Evaluasi Kuantitas Penggunaan Antihipertensi Dalam Unit DDD

pasien stroke. Dari penelitian ini, diperoleh total hari rawat inap pada tahun 2010 sebesar 4,26 hari rawat100 dan pada tahun 2011 sebanyak 5,03 hari rawat100. Kuantitas penggunaan antihipertensi untuk pasien stroke rawat inap di RSUD “B” tahun 2010 dan 2011 dalam satuan DDD100 pasien-hari ditunjukkan pada tabel 9. Tabel 9. Kuantitas Penggunaan Antihipertensi untuk Pasien Stroke Rawat Inap di RSUD “B” Tahun 2010 dan 2011 dalam satuan DDD100 Pasien-hari No Kode ATC Jenis Antihipertensi DDD100 Pasien-hari Jumlah 2010 2011 1 CO9AA01 Captopril 36,502 33,248 69,750 2 CO9AA03 Lisinopril 1,408 0,198 1,606 3 CO9AA05 Ramipril 0,469 0 0,469 4 CO8DA01 Verapamil 0 0,795 0,795 5 CO7AA05 Propanolol 0 0,037 0,037 6 CO7AB07 Bisoprolol 0 2,087 2,087 7 CO9CA03 Valsartan 0,938 0,198 1,136 8 CO8CA01 Amlodipin 5,399 9,145 14,544 9 CO8CA05 Nifedipin 9,780 5,235 15,015 10 CO8CA06 Nimodipin 0 0,477 0,477 11 CO8DB01 Diltiazem 1,748 2,212 3,960 12 CO3AA03 Hidroklorotiazid 1,173 0 1,173 13 CO3CA01 Furosemid 14,730 8,250 22,980 14 CO3DA01 Spironolakton 0,312 0,450 0,762 15 CO2AC01 Clonidin 5,086 3,909 8,995 Jumlah 77,545 66,241 143.786 Rata-rata 7,049 5,095 Dari tabel 9, semakin besar nilai DDD100 Pasien-hari berarti menunjukan pemakaian antihipertensi yang besar pula. Kuantitas penggunaan antihipertensi yang memiliki jumlah tertinggi pada tahun 2010 dan 2011 yaitu Captopril. Perhitungan DDD untuk Captopril pada tahun 2010 mencapai 36,502 DDD100 Pasien-hari dan pada tahun 2011 sebanyak 33,248 DDD100. Jadi, dalam 100 hari rawat pada tahun 2010 ada 36 pasien yang mendapatkan 1 DDD captopril sebesar 50 mghari dan 33 pasien yang mendapat 1 DDD Captopril sebesar 50 mg hari pada tahun 2011. Captopril merupakan antihipertensi dengan penggunaan paling tinggi pada tahun 2010 dan 2011. Captopril merupakan golongan ACE-Inhibitor, merupakan obat yang bekerja dengan menghambat angiotensin converting enzyme ACE yang dalam keadaan normal bertugas menaktifkan angiotensin I menjadi angiotensin II berperan penting dalam regulasi tekanan darah arteri Sukandar et al , 2008. Menurut Saseen Maclaughlin 2008, untuk penyakit stroke obat 8 antihipertensi pilihan pertama adalah golongan ACE-Inhibitor. Tetapi obat ini kurang bermanfaat untuk pasien geriatri, dan sebaiknya untuk pasien geriatri diberikan obat golongan Calcium Channel Bloker seperti Amlodipin atau Nifedipin. Antihipertensi kedua yang terbanyak adalah Furosemid, pada tahun 2010 sebanyak 14,730 DDD100 Pasien-hari sedangkan ditahun 2011 sebanyak 8,250 DDD100 Pasen-hari. Furosemid adalah diuretik derivat asam atranilat. Aktivitas diuretik Furosemid terutama dengan jalan menghambat absorbsi natrium dan klorida, tidak hanya pada tublus proksimal dan tubulus distal, tapi juga pada loop of Henle Sukandar, 2008. Penggunaan antihipertensi terbanyak selanjutnya adalah obat golongan Calcium Channel Bloker Nifedipin dan Amlodipin. Pada tahun 2010 jumlah penggunaan Nifedipin sebanyak 9,780 DDD100 Pasien-hari, sedangkan pada tahun 2012 sebanyak 5,235 DDD100 Pasien-hari. Untuk Amlodipin, penggunaan pada tahun 2010 jumlahnya sebanyak 5,399 DDD100 Pasien-hari sedangkan penggunaan pada tahun 2012 sebanyak 9,145 DDD100 Pasien-hari. Golongan Calcium Channel Bloker menyebabkan melebarnya pembuluh darah dengan mekanisme