4
Dividend Payout ratio, secara khusus untuk perusahaan-perusahaan manufaktur yang listing di BEI dari tahun 2008-2010. Apakah perusahaan
perusahaan manufaktur ini juga mengalami fenomena tersebut diatas. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian mengenai “Pengaruh Return on Investment ROI
dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apakah Return on Investment ROI secara parsial
berpengaruh terhadap kebijakan dividen ? 2.
Apakah arus kas operasi secara parsial berpengaruh terhadap kebijakan dividen ?
3. Apakah Return on Investment dan arus kas operasi secara
simultan berpengaruh terhadap kebijakan dividen ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah tersebut diatas, maka penulis membuat tujuan penelitian sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui pengaruh Return on Investment ROI
secara parsial terhadap kebijakan dividen.
Universitas Sumatera Utara
5
b. Untuk mengetahui pengaruh arus kas operasi secara parsial
terhadap kebijakan dividen. c.
Untuk mengetahui pengaruh Return on Investment ROI dan arus kas operasi secara simultan terhadap kebijakan dividen.
1.4 Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan penelitian tersebut diatas, maka penulis membuat manfaat penelitian
sebagai berikut : 1.
Bagi peneliti, sebagai salah satu upaya untuk menambah pengetahuan dan memperdalam ilmu di bidang yang di teliti,
serta sebagai bahan referensi apabila dimintai pendapat mengenai pengaruh ROI dan arus kas operasi terhadap
kebijakan dividen 2.
Bagi investor, sebagai bahan masukan dan acuan mengenai pengambilan keputusan dalam menentukan perushaan yang
layak diberikan dana investasi. 3.
Bagi peneliti selanjutnya, dapat menjadi bahan referensi dan dasar pengembangan ilmu penelitian untuk penelitian lebih
lanjut.
Universitas Sumatera Utara
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Profitabilitas
Pada umumnya profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Menurut sartono 2011:120, “Profitabilitas adalah
kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri”. Para investor tetap tertarik
terhadap profitabilitas perusahaan karena profitabilitas merupakan indikator yang paling baik mengenai kesehatan keuangan perusahaan.
Pengukuran profitabilitas dapat dilakukan dengan membandingkan tingkat Return on Investmen ROI yang diharapkan dengan tingkat return
yang diminta para investor dalam pasar modal. Profitabilitas perusahaan biasanya diukur dengan menggunakan rasio keuangan yang diambil dari
informasi akuntansi yang terdapat dalam laporan keuangan. Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan menghasilkan laba dan juga untuk mengetahui efektivitas perusahaan dalam mengelola sumber-sumber daya yang dimilikinya. Ada
tiga rasio yang biasa digunakan dalam mengukur tingkat profitabilitas perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
7
2.1.1 Profit Margin
Profit margin menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Hanafi
2005:42 menyatakan bahwa rasio ini juga bisa diinterprestasikan sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya di perusahaan pada periode
tertentu. Profit margin yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu. Secara
umum, rasio yang rendah menunjukkan ketidakefisienan manajemen. Berikut ini merupakan rumus yang digunakan untuk menghitung
profitabilitas perusahaan Profit Margin
= Laba bersih setelah pajak x 100
Penjualan
2.1.2 Return on Investment ROI
Return on Investment ROI sering disebut sebagai Return on Assets ROA. Menurut Syamsudin 2000:63
“ROI Return On Investment atau yang sering disebut Return On Total Assets adalah merupakan pengukuran
kemampuan perusahaan secara keseluruhan, semakin tinggi rasio ini maka semakin baik keadaan suatu perusahaan.” ROI dihitung dengan cara
membandingkan laba bersih setelah pajak dengan total asset ROI ROA
= Laba bersih setelah pajak x 100
Total Aktiva
Universitas Sumatera Utara
8
2.1.3 Return on Equity ROE
Syamsudin 2000:64 menyatakan “Return on Equity ROE merupakan suatu pengukuran dari penghasilan yang tersedia bagi para
pemilik perusahaan atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan. Angka yang tinggi untuk ROE menunjukkan tingkat
profitabilitas yang tinggi. Rasio ROE tidak memperhitungkan dividen maupun capital gain untuk pemegang saham yang sebenarnya. Berikut ini
merupakan rumus untuk menghitung ROE. ROE =
Laba bersih setelah pajak x 100 Total Ekuitas
2.2 Laporan Arus Kas
Laporan arus kas merupakan suatu laporan yang menyajikan informasi aliran arus kas masuk dan keluar bersih pada periode tertentu,
misalnya bulanan atau tahunan. Aliran kas diperlukan terutama untuk mengetahui kemampuan perusahaan yang sebenarnya untuk memenuhi
kewajiban perusahaan sehingga dapat diketahui adanya perubahan aktiva lancar dan utang lancar. Laporan arus kas menjelaskan perubahan jumlah
kas atau setara kas dalam periode tertentu. Dalam laporan arus kas, penerimaan dan pengeluaran kas diklasifikasikan menurut tiga kategori
utama, yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Kegunaan informasi arus kas adalah untuk memberikan informasi
yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan dan kemampuan untuk mempengaruhi
Universitas Sumatera Utara
9
jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahaan dan peluang. Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang
dari arus kas masa depan dari berbagai perusahaan. Informasi tersebut juga meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan
karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama.
