Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Rancangan Penelitian

4 Dividend Payout ratio, secara khusus untuk perusahaan-perusahaan manufaktur yang listing di BEI dari tahun 2008-2010. Apakah perusahaan perusahaan manufaktur ini juga mengalami fenomena tersebut diatas. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai “Pengaruh Return on Investment ROI dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apakah Return on Investment ROI secara parsial berpengaruh terhadap kebijakan dividen ? 2. Apakah arus kas operasi secara parsial berpengaruh terhadap kebijakan dividen ? 3. Apakah Return on Investment dan arus kas operasi secara simultan berpengaruh terhadap kebijakan dividen ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut diatas, maka penulis membuat tujuan penelitian sebagai berikut : a. Untuk mengetahui pengaruh Return on Investment ROI secara parsial terhadap kebijakan dividen. Universitas Sumatera Utara 5 b. Untuk mengetahui pengaruh arus kas operasi secara parsial terhadap kebijakan dividen. c. Untuk mengetahui pengaruh Return on Investment ROI dan arus kas operasi secara simultan terhadap kebijakan dividen.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan penelitian tersebut diatas, maka penulis membuat manfaat penelitian sebagai berikut : 1. Bagi peneliti, sebagai salah satu upaya untuk menambah pengetahuan dan memperdalam ilmu di bidang yang di teliti, serta sebagai bahan referensi apabila dimintai pendapat mengenai pengaruh ROI dan arus kas operasi terhadap kebijakan dividen 2. Bagi investor, sebagai bahan masukan dan acuan mengenai pengambilan keputusan dalam menentukan perushaan yang layak diberikan dana investasi. 3. Bagi peneliti selanjutnya, dapat menjadi bahan referensi dan dasar pengembangan ilmu penelitian untuk penelitian lebih lanjut. Universitas Sumatera Utara 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profitabilitas

Pada umumnya profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Menurut sartono 2011:120, “Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri”. Para investor tetap tertarik terhadap profitabilitas perusahaan karena profitabilitas merupakan indikator yang paling baik mengenai kesehatan keuangan perusahaan. Pengukuran profitabilitas dapat dilakukan dengan membandingkan tingkat Return on Investmen ROI yang diharapkan dengan tingkat return yang diminta para investor dalam pasar modal. Profitabilitas perusahaan biasanya diukur dengan menggunakan rasio keuangan yang diambil dari informasi akuntansi yang terdapat dalam laporan keuangan. Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dan juga untuk mengetahui efektivitas perusahaan dalam mengelola sumber-sumber daya yang dimilikinya. Ada tiga rasio yang biasa digunakan dalam mengukur tingkat profitabilitas perusahaan. Universitas Sumatera Utara 7

2.1.1 Profit Margin

Profit margin menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Hanafi 2005:42 menyatakan bahwa rasio ini juga bisa diinterprestasikan sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya di perusahaan pada periode tertentu. Profit margin yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu. Secara umum, rasio yang rendah menunjukkan ketidakefisienan manajemen. Berikut ini merupakan rumus yang digunakan untuk menghitung profitabilitas perusahaan Profit Margin = Laba bersih setelah pajak x 100 Penjualan

2.1.2 Return on Investment ROI

Return on Investment ROI sering disebut sebagai Return on Assets ROA. Menurut Syamsudin 2000:63 “ROI Return On Investment atau yang sering disebut Return On Total Assets adalah merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan, semakin tinggi rasio ini maka semakin baik keadaan suatu perusahaan.” ROI dihitung dengan cara membandingkan laba bersih setelah pajak dengan total asset ROI ROA = Laba bersih setelah pajak x 100 Total Aktiva Universitas Sumatera Utara 8

2.1.3 Return on Equity ROE

Syamsudin 2000:64 menyatakan “Return on Equity ROE merupakan suatu pengukuran dari penghasilan yang tersedia bagi para pemilik perusahaan atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan. Angka yang tinggi untuk ROE menunjukkan tingkat profitabilitas yang tinggi. Rasio ROE tidak memperhitungkan dividen maupun capital gain untuk pemegang saham yang sebenarnya. Berikut ini merupakan rumus untuk menghitung ROE. ROE = Laba bersih setelah pajak x 100 Total Ekuitas

