Klasifikasi Hipertensi Diagnosis Hipertensi

14 3. Calcium Channel Blockers CCB terdiri dari dua jenis yang digunakan untuk pengelolaan hipertensi, yaitu dihidropiridin dan non dihidropiridin. Dihidropiridin seperti amlodipine dan nifedipine mengontrol tekanan darah dengan langsung merelaksasikan otot polos yang mengelilingi arteri. Non dihidropiridin seperti verapamil dan diltiazem menurunkan tekanan darah dengan menginduksi vasodilatasi dan mengurangi kontraktilitas miokard Martin, 2008. 4. Angiotensin Conferting Enzyme Inhibitor ACE-Inhibitor dan ARBs dengan mekanisme berbeda, menghalangi sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron RAA. ACE inhibotor menghalangi pengubahan peptida angiotensin I menjadi angiotensin II vasokonstriktor kuat, sedangkan ARBs langsung menempati angiotensin II subtipe 1 reseptor. Obat-obatan yang termasuk dalam golongan ACE inhibitor adalah benazepril, captopril, enalapril, fosinopril, lisinopril, moexipril, perindopril, quinapril, ramipril, dan trandolapril Martin, 2008. 5. Alpha Blockers menurunkan tekanan darah dengan menghambat reseptor alfa otot polos arteri. Jenis obat yang termasuk golongan ini adalah doxazosin, prazosin, dan terazosin Martin, 2008. 6. Direct Vasodilator atau vasodilator langsung menyebabkan melebarnya pembuluh darah. Yang termasuk obat golongan ini adalah hydralazine dan minoxidil Martin, 2008. 15

b. Penatalaksanaan Non Farmakologi

Terapi non farmakologis dari hipertensi meliputi penurunan berat badan, olahraga secara teratur, diet rendah garam dan lemak, serta terapi komplementer Yuliarti, 2011 dalam Ramadi, 2012. Terapi komplementer bersifat terapi pengobatan alamiah, diataranya adalah dengan terapi herbal, terapi nutrisi, relaksasi progresif, meditasi, terapi tawa, akupuntur, aromaterapi, dan refleksologi Sustrani, 2007 dalam Ramadi, 2012. Terapi dengan tanaman herbal adalah terapi komplementer nonfarmakologi yang termasuk dalam Biological Based Therapy BTT yang telah dikembangkan dan dipergunakan secara luas di seluruh dunia. Tanaman herbal sering disebut dengan obat tradisional. Terapi komplementer dengan terapi herbal dapat dilakukan selama satu minggu pada penderita bersangkutan. Setelah satu minggu kemudian diamati kembali apakah terjadi perubahan-perubahan yang diinginkan Tusilawati, 2010. Tumbuh-tumbuhan yang dapat digunakan untuk terapi herbal dalam pengobatan hipertensi diataranya adalah bawang putih, seledri, bunga rosella, belimbing wuluh, dan daun alpukat. Bawang putih dan seledri kurang disukai oleh masyarakat karena rasanya kurang enak untuk dijadikan obat. Sedangkan bunga rosella dan belimbing wuluh memiliki rasa asam yang pada umumnya kurang disukai oleh masyarakat Rachdian, 2011 dalam Ramadi, 2012.