DAFTAR LAMPIRAN Halaman
Lampiran 1 Pokok Bahasan Kimia dengan Metode Eksperimen 48
Lampiran 2 Penuntun Praktikum Pada Buku LKS
50 Lampiran 3
Kisi-Kisi Analisis Penuntun Praktikum 58
Lampiran 4 Daftar Alat dan Bahan yang digunakan dalam Praktikum
64 Lampiran 5
Analisis Ketersediaan Alat dan Bahan di Laboratorium SMA 65
Lampiran 6 Angket Penilaian Peningkatan Pemahaman Siswa
68 Lampiran 7
Soal Pretest dan Postest 69
Lampiran 8 Kunci Jawaban
70 Lampiran 9
Perhitungan Kelayakan Penuntun Praktikum oleh Validator 72
Lampiran 10 Hasil Uji Coba Penuntun Praktikum di Laboratorium 79
Lampiran 11 Data Ketersediaan Alat dan Bahan di Laboratorium SMA 84
Lampiran 12 Hasil Uji Pemahaman Siswa Terhadap Penuntun 86
Lampiran 13 Perhitungan Tingkat Pemahaman Siswa 90
Lampiran 14 Hasil Belajar Siswa 94
Lampiran 15 Uji Normalitas 96
Lampiran 16 Uji Homogenitas 114
Lampiran 17 Data Gain 117
Lampiran 18 Peningkatan Hasil Belajar 120
Lampiran 19 Penuntun Praktikum yang Telah Sesuai dengan Standar KTSP 121 Lampiran 20 Tabel Chi Kuadrat
129 Lampiran 21 Tabel Distribusi F
130 Lampiran 22 Dokumentasi Penelitian
133
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Ilmu kimia merupakan salah satu cabang dari ilmu pengetahuan alam sains yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,
sehingga sains bukan hanya sebagai penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan
suatu proses penemuan. Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan alam sains, ilmu kimia pada hakikatnya dipandang sebagai produk ilmuwan pengetahuan kimia
yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum dan proses kerja ilmiah. Maka dalam pembelajaran kimia tidak boleh mengesampingkan proses ditemukannya
konsep. Sebagian besar pokok bahasan dalam bidang studi kimia memerlukan penguatan pemahaman dan pengembangan wawasan melalui penerapan metode
praktikum Jahro, 2012. Selain itu, saat ini pendidikan sains memiliki potensi dan peranan strategis
dalam usaha mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dalam menghadapi tuntutan globalisasi dan industrialisasi. Potensi ini dapat terwujud
jika pendidikan sains mampu melahirkan siswa yang cakap serta kompeten dibidangnya. Kecakapan dan kompetensi ini tercermin dalam suatu sikap ilmiah
yang diimplementasikan kedalam pembelajaran sains, termasuk didalamnya pembelajaran kimia sebagai bagian dari pendidikan sains Mulyati, 2012.
Salah satu metode yang paling penting dalam menumbuhkan sikap ilmiah dalam proses pembelajaran kimia adalah melakukan kegiatan belajar di
laboratorium, yang lazim disebut dengan praktikum. Praktikum merupakan salah satu dari faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yang sangat
berperan penting dalam menunjang keberhasilan proses belajar mengajar IPA Abidin, 2011.
Keberhasilan penggunaan metode praktikum tersebut didukung oleh ketersediaan alat dan bahan kimia di laboratorium serta keterampilan guru dalam
pelaksanaan praktikum Anonim, 2008. Tetapi, pada kenyataannya pembelajaran
praktikum di sekolah-sekolah banyak memiliki kendala-kendala dalam melaksanakannya, seperti :
• Keterbatasan waktu, khususnya waktu belajar di kelas
• Penggunaan bahan-bahan praktikum yang tidak optimal di
laboratorium sekolah •
Tidak tersedianya fasilitas laboratorium yang memadai •
Guru kurang paham membimbing dalam praktikum •
Penuntun praktikum yang diadopsi dari luar kadangkala kurang sesuai dengan keberadaan laboratorium sekolah
Salah satu sumber belajar dan media pembelajaran yang dirasa dapat membantu siswa maupun guru dalam melakukan metode praktikum di
laboratorium dalam proses pembelajaran adalah penuntun praktikum atau lembar kegiatan siswa yang ada pada buku Lembar Kerja Siswa atau yang lebih sering
disebut dengan buku LKS. LKS termasuk media cetak hasil pengembangan teknologi cetak yang berupa buku dan berisi materi visual Rohaeti, 2009. LKS
merupakan sarana kegiatan pembelajaran yang dapat membantu mempermudah pemahaman terhadap materi yang dipelajari. LKS diharapkan dapat membantu
siswa lebih aktif dan mandiri sehingga dapat meningkatkan mutu belajar serta mutu pendidikan kimia Fahrucah, 2012.