2.2 Laporan Arus Kas

Laporan arus kas merupakan suatu laporan yang menyajikan informasi aliran arus kas masuk dan keluar bersih pada periode tertentu, misalnya bulanan atau tahunan. Aliran kas diperlukan terutama untuk mengetahui kemampuan perusahaan yang sebenarnya untuk memenuhi kewajiban perusahaan sehingga dapat diketahui adanya perubahan aktiva lancar dan utang lancar. Laporan arus kas menjelaskan perubahan jumlah kas atau setara kas dalam periode tertentu. Dalam laporan arus kas, penerimaan dan pengeluaran kas diklasifikasikan menurut tiga kategori utama, yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Kegunaan informasi arus kas adalah untuk memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan dan kemampuan untuk mempengaruhi Universitas Sumatera Utara 9 jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahaan dan peluang. Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan dari berbagai perusahaan. Informasi tersebut juga meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama. Ada 3 jenis laporan arus kas, yaitu :

2.2.1 Arus Kas dari Aktivitas Operasi

Aktivitas operasi merupakan aktivitas perusahaan yang terkait dengan laba. Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan. Kas ini diperoleh dari penjualan, penerimaan piutang, dan untuk pembayaran hutang usaha, pembelian barang, dan biaya biaya lainnya. Selain pendapatan dan beban yang disajikan dalam laporan laba rugi, aktivitas operasi juga meliputi arus kas masuk dan keluar bersih yang berasal dari aktivitas operasi yang terkait, seperti pemberian kredit kepada pelanggan, investasi dalam persediaan, dan perolehan kredit dari pemasok. Aktivitas operasi terkait dengan pos-pos laporan laba rugi dan pos-pos operasi dalam neraca, umumnya pos modal kerja seperti piutang, persediaan, pembayaran dimuka, utang dan beban akrual. Aktivitas operasi Universitas Sumatera Utara 10 juga meliputi transaksi dan peristiwa yang tidak cocok dikelompokkan dalam aktivitas investasi atau pendanaan. Jumlah arus kas bersih dari aktivitas operasi dapat dihitung dan dilaporkan dengan menggunakan salah satu dari dua metode, yaitu metode langsung dan metode tidak langsung. Dalam metode langsung kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto diungkapkan, sedangkan dalam metode tidak langsung, laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan di masa depan, dan juga unsur penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan. Kedua metode tersebut menghasilkan jumlah yang sama, yaitu jumlah arus kas bersih yang disediakan oleh arus kas operasi. Ikatan Akuntan Indonesia secara khusus mengatur arus kas dari bunga dan dividen yang diterima dan dibayarkan. Menurut IAI, 2002 menyatakan bahwa bunga yang dibayar dan bunga serta dividen yang diterima lembaga keuangan biasanya diklasifikasikan sebagai arus kas operasi. Namun demikian, bagi perusahaan lain belum ada kesepakatan mengenai kualifikasi arus kas. Bunga yang dibayarkan dan bunga serta dividen yang diterima dapat diklasifikasikan sebagai arus kas operasi karena mempengaruhi laba dan rugi bersih. Sebagai alternatif, bunga yang dibayar dan bunga serta dividen yang diterima dapat diklasifikasi, masing-masing sebagai arus kas pendanaan, dan arus kas investasi karena merupakan biaya Universitas Sumatera Utara 11 perolehan sumber daya keuangan atau sebagai hasil investasi return on investment. Dividen yang dibayar dapat diklasifikasikan sebagai arus kas pendanaan karena merupakan biaya perolehan sumber daya keuangan. Sebagai alternatif, dividen yang dibayar dapat diklasifikasikan sebagai komponen arus kas dari aktivitas operasi dengan maksud untuk membantu para pengguna laporan arus kas dalam menilai kemampuan perusahaan membayar dividen dari arus kas operasi

2.2.2 Arus kas dari Aktivitas Investasi

Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas. Dalam aktivitas ini, kas berasal dari penjualan aktiva tetap atau investasi pada saham atau obligasi.