yang benar-benar berbeda yaitu dengan menghambat masuknya ion kalsium melewati slow channel yang terdapat pada membran sel sarkolema, Obat antagonis kalsium merupakan penghambat vasospasme yang kuat, karena kerjanya langsung mendilatasi arteri epikardial tempat spasme terjadi, sehingga langsung dapat mengatasi atau mencegah terjadinya vasospasme tersebut Oates Brown, 2001. Untuk itu dalam penelitian selanjutnya diharapkan data yang diambil dalam satu tahun penuh sehingga dapat menggambarkan penggunaan antihipertensi yang sebenarnya. C. Profil Penggunaan Antihipertensi pada Tahun 2010 dan 2011 Berdasarkan Profil DU 90 DU 90 diperoleh dengan cara membagi jumlah DDD100 pasien-hari dari antihipertensi dengan total DDD100 pasien-hari dari semua antihipertensi yang digunakan kemudian dikali 100. Persentase penggunaan antihipertensi selanjutnya dikumulatifkan dan diurutkan dari persentase tertinggi ke persentase 9 terendah. Obat yang masuk dalam segmen DU 90 adalah obat yang masuk dalam akumulasi 90 penggunaan. Profil DU 90 penggunaan antihipertensi berdasarkan jenis antihipertensi di RSUD “B” tahun 2010 dan 2011 dapat dilihat di tabel 10. Tabel 10. Profil DU 90 Penggunaan Antihipertensi Berdasarkan Jenis Antihipertensi di RSUD “B” Tahun 2010 Kode Jenis Antihipertensi Penggunaan Akumulasi Segmen CO9AA01 Captopril 47,07 47,07 DU 90 CO3CA01 Furosemid 19 66,07 CO8CA05 Nifedipin 12,61 78,68 CO8CA01 Amlodipin 6,96 85,64 CO2AC01 Clonidin 6,56 92,2 CO8DB01 Diltiazem 2,25 94,45 DU 10 CO9AA03 Lisinopril 1,81 96,26 CO3AA03 Hidroklorotiazid 1,51 97,41 CO9CA03 Valsartan 1,22 98,63 CO9AA05 Ramipril 0,60 99,23 CO3DA01 Spironolakton 0,41 100 Gambar 2. Persentase DU90 antihipertensi pada Tahun 2010 Tabel 11. Profil DU 90 Penggunaan Antihipertensi berdasarkan Jenis Antihipertensi di RSUD “B” Tahun 2011 Kode Jenis Antihipertensi Penggunaan Akumulasi Segmen CO9AA01 Captopril 50,19 50,19 DU 90 CO8CA01 Amlodipin 13,80 63,99 CO3CA01 Furosemid 12,45 76,44 CO8CA05 Nifedipin 7,90 84,34 CO2AC01 Clonidin 5,90 90,24 CO8DB01 Diltiazem 3,34 93,58 DU 10 CO9AA03 Lisinopril 3,15 96,73 CO8DA01 Verapamil 1,12 97,98 CO8CA06 Nimodipin 0,73 98,71 CO3DA01 Spironolakton 0,68 99,39 CO9CA03 Valsartan 0,30 99,69 CO9AA05 Bisoprolol 0,30 99,95 CO7AB07 Propanolol 0,05 100 10 Gambar 3. Penggunaan DU90 Antihipertensi Tahun 2011 Diperoleh data DU90 memperlihatkan pola penggunaan obat yang dipakai oleh pasien rawat inap di RSUD “B” tahun 2010. Dari data pada tabel 10 dan gambar 2 menunjukkan bahwa obat antihipertensi yang masuk segmen DU90 adalah terdiri dari golongan ACE Inhibitor Captopril 47,07, golongan diuretik Furosemid 19, golongan CCB Nifedipin12,61 dan Amlodipin 6,96, dan golongan reseptor agonis Clonidin 6,56. Sedangkan yang masuk dalam segmen DU10 adalah Diltiazem 2,25, Lisinopril 1,81, Hidroklorotiazid 1,51, Valsartan 1,22, Ramipril 0,60, dan Spironolakton 0,41. Sedangkan pada tahun 2011 tidak mengalami begitu banyak perubahan. Pada tabel 11 dan gambar 3, penggunaan obat antihipertensi yang masuk segmen DU90 yaitu ACE Inhibitor Captopril 50,19, golongan diuretik Furosemid 12,45, golongan CCB Amlodipin 13,80 dan Nifedipin 7,90, dan golongan reseptor agonis Clonidin 5,90. Sedangkan Diltiazem 3,34, Lisinopril 3,15, Verapamil 1,12, Nimodipin 0,73, Spironolakton 0,68, Valsartan 0,3, Bisoprolol 0,3 dan Propanolol 0,05.

