senyawa-senyawa yang tidak sempurna, dan b ionisasi atom-
atom didalam nyala. Terjadinya disosiasi yang tidak sempurna disebabkan oleh terbentuknya senyawa-senyawa yang bersifat refraktorik sukar diuraikan
didalam nyala api. Ionisasi atom-atom dalam nyala dapat terjadi jika suhu yang digunakan untuk atomisasi terlalu tinggi.
3. Gangguan oleh absorbansi yang disebabkan bukan oleh absorbansi atom yang
dianalisis, yakni absorbansi oleh molekul-molekul yang tidak terdisosiasi didalam nyala.
4. Gangguan oleh penyerapan non-atomik, dimana gangguan jenis ini berarti
terjadi penyerapan cahaya dari sumber sinar yang bukan berasal dari atom- atom yang akan dianalisis. Penyerapan non-atomik dapat disebabkan adanya
penyerapan cahaya oleh partikel-partikel padat yang berada dalam nyala. Cara mengatasi gangguan penyerapan non atomik ini adalah dengan bekerja pada
panjang gelombang yang lebih besar atau pada suhu yang lebih tinggi. Rohman,A, 2008
BAB 3
BAHAN DAN METODE
3.1. Alat-alat