2.2.3 Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan

Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta kompetisi modal dan pinjaman perusahaan. Dalam aktivitas ini, kas berasal dari setoran modal, hutang jangka panjang, laba ditahan yang dikonversi ke dalam modal dan untuk pengembalian modal, pembayaran dividen, dan pembayaran pokok hutang bank. Universitas Sumatera Utara 12 2.3 Dividen 2.3.1 Pengertian Dividen Dividen merupakan bagian dari laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa earning available for common stockholders yang dibagikan kepada para pemegang saham biasa dalam bentuk tunai. Menurut Skousen et al 2001:757 “dividen adalah pendistribusian laba secara proporsional kepada para pemegang saham sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya”. Distribusi laba dalam bentuk kas oleh sebuah korporasi kepada pemegang sahamnya disebut sebagai dividen tunai. Biasanya sebuah korporasi harus memenuhi 3 kondisi terlebih dahulu agar dapat membayar dividen tunai : 1. Laba ditahan yang mencukupi 2. Kas yang memadai 3. Tindakan formal dari dewan komisaris Intinya sebuah korporasi bias membayar dividen jika laba korporasi tersebut cukup untuk operasi tahun berikutnya serta tidak mempunyai kendala dalam keuangan apabila pembayaran dividen dilakukan.

2.3.2 Jenis Dividen

Ada beberapa jenis dividen yang dibagikan perusahaan kepada para pemegang saham, jenis dividen menurut dyckman 2001:439, adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 13 1. Dividen kas 2. Dividen property 3. Dividen saham 4. Dividen likuidasi 5. Dividen skrip atau wesel Dari jenis dividen diatas para investor paling menyukai dividen kas karena dividen kas bersifat uang tunai, jika dibandingkan dengan dividen lain seperti dividen saham yang pembagiannya berjenis saham atau dividen property yang pembagiannya berjenis surat berharga atau aktiva non kas.

2.3.3 Prosedur Pembayaran Dividen

Tanggal yang berkaitan dengan dividen adalah declaration date, date of record, ex-dividend date, date of payment. 1. Declaration date, tanggal dimana dewan direksi mengumumkan dividen. Pada tanggal ini, pembayaran dividen akan merupakan kewajiban yang legal dari korporasi. 2. Date of record, tanggal dimana pemegang saham berhak untuk menerima dividen. 3. Ex-dividend date, tanggal dimana hak atas dividen lepas dari saham. Hak atas dividen dari saham sampai 4 hari sebelum date of record. Universitas Sumatera Utara 14 4. Date of payment, merupakan tanggal dimana korporasi akan membayarkan dengan membagikan cheque dividen kepada pemegang saham. Prosedur pembagian dividen berkaitan erat dengan tanggal atau waktu dikarenakan perusahaan dan para pemegang saham atau investor sama-sama telah menentukan jadwal. 2.3.4 Kebijakan Dividen 2.3.4.1 Pengertian kebijakan dividen kebijakan dividen merupakan keputusan pembayaran dividen yang mempertimbangkan maksimalisasi harga saham saat ini dan periode mendatang. Atmaja 1994:351 menyatakan, “Manajemen mempunyai dua alternatif perlakuan terhadap penghasilan bersih sesudah pajak perusahaan, pertama, dibagi kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen, kedua, diinvestasikan kembali ke perusahaan sebagai laba ditahan”. Pada umumnya pendapatan bersih dibagi dalam bentuk dividen dan sebagian lagi kembali diinvestasikan. Artinya, manajemen harus membuat keputusan tentang dividen, inilah yang disebut kebijakan dividen.

2.3.4.2 Kebijakan dividen bagi perusahaan

Kebijakan dividen merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan Universitas Sumatera Utara 15 investasi di masa yang akan datang. Menurut Tampubolon 2005:183, kebijakan dividen korporasi sangat penting untuk menjaga kepentingan investor dan kepentingan korporasi dalam hal program keuangan dan capital budgeting korporasi, cash flow perusahaan, dan nilai modal saham perusahaan.

2.3.4.3 Jenis kebijakan dividen

Menurut indriyo dan basri 2002 :231, secara umum kebijakan dividen yang ditempuh perusahaan adalah salah satu dari 3 kebijakan dibawah ini :

1. Stable Dividend Policy , Pada kebijaksanaan ini besarnya

dividen yang dibayarkan selalu stabil dalam jumlah yang tetap, stabil yang makin naik dan stabil yang makin menurun. Jadi, besarnya dividen yang dibayarkan dalam jumlah yang selalu stabil walaupun terjadi fluktuasi dalam net income.

