5. Self Assessment System
“Merupakan sistem yang memberikan wewenang untuk memenuhi hak dan kewajiban ada pada wajib pajak sesuai dengan peraturan
perpajakan yang berlaku. Dalam sistem ini inisiatif untuk melaksanakan kewajiban perpajakan baik menghitung, memperhitungkan, membayar,
melaporkan pajak yang dibayar serta mempertanggungjawabkan pajak terutang ada pada wajib pajak. Dengan demikian wajib pajak diberikan
kepercayaan penuh untuk melaksanakan kewajiban perpajakan sehingga keberhasilan pemungutan pajak tergantung pada kepatuhan wajib pajak “
Mujiyati dan M. Abdul Aris, 2011: 10. Dalam hal ini aparat pajak atau fiskus hanya bertugas melaksanakan pengawasan dan penyuluhan untuk
mengetahui kepatuhan Wajib Pajak, sedangkan inisiatif dan kegiatan menghitung serta pelaksanaan pemungutan pajak berapa di tangan Wajib
Pajak.
6. Wajib Pajak
Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 1 ayat 2 mendefinisikan Wajib Pajak adalah Orang Pribadi atau Badan,
meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan
Peraturan Perundang-undangan perpajakan. Orang Pribadi merupakan Subjek Pajak yang bertempat tinggal atau berada di Indonesia ataupun
di luar Indonesia. 7.
Surat Setoran Pajak
Menurut Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009 , pengertian Surat Setoran Pajak SSP adalah bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang
telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas negara melalui tempat pembayaran yang ditunjuk
oleh Menteri Keuangan. 8.
Pajak Penghasilan
Menurut Mujiyati dan M. Abdul Aris 2011: 30, Undang-undang Pajak Penghasilan Indonesia menganut prinsip pemajakan atas penghasilan
dalam pengertian yang luas, yaitu bahwa pajak dikenakan atas setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak
darimanapun asalnya yang dapat dipergunakan untuk konsumsi atau menambah kekayaan Wajib Pajak tersebut. Undang-undang Pajak
Penghasilan tidak memperhatikan adanya penghasilan dari sumber tertentu, tetapi pada adanya tambahan kemampuan ekonomis, tambahan
kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak merupakan ukuran terbaik mengenai kemampuan Wajib Pajak tersebut
untuk ikut bersama-sama memikul biaya yang diperlukan pemerintah
untuk kegiatan rutin dan pembangunan.
D. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan merupakan penelitian assosiatif kausal. Penelitian untuk mengetahui dan menganalisis hubungan antara
variabel, dalam penelitian ini berarti menganalisis dan membuktikan pengaruh dari Jumlah Wajib Pajak dan Jumlah SSP PPh Pasal 25 sebagai
variabel yang mempengaruhi dengan variabel yang dipengaruhi yaitu
penerimaan pajak penghasilan. 2.
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini yaitu Wajib Pajak di Surakarta, Wajib Pajak yang dimaksud adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di
Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Surakarta periode tahun 2009- 2012. Sampel dalam penelitian ini jumlah Penerimaan Pajak Penghasilan
per bulan, jumlah Wajib Pajak yang terdaftar dan jumlah SSP PPh Pasal 25 yang dilaporkan.
3. Data dan Sumber Data
Data yang diambil merupakan data yang terlebih dahulu diolah lebih lanjut dan disajikan oleh pihak lain yang disebut dengan data sekunder
yaitu jumlah Wajib Pajak yang terdaftar, Jumlah SSP PPh Pasal 25 yang dilaporkan, Jumlah Penerimaan Pajak Penghasilan pada Wajib Pajak