Ada 3 jenis laporan arus kas, yaitu :
2.2.1 Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Aktivitas operasi merupakan aktivitas perusahaan yang terkait dengan laba. Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan
perusahaan dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan. Kas ini diperoleh dari penjualan, penerimaan piutang, dan untuk
pembayaran hutang usaha, pembelian barang, dan biaya biaya lainnya. Selain pendapatan dan beban yang disajikan dalam laporan laba rugi,
aktivitas operasi juga meliputi arus kas masuk dan keluar bersih yang berasal dari aktivitas operasi yang terkait, seperti pemberian kredit kepada
pelanggan, investasi dalam persediaan, dan perolehan kredit dari pemasok. Aktivitas operasi terkait dengan pos-pos laporan laba rugi dan pos-pos
operasi dalam neraca, umumnya pos modal kerja seperti piutang, persediaan, pembayaran dimuka, utang dan beban akrual. Aktivitas operasi
Universitas Sumatera Utara
10
juga meliputi transaksi dan peristiwa yang tidak cocok dikelompokkan dalam aktivitas investasi atau pendanaan.
Jumlah arus kas bersih dari aktivitas operasi dapat dihitung dan dilaporkan dengan menggunakan salah satu dari dua metode, yaitu metode
langsung dan metode tidak langsung. Dalam metode langsung kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto diungkapkan,
sedangkan dalam metode tidak langsung, laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan atau
akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan di masa depan, dan juga unsur penghasilan atau beban yang berkaitan
dengan arus kas investasi atau pendanaan. Kedua metode tersebut menghasilkan jumlah yang sama, yaitu jumlah arus kas bersih yang
disediakan oleh arus kas operasi. Ikatan Akuntan Indonesia secara khusus mengatur arus kas dari
bunga dan dividen yang diterima dan dibayarkan. Menurut IAI, 2002 menyatakan bahwa bunga yang dibayar dan bunga serta dividen yang
diterima lembaga keuangan biasanya diklasifikasikan sebagai arus kas operasi. Namun demikian, bagi perusahaan lain belum ada kesepakatan
mengenai kualifikasi arus kas. Bunga yang dibayarkan dan bunga serta dividen yang diterima dapat diklasifikasikan sebagai arus kas operasi karena
mempengaruhi laba dan rugi bersih. Sebagai alternatif, bunga yang dibayar dan bunga serta dividen yang diterima dapat diklasifikasi, masing-masing
sebagai arus kas pendanaan, dan arus kas investasi karena merupakan biaya
Universitas Sumatera Utara
11
perolehan sumber daya keuangan atau sebagai hasil investasi return on investment. Dividen yang dibayar dapat diklasifikasikan sebagai arus kas
pendanaan karena merupakan biaya perolehan sumber daya keuangan. Sebagai alternatif, dividen yang dibayar dapat diklasifikasikan sebagai
komponen arus kas dari aktivitas operasi dengan maksud untuk membantu para pengguna laporan arus kas dalam menilai kemampuan perusahaan
membayar dividen dari arus kas operasi
2.2.2 Arus kas dari Aktivitas Investasi
Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas. Dalam aktivitas
ini, kas berasal dari penjualan aktiva tetap atau investasi pada saham atau obligasi.
