Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam tujuh 7 tahun terakhir ini, menurut situs online Harian Umum Pelita http:www.pelita.or.idbaca.php?id=35434,
terdapat sebuah
fenomena fundamentalisme kapitalis yang mampu membawa perubahan pola kehidupan
berbangsa dan bernegara, bahkan cenderung merusak nilai-nilai persatuan dan kesatuan
bangsa. Ciri
dari fundamentalisme
kapitalis ditandai
dengan berkembangnya kehidupan materialisme, individualisme, dan kehidupan yang
konsumtif. Bila gaya hidup seperti ini dibiarkan akan semakin memudarkan semangat persatuan dan kesatuan, sehingga perlu adanya suatu hal yang dapat
memberikan wawasan kebangsaan dan gotong royong. Pemupukan rasa kebersamaan, gotong-royong, jiwa patriotik harus terus dikuatkan agar fenomena
tersebut dapat diatasi. Permainan tradisional yang berunsur nasionalisme merupakan salah satu hal
yang dapat memupuk rasa kebersamaan, gotong royong, dan memunculkan jiwa patriotik. Tradisi permainan tradisional merupakan permainan-permainan yang
muncul dari masyarakat Indonesia sendiri, antara lain: Panjat Pinang, Balap Karung, Tarik Tambang, Bakiak, lomba Egrang, Makan Kerupuk, Sepak Bola, dan Gebuk
Bantal. Menurut JJ. Rizal, ada filosofi atau makna yang terkandung di setiap jenis permainan-permainan tersebut yang tidak diketahui oleh generasi muda anak-anak
bahkan orang tua. Oleh karena itu, harus ada upaya nasional untuk memperkenalkan berbagai filosofi yang ada dalam permainan-permainan tersebut.
Berikut ini adalah makna perlombaan menurut JJ. Rizal, lomba Egrang memiliki makna menghina atau mengejak kolonialisme Belanda yang tubuhnya
tinggi. Sedangkan lomba Balap Karung, mengingatkan Rakyat Indonesia saat masa- masa sulit dijajah Jepang yang mayoritas pakaiannya adalah karung goni. Simbol
keprihatinan tentang kondisi rakyat Indonesia saat zaman penjajahan ditunjukkan pula lewat lomba Makan Kerupuk yang dijadikan simbol pangan. Tarik Tambang
Universitas Kristen Maranatha 2
yang memiliki pesan yaitu kerjasama dan kekompakan untuk mencapai sebuah keberhasilan. Bakiak dapat mempererat persaudaraan karena makna dari permainan
ini adalah kemerdekaan hanya bisa dicapai dengan menyelaraskan hati dan pikiran untuk satu tujuan merdeka. Sedangkan Panjat Pinang memiliki makna yaitu
semangat kebersamaan dan gotong-royong untuk mencapai suatu tujuan. Dengan demikian, diperlukan pembahasan topik perancangan tugas akhir
sebagai usaha untuk tetap menjaga, mengingatkan, dan mengedukasi pemainan tradisional Indonesia dengan cara yang lebih kreatif lagi melalui media interaktif
yang dapat menjangkau generasi muda khususnya anak-anak supaya tetap lestari. Pembuatan media dengan bentuk interaktif ini diharapkan dapat mengingatkan
kembali permainan-permainan yang mendukung sportivitas, inteligensi, dan
imajinasi anak-anak.
Topik tugas akhir tentang permainan tradisional berunsur nasionalisme diangkat untuk dapat memaparkan tentang permainan tradisional sebagai wujud
menjaga budaya bangsa melalui pola pikir, konsep, model, kaidah yang dapat dimanfaatkan dan diaplikasikan secara praktis oleh user atau target audience.
1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup