EVALUASI KARAKTERISTIK PARKIR SEPEDA MOTOR (Studi Kasus RS Islam Yogyakarta PDHI) Lokasi : Jl. Solo Km 12,5, Tirto Martani, Kalasan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta

(1)

(Studi Kasus RS Islam Yogyakarta PDHI)

Lokasi : Jl. Solo Km 12,5, Tirto Martani, Kalasan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta

Disusun Oleh : ELAN HADI WIBOWO

20060110033

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2017


(2)

i

(Studi Kasus RS Islam Yogyakarta PDHI)

Lokasi : Jl. Solo Km 12,5, Tirto Martani, Kalasan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta

Disusun Oleh : ELAN HADI WIBOWO

20060110033

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2017


(3)

ii

(Studi Kasus RS Islam Yogyakarta PDHI)

Lokasi : Jl. Solo Km 12,5, Tirto Martani, Kalasan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta

Disusun guna melengkapi persyaratan untuk mencapai derajat kesarjanaan Strata-1 (S1)

Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh : ELAN HADI WIBOWO

20060110033

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2017


(4)

v

kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik”

(Evelyn Underhill)

Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya

bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya

kepada Tuhanmulah engkau berharap

(QS. Al-Insyirah : 6-8)

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagi kamu. Dan

boleh jadi kamu mencintai sesuatu, padahal ia amat buruk bagi kamu. Allah

Maha mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui”

(QS. Al-Baqarah : 216)

“Barang siapa bertakwa pada Allah, maka Allah memberikan jalan keluar kepadanya dan memberi rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Barang

siapa yang bertakwa pada Allah, maka Allah jadikan urusannya menjadi mudah. Barang siapa yang bertakwa pada Allah akan dihapuskan

dosa-dosanya dan mendapatkan pahala yang agung”

(QS. Ath-Thalaq : 2,3,4)

“Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,

kelaparan, kekurangan harta, kehilangan jiwa (kematian) dan buah-buahan.

Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar”


(5)

vi

memberikan dukungan ataupun dorongan, baik secara moral maupun secara materil, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini meskipun masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Persembahan karya tulis ini, penulis haturkan kepada :

1. Allah SWT, yang telah memberikan hambanya kekuatan, kesabaran dan

semangat dalam menghadapi segala cobaan serta memberikan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Almarhum Ibu dan Bapak, terimakasih sudah membesarkan dan mendidikku.

Do’aku menyertaimu, semoga tenang di Surga-Nya, amin.

3. Kakak dan Adik, mas dodi, mas teguh, mba indah dan adikku intan yang selalu memberikan motivasi untuk segera menyelesaikan Skripsi.

4. Megawati, kekasih yang terkadang menyebalkan tapi merindukan.

5. Bapak Emil Adly, terimakasih atas bimbingannya selama ini, semoga Allah membalas semua kebaikannya, amin.

6. Bapak Wahyu Widodo, terimakasih atas kebaikannya, semoga Allah selalu memberikan kesehatan, amin

7. Ibu Anita Widianti, terimakasih atas segala bantuannya selama ini, semoga Allah selalu memberikan kesehatan dan pahala yang berlipat ganda, amin. 8. Seluruh Dosen-dosen Teknik Sipil yang telah mengajarkan dan memberikan

ilmu selama ini, semoga bisa menjadi ilmu yang bermanfaat.

9. Karyawan-karyawan Jurusan Teknik Sipil dan Fakultas Teknik yang sudah sering kurepotkan, semoga sehat dan sukses selalu.

10. Ibu Anna, terimakasih atas ijin penelitian di Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI.

11. Teman-teman ‘Wisma Damai’ yang selalu mengingatkan dan bertanya kapan


(6)

ix

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

INTISARI ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Penelitian ... 2

D. Manfaat Penelitian ... 3

E. Ruang Lingkup dan Batasan Masalah... 3

F. Keaslian Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

A. Definisi Parkir ... 5

B. Jenis Parkir ... 7

C. Kapasitas Parkir ... 12

D. Kegiatan Parkir ... 13

E. Survei-survei Perparkiran ... 17

F. Pengendalian Parkir ... 18

G. Pengendalian Permintaan ... 19

H. Penelitian Sebelumnya ... 23

BAB III LANDASAN TEORI ... 30

A. Parkir ... 30

B. Satuan Ruang Parkir (SRP) ... 30


(7)

x

B. Lokasi Penelitian ... 52

C. Waktu Penelitian ... 53

D. Pengambilan Data ... 53

E. Pelaksanaan Penelitian ... 54

F. Rekapitulasi Data Penelitian ... 54

G. Analisis Data Penelitian ... 55

H. Tahap Survei ... 55

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 60

A. Analisa Data Sekunder ... 60

B. Akumulasi Parkir ... 61

C. Volume Parkir ... 70

D. Tingkat Turnover ... 75

E. Indeks Parkir ... 76

F. Headway ... 79

G. Durasi Parkir ... 82

H. Kapasitas Ruang Parkir ... 86

I. Kebutuhan Ruang ... 87

J. Analisis Data Parkir ... 88

K. Analisa Data Rekomendasi ... 89

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 91

A. Kesimpulan ... 91

B. Saran ... 92

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

(Studi Kasus

RS

lslam l'ogyakarta

pllHl)

Lokasi : Jl. solo Km 12,5, Tirto Martani, Kalasan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta

Disusun guna melengkapi persyaratan untuk mencapai

derajat kesarjanaan Strata-1 (S1)

Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik

UniVersitas Muhammadiyah yogyakarta

Disusun Oleh : ELAN HADI WIBOWO

200601 10033

Telah disetujui dan disahkan oleh Tim penguji

Ir. Wahvu Widodo. M.T.

Ketua Tim Penguji

Ernil Adly. S.T.. M.Ens. Anggota Tim Penguji

I

Anita Rahmawati. S.T.^ M.Sc. Anggota Tim Penguji

II

ilt

Maret2017


(9)

iv

ini terletak di Jl. Solo Dusun Cupuwatu, Kelurahan Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman KM 12,5 Daerah Istimewa Yogyakarta. Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI diharapkan untuk menyediakan fasilitas parkir sepeda motor yang memadai agar dapat menampung seluruh kendaraan karyawan dan pengunjung sehingga tidak menimbulkan kesemrawutan yang dapat mengganggu kelancaran proses pemeriksaan kesehatan yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah sepeda motor, karakteristik parkir (akumulasi parkir, volume parkir, tingkat turnover, indeks parkir, headway, durasi parkir, kebutuhan ruang parkir), dan rekomendasi.

Penelitian dilakukan dengan melakukan survei di lokasi penelitian, yaitu dengan mengukur luas area parkir, jumlah petak parkir dan mencatat plat nomor sepeda motor yang masuk dan keluar di titik/area pengamatan. Survei dilaksanakan selama 3 (tiga) hari, yaitu hari Jum’at, Minggu dan Selasa pada tanggal 16, 18, dan 20 Desember 2016. Data diambil pada pukul 07.00 – 22.00 WIB.

Hasil analisis data selama penelitian, diperoleh jumlah maksimal sepeda motor terbanyak 645 kendaraan pada hari Selasa, akumulasi parkir maksimal sebanyak 350 kendaraan pada hari Jum’at pukul 19.30 – 19.45, volume parkir terbesar 645 kendaraan pada hari Selasa, tingkat turnover terbesar 3,51 kendaraan/petak/hari pada hari Selasa, indeks parkir terbesar 190,2 % pada hari Jum’at, headway total rata-rata terbesar 3,24 menit/kendaraan pada hari Minggu, durasi parkir total rata-rata 130 menit pada hari Minggu dan kebutuhan ruang parkir 525 m2. Luas lahan parkir 545,94 m2 sedangkan kapasitas ruang parkir yang disediakan 276 m2 tidak mencukupi untuk menampung 525 m2. Sisa lahan parkir sebesar 269,94 m2, oleh karena itu peneliti merekomendasikan sisa lahan parkir sebelah utara dan timur dapat digunakan untuk menambahkan kebutuhan ruang parkir agar mampu menampung semua kendaraan karyawan dan pengunjung serta membuka pintu masuk/keluar sebelah timur agar memudahkan manuver tanpa harus berputar arah untuk keluar dari area parkir sepeda motor.


(10)

1

A. Latar Belakang

Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI adalah salah satu Rumah Sakit yang

didirikan oleh Persaudaraan Djama’ah Haji Indonesia (PDHI) dan merupakan

fasilitas pelayanan publik yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Rumah Sakit ini terletak di Jl. Solo Dusun Cupuwatu, Kelurahan Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman KM 12,5 Daerah Istimewa Yogyakarta dan Operasional Pembangunannya dipimpin oleh Prof. DR. dr. H. Lamsudin, M.Med., Sc.,Sp. Sk sebagai Panitia Pembangunan yang dibentuk pada tanggal 1 Oktober 1992 (masih berstatus Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin) dan diresmikan pada tanggal 2 Agustus 1997.

Seiring dengan meningkatnya pasien dan kepemilikan kendaraan bermotor setiap tahunnya akan membawa konsekuensi pertambahan area parkir yang diperlukan. Kenaikan kepemilikan kendaraan ini terkadang tidak diimbangi dengan tersedianya prasarana yang memadai. Salah satu sarana transportasi adalah

lahan parkir, baik lahan parkir di badan jalan (on street parking) maupun tempat

parkir di lapangan atau gedung parkir (off street parking).

Oleh karenanya, Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI dituntut untuk menyediakan fasilitas parkir yang memadai agar dapat menampung kendaraan karyawan dan pengunjung yang datang sehingga tidak terjadi gangguan terhadap lalu lintas dirumah sakit tersebut. Dengan demikian masyarakat sebagai pengguna pelayanan kesehatan dapat terlayani dengan baik.

Kondisi ruang parkir di Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI saat ini

dengan Luas lahan parkir sepeda motor 545,94 m2 (100 kendaraan parkir

pengunjung, 24 kendaraan parkir karyawan, dan 60 kendaraan parkir sementara) cukup baik/teratur, akan tetapi pada jam-jam tertentu ruang parkir terkadang tidak mampu menampung kendaraan terutama kendaraan roda dua (sepeda motor). Apabila masalah kebutuhan parkir kendaraan tersebut tidak segera diatasi maka dapat menimbulkan kesemrawutan di lingkungan Rumah Sakit, dan tentu saja hal


(11)

ini akan dapat mengganggu kelancaran proses pemeriksaan kesehatan yang ada. Untuk mengatasi hal tersebut tentunya perlu dilakukan evaluasi kinerja ruang parkir, sehingga tidak kita jumpai lagi kendaraan yang tidak mendapatkan tempat parkir. Hal ini tentunya juga bertujuan untuk mewujudkan kenyamanan dan kerapian parkir di Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui :

1. Berapa jumlah kendaraan roda dua (sepeda motor) yang parkir di Rumah

Sakit Islam Yogyakarta PDHI ?

2. Bagaimana kinerja parkir (akumulasi parkir, volume parkir, tingkat turnover,

indeks parkir, headway, durasi parkir, dan kebutuhan ruang parkir) di Rumah

Sakit Islam Yogyakarta PDHI ?

3. Bagaimana rekomendasi yang dapat diberikan kepada pihak pengelola parkir

Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui berapa jumlah kendaraan roda dua (sepeda motor) di Rumah

Sakit Islam Yogyakarta PDHI.

2. Mengkaji karakteristik parkir sepeda motor di Rumah Sakit Islam Yogyakarta

PDHI yang meliputi : akumulasi parkir, volume parkir, tingkat turnover,

indeks parkir, headway, durasi parkir, dan kebutuhan ruang parkir.


(12)

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian tentang Evaluasi Kinerja Ruang Parkir pada Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI antara lain :

1. Menambah pengetahuan tentang perparkiran di Rumah Sakit serta

mengaplikasikan ilmu Teknik Sipil, khususnya program studi transportasi dalam kehidupan nyata.

2. Memberikan informasi secara teknis pentingnya kebutuhan parkir untuk

mengantisipasi pertumbuhan parkir pada Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI.

3. Sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam merencanakan

pengembangan area parkir di Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI.

4. Menjadi referensi bagi penulis selanjutnya yang ingin menganalisis tentang

penelitian yang sejenis.

E. Ruang Lingkup dan Batasan Masalah

Agar penelitian lebih terarah dan mencapai sasaran yang diharapkan, maka pembahasannya meliputi :

1. Jenis kendaraan yang akan diteliti pada lahan parkir Rumah Sakit Islam

Yogyakarta PDHI adalah sepeda motor.

2. Perhitungan analisis parkir hanya berdasarkan data primer dan sekunder yang

diperoleh selama waktu penelitian.

3. Data kendaraan parkir diambil 3 (tiga) kali pada hari Jum’at, Minggu, dan

Selasa pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 22.00 WIB.

4. Peneliti tidak meneliti besarnya biaya parkir.

5. Pedoman penelitian mengacu pada Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan

Darat No.272/HK.105/DRJD/96 tentang Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas Parkir.


(13)

F. Keaslian Penelitian

Peneliti serupa dengan ini pernah dilakukan sebelumnya adalah

“EVALUASI KAPASITAS PARKIR RS PKU MUHAMMADIYAH UNIT 2 YOGYAKARTA” oleh Indra (2016), yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah lokasi penelitian dan penelitian ini hanya tertuju pada jenis kendaraaan sepeda motor. Dengan demikian, setahu penulis judul

mengenai “EVALUASI KARAKTERISTIK PARKIR SEPEDA MOTOR (Studi

Kasus RS Islam Yogyakarta PDHI)” pada tahun 2016 belum pernah ditulis oleh


(14)

5

A. Definisi Parkir

Kata parkir berasal dari kata park yang berarti taman. Menurut kamus

bahasa indonesia, parkir diartikan sebagai tempat menyimpan. Menurut undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan pada pasal 1 ayat (15), parkir adalah keadaan kendaraan berhenti atau tidak bergerak untuk beberapa saat dan ditinggalkan pengemudinya. Menurut Hobbs (1995), parkir diartikan sebagai suatu kegiatan meletakan atau menyimpan kendaraan di suatu tempat tertentu dalam jangka waktu yang tergantung kepada selesainya keperluan dari pengguna kendaraan tersebut. Sedangkan menurut Warpani (1990), defenisi parkir adalah meletakan keadaan pada suatu tempat atau areal untuk jangka waktu (durasi parkir) tertentu. Lalu lintas berjalan menuju suatu tempat dan setelah mencapai tempat tersebut, maka diperlukan tempat parkir. Kekurangan dalam hal penyediaan fasilitas parkir yang memadai sesuai dengan permintaan yang diharapkan dan diijinkan dapat menyebabkan kemacetan.

Di dalam Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor : 272/HK.105/DRJD/96 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir disebutkan bahwa fasilitas parkir adalah lokasi yang ditentukan sebagai tempat pemberhentian kendaraan yang tidak bersifat sementara untuk melakukan

kegiatan pada suatu kurun waktu. Tempat parkir di badan jalan (on street parking)

adalah fasilitas parkir yang menggunakan tepi jalan. Fasilitas parkir di luar jalan (off street parking) adalah fasilitas parkir kendaraan di luar tepi jalan umum yang dibuat khusus atau penunjang kegiatan yang dapat berupa tempat parkir atau gedung parkir.

Dengan meningkatnya tingkat perjalanan maka kebutuhan akan ruang parkir dikhawatirkan juga semakin meningkat. Hal ini tidak menutup kemungkinan akan perlunya kualitas lahan dan tata ruang yang digunakan untuk parkir. Selain itu kepemilikan kendaraan akan menimbulkan peningkatan


(15)

kapasitas parkir. Dalam membahas masalah perparkiran, perlu diketahui beberapa istilah penting, antara lain :

1. Kapasitas Parkir adalah kapasitas parkir (nyata)/kapasitas yang terpakai

dalam satu-satuan waktu atau kapasitas parkir yang disediakan (parkir kolektif) oleh pihak pengelola.

2. Kapasitas Normal adalah kapasitas parkir (teoritis) yang dapat digunakan

sebagai tempat parkir yang dinyatakan dalam kendaraan. Kapasitas parkir dalam gedung perkantoran tergantung dalam luas lantai bangunan, maka makin besar luas lantai bangunan, makin besar pula kapasitas normalnya.

3. Durasi Parkir adalah lamanya suatu kendaraan parkir pada suatu lokasi.

4. Kawasan Parkir adalah kawasan pada suatu area yang memanfaatkan badan

jalan sebagai fasilitas dan terdapat pengendalian parkir melalui pintu masuk.

5. Kebutuhan Parkir adalah jumlah ruang parkir yang dibutuhkan yang besarnya

dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti tingkat pemilikan kendaraan pribadi, tingkat kesulitan menuju daerah yang bersangkutan, ketersediaan angkutan umum, dan tarif parkir.

6. Lama Parkir adalah jumlah rata-rata waktu parkir pada petak parkir yang

tersedia yang dinyatakan dalan ½ jam, 1 jam, 1 hari.

7. Puncak Parkir adalah akumulasi parkir rata-rata tertinggi dengan satuan

kendaraan.

8. Jalur Sirkulasi adalah tempat yang digunakan untuk pergerakan kendaraan

yang masuk dan keluar dari fasilitas parkir.

9. Jalur Gang adalah jalur dari dua deretan ruang parkir yang berdekatan.

10. Retribusi Parkir adalah pungutan yang dikenakan pada pemakai kendaraan


(16)

B. Jenis Parkir

Lalu lintas baik yang bergerak pada suatu saat akan berhenti. Setiap perjalanan akan sampai pada tujuan sehingga kendaraan harus parkir. Sarana perparkiran merupakan bagian dari sistem transportasi dalam perjalanan mencapai tujuan karena kendaraan yang digunakan memerlukan parkir.

Sarana parkir ini pada dasarnya dapat diklasifikasikan menjadi (Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, 1998) :

1. Parkir menurut penempatannya

a. Parkir di jalan (on street parking)

Parkir di tepi jalan umum adalah jenis parkir yang penempatannya di sepanjang tepi badan jalan dengan ataupun tidak melebarkan badan jalan itu sendiri bagi fasilitas parkir. Parkir jenis ini sangat menguntungkan bagi pengunjung yang menginginkan parkir dekat dengan tempat tujuan. Tempat parkir ini dapat ditemui dikawasan pemukiman berkepadatan cukup tinggi serta pada kawasan pusat perdagangan dan perkantoran yang umumnya tidak siap untuk menampung pertambahan dan perkembangan jumlah kendaraan yang parkir. Kerugian parkir jenis ini dapat mengurangi kapasitas jalur lalu lintas yaitu badan jalan yang digunakan sebagai tempat parkir. Parkir ini terdiri dari (Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, 1998) :

1) Parkir di daerah perumahan

Akibat dari terus meningkatnya volume kendaraan di jalan serta hambatan yang diakibatkan oleh parkir kendaraan seperti terganggunya kelancaran lalu lintas dan penurunan kelas jalan, hampir pada pusat kota kebijaksanaan mengenai perparkiran mutlak diperlukan. Dalam sistem parkir di perumahan, sebenarnya terdapat

disbenefit/kerugian dari berjejernya parkir disepanjang trotoar jalan, namun hal tersebut tertutupi dengan berkurangnya kecepatan kendaraan akibat keberadaan parkir di jalan tersebut yang secara tidak langsung akan meningkatkan keselamatan bagi penghuni di sekitar jalan tersebut. Di perumahan pinggiran kota dimana masih tersedia


(17)

ruang parkir dan parkir dijalanpun dapat dilakukan. Namun pada daerah pemukiman yang berada dekat dengan pusat kota, kontrol tersebut tetap diperlukan jika kondisi transportasi tetap efektif. Terdapat dua cara kontrol terhadap sistem parkir ini yaitu parkir gratis bagi penghuni (dengan menempelkan tanda tertentu yang dapat berupa stiker dan ditempelkan di kendaraan) dan bayaran dengan kartu yang dicap harian.

2) Parkir di pusat kota, tidak terkontrol (uncontrolled)

Pada parkir jenis ini terdapat 4 macam alternatif cara parkir kendaraan yaitu :

a) Paralel terhadap jalan

b) Tegak lurus terhadap jalan

c) Diagonal atau membentuk sudut terhadap jalan

d) Di tengah jalan yang cukup lebar, baik secara diagonal maupun

tegak lurus terhadap jalan.

Untuk jalan yang tidak terlalu lebar, dapat digunakan sistem paralel. Sistem diagonal sebenarnya dapat menampung lebih banyak mobil tetapi untuk itu disepanjang pinggiran jalan harus diperkeras. Parkir diagonal memang tidak umum, namun sebenarnya dapat menampung lebih banyak kendaraan. Di sisi lain, cara ini juga akan banyak mengurangi lebar jalan. Kesulitan lainnya adalah waktu untuk keluar dari area parkir (manuver) yang akan memakan waktu lebih lama jika dibandingkan dengan sistem parkir paralel. Sampai dengan saat ini nampaknya parkir paralel dirasakan paling tepat karena selain tidak terlalu banyak memakan tempat untuk manuver juga jauh lebih sedikit mengambil lebar jalan dan kecil kemungkinan menyebabkan kecelakaan (Pusdiklat Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, 1998).

3) Parkir di pusat Kota, terkontrol (controlled)

Ada tiga jenis metode kontrol yang dapat dipergunakan oleh perencana tranportasi :


(18)

Petunjuk umum yang dapat digunakan untuk pembatasan waktu (lamanya) parkir adalah :

1.a 1 (satu) jam untuk daerah perkotaan.

2.a 2 (dua) jam untuk daerah pinggiran dan sekitarnya.

3.a 10-20 menit di daerah tertentu misalnya seperti Bank dan

kantor pos.

b) Disc Parking

Dengan sistem ini pemilik kendaraan diminta untuk memperagakan

kartu atau disc yang memperlihatkan waktu kedatangan kendaraan

pada ruang parkir.

c) Parkir meter

Terdiri atas jam pengukur waktu, dimana jam berfungsi untuk mengukur lamanya parkir tersebut berputar sesuai dengan jumlah uang yang dimasukkan. Jadi seolah-olah si pemarkir membeli waktu pada ruang parkir tersebut. Alat pengukur tersebut

disamping memperlihatkan pembatasan waktu, sekaligus

mengumpulkan uang pula.

b. Parkir di luar jalan (off street parking)

Untuk menghidari terjadinya hambatan akibat parkir kendaraan di jalan

maka parkir kendaraan di jalan maka parkir di luar jalan (off street

parking) menjadi pilihan terbaik. Terdapat dua jenis parkir di luar jalan, yaitu :

1) Pelataran parkir

Pelataran parkir di daerah pusat kota sebenarnya merupakan suatu bentuk yang tidak ekonomis. Karena itu di pusat kota seharusnya jarang terdapat peralatan parkir yang dibangun oleh gedung-gedung yang berkepentingan, dimana masalah keuntungan ekonomi dari parkir bukan lagi merupakan suatu hal yang penting.