2.2.3 Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta kompetisi modal dan pinjaman perusahaan.
Dalam aktivitas ini, kas berasal dari setoran modal, hutang jangka panjang, laba ditahan yang dikonversi ke dalam modal dan untuk pengembalian
modal, pembayaran dividen, dan pembayaran pokok hutang bank.
Universitas Sumatera Utara
12
2.3 Dividen 2.3.1 Pengertian Dividen
Dividen merupakan bagian dari laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa earning available for common stockholders yang
dibagikan kepada para pemegang saham biasa dalam bentuk tunai. Menurut Skousen et al 2001:757 “dividen adalah pendistribusian laba secara
proporsional kepada para pemegang saham sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya”. Distribusi laba dalam bentuk kas oleh sebuah korporasi
kepada pemegang sahamnya disebut sebagai dividen tunai. Biasanya sebuah korporasi harus memenuhi 3 kondisi terlebih dahulu agar dapat membayar
dividen tunai : 1.
Laba ditahan yang mencukupi
2. Kas yang memadai
3. Tindakan formal dari dewan komisaris
Intinya sebuah korporasi bias membayar dividen jika laba korporasi tersebut cukup untuk operasi tahun berikutnya serta tidak mempunyai
kendala dalam keuangan apabila pembayaran dividen dilakukan.
2.3.2 Jenis Dividen
Ada beberapa jenis dividen yang dibagikan perusahaan kepada para pemegang saham, jenis dividen menurut dyckman 2001:439, adalah
sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
13
1. Dividen kas
2. Dividen property
3. Dividen saham
4. Dividen likuidasi
5. Dividen skrip atau wesel
Dari jenis dividen diatas para investor paling menyukai dividen kas karena dividen kas bersifat uang tunai, jika dibandingkan dengan dividen
lain seperti dividen saham yang pembagiannya berjenis saham atau dividen property yang pembagiannya berjenis surat berharga atau aktiva non kas.
2.3.3 Prosedur Pembayaran Dividen
Tanggal yang berkaitan dengan dividen adalah declaration date, date of record, ex-dividend date, date of payment.
1. Declaration date, tanggal dimana dewan direksi mengumumkan
dividen. Pada tanggal ini, pembayaran dividen akan merupakan kewajiban yang legal dari korporasi.
2. Date of record, tanggal dimana pemegang saham berhak untuk
menerima dividen. 3.
Ex-dividend date, tanggal dimana hak atas dividen lepas dari saham. Hak atas dividen dari saham sampai 4 hari sebelum date of record.
Universitas Sumatera Utara
14
4. Date of payment, merupakan tanggal dimana korporasi akan
membayarkan dengan membagikan cheque dividen kepada pemegang saham.
Prosedur pembagian dividen berkaitan erat dengan tanggal atau waktu dikarenakan perusahaan dan para pemegang saham atau investor
sama-sama telah menentukan jadwal.
2.3.4 Kebijakan Dividen 2.3.4.1 Pengertian kebijakan dividen
kebijakan dividen merupakan keputusan pembayaran dividen yang mempertimbangkan maksimalisasi harga saham saat ini dan periode
mendatang. Atmaja 1994:351 menyatakan, “Manajemen mempunyai dua
alternatif perlakuan terhadap penghasilan bersih sesudah pajak perusahaan, pertama, dibagi kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen, kedua,
diinvestasikan kembali ke perusahaan sebagai laba ditahan”. Pada umumnya pendapatan bersih dibagi dalam bentuk dividen dan sebagian lagi kembali
diinvestasikan. Artinya, manajemen harus membuat keputusan tentang dividen, inilah yang disebut kebijakan dividen.
2.3.4.2 Kebijakan dividen bagi perusahaan
Kebijakan dividen merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam
bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan
Universitas Sumatera Utara
15
investasi di masa yang akan datang. Menurut Tampubolon 2005:183,
kebijakan dividen korporasi sangat penting untuk menjaga kepentingan investor dan kepentingan korporasi dalam hal program keuangan dan
capital budgeting korporasi, cash flow perusahaan, dan nilai modal saham perusahaan.