D. Statistik Paired T- test

Kuantitas antihipertensi yang digunakan pada tahun 2010 dan 2011 tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Hal ini dapat dibuktikan melalui Paired T-test dengan taraf kepercayaan 95. Setelah dilakukan Paired T-test menunjukkan hasil 0,267. Jika diperoleh nilai p 0,05, artinya terdapat perbedaan yang signifikan, sedangkan jika nilai p 0,05 artinya tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. 11

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari penelitian tentang pengukuran kuantitas dan kualitas penggunaan antihipertensi di RSUD “B” pada pasien stroke rawat inap pada tahun 2010 dan 2011 dengan menggunakan metode ATCDDD didapatkan hasil : 1. Tiga antihipertensi terbanyak yang digunakan untuk pasien stroke rawat inap di RSUD “B” pada tahun 2010 adalah Captopril 36,502 DDD100 Pasien-hari, Furosemid 14,730 DDD100 Pasien-hari dan Nifedipin 9,780 DDD100 Pasien-hari. Sedangkan pada tahun 2011 adalah Captopril 33,248 DDD100 Pasien-hari, Amlodipin 9,145 DDD100 Pasien-hari, dan Furosemid 8,250 DDD100 Pasien-hari. 2. Selama periode tahun 2010 dan 2011, penggunaan antihipertensi untuk pasien stroke di RSUD “B” tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disampaikan beberapa saran, yaitu: a. Petugas medis agar mempertimbangkan pemilihan obat yang sesuai dengan keadaan pasien efikasi, interaksi dan efek samping yang ditimbulkan. b. Pada penelitian selanjutnya diharapkan data yang diambil dalam satu tahun penuh sehingga dapat menggambarkan penggunaan antihipertensi yang sebenarnya. c. Dapat dilakukan penelitian kualitatif lebih lanjut mengenai hubungan antara trend penggunaan antihipertensi pada pasien stroke dengan pengobatan yang rasional.

V. DAFTAR ACUAN

Birkett, D.J., The Future of ATCDDD and Drug Utilization Research, WHO Drug Information 16 2002 3 : 238-239. Chobanian, A.V., Bakris, G.L., Black, H.R., Cushman, W.C., Green, L.A., Izzo, J.L., Jones, D.W., Materson, B.J., Oparil, S., Wright, J.T., 2004, The Seventh Report of The Joint National Comittee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure, National Institute of US Departement of Health and Human Service, New York. 12

Dokumen yang terkait

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI DENGAN GAGAL GINJAL Evaluasi Penggunaan Obat Antihipertensi pada Pasien Hipertensi dengan Gangguan Ginjal di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi tahun 2010.

0 1 10

PENDAHULUAN Evaluasi Penggunaan Obat Antihipertensi pada Pasien Hipertensi dengan Gangguan Ginjal di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi tahun 2010.

0 4 7

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI DENGAN GAGAL GINJAL Evaluasi Penggunaan Obat Antihipertensi pada Pasien Hipertensi dengan Gangguan Ginjal di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi tahun 2010.

0 1 17

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT TERAPI PEMELIHARAAN STROKE PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD EVALUASI PENGGUNAAN OBAT TERAPI PEMELIHARAAN STROKE PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2010.

0 0 16

PENDAHULUAN EVALUASI PENGGUNAAN OBAT TERAPI PEMELIHARAAN STROKE PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2010.

0 0 21

EVALUASI KETEPATAN DOSIS DAN APLIKASI METODE ATC/DDD PADA PASIEN HIPERTENSI DI INSTALASI RAWAT Evaluasi Ketepatan Dosis Dan Aplikasi Metode Atc/Ddd Pada Pasien Hipertensi Di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi Tahun 2010 Dan 2011.

0 3 11

PENDAHULUAN Evaluasi Ketepatan Dosis Dan Aplikasi Metode Atc/Ddd Pada Pasien Hipertensi Di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi Tahun 2010 Dan 2011.

1 11 9

EVALUASI DOSIS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI DI INSTALASI RAWAT INAP Evaluasi Ketepatan Dosis Dan Aplikasi Metode Atc/Ddd Pada Pasien Hipertensi Di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi Tahun 2010 Dan 2011.

1 2 14

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DENGAN METODE ATC/DDD PADA PASIEN STROKE Evaluasi Penggunaan Obat Antihipertensi Dengan Metode Atc/Ddd Pada Pasien Stroke Rawat Inap Rsud Dr. Moewardi Tahun 2010 Dan 2011.

2 5 12

PENDAHULUAN Evaluasi Penggunaan Obat Antihipertensi Dengan Metode Atc/Ddd Pada Pasien Stroke Rawat Inap Rsud Dr. Moewardi Tahun 2010 Dan 2011.

5 16 18