(19)

Saat ini bentuk yang dipakai adalah gedung parkir bertingkat, dengan jumlah lantai yang optimal 5, serta kapasitas sekitar 500 sampai 700 mobil. Terdapat dua alternatif biaya parkir yang akan diterima oleh pemakai kendaraan, tergantung pada pihak pengelola parkir, yaitu pihak pemerintah setempat menerapkan biaya nominal atau pemerintah setempat menyerahkan pada pihak operator komersial yang menggunakan biaya struktural. Biasanya pemerintah lokal

mengatasi defisit parkir di luar jalan tadi dengan Dana Pajak (Rate

Fund) atau dari surplus parkir meter. Berbeda dengan pihak swasta

yang terlibat dalam properti, pihak swasta yang terlibat dalam bisnis perparkiran ini tidak menerima subsidi dari pemerintah sehingga tidak ada cara lain untuk tetap dapat berbisnis di bidang ini dan mendapatkan profit. Hal inilah yang perlu mendapatkan pengawasan dari pemerintah dalam pelaksanaannya, sebab penerapan tarif oleh pengelola yang tujuannya adalah untuk mendapatkan keuntungan akan menerapkan tarif yang lebih tinggi dari tarif yang seharusnya. Hal ini tentu akan merugikan masyarakat sebagai pengguna jasa parkir dan mengurangi kenyamanan dalam penggunaannya.

Gambar 2.1. Model-Model Pola Parkir Sumber : Miro, 1997

2. Parkir menurut statusnya

a. Parkir umum adalah perparkiran yang menggunakan tanah, jalan, dan

lapangan yang memiliki/dikuasai dan pengelolaannya diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah. Tempat parkir umum ini menggunakan sebagian


(20)

badan jalan umum yang dikuasai atau milik pemerintah yang termasuk bagian dari tempat parkir umum ini adalah parkir di tepi jalan umum.

b. Parkir khusus adalah perparkiran yang menggunakan tanah-tanah yang

tidak dikuasai oleh Pemerintah Daerah yang pengelolanya diselenggarakan oleh pihak lain baik berupa badan usaha maupun perorangan. Tempat parkir khusus ini berupa kendaraan bermotor dengan mendapatkan ijin dari Pemerintah Daerah. Parkir khusus meliputi gedung parkir, peralatan parkir, tempat parkir gratis dan garasi. Gedung parkir adalah tempat parkir pada suatu bangunan atau bagian bangunan. Peralatan parkir adalah tempat parkir yang tidak memungut bayaran dari pemilik kendaraan yang parkir di suatu lokasi. Tempat penitipan kendaraan atau garasi adalah tempat/bangunan atau bagian bangunan milik perorangan, Pemerintah Daerah atau badan hukum yang diperuntukkan sebagai tempat penyimpanan kendaraan bermotor dengan memungut bayaran/sewa dan dengan diselenggarakan secara tetap.

c. Parkir darurat/insidentil adalah perparkiran di tempat-tempat umum baik

yang menggunakan lahan tanah, jalan-jalan, lapangan-lapangan milik Pemerintah Daerah maupun swasta karena kegiatan insendentil.

d. Taman parkir adalah suatu areal bangunan perparkiran yang dilengkapi

fasilitas sarana perparkiran yang pengelolanya diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah.

e. Gedung parkir adalah bangunan yang dimanfaatkan untuk tempat parkir

kendaraan yang penyelenggaraannya oleh pemerintah atau pihak ketiga yang telah mendapat ijin dari Pemerintah Daerah.

3. Parkir menurut jenis kendaraannya

Menurut jenis kendaraan yang diparkir, terdapat beberapa macam parkir yang bertujuan mempermudah pelayanan, yaitu :

a. Parkir untuk kendaraan roda dua tidak bermesin (sepeda).

b. Parkir untuk becak, andong, dan dokar.


(21)

d. Parkir untuk kendaraan roda tiga, empat atau lebih dan bermesin (bemo, mobil, truk, dan lain-lain).

4. Parkir menurut tujuannya

a. Parkir penumpang yaitu parkir untuk menaikkan dan menurunkan

penumpang.

b. Parkir barang yaitu parkir untuk bongkar/muat barang.

Keduanya sengaja dipisahkan agar satu sama lain masing-masing kegiatan tidak saling menunggu.

5. Parkir menurut jenis kepemilikan dan pengoperasiannya

Menurut jenis kepemilikan dan pengoprasian parkir dapat digolongkan menjadi :

a. Parkir milik dan yang mengoperasikan Pemerintah Daerah.

b. Parkir milik Pemerintah Daerah dan yang mengoperasikan adalah swasta.

c. Parkir milik dan yang mengoperasikan swasta.

C. Kapasitas Parkir

Kapasitas parkir adalah banyaknya kendaraan yang dapat ditampung oleh suatu lahan parkir selama waktu pelayanan. Dalam mengukur kebutuhan parkir digunakan Satuan Ruang Parkir (SRP), menurut pedoman teknis penyelenggaraan parkir. Satuan ruang parkir adalah ukuran luas efektif untuk meletakan kendaraan (mobil penumpang, bus/truk, sepeda motor), termasuk ruang bebas dan lebar bukaan pintu (Departemen Perhubungan Darat, 1998).

Besar ruang parkir yang diperlukan untuk menampung kendaraan parkir tergantung jumlah dan jenis kendaraan, sudut parkir, pola parkir dan karakteristik penggunaan tempat parkir (Departemen Perhubungan Darat, 1998). Untuk itu kapasitas parkir harus diperhitungkan dengan sedemikian rupa sehingga tidak hanya didasarkan pada volume maksimum pada kondisi sibuk, namun juga harus memperhatikan dan mempertimbangkan keseluruhan perilaku kendaraan baik


(22)

durasi waktu maupun akumulasi parkir selama selang waktu tertentu hal ini sangat penting karena penentuan kapasitas yang tidak optimal pada akhirnya akan mengakibatkan perencanaan daerah parkir yang tidak optimal pula.

Kondisi ini akan mewujudkan kemungkinan suatu lahan parkir dapat menampung sejumlah kendaraan pada kondisi jam sibuk namun pada waktu lainnya akan banyak ruang kosong atau dapat pula terjadi sebaliknya dimana pada jam normal sekalipun, banyak kendaraan yang tidak tertampung.

Secara umum pola parkir dapat dibagi menjadi tiga jenis pola parkir menurut sudut parkirnya, (Departemen Perhubungan Darat, 1998) yaitu sebagai berikut :

1. Pola parkir paralel (0o).

2. Pola parkir membentuk 90o.

3. Pola parkir membentuk sudut 30o, 45o, dan 60o.

Pola parkir yang diterapkan di pelataran parkir untuk jenis sepeda motor golongan III (Departemen Perhubungan Darat, 1998) adalah sebagai berikut :

1. Parkir kendaraan satu sisi.

2. Parkir kendaraan dua sisi.

3. Pola parkir pulau.

D. Kegiatan Parkir

Kegiatan parkir adalah kecenderungan pengguna kendaraan untuk melakukan perparkiran dan dapat dibagi menjadi 2 (dua) seperti yang ada dibawah ini :

1. Kegiatan Parkir yang tetap

a. Pusat Perdagangan

Parkir di pusat perdagangan ini ada dua macam yaitu pekerja dan pengunjung. Pekerja umumnya parkir untuk jangka waktu panjang dan untuk pengunjung jangka pendek.


(23)

Tabel 2.1. Ukuran Kebutuhan Ruang Parkir Perdagangan

Luas areal total (100 m2) 10 20 50 100 500 1000 1500 2000

Kebutuhan (SRP) 59 67 88 125 415 777 1140 1502

Sumber : KD. No.272/HK.105/DRJD/96

b. Pusat Perkantoran

Parkir di pusat perkantoran adalah parkir jangka panjang kebutuhan luas parkirnya disesuaikan dengan jumlah karyawan.

Tabel 2.2 Ukuran Kebutuhan Ruang Parkir Perkantoran

Jumlah Karyawan 1000 1250 1500 1750 2000 2500 3000 4000 5000

Kebutuhan (SRP)

Administrasi 235 236 237 238 239 240 242 246 249

Pelayanan Umum 288 289 290 291 291 293 295 298 302

Sumber : KD. No.272/HK.105/DRJD/96

c. Pasar Swalayan

Parkir di pasar swalayan terbagi menjadi dua yaitu pekerja dan pengunjung. Pekerja parkir lebih lama dibandingkan pengunjung.

Tabel 2.3. Ukuran Kebutuhan Ruang Parkir Swalayan

Luas Areal Total (100 m2) 50 75 100 150 200 300 400 500 1000

Kebutuhan (SRP) 225 250 270 310 350 440 520 600 1050

Sumber : KD. No.272/HK.105/DRJD/96

d. Pasar

Parkir di pasar terdiri dari para pedagang, pekerja dan pengunjung. Untuk para pedagang dan pekerja durasi parkir lebih panjang daripada para pengunjung.

Tabel 2.4. Ukuran Kebutuhan Ruang Parkir Pasar

Luas Areal Total (100 m2) 40 50 75 100 200 300 400 500 1000

Kebutuhan (SRP) 160 185 240 300 520 750 970 1200 2300

Sumber : KD. No.272/HK.105/DRJD/96

e. Sekolah/Perguruan tinggi

Parkir sekolah/perguruan tinggi terdiri dari pekerja/guru dosen dan siswa/mahasiswa parkir biasanya dalam jangka waktu pendek, sedangkan untuk pekerja/guru/dosen jangkanya lebih panjang.

Tabel 2.5. Ukuran Kebutuhan Ruang Parkir Sekolah/Perguruan Tinggi

Jumlah Mahasiswa (Org) 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000 11000 12000

Kebutuhan (SRP) 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240


(24)

f. Tempat Rekreasi

Tempat parkir di tempat rekreasi biasanya sangatlah ramai pada hari libur sehingga jumlahnya meningkat dari hari biasa

Tabel 2.6. Ukuran Kebutuhan Ruang Parkir Rekreasi

Luas Areal Total (100 m2) 50 100 150 200 400 800 1600 3200 6400

Kebutuhan (SRP) 103 109 115 122 146 196 295 494 892

Sumber : KD. No.272/HK.105/DRJD/96

g. Hotel dan Penginapan

Kebutuhan untuk ruang parkir ini berdasrkan jumlah kamar, tarif penyewaan kamar dan acara-acara seperti seminar dan pernikahan.

Tabel 2.7. Ukuran Kebutuhan Ruang Parkir Hotel dan Penginapan

Jumlah Kamar (Buah) 100 150 200 250 350 400 550 600 650

Tarif standart ($)

< 100 - 150 154 155 156 158 161 162 165 166 167

100 - 150 300 450 476 477 480 481 484 485 487

150 - 200 300 450 600 798 799 800 803 804 806

200 - 250 300 450 600 900 1050 1119 1122 1424 1425

Sumber : KD. No.272/HK.105/DRJD/96

h. Rumah Sakit

Kebutuhan Rumah Sakit biasanya berdasarkan tarif rumah sakit itu sendiri serta jumlah kamar yang tersedia.

Tabel 2.8. Ukuran Kebutuhan Ruang Parkir Rumah Sakit

Jumlah Tempat Tidur (Buah) 50 75 100 150 200 300 400 500 1000

Kebutuhan (SRP) 97 100 104 111 118 132 146 160 230

Sumber : KD. No.272/HK.105/DRJD/96

2. Kegiatan Parkir yang bersifat sementara

a. Bioskop

Ruang parkir untuk gedung bioskop disesuaikan dengan jumlah pekerjanya

serta jumlah seat/tempat duduk yang ada di teaternya. Durasi parkir

berkisar 1,5 jam sampai 2 jam sehingga waktu keluar yang bersamaan membuat pintu keluar dan jalan keluar harus cukup besar atau lebih dari satu sehingga memudahkan pengunjung untuk keluar.

Tabel 2.9. Ukuran Kebutuhan Ruang Parkir Bioskop

Jumlah Tempat duduk (Buah) 300 400 500 600 700 800 900 1000

Kebutuhan (SRP) 198 202 206 210 214 218 222 227


(25)

b. Gelanggang Olahraga

Dalam pertandingan ini durasi biasanya 2 (dua) jam atau justru lebih dari itu. Keluar yang bersamaan juga mengharuskan pintu keluar yang besar untuk tempat ini.