2.3.4.3 Jenis kebijakan dividen
Menurut indriyo dan basri 2002 :231, secara umum kebijakan dividen yang ditempuh perusahaan adalah salah satu dari 3 kebijakan
dibawah ini :
1. Stable Dividend Policy , Pada kebijaksanaan ini besarnya
dividen yang dibayarkan selalu stabil dalam jumlah yang tetap, stabil yang makin naik dan stabil yang makin menurun. Jadi,
besarnya dividen yang dibayarkan dalam jumlah yang selalu stabil walaupun terjadi fluktuasi dalam net income.
2. Flactuating Dividend Policy , Pada kebijaksanaan ini besarnya
dividen yang dibayarkan mendasarkan pada tingkat keuntungan pada setiap akhir periode, apabila tingkat keuntungan tinggi
maka besarnya dividen yang akan dibayarkan relative tinggi, juga sebaliknya.
3. Kombinasi Stable Dividend Policy dan Flactuating Dividend policy
, Pada kebijaksanaan ini besarnya dividen yang dibayarkan sebagian ada yang bersifat stabil atau tetap, tetapi
sebagian yang lain bersifat proporsional dengan tingkat keuntungan
yang dicapai.
Apabila perusahaan
tidak mendapatkan laba, para pemegang saham masih mendapatkan
dividen tetap dan apabila didapatkan keuntungan dari hasil operasinya maka didapatkan bagian dividen dari keuntungan
tersebut.
Universitas Sumatera Utara
16
Semua kebijakan dividen punya kesesuaian masing-masing tergantung pada perusahaannya. Jadi setiap perusahaan harus bisa
menentukan kebijakan mana yang paling sesuai dengan perusahaan mereka.
2.3.4.4 Teori kebijakan dividen
Tampubolon 2005:186 menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen adalah sebagai berikut :
1. Tingkat pertumbuhan korporasi
2. Keterikatan dalam rapat
3. Profitability
4. Stabilitas laba
5. Kontrol perbaikan
6. Memahami pengungkit keuangan
7. Kemampuan untuk kondisi eksternal
8. Ukuran dan umur korporasi
Perusahaan dapat menentukan kebijakan mana yang sesuai untuk mereka gunakan dalam pembagian dividen dengan cara membandingkan
kebijakan dividen dengan faktor-faktor diatas.
2.3.4.5 Indikator kebijakan dividen
Menurut Warsono 203:275 indikator yang digunakan untuk mengukur kebijakan dividen ada dua, yaitu hasil dividen Dividen Yield
dan rasio pembayaran dividen Dividen Payout Ratio. Dividend yield adalah suatu rasio yang menghubungkan suatu dividen yang dibayar dengan
Universitas Sumatera Utara
17
harga saham biasa. Dividend yield menyediakan suatu ukuran komponen pengembalian total yang dihasilkan dividen, dengan menambahkan
apresiasi harga yang ada. Beberapa investor menggunakan dividend yield sebagai suatu ukuran resiko dan sebagai suatu penyaring investasi, yaitu
mereka akan berusaha menginvestasikan dananya dalam saham yang menghasilkan dividend yield yang tinggi. Menurut Warsono 2003:275
Dividen yield secara matematis diformulasikan sebagai berikut di bawah ini.
Dividend Yield =
dividen per lembar saham x
100 harga per lembar saham
Indikator kedua yang digunakan untuk mengukur kebijakan dividen adalah rasio pembayaran dividen dividend payout Ratio. Besar atau
kecilnya payout ratio ditentukan oleh kebijakan dividen suatu perusahaan. Dividend Payout Ratio lebih populer digunakan sebagai indikator kebijakan
dividen dibandingkan dengan dividend yield. Menurut Warsono 2003:27. Dividend Payout Ratio merupakan rasio hasil perbandingan antara dividen
dengan laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa.
Dividend Payout Ratio = Dividen per lembar saham x 100
Laba per lembar saham
Universitas Sumatera Utara
18
2.4 Tinjauan Penelitian terdahulu
Pradhono dan Yulius Jogi Christiwan 2004 melakukan penelitian dengan objek perusahaan manufaktur mengenai pengaruh Economic Value
Added EVA, Residual Income Earnings, dan Arus Kas Operasi terhadap return yang diterima pemegang saham. Penelitian ini menunjukkan bahwa
arus kas operasi mempunyai pengaruh paling signifikan terhadap return yang diterima oleh pemegang saham, kemudian diikuti variabel earning.
