Teori Dasar Pajak Self Assessment System Wajib Pajak

4. Sistem Pemungutan Pajak

Menurut Mujiyati dan M. Abdul Aris 2011: 10, menyatakan bahwa dalam pemungutan pajak di Indonesia dikenal beberapa sistem pemungutan pajak, yaitu: a. Official Assessment System Yaitu wewenang pemungutan pajak ada pada fiskus sehingga inisiatif untuk memenuhi kewajiban perpajakan berada pada fiskus. Dalam sistem ini fiskus yang lebih aktif untuk mencari wajib pajak untuk diberikan NPWP Nomor Pokok Wajib Pajak sampai pada penetapan jumlah pajak yang terutang melalui penerbitan SKP Surat Ketetapan Pajak. Dengan demikian keberhasilan pelaksanaan pemungutan pajak tergantung peran aktif fiskus. b. Self Assessment System Yaitu sistem yang memberikan wewenang untuk memenuhi hak dan kewajiban ada pada wajib pajak sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. Dalam sistem ini inisiatif untuk melaksanakan kewjiban perpajakan baik menghitung, memperhitungkan, membayar, melaporkan pajak yang dibayar serta mempertanggungjawabkan pajak terutang ada pada wajib pajak. Dengan demikian wajib pajak diberikan kepercayaan penuh untuk melaksanakan kewajiban perpajakan sehingga keberhasilan pemungutan pajak tergantung pada kepatuhan wajib pajak.

c. With Holding System

Yaitu pemungutan pajak yang memberikan wewenang kepada pihak ketiga untuk melaksanakan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku. Dengan sistem ini keberhasilan dalam pemungutan pajak tergantung kedisiplinan pihak ketiga yang ditunjuk untuk melaksanakan kewajiban perpajakan.

5. Self Assessment System

“Merupakan sistem yang memberikan wewenang untuk memenuhi hak dan kewajiban ada pada wajib pajak sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. Dalam sistem ini inisiatif untuk melaksanakan kewajiban perpajakan baik menghitung, memperhitungkan, membayar, melaporkan pajak yang dibayar serta mempertanggungjawabkan pajak terutang ada pada wajib pajak. Dengan demikian wajib pajak diberikan kepercayaan penuh untuk melaksanakan kewajiban perpajakan sehingga keberhasilan pemungutan pajak tergantung pada kepatuhan wajib pajak “ Mujiyati dan M. Abdul Aris, 2011: 10. Dalam hal ini aparat pajak atau fiskus hanya bertugas melaksanakan pengawasan dan penyuluhan untuk mengetahui kepatuhan Wajib Pajak, sedangkan inisiatif dan kegiatan menghitung serta pelaksanaan pemungutan pajak berapa di tangan Wajib Pajak.

6. Wajib Pajak

Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 1 ayat 2 mendefinisikan Wajib Pajak adalah Orang Pribadi atau Badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan perpajakan. Orang Pribadi merupakan Subjek Pajak yang bertempat tinggal atau berada di Indonesia ataupun di luar Indonesia. 7. Surat Setoran Pajak Menurut Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009 , pengertian Surat Setoran Pajak SSP adalah bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas negara melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan. 8. Pajak Penghasilan Menurut Mujiyati dan M. Abdul Aris 2011: 30, Undang-undang Pajak Penghasilan Indonesia menganut prinsip pemajakan atas penghasilan dalam pengertian yang luas, yaitu bahwa pajak dikenakan atas setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak darimanapun asalnya yang dapat dipergunakan untuk konsumsi atau menambah kekayaan Wajib Pajak tersebut. Undang-undang Pajak Penghasilan tidak memperhatikan adanya penghasilan dari sumber tertentu, tetapi pada adanya tambahan kemampuan ekonomis, tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak merupakan ukuran terbaik mengenai kemampuan Wajib Pajak tersebut untuk ikut bersama-sama memikul biaya yang diperlukan pemerintah untuk kegiatan rutin dan pembangunan.

D. METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan merupakan penelitian assosiatif kausal. Penelitian untuk mengetahui dan menganalisis hubungan antara variabel, dalam penelitian ini berarti menganalisis dan membuktikan pengaruh dari Jumlah Wajib Pajak dan Jumlah SSP PPh Pasal 25 sebagai variabel yang mempengaruhi dengan variabel yang dipengaruhi yaitu penerimaan pajak penghasilan. 2. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini yaitu Wajib Pajak di Surakarta, Wajib Pajak yang dimaksud adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Surakarta periode tahun 2009- 2012. Sampel dalam penelitian ini jumlah Penerimaan Pajak Penghasilan per bulan, jumlah Wajib Pajak yang terdaftar dan jumlah SSP PPh Pasal 25 yang dilaporkan.

3. Data dan Sumber Data

Data yang diambil merupakan data yang terlebih dahulu diolah lebih lanjut dan disajikan oleh pihak lain yang disebut dengan data sekunder yaitu jumlah Wajib Pajak yang terdaftar, Jumlah SSP PPh Pasal 25 yang dilaporkan, Jumlah Penerimaan Pajak Penghasilan pada Wajib Pajak Orang Pribadi per bulan serta data yang relevan dengan kebutuhan penelitian. 4. Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan adalah: a. Literatur Yaitu dengan cara mencari dan membaca serta mempelajari teori-teori atau pustaka yang berhubungan dengan penelitian. b. Dokumentasi Yaitu suatu cara pengumpulan data yang diperoleh dari dokumen- dokumen yang ada atau catatan-catatan yang tersimpan, baik itu berupa catatan transkrip, buku, surat kabar, dan lain sebagainya yang terdapat pada objek penelitian yang relevan dengan data yang diperlukan.

E. HASIL PENELITIAN

Berdasarkan pengujian secara individual uji-t diperoleh bahwa Jumlah Wajib Pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan, dan Jumlah SSP PPh Pasal 25 berpengaruh positif dan signifikan terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan. Sedangkan secara bersama-sama uji- F, diperoleh Jumlah Wajib Pajak dan Jumlah SSP PPh Pasal 25 berpengaruh secara signifikan terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan. Berdasarkan analisis regresi berganda yang dilakukan maka diperoleh data sebagai berikut: Variabel Koefisien regresi T Sig constant -2540637030,760 -3,679 0,001 WP 5719,873 2,488 0,017 SSP 767258,677 4,198 0,000 R 2 = 0,482 Adj. R= 0,459 F hitung = 20,904 Sig= 0,000 Sumber: Data Sekunder diolah dengan SPSS, 2013

Dokumen yang terkait

Pengaruh Self Assessment System Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Pada KPP Pratama Medan Petisah

19 91 96

Pengaruh Self Assessment System Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

9 51 73

Pengaruh Self Assessment System dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak (Studi Kasus pada KPP Pratama Soreang)

14 86 49

Pengaruh Self Assessment System dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak (Survei Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya)

12 40 43

Pengaruh Self Assessment System dan Penagihan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya)

0 22 48

PENGARUH SELF ASSESSMENT SYSTEM DAN SURAT TAGIHAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PENGARUH SELF ASSESSMENT SYSTEM DAN SURAT TAGIHAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI.

0 3 12

PENGARUH SELF ASSESSMENT SYSTEM DAN PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDANKOTA.

0 2 31

PENGARUH FAKTOR SELF ASSESSMENT SYSTEM TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN Pengaruh Faktor Self Assessment System Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan ( Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Surakarta ).

0 2 15

PENDAHULUAN Pengaruh Faktor Self Assessment System Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan ( Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Surakarta ).

0 2 7

Pengaruh Self Assessment System terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees.

1 2 19