Tabel 2.10. Ukuran Kebutuhan Ruang Parkir Gelanggang Olahraga

Jumlah Tempat duduk (Buah) 1000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000 15000

Kebutuhan (SRP) 230 235 290 340 390 440 490 540 790

Sumber : KD. No.272/HK.105/DRJD/96

Berdasarkan ukuran ruang parkir yang dibutuhkan yang belum tercakup di atas dapat dilihat pada Tabel 2.11 dibawah ini :

Tabel 2.11. Ukuran Kebutuhan Ruang Parkir

Peruntukan Satuan (SRP untuk mobil penumpang)

Kebutuhan Ruang Parkir

Pusat perdagangan

 Pertokoan

 Pasar Swalayan

 Pasar

SRP/100 m2 luas lantai efektif

SRP/100 m2 luas lantai efektif

SRP/100 m2 luas lantai efektif

3,5 – 7,5

3,5 – 7,5

3,5 – 7,5

Pusat Perkantoran

 Pelayanan bukan

umum

 Pelayanan umum

SRP/100 m2 luas lantai

SRP/100 m2 luas lantai

1,5 – 3,5

1,5 – 3,5

Sekolah Hotel/tempat penginapan Rumah Sakit Bioskop

SRP/mahasiswa SRP/kamar

SRP/tempat tidur SRP/tempat duduk

0,7 – 1,0

0,2 – 1,0

0,2 – 1,3

0,1 – 0,4


(26)

E. Survei-survei Perparkiran

Survei kebutuhan parkir dapat dibedakan menjadi beberapa macam (Hobbs, 1995).

1. Perhitungan di tapal batas perencanaan (condon count)

Survei perhitungan di tapal batas dilakukan dengan merencanakan daerah yang akan di survei dikelilingi (di tapal-tapal batas) oleh pos-pos pengawasan dan perhitungan yang didirikan pada semua persimpangan jalan. Kemudian pada tiap pos, dilakukan perhitungan terpisah antara kendaraan yang masuk dan yang keluar, per jam atau per periode waktu yang lebih pendek. Penjumlahan secara aljabar semua kendaraan yang masuk atau keluar menghasilkan akumulasi seluruh kendaraan pada area tersebut. Akumulasi ini menunjukkan jumlah kendaraan yang diparkir dan yang berjalan pada area tersebut, dan jumlah ini merupakan ukuran fasilitas parkir yang dibutuhkan.

2. Wawancara langsung

Survei wawancara langsung dilakukan dengan melakukan wawancara secara langsung terhadap pengendara kendaraan yang berparkir pada daerah studi tentang asal dan tujuan perjalanan serta maksud melakukan parkir. Informasi ini bersama dengan informasi lama waktu parkir, memungkinkan perumusan karakteristik parkir utama.

3. Survei cara patroli

Survei cara patroli dilakukan dengan membagi beberapa bagian wilayah studi sehingga dapat dipatroli setiap setengah jam, satu jam atau interval waktu lainnya yang lebih memadai. Pada tiap kali patroli, dihitung jumlah akumulasi parkir selama survei.

4. Survei fasilitas yang ada

Survei fasilitas parkir adalah survei tentang inventarisasi ruang parkir yang tersedia atau yang memungkinkan untuk dikembangkan selanjutnya. Inventarisasi merinci tentang tipe parkir dan pembatasan waktu parkir (F.D. Hoobs, hal : 227 - 229)


(27)

F. Pengendalian Parkir

Salah satu kebijakan parkir adalah menerapkan pembatasan kegiatan parkir. Pembatasan kegiatan parkir dilakukan terhadap parkir dipinggir jalan yang diterapkan terutama di jalan-jalan utama dan pusat-pusat kota. Kebijakan ini akan sangat efektif untuk meningkatkan tingkat pelayanan jaringan jalan atau untuk menyeimbangkan antara permintaan dan pembayaran kembali atas investasi keuangan untuk pembangunan prasarana dan perawatan fasilitas yang ada. (Direktorat Jenderal Perhubungan Darat : 1995;113).

Pada umumnya semakin dekat arah pergerakan menuju pusat kota, akan semakin banyak menemui hambatan-hambatan pada saat mengemudikan kendaraan. Hambatan hambatan tersebut di sebabkan oleh semakin besarnya tingkat kegiatan-kegiatan yang ada, dimana salah satu penghambat yang penting adalah parkir dipinggir jalan. Berbeda dengan pergerakan menuju arah yang keluar dari pusat kota, yaitu semakin ke jauh dari pusat kota semakin sedikit pula hambatan-hambatan yang ditemui.

Sejauh ini, aspek yang dibahas dari pengendalian parkir adalah dengan orientasi komersil. Sedangkan tujuan dari pengendalian parkir itu sendiri adalah (Direktorat Jenderal Perhubungan Darat : 1998;146) :

1. Mencegah terjadinya hambatan arus kendaraan.

2. Mengurangi kecelakaan.

3. Membuat penggunaan tempat parkir menjadi lebih efektif.

4. Memelihara benda sejarah, sekiranya berada di suatu kota dengan nilai

sejarah yang tinggi.

5. Bertindak sebagai mekanisme pembatas terhadap penggunaan jalan di daerah

yang padat.

Saat ini bahkan pengendalian parkir merupakan satu-satunya metode untuk membatasi pergerakan kendaraan yang dapat dilakukan oleh seorang perencana sistem transportasi yang komperhensif dan terintegrasi. Dulu, pengendalian parkir diterapkan terutama untuk mengurangi hambatan kendaraan dan untuk memungkinkan jalan menjadi lebih baik dalam memenuhi permintaan lalu lintas,


(28)

dengan mengganti parkir di jalan (on street parking) menjadi parkir di luar jalan (on street parking).

Pengendalian parkir telah dimanfaatkan untuk mempengaruhi demand

kota yang terjadi, mencegah orang untuk melakukan perjalanan dengan menggunakan mobil dan mengalihkannya ke penggunaan transportasi publik. Namun sampai saat ini, pencegahan pembawaan mobil tersebut tidak diterapkan pada semua kendaraan, hanya pada mereka yang memang tidak membutuhkan kendaraan. Seseorang yang hanya mengendarai kendaraannya selama beberapa saat untuk bekerja dengan tingkat isian kendaraan 1,5 orang per mobil, kemudian meninggalkan kendaraannya tersebut sampai dengan waktu yang lama, perlu dicegah pergerakan dengan kendaraan pribadinya tersebut. Bagi mereka yang melakukan perjalanan dan parkir, pencegahan tidak dilakukan.

Jadi tujuan dari kebijakan perparkiran di pusat kota adalah meningkatkan

para pemarkir jangka pendek (misalnya para pemarkir untuk shopping) dan

mencegah pemarkir jangka panjang (misalnya komuter).

G. Pengendalian Permintaan

Bila permintaan parkir telah melampaui penyediaan tempat parkir, yang di tandai dengan banyaknya pelanggaran terhadap parkir di tempat yang seharusnya tidak boleh parkir ganda.

Pengendalian utama yang sejauh ini telah dibahas adalah mengenai tempatnya. Akan tetapi harga dan biaya adalah penting juga mengingat pengendalian tersebut dapat digunakan secara bersama agar penawaran tempat parkir yang tersedia dapat disesuaikan dengan permintaan. Parkir dikendalikan melalui suatu kombinasi atas suatu pembatasan-pembatasan tempat, waktu dan biaya. Pengendalian dengan waktu dan biaya berkaitan dengan usaha untuk menyeimbangkan penawaran, permintaan dan pembayaran kembali atas investasi keuangan untuk pembangunan prasarana dan perawatan. Pembatasan-pembatasan yang dilakukan adalah (Direktorat Jenderal Perhubungan Darat : 1998;25) :


(29)

1. Pembatasan lokasi/tempat parkir kendaraan, terutama dimaksudkan untuk mengendalikan arus lalu lintas kendaraan pribadi di suatu daerah tertentu atau untuk membebaskan suatu daerah/koridor tertentu dari kendaraan yang parkir dipinggir jalan karena alasan kelancaran lalu lintas.

2. Pembatasan waktu parkir pada suatu koridor tertentu, misalnya pada suatu

koridor pada jam sibuk pagi harus bebas parkir karena tempat parkir tersebut digunakan untuk mengalirkan arus lalu lintas.

3. Penetapan tarif parkir optimal sehingga pendapatan asli daerah dapat

dioptimalkan sedang arus lau lintas tetap dapat bergerak dengan lancar.

4. Pembatasan waktu parkir biasanya diwujudkan dengan penetapan tarif

progresif menurut lamanya waktu parkir.

5. Pembatasan-pembatasn pengeluaran ijin penggunaan parkir.

6. Pembatasan waktu terhadap akses parkir.

Dan di dalam Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor : 272/HK.105/DRJ/96 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir disebutkan bahwa terdapat aturan-aturan yang harus dipatuhi oleh setiap orang yang memarkirkan kendaraan pada tempat yang sudah ditentukan, adapun tempat-tempat yang dilarang yaitu :

1. Sepanjang 6 meter sebelum dan sesudah tempat penyeberangan pejalan kaki

atau tempat penyeberangan sepeda yang telah ditentukan.

Gambar 2.2. Larangan Parkir Pada Zebra Cross (KD No.272/HK.105/DRJD/96)

2. Sepanjang 25 meter sebelum dan sesudah tikungan tajam dengan radius


(30)

Gambar 2.3. Larangan Parkir Pada Tikungan Tajam (KD No.272/HK.105/DRJD/96)

3. Sepanjang 50 meter sebelum dan sesudah jembatan.

Gambar 2.4. Larangan Parkir Pada Jembatan (KD No.272/HK.105/DRJD/96)

4. Sepanjang 100 meter sebelum dan sesudah perlintasan kereta api sebidang.

Gambar 2.5. Larangan Parkir Pada Lintasan Kereta Api (Diagonal) (KD No.272/HK.105/DRJD/96)

Dan dapat juga di lihat pada Gambar 2.6 posisi diagonal rel kereta terhadap jalan raya sehingga kendaraan yang parkir bisa menjadikan pedoman.

Gambar 2.6. Larangan Parkir Pada Lintasan Kereta Api (KD No.272/HK.105/DRJD/96)


(31)

5. Sepanjang 25 meter sebelum dan sesudah persimpangan.

Gambar 2.7. Larangan Parkir Pada Simpang (KD No.272/HK.105/DRJD/96)

6. Sepanjang 6 meter sebelum dan sesudah akses bangunan gedung.

Gambar 2.8. Larangan Parkir Pada Akses Bangunan Gedung (KD No.272/HK.105/DRJD/96)

7. Sepanjang 6 meter sebelum dan sesudah keran pemadam kendaraan.

Gambar 2.9. Larangan Parkir Pada Fasilitas Keran Pemadam Kebakaran (KD No.272/HK.105/DRJD/96)


(32)

H. Penetian Sebelumnya

1. Joko Supriyanto (2014) melakukan penelitian tentang “EVALUASI

KINERJA PARKIR DI RSU HAJI SURABAYA” untuk mengetahui

pemodelan parkir, Satuan Ruang Parkir (SRP), dan analisa kebutuhan parkir. Penelian ini diawali dengan melakukan studi pendahuluan, studi pustaka, pengumpulan data (primer dan sekunder) pada tanggal 27 Maret 2014 dan 3 April 2014 dengan melakukan analisa data dan pembahasan sehingga didapatkan kebutuhan ruang parkir untuk masing-masing kendaraan. Dari hasil analisa dan perhitungan maka dapat diambil kesimpulan :

a. Berdasarkan hasil penelian diketahui jumlah kendaraan yang parkir saat

jam sibuk pada periode akhir bulan tanggal 27 Maret 2014 yaitu 1349 unit sepeda motor dan 339 unit mobil. Sedangkan pada periode awal bulan tanggal 3 April 2014 yaitu 1422 unit sepeda motor dan 327 unit mobil.

b. Karakteristik sepeda motor dan mobil yang terjadi pada jam puncak parkir

sepeda motor dan mobil terjadi pada periode awal bulan tanggal 3 April 2014. Saat jam puncak parkir sepeda motor terjadi pada pukul 08.00 - 08.29 WIB, sedangkan untuk mobil terjadi pada pukul 09.00-09.59 WIB. Sehingga kinerja parkir di RSU Haji Surabaya untuk saat ini masih bermasalah.

c. Setelah direncanakan perhitungan tarif parkir dengan menggunakan tarif

parkir umum/progresif dan tarif parkir berdasrkan perda Surabaya No. 9 Tahun 2012 Pasal 8 (tentang retribusi tempat khusus parkir). Dapat ditarik kesimpulan bahwa tarif parkir umum/progresif lebih menguntungkan secara materi jika diterapkan sistem perparkiran RSU Haji Surabaya.

d. Dari analisa penelian diketahui kekurrangan SRP (Satuan Ruang Parkir)

untuk sepeda motor sebanyak 241 SRP, sedangkan untuk mobil sebanyak 64 SRP. Untuk itu rekomendasi yang dapat diberikan ke pihak pengelola parkir RSU Haji Surabaya sebaiknya mulai menyiapkan lahan/tempat

parkir baru untuk sepeda motor seluas 550 m2 dan untuk mobil seluas 1100

m2 guna menutupi kekurangan SRP tersebut.