Sedangkan EVA tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return yang diterima pemegang saham.
Michell Suharli 2007 melakukan penelitian dengan objek perusahaan perusahaan industry yang bergerak di bidang jasaservice yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2007-2009. Penelitian ini menggunakan variabel Return On Equity, Fixed Asset, Current Ratio dan
Dividend Payout Ratio. Dan hasil penelitian menunjukkan bahwa Return On Equity berpengaruh terhadap dividen tunai perusahaan, fixed asset tidak
berpengaruh terhadap dividen tunai perusahaan, sedangkan Current Ratio dapat digunakan sebagai variabel penguat karena mempunyai pengaruh
yang signifikan Indah Agustina Manurung 2009 melakukan penelitian mengenai
pengaruh laba dan arus kas dari operasi terhadap kebijakan dividen Dividend Payout Ratio dari perusahaan manufaktur go publik sejak tahun
2005 sampai dengan tahun 2007. Dan hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial laba bersih tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio,
Universitas Sumatera Utara
19
sedangkan arus kas operasi berpengaruh positif signifikan terhadap dividend
payout ratio. 2.5 Kerangka Konseptual dan Hipotesis
2.5.1 Kerangka konseptual
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh return on investment ROI dan arus kas operasi terhadap kebijakan dividen. Dalam
memutuskan kebijakan dividen, perusahaan akan dipengaruhi oleh beberapa factor yang secara teori dapat mempengaruhi kebijakan dividen. Faktor
yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah profitabilitas yang akan diukur dengan ROI dan arus kas perusahaan yang berasal dari aktivitas operasi.
Profitabilitas pada dasarnya merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Profitabilitas yang tinggi menggambarkan laba
perusahaan yang meningkat yang berarti perusahaan mampu untuk membayar dividen atau bahkan dividen yang akan dibayarkan juga
meningkat. Sebagaimana tertera pada penjelasan sebelumnya, teori yang mendukung bahwa profitabilitas yang tinggi akan membayar dividen dalam
jumlah yang besar. Demikian juga dengan tersedianya kas perusahaan melalui operasinya yang berarti juga mampu menghasilkan kas bagi
perusahaan dan kemudian akan dibagikan kepada para pemegang saham. Oleh karena itu, hubungan antara Return on Investment ROI, arus kas
operasi, dan kebijakan dividen dapat digambarkan dalam kerangka di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
20
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
H1 H2
H3 Sumber : data yang diolah penulis, 2012
Return on Investment ROI adalah merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan, semakin tinggi rasio ini maka
semakin baik keadaan suatu perusahaan. Maka bisa dibilang semakin tinggi rasio ini maka semakin tinggi dividen yang akan dibayarkan.
Arus kas operasi adalah laporan mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas. Dan jika semakin tinggi arus kas
maka semakin baik perputaran uang dalam perusahaan tersebut, dan ini tentu mempengaruhi pembayaran dividen perusahaan.
Kebijakan dividen merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam
bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan
Kebijakan Dividen DPR
Y Return On Investment
ROI
Arus Kas Operasi
Universitas Sumatera Utara
21
investasi di masa yang akan datang. kebijakan dividen korporasi penting untuk menjaga kepentingan dan kepercayaan investor kepada perusahaan.
2.5.2 Hipotesis Penelitian
Menurut kuncoro 2003:47 Hipotesis adalah suatu penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena, atau keadaan tertentu yang telah
terjadi atau akan terjadi. Terdapat beberapa hipotesis dalam penelitian ini.
H1 = Return on Investment ROI secara parsial berpengaruh terhadap kebijakan dividen.
H2 = Arus kas operasi perusahaan secar parsial berpengaruh terhadap kebijakan dividen.
H3 = Return on Investment ROI dan arus kas operasi perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap kebijakan dividen.
Universitas Sumatera Utara
22
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Umar 2003:30, Penelitian ini menggunakan desain kausal yaitu untuk mengukur pengaruh antara variabel-variabel penelitan, atau
berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya. Dalam penelitian ini, hubungan tersebut bertujuan
untuk menguji pengaruh Return on Investment ROI dan arus kas operasi terhadap kebijakan dividen.
3.2 Jenis Data dan Sumber Data