2. Flactuating Dividend Policy , Pada kebijaksanaan ini besarnya

dividen yang dibayarkan mendasarkan pada tingkat keuntungan pada setiap akhir periode, apabila tingkat keuntungan tinggi maka besarnya dividen yang akan dibayarkan relative tinggi, juga sebaliknya.

3. Kombinasi Stable Dividend Policy dan Flactuating Dividend policy

, Pada kebijaksanaan ini besarnya dividen yang dibayarkan sebagian ada yang bersifat stabil atau tetap, tetapi sebagian yang lain bersifat proporsional dengan tingkat keuntungan yang dicapai. Apabila perusahaan tidak mendapatkan laba, para pemegang saham masih mendapatkan dividen tetap dan apabila didapatkan keuntungan dari hasil operasinya maka didapatkan bagian dividen dari keuntungan tersebut. Universitas Sumatera Utara 16 Semua kebijakan dividen punya kesesuaian masing-masing tergantung pada perusahaannya. Jadi setiap perusahaan harus bisa menentukan kebijakan mana yang paling sesuai dengan perusahaan mereka.

2.3.4.4 Teori kebijakan dividen

Tampubolon 2005:186 menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen adalah sebagai berikut : 1. Tingkat pertumbuhan korporasi 2. Keterikatan dalam rapat 3. Profitability 4. Stabilitas laba 5. Kontrol perbaikan 6. Memahami pengungkit keuangan 7. Kemampuan untuk kondisi eksternal 8. Ukuran dan umur korporasi Perusahaan dapat menentukan kebijakan mana yang sesuai untuk mereka gunakan dalam pembagian dividen dengan cara membandingkan kebijakan dividen dengan faktor-faktor diatas.

2.3.4.5 Indikator kebijakan dividen

Menurut Warsono 203:275 indikator yang digunakan untuk mengukur kebijakan dividen ada dua, yaitu hasil dividen Dividen Yield dan rasio pembayaran dividen Dividen Payout Ratio. Dividend yield adalah suatu rasio yang menghubungkan suatu dividen yang dibayar dengan Universitas Sumatera Utara 17 harga saham biasa. Dividend yield menyediakan suatu ukuran komponen pengembalian total yang dihasilkan dividen, dengan menambahkan apresiasi harga yang ada. Beberapa investor menggunakan dividend yield sebagai suatu ukuran resiko dan sebagai suatu penyaring investasi, yaitu mereka akan berusaha menginvestasikan dananya dalam saham yang menghasilkan dividend yield yang tinggi. Menurut Warsono 2003:275 Dividen yield secara matematis diformulasikan sebagai berikut di bawah ini. Dividend Yield = dividen per lembar saham x 100 harga per lembar saham Indikator kedua yang digunakan untuk mengukur kebijakan dividen adalah rasio pembayaran dividen dividend payout Ratio. Besar atau kecilnya payout ratio ditentukan oleh kebijakan dividen suatu perusahaan. Dividend Payout Ratio lebih populer digunakan sebagai indikator kebijakan dividen dibandingkan dengan dividend yield. Menurut Warsono 2003:27. Dividend Payout Ratio merupakan rasio hasil perbandingan antara dividen dengan laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa. Dividend Payout Ratio = Dividen per lembar saham x 100 Laba per lembar saham Universitas Sumatera Utara 18

2.4 Tinjauan Penelitian terdahulu

Pradhono dan Yulius Jogi Christiwan 2004 melakukan penelitian dengan objek perusahaan manufaktur mengenai pengaruh Economic Value Added EVA, Residual Income Earnings, dan Arus Kas Operasi terhadap return yang diterima pemegang saham. Penelitian ini menunjukkan bahwa arus kas operasi mempunyai pengaruh paling signifikan terhadap return yang diterima oleh pemegang saham, kemudian diikuti variabel earning. Sedangkan EVA tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return yang diterima pemegang saham. Michell Suharli 2007 melakukan penelitian dengan objek perusahaan perusahaan industry yang bergerak di bidang jasaservice yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2007-2009. Penelitian ini menggunakan variabel Return On Equity, Fixed Asset, Current Ratio dan Dividend Payout Ratio. Dan hasil penelitian menunjukkan bahwa Return On Equity berpengaruh terhadap dividen tunai perusahaan, fixed asset tidak berpengaruh terhadap dividen tunai perusahaan, sedangkan Current Ratio dapat digunakan sebagai variabel penguat karena mempunyai pengaruh yang signifikan Indah Agustina Manurung 2009 melakukan penelitian mengenai pengaruh laba dan arus kas dari operasi terhadap kebijakan dividen Dividend Payout Ratio dari perusahaan manufaktur go publik sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2007. Dan hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial laba bersih tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio, Universitas Sumatera Utara 19 sedangkan arus kas operasi berpengaruh positif signifikan terhadap dividend payout ratio. 2.5 Kerangka Konseptual dan Hipotesis