(33)

2. Basuki Hidayat (2014) melakukan penelitian tentang “STUDI KARAKTERISTIK LAHAN PARKIR DI RUMAH SAKIT MITRA

KELUARGA CIBUBUR” penelitian ini dilakukan dengan metode survai

selama 7 hari dengan waktu pengamatan 12 jam/hari yaitu pada pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 19.00 WIB untuk mengetahui karakteristik parkir dan kebutuhan jumlah parkir di Rumah Sakit Mitra Keluarga Cibubur. Dari hasil penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

a. Karakteristik parkir

1) Volume parkir mobil maksimum 346 kendaraan dan 262 kendaraan

untuk volume parkir motor.

2) Akumulasi parkir mobil maksimum 111 kendaraan/jam dan 80

kendaraan/jam untuk akumulasi parkir motor.

3) Indeks parkir mobil maksimum pada hari minggu sebesar 38,58% dan

30,62% untuk indeks parkir motor.

4) Durasi parkir mobil yang paling lama yaitu selama dua jam atau

36,88% dari kendaraan yang parkir dan dua jam atau 37,20% dari kendaraan yang parkir untuk durasi parkir motor.

5) Pergantian parkir (turnover parking) mobil tertinggi pada hari minggu

pergantian parkir sebanyak 1,48 kendaraan/petak. Pergantian parkir (turnover parking) motor tertinggi terjadi pada hari minggu dengan pergantian parkir sebanyak 1,24 kendaraan/petak.

b. Kebutuhan jumlah parkir

Berdasrkan bakuan kebutuhan Satuan Ruang Parkir (SRP) pada Rumah Sakit Mitra Keluarga Cibubur yang berjumlah 150 tempat tidur adalah 111 Satuan Ruang Parkir (SRP), sehingga lahan parkir di Rumah Sakit Mitra Keluarga Cibubur memenuhi standar bakuan kebutuhan satuan ruang parkir (SRP) yaitu berjumlah 234 satuan ruang parkir (SRP) sehingga belum perlu penambahan lahan parkir pada tahun 2014.


(34)

3. Thomas Dedy Mahotama Dan Jeanne Ellyawati (2015) melakukan penelitian

tentang “PENATAAN KEMBALI TATA LETAK FASILITAS PARKIR

SEPEDA MOTOR DI STASIUN KERETA API LEMPUYANGAN YANG

BERORIENTASI KONSUMEN” pada penelian ini bertujuan untuk

mengetahui karakteristik parkir dan membuat desain tata letak yang ideal agar memberikan kenyamanan bagi penggunan fasilitas parkir sepeda motor di

Stasiun Kereta Api Lempuyangan. Penelitian dilakukan dengan

mengumpulkan data primer dan sekunder yang bersumber dari PT. Reska Multi Usaha Area 3 Yogyakarta selaku pengelola fasilitas parkir Stasiun Kereta Api Lempuyangan. Berdasarkan analisis hasil penelitian yang dilakukan di fasilitas parkir SKA Lempuyangan selama 7 x 24 jam (1 minggu) pada hari sabtu tanggal 31 Oktober 2015 hingga hari Sabtu tanggal 7 November 2015 dapat diambil kesimpulan :

a. Fasilitas parkir Stasiun Kereta Api (SKA) Lempuyangan tidak memiliki

permasalahan dengan kapasitas parkir dilihat dari akumulasi parkir sebesar 321 kendaraan dibandingkan dengan kapasitas tata letak saat ini sebesar 446 kendaraan serta penggunaan parkir sebesar 71,97 %. Namun fasilitas parkir SKA Lempuyangan memiliki permasalahan dengan tata letak parkir dimana fasilitas belum dilengkapi dengan garis pembatas petak dan gang akses parkir yang tidak tersedia bagi 193 sepeda motor.

b. Solusi tata letak A cenderung mengutamakan kapasitas maksimum yaitu

438 kendaraan namun tetap memiliki kenyamanan yang cukup dengan tersedianya akses gang sebesar 1,3 m. Sedangkan tata letak alternatif B cenderung mengutamakan kenyamanan dengan lebar akses gang sebesar 2,5 m minimum dan 3 m maksimum namun memiliki kapasitas yang lebih kecil yaitu sebanyak 355 kendaraan.

c. Penelitian ini menitikberatkan peningkatan pelayanan fasilitas parkir

sehingga meningkatkan kepuasan konsumen dalam menggunakan fasilitas parkir SKA Lempuyangan sebagai tujuan akhirnya. Faktor yang menjadi tolak ukur pelayanan sebuah fasilitas adalah kenyamanannya. Dalam


(35)

harus dikurangi demi meningkatkan kenyamanan fasilitas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa apabila dilihat dari sisi pendapatan maka Alternatif A lebih tepat dipilih untuk mengatasi permasalahan tata letak di fasilitas

parkir sepeda motor SKA Lempuyangan karena memiliki opportunity cost

yang lebih rendah. Namun apabila dilihat dari sisi kenyamanan maka Alternatif B lebih tepat dipilih untuk mengatasi permasalahan karena memberikan ruang gerak yang lebih longgar.

Dari penelitian yang dilakukan di fasilitas parkir SKA Lempuyangan selama 1 minggu pada hari Sabtu tanggal 31 Oktober 2015 hingga hari Sabtu tanggal 7 November 2015 terdapat beberapa saran yang dapat dilakukan demi meningkatkan pelayanan failitas parkir antara lain :

a. Sebaiknya PT. Reska Multi Usaha area 3 yogyakarta melakukan penataan

ulang menggunakan alternatif A untuk fasilitas parkir SKA lempuyangan

karena hanya dengan opportunity cost yang kecil dapat memberikan

dampak yang besar terhadap pelayanan fasilitas parkir.

b. Memberikan akses gang bagi semua petak parkir agar memudahkan

pengendara motor untuk memarkirkan serta mengeluarkan motor dari petak parkir.

c. Menggunakan SRP yang telah ditentukan oleh dinas perhubungan yaitu 2

m x 0,75 m sehingga terdapat jarak yang cukup antar kendaraan sehingga tidak menyebabkan kendaraan bersenggolan satu sama lain ketika bermanuver.

d. Memberikan garis batas untuk setiap petak parkir serta akses gang

sehingga pengendara dapat memarkirkan sepeda motor dengan rapi dan tidak tergantung dengan petugas parkir.

e. Memberikan rambu petunjuk arah arus kendaraan sehingga arus kendaraan

lancar dan tidak membuat bingung pengendara dari masuk hingga keluar dari fasilitas parkir.


(36)

4. Dwi sri wiyanti (2015) meneliti tentan “Analisis Kebutuhan Ruang Parkir

Berdasarkan Analisis Kapasitas Ruang Parkir Di RSUD Banyumas”. Dalam

penelitian ini data primer diperoleh dengan cara melakukan survei 7 hari

pada hari minggu s/d sabtu, jam 06.30 – 21.30 dan data sekunder yang

diperoleh dari manajemen untuk menganalisis standar kebutuhan ruang parkir. Berdasarkan hasil penelian yang meliputi pengumpulan data serta analisis data maka dapat ditarik beberapa kesimpulan dibawah ini :

a. Kebutuhan SRP mobil minimal tersedia sejumlah 113 SRP dengan ideal

dari akumulasi puncak yaitu 193 SRP, sedangkan jumlah SRP yang tersedia hanya 95 SRP. Kebutuhan ruang parkir sepeda motor minimal tersedia 510 SRP dengan ideal SRP dari hasil akumulasi puncak yaitu 614 SRP, sedangkan jumlah SRP yang tersedia hanya 320 SRP.

b. Perhitungan kebutuhan lahan parkir berdasarkan perbandingan akumulasi

maksimal dengan SRP yang ada, dikalikan dengan luas lahan yang

tersedia, dihasilkan luas lahan parkir mobil 6.290 m2, luas lahan parkir

yang tersedia 3.096 m2, kebutuhan luas lahan parkir sepeda motor 1.621

m2, luas lahan parkir yang tersedia 845 m2.

5. Richie (2011) melakukan penelitian tentang “EVALUASI KEBUTUHAN

RUANG PARKIR MOBIL DAN MOTOR DI RSUP DR SARJDITO

YOGYAKARTA”. Kapasitas Rumah Sakit Dr Sardjito adalah 813 tempat tidur. Penelitian tersebut dilakukan dengan cara menganalis akumulasi parkir,

volume parkir, tingkat turnover, indeks parkir dan kebutuhan parkir.

Penelitian dilakukan selama 3 hari yaitu pada hari sabtu 19 februari 2011, minggu 27 februari 2011 dan senin 28 februari 2011 dengan cara mencatat nomor plat kepolisian mobil dan sepeda motor yang keluar masuk di area parkir RSUP Dr Sardjito. Dari hasil penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

a. Volume parkir maksimal di area parkir kendaraan Rumah Sakit Dr Sardjito


(37)

b. Akumulasi parkir maksimal di area parkir kendaraan RSUP Dr Sardjito Yogyakarta terjadi pada hari senin 28 februari 2011 dengan rincian :

1) Area parkir mobil pengunjung sebanyak 292 kendaraan/15 menit,

2) Area parkir mobil IRD sebanyak 69 kendaraan/15 menit,

3) Area parkir motor pengunjung sebanyak 475 kendaraan/15 menit,

4) Area parkir motor IRD sebanyak 234 kendaraan/15 menit.

c. Tingkat turnover parkir maksimal di area parkir kendaraan RSUP Sardjito

Yogyakarta terjadi pada hari senin 28 februari 2011 dengan rincian :

1) Area parkir mobil pengunjung sebanyak 12 kendaraan/hari/ruang,

2) Area parkir mobil IRD sebanyak 12 kendaraan/hari/ruang,

3) Area parkir motor pengunjung sebanyak 4 kendaraan/hari/ruang, dan

4) Area parkir motor IRD sebanyak 5 kendaraan/hari/ruang.

5) Indeks parkir maksimal diarea parkir kendaraan RSUP DR Sardjito

Yogyakarta terjadi pada hari senin 28 februari 2011 dengan rinciaan:

a) Area parkir mobil pengunjung 112,31%,

b) Area parkir mobil IRD 153,33%,

c) Area parkir motor pengunjung 67,86%, dan

d) Area parkir motor IRD 104,00%.

d. Puncak durasi parkir kendaraan RSUP DR Sardjito Yogyakarta adalah :

1) Area parkir mobil pengunjung terjadi pada hari senin 28 februari 2011

yaitu 340 kendaraan dengan interval 30-60 menit,

2) Area parkir mobil IRD terjadi pada hari senin 28 februari 2011 156

kendaraan dengan interval 30-60 menit,

3) Area parkir motor pengunjung terjadi pada hari senin 28 februari 2011

yaitu 819 kendaraan dengan interval 30-60 menit, dan

4) Area parkir motor IRD terjadi pada hari sabtu 19 februari 2011 yaitu

258 kendaraan dengan interval 30-60 menit.

