19
2.3.1 Peran Flavonoid dalam Menurunkan Tekanan Darah
a. Sebagai Antioksidan
Flavonoid dapat bersifat sebagai antioksidan dengan cara menangkap radikal bebas, sehingga sangat penting dalam mempertahankan keseimbangan antara
oksidan dengan antioksidan di dalam tubuh Koncazak et al, 2004 dalam Sumardika Jawi, 2012. Flavonoid mampu memerbaiki fungsi endotel
pembuluh darah, dapat mengurangi kepekaan Low Density Lipoprotein LDL terhadap pengaruh radikal bebas Kwon, 2007; Ling, 2001 dalam Sumardika
Jawi, 2012 dan dapat bersifat hipolipidemik, antiinflamasi serta sebagai antioksidan Sumardika Jawi, 2012. Antioksidan merupakan agen protektif
yang secara signifikan dapat mencegah kerusakan oksidatif. Antioksidan bekerja dengan menonaktifkan spesies oksigen reaktif Sulistyowati, 2006.
Flavonoid adalah antioksidan eksogen yang telah dibuktikan bermanfaat dalam mencegah kerusakan sel akibat stres oksidatif. Mekanisme kerja dari flavonoid
sebagai antioksidan secara langsung adalah dengan mendonorkan ion hidrogenik sehingga dapat menetralisir efek toksik dari radikal bebas. Flavonoid sebagai
antioksidan secara tidak langsung, yaitu dengan meningkatkan ekspresi gen antioksidan endogen melalui beberapa mekanisme. Salah satu mekanisme
peningkatan ekspresi gen antioksidan adalah melalui aktivasi nucleat factor erythroid 2 related factor 2 Nrf2 sehingga terjadi peningkatan gen yang
berperan dalam sintesis enzim antioksidan endogen seperti misalnya gen Superoxide Dismutasei SOD Sumardika Jawi, 2012.
20
Flavonoid yang merupakan senyawa polifenol memiliki efek atheroprotektif yang meliputi efek antioksidan kuat. Flavonoid dapat mencegah dan mengurangi stres
oksidatif dengan menangkap radikal bebas dan meningkatkan sintesis Nitrit Oksida NO. Flavonoid dapat meningkatkan kemampuan platelet untuk
melepaskan NO dan menghambat pembentukan trombus Setyawan, 2008. NO merupakan senyawa yang bersifat toksik dan berumur pendek yang berperan
penting sebagai regulator kardiovaskuler dan meningkatkan tekanan darah. Sebagai antioksidan flavonoid dapat menghambat penggumpalan keping-keping
darah, merangsang produksi NO yang menyebabkan relaksasi pembuluh darah, dan untuk menghambat pertumbuhan kanker. Flavonoid dapat meningkatkan
aktivitas dari Nitric Oxide Synthase NOS pada sel endotel pembuluh darah. NO yang disintesa dalam endotel dan otot polos selanjutnya merangsang guanylate
cyclase untuk membentuk cGMP sehingga terjadi vasodilatasi Athiroh Permatasari, 2013.
b. Sebagai Diuretik
Ada tiga jenis diuretika yaitu diuretika osmotik, diuretika air dan diuretika yang menyebabkan terjadinya peningkatan laju filtrasi glomerulus. Tanaman yang
berpotensi sebagai obat peluruh atau memperlancar air kencing pada umumnya berhubungan dengan diuretika osmotik. Pada prinsipnya diuretika osmotik adalah
kemampuan dari zat yang terkandung dalam tanaman untuk meningkatan tekanan osmotik pada lumen tubulus ginjal. Kondisi demikian akan menyebabkan
akumulasi air di tubulus ginjal yang kemudian akan dikeluarkan sebagai urin Trihardjana, 2007.
21
Beberapa penyakit yang berkaitan dengan retensi volume air tubuh seperti edema, tekanan darah tinggi sebagai akibat meningkatnya volume darah diharapkan dapat
dikurangi gejalanya dengan tanaman yang memiliki efek diuresis atau meningkatkan produksi urine Trihardjana, 2007. Flavonoid akan memengaruhi
kerja dari Angiotensin Converting Enzym ACE Mills Bone, 2000 dalam Ariestha, 2010. Penghambatan ACE akan menginhibisi perubahan angiotensin I
menjadi angiotensin II yang menyebabkan vasodilatasi sehingga TPR turun dan dapat menurunkan tekanan darah Mills Bone, 2000; Saseen, J.J Carter, B.L.,
2005 dalam Ariestha, 2010. Efek lainnya dapat menyebabkan penurunan retensi air dan garam oleh ginjal, sekresi aldosteron, dan sekresi anti diuretic hormone
ADH oleh kelenjar hipopituitari. Sekresi aldosteron yang menurun berefek terhadap penurunan retensi air dan garam oleh ginjal, sedangkan penurunan
sekresi ADH menyebabkan penurunan absorpsi air. Penurunan retensi air dan garam serta absorpsi air menyebabkan volume darah menurun, akibatnya tekanan
darah menurun Guyton Hall, 2007.
2.3.2 Keamanan Daun Alpukat
Daun alpukat Persea americana Mill. secara empiris telah digunakan di masyarakat sebagai obat antihipertensi, namun belum mendapatkan informasi
yang cukup untuk digunakan selama masa kehamilan. Selama kehamilan ibu dan janin selalu terhubung. Obat yang dikonsumsi oleh ibu hamil dapat menembus
plasenta, sehingga penggunaannya perlu berhati-hati. Berdasarkan penelitian Anastasia 2013 manunjukkan hasil bahwa ekstrak etanol daun alpukat pada
dosis 2527 mgkgBB dan 3249 mgkgBB memberikan efek pengurangan jumlah