2.5.1 Kerangka konseptual

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh return on investment ROI dan arus kas operasi terhadap kebijakan dividen. Dalam memutuskan kebijakan dividen, perusahaan akan dipengaruhi oleh beberapa factor yang secara teori dapat mempengaruhi kebijakan dividen. Faktor yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah profitabilitas yang akan diukur dengan ROI dan arus kas perusahaan yang berasal dari aktivitas operasi. Profitabilitas pada dasarnya merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Profitabilitas yang tinggi menggambarkan laba perusahaan yang meningkat yang berarti perusahaan mampu untuk membayar dividen atau bahkan dividen yang akan dibayarkan juga meningkat. Sebagaimana tertera pada penjelasan sebelumnya, teori yang mendukung bahwa profitabilitas yang tinggi akan membayar dividen dalam jumlah yang besar. Demikian juga dengan tersedianya kas perusahaan melalui operasinya yang berarti juga mampu menghasilkan kas bagi perusahaan dan kemudian akan dibagikan kepada para pemegang saham. Oleh karena itu, hubungan antara Return on Investment ROI, arus kas operasi, dan kebijakan dividen dapat digambarkan dalam kerangka di bawah ini. Universitas Sumatera Utara 20 Gambar 2.1 Kerangka Konseptual H1 H2 H3 Sumber : data yang diolah penulis, 2012 Return on Investment ROI adalah merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan, semakin tinggi rasio ini maka semakin baik keadaan suatu perusahaan. Maka bisa dibilang semakin tinggi rasio ini maka semakin tinggi dividen yang akan dibayarkan. Arus kas operasi adalah laporan mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas. Dan jika semakin tinggi arus kas maka semakin baik perputaran uang dalam perusahaan tersebut, dan ini tentu mempengaruhi pembayaran dividen perusahaan. Kebijakan dividen merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan Kebijakan Dividen DPR Y Return On Investment ROI Arus Kas Operasi Universitas Sumatera Utara 21 investasi di masa yang akan datang. kebijakan dividen korporasi penting untuk menjaga kepentingan dan kepercayaan investor kepada perusahaan.

2.5.2 Hipotesis Penelitian

Menurut kuncoro 2003:47 Hipotesis adalah suatu penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena, atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi. Terdapat beberapa hipotesis dalam penelitian ini. H1 = Return on Investment ROI secara parsial berpengaruh terhadap kebijakan dividen. H2 = Arus kas operasi perusahaan secar parsial berpengaruh terhadap kebijakan dividen. H3 = Return on Investment ROI dan arus kas operasi perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Universitas Sumatera Utara 22 BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Umar 2003:30, Penelitian ini menggunakan desain kausal yaitu untuk mengukur pengaruh antara variabel-variabel penelitan, atau berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya. Dalam penelitian ini, hubungan tersebut bertujuan untuk menguji pengaruh Return on Investment ROI dan arus kas operasi terhadap kebijakan dividen.

3.2 Jenis Data dan Sumber Data

Dokumen yang terkait

Pengaruh Return On Investment (Roi) Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 55 90

PENGARUH RETURN ON INVESTMENT (ROI), INVESTMENT OPPURTUNITY SET (IOS), DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 18

Pengaruh Roi (Return On Investment) Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 1

Pengaruh Roi (Return On Investment) Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Roi (Return On Investment) Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

Pengaruh Roi (Return On Investment) Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 22

Pengaruh Roi (Return On Investment) Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 3 3

Pengaruh Roi (Return On Investment) Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Return on Investment dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 16

SKRIPSI PENGARUH ROI (RETURN ON INVESTMENT) DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 10