5) Kebutuhan ruang parkir (KRP) untuk kendaraan di RS DR Sardjito


(38)

6) Akumulasi maksimal sebesar 292 SRP pada hari senin. Daya tampung sebanyak 260 SRP, sehingga di area parkir mobil pengunjung perlu penambahan ruang parkir saat akumulasi maksimal.

7) Akumulasi maksimal sebesar 51 SRP pada hari sabtu dan 69 SRP

pada hari senin. Daya tampung sebanyak 45 SRP, sehingga di area parkir mobil IRD perlu penambahan ruang parkir saat akumulasi maksimal.

8) Akumulasi maksimal sebesar 234 SRP pada hari senin. Daya tampung

sebanyak 225 SRP, sehingga di area parkir motor IRD perlu penambahan ruang parkir saat akumulasi maksimal.


(39)

30 BAB III LANDASAN TEORI

A. Parkir

Berdasarkan dari definisi-definisi parkir maka dapat ditarik kesimpulan bahwa parkir adalah suatu keadaan tidak bergerak suatu kendaraan bermotor atau tidak bermotor yang dapat merupakan awal dari perjalanan dengan jangka waktu tertentu sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya yang membutuhkan suatu areal sebagai tempat pemberhentian yang diselenggarakan baik oleh pemerintah maupun pihak lain yang dapat berupa perorangan maupun badan usaha.

B. Satuan Ruang Parkir (SRP)

Suatu Satuan Ruang Parkir (SRP) adalah ukuran luas efektif untuk meletakan kendaraan (mobil penumpang, bus/truk, atau sepeda motor), termasuk ruang bebas dan buka pintu. Untuk hal-hal tertentu bila tanpa penjelasan, SRP adalah SRP mobil penumpang. Satuan Ruang Parkir (SRP) digunakan untuk mengukur Kebutuhan Ruang Parkir (KRP). Tetapi untuk menentukan Satuan Ruang Parkir (SRP) tidak terlepas dari pertimbangan-pertimbangan seperti halnya satuan-satuan lain.

Untuk menentukan Besaran Ruang Parkir dapat digunakan Rumus 3.1 dan Rumus 3.2 sebagai berikut :

SRP4 = f {D,Ls,Lm,Lp} ... (3.1)

SRP2 = f {D,Ls,Lm} ... (3.2)

Dengan :

SRP4 = Satuan Ruang Parkir untuk kendaraan roda 4 (cm)

SRP2 = Satuan Ruang Parkir untuk kendaraan roda 2 (cm)

D = Dimensi kendaraan standar (cm)

Ls = Ruang kebebasan samping (arah lateral) (cm)

Lm = Ruang bebas membujur (arah memanjang) (cm)


(40)

Penentuan Satuan Ruang Parkir (SRP) untuk masing-masing jenis kendaraan telah dianalisis sedemikian rupa dan dengan beberapa pendekatan. Penentuan Satuan Ruang Parkir (SRP) dibagi atas tiga jenis kendaraan (mobil penumpang, bus/truk dan sepeda motor) dan berdasarkan penentuan Satuan Ruang Parkir (SRP) untuk mobil penumpang diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) golongan seperti pada tabel 3.1 di bawah ini :

Tabel 3.1. Penentuan Satuan Ruang Parkir (SRP)

No. Jenis Kendaraan Pengguna dan/atau Peruntukan Fasilitas Parkir

Satuan Ruang Parkir (SRP)

1 a. Mobil Penumpang

Untuk Golongan I

Karyawan/pekerja kantor, tamu/pengunjung pusat kegiatan perkantoran, perdagangan, pemerintahan, universitas.

2,30 x 5,00

b. Mobil Penumpang

Untuk Golongan II

Pengunjung tempat olahraga, pusat hiburan/rekreasi, hotel, pusat perdagangan

eceran/swalayan, rumah sakit, bioskop

2,50 x 5,00

c. Mobil Penumpang

Untuk Golongan III

Orang Cacat

3,00 x 5,00

2 Bus/Truk 3,40 x 12,5

3 Sepeda Motor 0,75 x 2,00


(41)

Untuk mobil penumpang diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) golongan yang didasarkan atas lebar bukaan pintu kendaraan yang dapat di lihat pada Tabel 3.2 berikut ini :

Tabel 3.2. Lebar Bukaan Pintu Kendaraan

Jenis Bukaan Pintu Penggunaan dan/atau Peruntukan

Fasilitas Parkir Gol.

Pintu depan/belakang terbuka tahap awal 55 cm

 Karyawan/pekerja kantor

 Tamu/pengunjung pusat kegiatan

perkantoran, perdagangan, pemerintah, universitas

I

Pintu depan/belakang terbuka penuh 75 cm

 Pengunjung tempat olagraga, pusat

hiburan/rekreasi, hotel, pusat perdagangan, rumah sakit, bioskop

II

Pintu depan terbuka penuh dan ditambah untuk pergerakan kursi

 Orang cacat

III

Sumber : Ditjen Perhubungan Darat, 1998

Dari uraian diatas dapat ditetapkan besar Satuan Ruang Parkir (SRP) untuk tiap jenis kendaraan tidak terlepas dari pertimbangan-pertimbangan hal sebagai berikut :

1. Satuan Ruang Parkir (SRP) Mobil Penumpang

Dimensi Kendaraan Standar Untuk Mobil Penumpang seperti pada Gambar 3.1.

Sumber : Ditjen Perhubungan Darat, 1998


(42)

Keterangan : a = Jarak gandar

b = Depan tergantung (fron overhang)

c = Belakang tergantung (rear overhang)

d = Lebar jejak h = Tinggi total B = Lebar total L = Panjang total

Satuan Ruang Parkir (SRP) untuk mobil penumpang ditunjukkan dalam Gambar 3.2 dibawah ini :

Sumber : Ditjen Perhubungan Darat, 1998

Gambar 3.2. Satuan Ruang Parkir (SRP) Mobil Penumpang (dalam cm)

Keterangan : B = Lebar total kendaraan

L = Panjang total

O = Lebar bukaan pintu arah longitudinal

a1, a2 = Jarak bebas

R = Jarak bebas arah lateral

Bp = Lebar SRP

Lp = Panjang SRP

SRP

B O R

L

a1

a2

Bp

Lp


(43)

Golongan Satuan Ruang Parkir Mobil Penumpang dapat dilihat pada Tabel 3.3 sebagai berikut :

Tabel 3.3. Golongan Satuan Ruang Parkir Mobil Penumpang

Gol. I

B = 170 O = 55 R = 5

a1 = 10

L = 470

a2 = 20

Bp = 230 = B + O + R

Lp = 500 = L + a1 + a2

Gol. II

B = 170 O = 75 R = 5

a1 = 10

L = 470

a2 = 20

Bp = 250 = B + O + R

Lp = 500 = L + a1 + a2

Gol. III

B = 170 O = 80 R = 50

a1 = 10

L = 470

a2 = 20

Bp = 300 = B + O + R

Lp = 500 = L + a1 + a2

Sumber : Ditjen Perhubungan Darat, 1998

2. Satuan Ruang Parkir (SRP) Bus dan Truk

Untuk kendaraan bus dan truk dapat dibagi ke dalam 3 (tiga jenis) golongan kendaraan berdasarkan ukuran yaitu kecil, sedang dan besar.

Satuan Ruang Parkir (SRP) untuk bus dan truk dapat dilihat pada gambar 3.3.

Gambar 3.3. Satuan Ruang Parkir (SRP) Bus dan Truk (Munawar, 2004)

SRP

L

a1

a2

Bp

Lp

Keterangan :

B = lebar kendaraan R = jarak bebas samping L = panjang kendaraan Bp = lebar minimum SRP O = lebar bukaan pintu Lp = panjang minium SRP a1/a2 = jarak bebas depan/belakang


(44)

Golongan Satuan Ruang Parkir (SRP) Bus dan Truk dapat dilihat pada Tabel 3.4 sebagai berikut :

Tabel 3.4 Golongan Satuan Ruang Parkir (SRP) Bus dan Truk

Ukuran

Bus/Truk Dimensi (cm)

Kecil

B = 170 a1 = 10 Bp = 280 = B + O + R

O = 80 L = 470

Lp = 500 = L + a1 + a2

R = 30 a2 = 20

Sedang

B = 200 a1 = 20 Bp = 320 = B + O + R

O = 80 L = 800

Lp = 840 = L + a1 + a2

R = 40 a2 = 20

Besar

B = 250 a1 = 30 Bp = 380 = B + O + R

O = 80 L = 1200

Lp = 1250 = L + a1 + a2

R = 50 a2 = 20

Sumber : Ditjen Perhubungan Darat, 1998

3. Satuan Ruang Parkir (SRP) Sepeda Motor

Satuan Ruang Parkir (SRP) Sepeda Motor ditunjukkan dalam gambar 3.4 berikut ini:

Sumber : Ditjen Perhubungan Darat, 1998


(45)

C. Sistem Pola Parkir

Untuk melakukan suatu kebijaksanaan yang berkaitan dengan parkir, terlebih dahulu perlu dipikirkan pola parkir yang akan diimplementasikan. Pola parkir tersebut akan baik apabila sesuai dengan kondisi yang ada. Pola parkir tersebut adalah sebagai berikut :

1. Pola Parkir Mobil Penumpang :

a. Parkir Kendaraan Satu Sisi

Pola parkir ini diterapkan apabila ketersedian ruang sempit.

1) Membentuk Pola 90o

Pola parkir ini mempunyai daya tampung lebih banyak jika dibandingkan dengan pola parkir paralel, tetapi kemudahan dan kenyamanan pengemudi melakukan manuver masuk dan keluar ke ruangan parkir lebih sedikit jika dibandingkan dengan pola parkir

dengan sudut yang lebih kecil dari 90o.

Gambar 3.5. Pola Parkir Satu Sisi dengan Sudut 90o

(KD. No.272/HK.105/DRJD/96)

2) Membentuk Sudut 30o, 45o, 60o

Pola parkir ini mempunyai daya tampung lebih banyak jika dibandingkan dengan pola paralel. Kemudahan dan kenyamanan pengemudi melakukan manuver masuk dan keluar ke ruangan parkir

lebih besar jika dibandingkan dengan pola parkir dengan sudut 90o.

Gambar 3.6. Pola Parkir Satu Sisi dengan Sudut 30o, 45o, 60o


(46)

b. Parkir Kendaraan Dua Sisi

Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan ruang cukup memadai.

1) Membentuk Sudut 90o

Pada pola parkir ini, arah gerakan lalu lintas kendaraan dapat satu arah atau dua arah.

Gambar 3.7. Pola Parkir Dua Sisi dengan Sudut 90o

(KD. No.272/HK.105/DRJD/96)

2) Membentuk Sudut 30o, 45o, 60o

Gambar 3.8. Pola Parkir Dua Sisi dengan Sudut 30o, 45o, 60o

(KD. No.272/HK.105/DRJD/96)

c. Pola Parkir Pulau

Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan ruang cukup luas.

