Masitoh, 2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIADINI MELALUI METODE DRAMATISASI SPONTAN
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Alur pelaksanaan tindakan dapat dilihat pada gambar risert model John Elliot dalam Muslihuddin, 2009. Adalah sebagai berikut:
SIKLUS I
SIKLUS 2
Gambar 3.1Riset Aksi Model John Eliot Muslihudin,2011:72
B. Lokasi dan Subjek penelitian
Penelitian dilakukan di Taman Kanak-kanak Assamica, Perkebunan Pasir Malang Desa Margaluyu Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung.Subjek
penelitian ini adalah seluruh anak didik kelompok A yang berjumlah 12anak terdiri dari5 orang anak laki-laki dan 7 orang anak perempuan rata-rata usianya 4
sampai 5 tahun dengan 1 orang guru. Penelitian ini dilakukan di TK tersebut karena pembelajaran masih bersifat akademik serta kemampuan berbicara anak
kurang mendapatkanlatihan dan bimbingan, selain itu jarang melakukan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan bagi anak.
Pelaksanaan
Perencanaan Pengamatan
Refleksi
Pelaksanaan
Perencanaan Pengamatan
Refleksi
Masitoh, 2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIADINI MELALUI METODE DRAMATISASI SPONTAN
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
C. Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas secara berurutan dimulai dengan perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Kemudian dilanjutkan dengan tahap kedua
yang diawali dengan revisi, rencana, tindakan, observasi, refleksi. Tahapan terus berulang sampai intervensi yang dilakukan dianggap berhasil atau menunjukan
terjadi perubahan perilaku.
a. Tahapan Perencanaan
Kegiatan diawali dengan mengidentifikasi masalah melalui observasi secara langsung di tempat penelitian, yaitu TK Assamica pada kelompok A.
Melalui observasi tersebut ditemukan adanya permasalahan terkait kemampuan berbicara anak, permasalahan tersebut kemudian dirumuskan oleh peneliti
menjadi bentuk pertanyaan penelitian dan kemudian dikembangkan menjadi tujuan penelitian sesuai dengan permasalahan di TK. Adapun tahapan
perencanaan terdiri dari: 1
Permohonan ijin kepada kepala sekolah untuk melalukan penelitian 2
Merumuskan masalah 3
Membuat kisi-kisi instrument penelitian
b. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan dari penelitian ini adalah terdiri dari dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari dua aktivitas dramatisasi spontanyang dapat meningkatkan
kemampuan berbicara anak di TK Assamica pada kelompok A. Adapun tahapan pelaksanaan siklus 1 diantaranya:
1 Pembukaan
a Kegiatan pembukaan sebelum memulai kegiatan outdoor learning:
Berdoa sebelum kegiatan Bernyanyi pagi hari
Bercakap-cakap tentang hari kemarin dan kegiatan yang akan
dilaksanakan Anak dikondisikan untuk diperkenalkan dengan alat-alat permainan
drama
Masitoh, 2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIADINI MELALUI METODE DRAMATISASI SPONTAN
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
b Kegiatan inti
Anak dipersilahkan untuk bermain drama sesuai dengan kemauannya tanpa ada penentuan peran sebelumnya.
c Istirahat
Berdoa, makan dan bermain di playground d
Penutupan Guru melakukan evaluasi dengan melakukan wawancara pada setiap
anak tentang kegiatan yang sudah dilakukan Berdoa sesudah kegiatan dan bernyanyi waktunya pulang
Pulang sambil bersalaman membentuk lingkaran
2 Pelaksanaan siklus 2
Kegiatan siklus 2 merupakan lanjutan dari pada siklus 1
c. Tahap Observasi
Untuk melakukan observasi, peneliti berkolaborasi dengan 1 orang guru yang ada di TK tersebut. Peneliti meminta bantuan kepada guru untuk mengisi
lembar observasi yang telah disediakan.setiap kendala yang terjadi di lapangan dicatat serta dianalisis sekemampuan penulis.
d. Tahap Refleksi
Dalam tahap refleksi dilakukan setelah peneliti melaksanakan satu siklus yang terfokuskan pada berbagai aspek, antara lain: kendala yang dihadapi oleh
anak dan guru selama kegiatan dramatisasi spontanberlangsung dan merefleksi anak yang mengalami peningkatan dalam berbicara. Aktivitas anak dalam
kegiatan, evaluasi hasil belajar, serta catatan lapangan. Refleksi dilakukan untuk menganalisa semua data yang terkumpul. Dari hasil analisa tersebut, peneliti
mengambil kesimpulan yang akan dijadikan dasar untuk membuat rencana tindakan berikutnya.
Masitoh, 2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIADINI MELALUI METODE DRAMATISASI SPONTAN
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
D. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan definisi dari variabel penelitian yang dapat dioperasionalkan atau dapat menjadi arahan dalam pelaksanaan penelitian.
Adapun definisi operasional dari variabel penelitian diantaranya:
1. Kemampuan Berbicara
Kemampuan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan menyatakan serta
menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan.Tarigan 1985:15 Sejalan dengan pendapat di atas Hurlock 1978:176 mengungkapkan
bahwa, “bicara adalah bentuk bahasa yang menggunakan artikulasi atau kata- kata yang digunakan untuk menyampaikan maksud. Bicara merupakan
keterampilan mental-motorik.Berbicaratidak hanya melibatkan koordinasi kumpulan otot mekanisme suara yang berbeda, tetapi juga mempunyai aspek
mental yakni kemampuan mengaitkan arti dengan bunyi yang dihasilkan.” Kemampuan berbicara dalam penelitian ini adalah kemampuan anak
dalam berkomunkasi untuk menyampaikan keinginan, pendapat, pikiran dan perasaaan dengan mengucapkan kata-kata dan huruf serta lafal yang benar
terhadap apa yang dilihat dan dialaminya . Dengan berbicara kemampuan anak dalam berinteraksi dengan teman dan lingkungan berkembang lebih baik,
selain itu perkembangan emosi anak akan lebih stabil karena anak sudah mampu mengutarakan keinginan dan perasaannya. Berbicara juga dapat
melatih alat ucap dengan baik, pelafaan dan artikulasi dalam mengungkapkan kata-kata. Hal ini merupakan aspe-aspek kemampuan dalam penelitian yang
dimaksud.
2. Dramatisasi Spontan
Secara etimologis, katadrama berasal dari bahasa yunani, dramoi, artinya menirukanadapunsecaraterminologi,drama adalah suatu perbuatanceritakisah
kehidupan dengan menggunakan media manusia yang disusun untuk
Masitoh, 2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIADINI MELALUI METODE DRAMATISASI SPONTAN
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
pertunjukan oleh para pelaku di atas pentas dan ditonton oleh publik.Hidayat 2003
Sejalan dengan pendapat di atas Moulton dalam Hasanuddin 2002 mengungkapkan bahwa drama adalah hidup yang dilukiskan dengan
gerak,drama adalah menyaksikan kehidupan manusia yang diekspresikan secara langsung.Dramatisasi spontan adalah permainan drama yang dilakukan
anak atas keinginan sendiri, dengan cara-cara tersendiri, berupa dialog atau perbuatan yang timbul dari pengalaman anak sendiri serta tidak membutuhkan
peranan pemimpin atau kontrol dari guru. Hidayat 2003.
E. Teknik Pengumpulan Data Dan Instrumen Penelitian