Fokus Masalah Konsep Dasar

Kartika Nurlaila Rahmawati, 2012 Pembelajaran Keterampilan Membatik Pada Tunarungu Jenjang SMALB Di SLB B Negeri Cicendo Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Fakta di lapangan yang di temui saat observasi awal tentang kegiatan belajar mengajar membatik pada siswa tunarungu di SLB Negeri Cicendo adalah dalam pengerjaan pengecapan pada kain, cap yang digunakan siswa terkadang melenceng dari pola yang seharusnya di buat. Hal ini di sebabkan oleh ketidaktelitian siswa dalam pengerjaan dan kurang fokusnya perhatian siswa terhadap pekerjaan yang dihadapinya. Pelajaran keterampilan membatik yang secara teoritis sangat sulit dipahami oleh siswa tunarungu karena adanya keterbatasan dalam menerima informasi yang bersifat abstrak mengakibatkan terkadang terjadinya miss komunikasi ketika guru sedang menyampaikan teori dalam KBM Kegiatan Belajar Mengajar, sehingga kurang lancarnya pembelajaran keterampilan membatik. Oleh karena itu, dalam pembelajaran keterampilan membatik para siswa tunarungu harus lebih banyak menerima pembelajaran yang bersifat konkrit seperti lebih banyak melakukan praktik dibandingkan mendapat pembelajaran yang bersifat teori. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai “Pembelajaran Keterampilan Membatik Pada Siswa Tunarungu Jenjang SMALB Di SLB B Negeri Cicendo Kota Bandung.”

B. Fokus Masalah

Adapun yang menjadi fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pelaksanaan pembelajaran keterampilan membatik pada siswa tunarungu jenjang SMALB Di SLB B Negeri Cicendo Kota Bandung?”. Dengan sub fokus masalah sebagai berikut : 3 Kartika Nurlaila Rahmawati, 2012 Pembelajaran Keterampilan Membatik Pada Tunarungu Jenjang SMALB Di SLB B Negeri Cicendo Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1. Bagaimana perencanaan program pembelajaran keterampilan membatik pada siswa tunarungu? 2. Bagaimana pelaksanaan program pembelajaran keterampilan membatik pada siswa tunarungu? 3. Bagaimana pelaksanaan evaluasi pembelajaran keterampilan membatik pada siswa tunarungu? 4. Hambatan apa saja yang dialami siswa tunarungu dalam pelaksanaan pembelajaran keterampilan membatik? 5. Bagaimana upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi hambatan tersebut?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Penelitian Secara Umum Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh gambaran mengenai pelaksanaan pembelajaran keterampilan membatik pada siswa tunarungu jenjang SMALB di SLB-B Negeri Cicendo Kota Bandung. b. Tujuan Penelitian Secara Khusus: 1. Untuk mengetahui perencanaan program pembelajaran keterampilan membatik yang dibuat guru untuk siswa tunarungu. 2. Untuk mengetahui pelaksanaan program pembelajaran keterampilan membatik pada siswa tunarungu. 4 Kartika Nurlaila Rahmawati, 2012 Pembelajaran Keterampilan Membatik Pada Tunarungu Jenjang SMALB Di SLB B Negeri Cicendo Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3. Untuk mengetahui pelaksanaan evaluasi pembelajaran keterampilan membatik pada siswa tunarungu 4. Untuk mengetahui hambatan yang dialami siswa tunarungu dalam pelaksanaan pembelajaran keterampilan membatik. 5. Untuk mengetahui upaya guru dalam mengatasi hambatan tersebut.

2. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini adalah : a. Sebagai salah satu pilihan untuk pendidikan keterampilan bagi siswa tunarungu. b. Sebagai masukan bagi sekolah agar dapat mengadakan pembelajaran keterampilan membatik yang proporsional sesuai dengan kebutuhan siswa. c. Bahan pertimbangan bagi para guru lainnya dalam mengantisipasi kesulitan-kesulitan yang ada dalam keterampilan membatik. d. Menambah wawasan ilmu PLB tentang keterampilan membatik pada anak tunarungu. e. Sebagai bahan pertimbangan serta kajian bagi peneliti selanjutnya. 5 Kartika Nurlaila Rahmawati, 2012 Pembelajaran Keterampilan Membatik Pada Tunarungu Jenjang SMALB Di SLB B Negeri Cicendo Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

D. Konsep Dasar

Untuk mempermudah memahami istilah yang digunakan dalam judul ini, selanjutnya diuraikan penjelasan istilah-istilah tersebut : 1. Pembelajaran adalah suatu proses yang sistematis melalui tahapan rancangan, pelaksanaan, dan evaluasi yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan atau nilai yang baru. 2. Keterampilan adalah suatu usaha untuk memperoleh kompetensi cekat, cepat, dan tepat, dalam menghadapi permasalahan belajar. 3. Membatik adalah sebuah teknik menahan warna dengan lilin malam secara berulang-ulang di atas kain. 4. Tunarungu adalah seseorang yang kehilangan seluruh atau sebagian daya pendengarannya , sehingga mengalami gangguan berkomunikasi secara verbal. 6 Kartika Nurlaila Rahmawati, 2012 Pembelajaran Keterampilan Membatik Pada Tunarungu Jenjang SMALB Di SLB B Negeri Cicendo Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan untuk penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif. Karena penelitian ini bermaksud memahami, menggambarkan, atau mengungkap fenomena yang ada di lapangan sebagai suatu keutuhan dari masalah yang ingin diketahui. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui gambaran mengenai pembelajaran keterampilan membatik pada siswa tunarungu jenjang SMALB di SLB B Negeri Cicendo Kota Bandung. Dengan pendekatan kualitatif dalam mengungkapkan kenyataan- kenyataan yang terjadi pada subjek penelitian, dideskripsikan melalui kata- kata.Bukan melalui angka-angka. Seperti yang dijelaskan oleh Nasution 1988:18 Penelitian kualitatif disebut juga penelitian naturalistik. Disebut kualitatif karena data yang dikumpulkan bercorak kualitatif, karena tidak menggunakan alat-alat pengukur. Disebut naturalistik karena situasi lapangan penelitian yang bersifat natural atau wajar, sebagaimana adanya tanpa manipulasi diatur dengan eksperimen ataupun tes. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penulis menggunakan metode tersebut atas dasar permasalahan yang diangkat berkaitan dengan fenomena yang ada dan berlangsung pada saat ini. Pemecahan masalah melalui metode deskriptif ini dapat dilakukan dengan menempuh 28