1) Membentuk Sudut 90o

Gambar 3.9. Pola Parkir Pulau dengan Sudut 90o


(47)

2) Membentuk Sudut 45o

a) Bentuk Tulang Ikan Tipe A

Gambar 3.10. Pola Parkir Pulau dengan Sudut 45o Tipe A

(KD. No.272/HK.105/DRJD/96)

b) Bentuk Tulang Ikan Tipe B

Gambar 3.11. Pola Parkir Pulau dengan Sudut 45o Tipe B

(KD. No.272/HK.105/DRJD/96)

c) Bentuk Tulang Ikan Tipe C

Gambar 3.12. Pola Parkir Pulau dengan Sudut 45o Tipe C


(48)

2. Pola Parkir Bus/Truk

Posisi kendaraan dapat dibuat menyudut 60o ataupun 90o, tergantung dari luas

area parkir. Dari segi efektivitas ruang, posisi sudut 90o lebih

menguntungkan.

a. Pola Parkir Satu Sisi

Gambar 3.13. Pola Parkir Bus/Truk dengan Satu Sisi (KD. No.272/HK.105/DRJD/96)

b. Pola Parkir Dua Sisi

Gambar 3.14. Pola Parkir Bus/Truk dengan Dua Sisi (KD. No.272/HK.105/DRJD/96)

3. Pola Parkir Sepeda Motor

Pada umumnya posisi kendaraan adalah 90o. Dari segi efektifitas ruang,

posisi sudut 90o paling menguntungkan.

a. Pola Parkir Satu Sisi

Pola ini diterapkan apabila ketersediaan ruang sempit.

Gambar 3.15. Pola Parkir Sepeda Motor dengan Satu Sisi (KD. No.272/HK.105/DRJD/96)


(49)

b. Pola Parkir Dua Sisi

Pola ini diterapkan apabila ketersediaan ruang cukup memadai (lebar ruas >5,6 m).

Gambar 3.16. Pola Parkir Sepeda Motor dengan Dua Sisi (KD. No.272/HK.105/DRJD/96)

c. Pola Parkir Pulau

Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan ruang cukup luas.

Gambar 3.17. Pola Parkir Sepeda Motor dengan Pola Parkir Pulau (KD. No.272/HK.105/DRJD/96)

Keterangan : h = Jarak terjauh antara tepi luar satuan ruang parkir w = Lebar terjauh satuan ruang parkir pulau

b = Lebar jalur gang

4. Jalur Sirkulasi, Gang dan Modul

Perbedaan antara jalur sirkulasi dengan jalur gang adalah terletak pada penggunaannya. Acuan umum yang dipakai yaitu :

a. Panjang sebuah jalur gang tidak lebih dari 100 meter.

b. Jalur gang yang dimaksudkan untuk melayani lebih dari 50 kendaraaan

dianggap sebagai jalur sirkulasi. Lebar minimum jalur sirkulasi :


(50)

b. Untuk jalur dua arah = 6,5 meter.

Gambar 3.18. Sket Jalur Sirkulasi Gang dan Modul (KD. No.272/HK.105/DRJD/96)

Gambar diatas menunjukkan pada posisi sudut 90o, sedangkan Gambar

3.19 menunjukkan pada posisi membentuk sudut sehingga bisa menggunakan sudut tertentu sesuai dengan kondisi lahan yang tersedia.

Gambar 3.19. Sket Jalur Sirkulasi Gang dan Modul (KD. No.272/HK.105/DRJD/96)

Adapun untuk ukuran yang dapat digunakan sebagai pedoman dapat dilihat pada Tabel 3.5 dibawah ini :

Tabel 3.5. Lebar Jalur Gang

SRP

Lebar Jalur Gang (m)

< 30o < 45o < 60o 90 %

1 arah 2 arah 1 arah 2 arah 1 arah 2 arah 1 arah 2 arah

a.SRP mobil pnp 2,5m x 5,0m

b.SRP mobil pnp 2,5m x 5,0m

c.SRP sepeda motor 0,75x2,0m

d.SRP bus/truk 3,40m x 12,5m

3,0* 3,50** 3,0* 3,50**

6,00* 6,50** 6,00* 6,50**

3,00 3,50** 3,00 3,50**

6,00* 6,50** 6,00* 6,50**

5,1* 5,1** 4,60* 4,60**

6,00* 6,50** 6,00* 6,50**

6.0* 6,5** 6.0* 6,5**

8,0* 8,0** 8,0* 8,0** 1,6* 1,6** 9,5 Sumber : KD. No.272/HK.105/DRJD/96

Keterangan : * = Lokasi parkir tanpa fasilitas pejalan kaki ** = Lokasi parkir dengan fasilitas pejalan kaki


(51)

5. Pintu Keluar dan Masuk

Ukuran lebar pintu keluar dan masuk dapat ditentukan, yaitu lebar 3 meter dan panjangnya harus dapat menampung 3 (tiga) mobil berurutan dengan

jarak antar mobil (spacing) sekitar 1,5 meter, oleh karena itu panjang dan

lebar pintu keluar-masuk minimum 15 meter.

a. Pintu Masuk dan Keluar Terpisah

Satu Jalur : Dua Jalur :

b = 3,00 – 3,50 m b = 6,00 m

d = 0,80 – 1,00 m d = 0,80 – 1,00 m

R1 = 6,00 – 6,50 m R1 = 3,50 – 5,00 m

R2 = 3,50 – 4,00 m R2 = 1,00 – 2,50 m

Gambar 3.20. Pintu Parkir Masuk dan Keluar yang terpisah (KD. No.272/HK.105/DRJD/96)

Sedangkan untuk akses pintu parkir masuk dan keluar pada satu pintu dapat dilihat pada Gambar 3.21.

b. Pintu Masuk dan Keluar menjadi satu

Gambar 3.21. Pintu Parkir Masuk dan Keluar yang menjadi satu (KD. No.272/HK.105/DRJD/96)


(52)

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pintu masuk dan pintu keluar (Abubakar dkk, 1996) adalah sebagai berikut :

1. Letak jalan masuk/keluar ditempatkan sejauh mungkin dari persimpangan.

2. Letak jalan masuk dan jalan keluar ditempatkan sedemikian rupa sehingga

kemungkinan konflik pejalan kaki dan yang lain dapat dihindarkan.

3. Letak jalan keluar ditempatkan sedemikian rupa sehingga memberikan jarak

pandang yang cukup saat memasuki arus lalu lintas.

4. Secara teoritis dapat dikatan lebar jalan masuk dan keluar sebaiknya

ditentukan berdasarkan analisis kapasitas.

Pada kondisi tertentu kadang ditentukan modul parsial, yaitu sebuah jalur gang hanya menampung sebuah deretan ruang parkir di salahsatu sisinya. Jenis modul itu hendaknya dihindari sedapat mungkin. Dengan demikian, sebuah taman parkir merupakan susunan modul yang jumlahnya tergantung pada luas tanah yang tersedia dan lokasi jalan masuk ataupun keluarnya.

Dari hasil penelaahan pengamatan di lapangan dapat disimpulkan bahwa alternatif penerapan pola parkir dapat digunakan, dimana penerapan salahsatu jenis pola parkir akan mempengaruhi kenyamanan dan kemudahan dari penggunaan fasilitas parkir.

Pola parkir menyudut dapat menampung lebih banyak kendaraan parkir jika dibandingkan dengan pola parkir paralel. Jika dilihat dari sudut pandang daya

tampung, posisi kendaraan dengan sudut 90o lebih menguntungkan. Tetapi dari

sudut sudut pandang kemudahan dan kenyamanan pengendara kendaraan parkir dalam melakukan manuver masuk dan keluar ruang parkir serta kemudahan melihat tempat parkir yang kosong pola parkir menyudut dengan sudut lebih kecil


(53)

D. Karakteristik Parkir

Karakteristik adalah pandangan umum, ciri-ciri khusus. Karakteristik parkir merupakan pandangan umum untuk meletakan atau menyimpan kendaraan di suatu tempat tertentu dalam jangka waktu yang tergantung kepada selesainya keperluan dari pengguna kendaraan tersebut. Karakteristik parkir dimaksudkan sebagai sifat-sifat dasar yang memberikan penilaian terhadap pelayanan parkir dan permasalah parkir yang terjadi pada daerah studi. Dalam mengatur perparkiran, menurut Hobbs (1995) bukan kepentingan teknis semata yang menjadi perhatian, melainkan juga yang menyangkut masalah keindahan.

Secara umum dapatlah dikatakan bahwa pengendalian atau pengolahan perparkiran diperlukan untuk mencegah atau menghilangkan hambatan lalu lintas, mengurangi kecelakaan, menciptakan kondisi agar letak parkir digunakan secara efektif dan efisien, memelihara keindahan lingkungan dan menciptakan mekanisme penggunaan jalan secara efektif dan efesien, terutama pada ruas jalan tempat kemacetan lalu lintas. Berdasarkan karakteristik parkir, akan dapat diketahui kondisi perparkiran yang terjadi pada daerah studi seperti mencakup

volume parkir, akumulasi parkir, pergantian parkir (parking turnover), kapasitas

parkir, dan indeks parkir.

Dalam perencanaan parkir, perlu diperhatikan beberapa karakteristik parkir antara lain :

1. Akumulasi Parkir

Akumulasi parkir adalah jumlah kendaraan yang diparkir pada sebuah area dalam periode tertentu. Akumulasi ini dapat dijadikan sebagai ukuran kebutuhan ruang parkir dilokasi penelitian. Informasi ini sangat dibutuhkan untuk mengetahui jumlah kendaraan yang sedang berada pada suatu lahan parkir pada selang waktu tertentu. Informasi ini dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan kendaraan yang telah menggunakan lahan parkir ditambah dengan kendaraan yang masuk serta dikurangi dengan kendaraan yang keluar. Akumulasi parkir dihitung dengan Rumus 3.3 :

Akumulasi = Ei – Ex ... (3.3)


(54)

Ex = Ekstry (banyaknya kendaraan yang keluar dari lokasi)

Jika sebelum penggunaan sudah ada kendaraan yang diparkir, maka jumlah kendaraan yang ada dijumlahkan ke dalam harga akumulasi yang telah dibuat. Bisa dilihat pada Rumus 3.4 dibawah ini :

Akumulasi = x + Ei – Ex... (3.4) Dengan : x = Jumlah kendaraan yang sudah ada

Dari hasil data yang diperoleh, dibuat grafik yang menunjukkan prosentase kendaraan dalam waktu tertentu, sehingga didapat kurva akumulasi karakteristik parkir.

2. Volume Parkir

Volume parkir adalah kendaraan yang terlihat dalam suatu beban parkir per periode waktu tertentu (satu hari). Data volume parkir diperlukan untuk mengetahui intensitas penggunaan ruang parkir yang ada dilokasi penelitian. Selain itu juga untuk mengetahui hubungan-hubungan antara jenis kendaraan yang mana banyak membutuhkan ruang parkir. Volume parkir dihitung dengan menjumlahkan kendaraan yang menggunakan area parkir dalam waktu 1 (satu) hari. Rumus 3.5 volume parkir adalah sebagai berikut :

Volume parkir = X + Ei ... (3.5) Dengan : X = Jumlah kendaraan yang sudah ada

Ei = Kendaraan yang masuk lokasi

Dengan data yang diperoleh dibuat grafik yang menggambarkan hubungan jumlah kendaraan yang diparkir dengan periode waktu tertentu (per hari).

3. Tingkat Turnover

Tingkat turnover adalah penggunaan rata-rata parkir untuk periode tertentu.

Tingkat turnover diperoleh menggunakan Rumus 3.6 sebagai berikut :


(55)

4. Indeks Parkir

Indeks parkir merupakan prosentase dari jumlah kendaraan yang diparkir di area parkir dengan jumlah ruang parkir yang disediakan. Nilai indeks parkir ini dapat menunjukkan seberapa besar kapasitas parkir yang telah terisi. Indeks parkir dapat dihitung dengan Rumus 3.7.

Indeks parkir= � � � � � 100%

� � � � � � �� ... (3.7)

a. Nilai indeks parkir yang lebih kecil dari 100% menyatakan bahwa

permintaan ruang parkir lebih kecil dari kapasitas yang ada.

b. Nilai indeks parkir sama dengan 100% menyatakan bahwa permintaan

ruang parkir seimbang kapasitas yang ada.

c. Nilai indeks parkir lebih besar dari 100% menyatakan bahwa permintaan

ruang parkir lebih besar dari kapasitas yang ada.

5. Headway

Headway adalah selang waktu kedatangan kendaraan. Headway rata-rata dapat dihitung dengan Rumus 3.8.