Keberadaan LKS memberi pengaruh yang cukup besar dalam proses belajar mengajar sehingga penyusunan LKS harus memenuhi berbagai
persyaratan misalnya secara didaktik, konstruksi, dan teknik. Kualitas LKS yang beredar pun masih beragam, belum semua berkualitas baik. Oleh karena itu,
sumber belajar ini perlu diteliti sesuai dengan tuntutan KTSP agar proses pembelajaran menjadi optimal.
KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan
pendidikansekolah. Pedoman KTSP menunjukkan pelajaran kimia sebagai bagian ilmu sains di SMA yang bertujuan agar siswa memiliki kemampuan dalam
memupuk sikap ilmiah, seperti jujur dan objektif terhadap data, ulet dan tidak cepat putus asa, kritis terhadap pernyataan ilmiah, dapat bekerjasama dengan
orang lain, serta memperoleh pengalaman dalam menerapkan metode ilmiah melalui percobaan atau eksperimen Depdiknas, 2003.
Salah satu pokok bahasan pada mata pelajaran kimia yang memerlukan bantuan berupa praktikum di laboratorium untuk lebih memahaminya adalah
sistem koloid. Sistem koloid adalah materi yang diarahkan untuk “mencari tahu” dan “berbuat” sehingga dapat membantu siswa untuk menerapkan konsep yang
dipahami melalui kerja ilmiah percobaan maka diperlukan suatu media pelajaran yang menekankan siswa secara aktif. Berdasarkan permasalahan diatas maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Analisis Penuntun Praktikum Kimia Pada Buku Lembar Kerja Siswa LKS Untuk Kelas XI
SMA Pada Sub Pokok Bahasan Pembuatan Koloid Sesuai Dengan Tuntutan KTSP di SMA Negeri 8 Medan”.
1.2. Identifikasi Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :
1. Apakah karena banyaknya konsep-konsep dalam ilmu kimia
mengakibatkan kecenderungan sulit dipahami ? 2.
Bagaimanakah ketersediaan alat dan bahan praktikum di laboratorium sekolah ?
3. Apakah karena ketidaksesuaian penuntun praktikum dengan kebutuhan
siswa dan keberadan laboratorium di sekolah mengakibatkan tidak terlaksananya praktikum di sekolah ?
1.3. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Penyusunan penuntun praktikum kimia pada buku LKS untuk kelas XI SMA pada sub pokok bahasan pembuatan koloid.
2. Penuntun praktikum merupakan suatu pedoman dalam melaksanakan
praktikum yang terdiri atas tujuan praktikum, daftar alat dan bahan, serta prosedur pelaksanaan praktikum.
3. Uji pemahaman siswa terhadap penuntun praktikum dilaksanakan di
laboratorium kimia sekolah yang sudah ditentukan.
1.4. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini yang menjadi rumusan masalah adalah sebagai berikut :
1. Apakah penuntun praktikum kimia pada buku LKS untuk kelas XI SMA
yang sesuai dengan tuntutan KTSP pada sub pokok bahasan pembuatan koloid yang telah disusun telah memiliki kelayakan sebagai penuntun
praktikum menurut penilaian para Dosen kimia dan Guru Kimia SMA ? 2.
Bagaimana hasil uji coba penuntun praktikum kimia pada buku LKS untuk kelas XI SMA yang sesuai dengan tuntutan KTSP pada sub pokok bahasan
pembuatan koloid di laboratorium kimia FMIPA UNIMED ? 3.
Bagaimana tingkat pemahaman siswa terhadap penuntun praktikum kimia yang telah diuji coba di laboratorium kimia FMIPA UNIMED ?
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah : 1.
Memperoleh data persepsi penilaian para ahli expert judgment terhadap penuntun praktikum yang ada pada buku LKS
2. Memperoleh penuntun praktikum yang sesuai dengan standart KTSP
3. Mengetahui efektif atau tidaknya penuntun praktikum
1.6. Manfaat Penelitian
1. Memberikan sumbangan pemikiran bagi para guru kimia tingkat SMA
dalam menyusun penuntun praktikum kimia. 2.
Dapat memberikan pedoman bagi guru sains terutama guru bidang studi kimia untuk melaksanakan praktikum di sekolah.