Headway= � � 1+2+3…( ��)

� �� � � ... (3.8)

6. Durasi Parkir

Durasi parkir adalah lama waktu yang digunakan kendaraan untuk parkir. Durasi parkir dapat dihitung dengan Rumus 3.9.

Durasi parkir = Waktu kendaraan keluar – Waktu kendaraan masuk ... (3.9) Rata-rata lama waktu parkir adalah rata-rata lama waktu yang dipakai setiap kendaraan untuk berhenti pada ruang parkir. Suatu ruang parkir akan mampu melayani lebih banyak kendaraan jika waktu parkirnya singkat, dibandingkan dengan ruang parkir yang digunakan oleh kendaraan dalam waktu yang lama. Dari rata-rata parkir maka akan diketahui waktu yang akan dipakai pemarkir untuk memarkir kendaraan pada petak parkir. Sedangkan untuk mengetahui rata-rata lamanya parkir dari seluruh kendaraan selama waktu survei dapat diketahui dengan rumus 3.10 sebagai berikut :


(56)

Mean/durasi parkir rata-rata=( . )... (3.10) Dengan :

f = Jumlah kendaraan yang parkir selama interval waktu survei

x = Jumlah dari interval

7. Kebutuhan Ruang Parkir

Kebutuhan Ruang Parkir adalah luas area yang dibutuhkan untuk jumlah kendaraan yang menggunakan parkir. Untuk mengetahui kebutuhan parkir pada suatu kawasan yang di studi, terlebih dahulu perlu diketahui tujuan dari pemarkir (Abubakar, 1998). Kebutuhan ruang parkir terbagi atas dua bagian :

a. Kebutuhan Ruang Parkir Efektif (KRP)

Kebutuhan Ruang Parkir Efektif (KRP) merupakan luas area yang dibutuhkan berdasarkan akumulasi kendaraan tertinggi. Kebutuhan ruang parkir efektif dapat dihitung dengan Rumus 3.11.

KRP efektif = JK x SRP ... (3.11)

Dengan :

KRP efektif = Kebutuhan Ruang Parkir Efektif (m2)

JK = Volume maksimum berdasarkan akumulasi tertinggi

SRP = Satuan Ruang Parkir Kendaraan

b. Kebutuhan Ruang Parkir manuver (KRM)

Kebutuhan Ruang Parkir manuver adalah ruang bebas kendaraan untuk

melakukan putaran agar mudah untuk masuk dan keluar dari areal parkir.

Kebutuhan Ruang Parkir manuver (KRM) dapat dihitung dengan Rumus

3.12 sebagai berikut :

KRM = KRP efektif x 55% atau 60%... (3.12)

Dengan :

KRM = Kebutuhan ruang parkir manuver

KRP efektif = Kebutuhan Ruang Parkir Efektif

55 % = Ruang manuver mobil untuk lahan parkir menyudut


(57)

60 % = Ruang manuver sepeda motor untuk lahan parkir


(58)

49

A. Tahap Penelitian

Tahapan penelitian pada Tugas Akhir ini menjelaskan mengenai tahapan pelaksanaan studi dan analisa yang digunakan. Adapun tahapan yang dilakukan meliputi studi literatur, penentuan lokasi, pembuatan proposal, observasi lapangan atau survei pendahuluan, pengumpulan data, metode pengumpulan data, analisa dan pengolahan data, dan penyusunan laporan.

Metode penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.1 di bawah ini :

Tidak

Ya

Gambar 4.1 Bagan Alir Penelitian

Mulai

Survei Proposal

Disetujui

Pengumpulan Data Primer Pengumpulan Data Sekunder

1.Jumlah kendaraan yang sudah ada sebelum waktu survei 1. Jumlah Karyawan

2.Jumlah kendaraan yang masuk dan keluar area parkir 2. Jam kerja karyawan

3.Waktu kendaraan yang masuk dan keluar area parkir 3. Jumlah kendaraan karyawan

4.Jumlah petak parkir yang tersedia 4. Luas area parkir

5.Luas area parkir 5. Luas Rumah Sakit

Kesimpulan dan Saran

Selesai StudiLiteratur


(1)

atau 166 petak parkir. 5 Kebutuhan

Ruang Parkir = 276 m2

Kebutuhan Ruang parkir = 525 m2

Kebutuhan Ruang parkir = 249 m2

Menambahkan 249 m2 agar semua kendaraan dapat tertampung.

Sumber : Hasil Analisis Data, 2016

Rekomendasi untuk sisa luas total lahan sebesar 269,94 m2 atau 180 ruang/petak dapat digunakan untuk menambahkan kekurangan kebutuhan ruang parkir sebesar 249 m2 atau sebanyak 166 ruang/petak parkir agar mampu menampung seluruh kendaraan pengunjung atau karyawan dan Sebaiknya pihak Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI membuka pintu masuk/keluar parkir arah timur agar memudahkan manuver tanpa harus berputar arah untuk keluar dari area parkir, sehingga fasilitas parkir tidak bermasalah.


(2)

91 BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil analisis dan survei pada area parkir sepeda motor di Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI hari Jum’at, 16 Desember 2016, Minggu, 18 Desember 2016 dan Selasa, 20 Desember 2016 dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Jumlah sepeda motor pada hari Jum’at yang masuk ruang parkir adalah 619 kendaraan dan yang keluar dari area parkir sebanyak 327 kendaraan. Jumlah sepeda motor pada hari Minggu yang masuk ruang parkir adalah 390 kendaraan dan yang keluar dari area parkir sebanyak 257 kendaraan. Jumlah sepeda motor pada hari Selasa yang masuk ruang parkir adalah 645 kendaraan dan yang keluar dari area parkir sebanyak 367 kendaraan.

2. Akumulasi parkir sepeda motor maksimal interval 15 menit adalah 350 kendaraan pada hari Jum’at pukul 19.30 – 19.45 WIB, 166 kendaraan pada hari minggu pukul 16.00 – 16.15 WIB dan 289 kendaraan pada hari Selasa pukul 14.00 – 14.15 WIB.

3. Volume total parkir sepeda motor pada hari Jum’at adalah 619 kendaraan, 390 kendaraan pada hari Minggu dan 645 kendaraan pada hari Selasa.

4. Tingkat turnover sepeda motor pada hari Jum’at adalah 3,36 kendaraan/hari/ruang, 2,12 kendaraan/hari/ruang pada hari Minggu dan 3,51 kendaraan/hari/ruang pada hari Selasa.

5. Indeks parkir sepeda motor pada hari Jum’at adalah 190,2 %, 90,2 % pada hari Minggu dan 157,2 % pada hari Selasa.

6. Headway total rata-rata terbesar pada hari Jum’at adalah 2,02 menit/kendaraan, 3,24 menit/kendaraan pada hari Minggu dan 1,63 menit/kendaraan pada hari Selasa.

7. Durasi parkir total rata-rata sepeda motor pada hari Jum’at adalah 110 menit, 130 menit pada hari Minggu dan 128 menit pada hari Selasa. Sedangkan Modus (nilai yang sering muncul/frekuensi tertinggi) adalah 37 kendaraan


(3)

pada interval 60 – 75 menit, 33 kendaraan pada hari Minggu di interval 15 – 30 menit, 37 kendaraan pada hari Minggu di interval 15 – 30 menit.

8. Jumlah kendaraan terbesar yang parkir berdasarkan nilai waktu tunggu dan nilai headway adalah 54 kendaraan pada hari Jum’at, 40 kendaraan pada hari Minggu dan 79 kendaraan pada hari Selasa.

9. Konfigurasi parkir sepeda motor di Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI adalah pola parkir dua sisi dengan lebar ruas > 5,6 m.

10. Kapasitas ruang parkir sepeda motor adalah 184 unit sepeda motor atau 276 m2.

11. Kebutuhan Ruang Parkir (KRP) di Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI adalah 525 m2 berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan.

12. Rekomendasi untuk sisa luas total lahan sebesar 269,94 m2 atau 180 ruang/petak dapat digunakan untuk menambahkan kekurangan kebutuhan ruang parkir sebesar 249 m2 atau sebanyak 166 ruang/petak parkir.

B. Saran

Berdasarkan hasil analisis penelitian, maka peneliti mengusulkan beberapa solusi atau pertimbangan kepada pihak yang terkait dalam usaha peningkatan pelayanan parkir yaitu sebagai berikut :

1. Untuk pemakaian parkir yang efektif dan efisien, sebaiknya petugas parkir dapat memberi arahan/petunjuk kepada pemakai tempat parkir sepeda motor dalam menempatkan kendaraannya pada posisi/tempat yang masih kosong terutama disebelah timur area parkir sepeda motor.

2. Sebaiknya pihak Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI membuka pintu masuk/keluar parkir arah timur agar memudahkan manuver tanpa harus berputar arah untuk keluar dari area parkir sepeda motor.

3. Perlu penambahan area parkir sepeda motor untuk karyawan Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI yang selalu penuh dan tidak teratur.


(4)

93

4. Memberikan garis batas untuk setiap petak parkir sehingga pengendara dapat memarkirkan sepeda motor dengan rapi dan tidak tergantung dengan petugas parkir.

5. Perlu perbaikan pos jaga kendaraan masuk/keluar kendaraan yang lebih modern dengan sistem palang pintu supaya lebih tertib, teratur dan aman. 6. Penulis berharap ada peneliti berikutnya yang akan melanjutkan penelitian

dengan judul tentang parkir kendaraan, baik sepeda motor ataupun mobil penumpang untuk menambah pemahaman tentang evaluasi kinerja parkir serta bisa diaplikasikan dalam penelitian ditempat lain.


(5)

Abubakar, I, dkk, 1998, Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas Parkir, Direktorat Bina Sistem Lalu Lintas Angkutan Kota, Jakarta.

Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (1995), Petunjuk Teknis Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Departemen Perhubungan, Jakarta.

Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (1996), Studi Standarisasi Perencanaan Kebutuhan Fasilitas dan Perpindahan Angkutan Umum di Wilayah Perkotaan, Departemen Perhubungan, Jakarta

Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (1998), Penempatan Fasilitas Parkir, Departemen Perhubungan, Jakarta.

Hidayat, B, 2014, Studi Karakteristik Lahan Parkir Di Rumah Sakit Mitra Keluarga Cibubur, Teknik Sipil Universitas Islam 45, Bekasi.

Hobbs, F.D, 1995, Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas, Edisi Kedua, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Mahotama, T.D, dkk, 2015, Penataan Kembali Tata Letak Fasilitas Parkir Sepeda Motor Di Stasiun Kereta Api Lempuyangan Yang Berorientasi Konsumen, Skripsi Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya, Yogyakarta.

Miro, F, 1997, Sistem Transportasi Kota, Tarsito, Bandung.

Munawar, A, 2004, Manajemen Lalu Lintas, Beta Offestt, Yogyakarta.

Richie, A, 2011, Evaluasi Kebutuhan Ruang Parkir Mobil dan Motor Di Rsup Dr Sarjdito Yogyakarta, Tugas Akhir Program Studi Teknik Sipil UMY, Yogyakarta.

Supriyanto, J, 2014, Evaluasi Kinerja Parkir Di RSU Haji Surabaya, Tugas Akhir Program Studi Teknik Sipil Universitas Narotama, Surabaya.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 (2009), Lalu Lintas dan Angkutan Umum, Jakarta.

Utama, I.A, 2016, Evaluasi Kapasitas Parkir RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, Tugas Akhir Program Studi Teknik Sipil UMY, Yogyakarta.

Warpani, S, 1990, Rekayasa Lalu Lintas, Edisi Kedua, Bhatara Karya Aksara, Jakarta.


(6)

Wiyanti, D.S, 2015, Analisis Kebutuhan Ruang Parkir Berdasarkan Analisis Kapasitas Ruang Parkir Di RSUD Banyumas, Jurnal Dosen Teknik Sipil Unwiku, Purwokerto.