2.2. Landasan Teori
Peranan adalah aspek dinamis dari status yang dimiliki oleh seseorang. Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan status yang dimilikinya,
maka ia telah menjalankan peranannya. Peranan dapat dibagi dalam dua tipe, yaitu: a.
pola peranan dimana digambarkan peranan wanita seluruhnya hanya dalam pekerjaan rumah tangga atau pemeliharaan kebutuhan hidup semua anggota
keluarga b.
pola peranan dimana wanita mempunyai peranan dalam pekerjaan rumah tangga dan pekerjaan mencari nafkah
Peranan atau peran merupakan pola perikelakuan yang dikaitkan dengan status atau kedudukan. Setiap manusia yang menjadi warga suatu masyarakat senantiasa
mempunyai status atau kedudukan dan peranan. Peranan ini dapat diibaratkan dengan peran yang ada dalam suatu sandiwara yang para pemainnya mendapatkan tugas untuk
memainkan sebagian atau seluruh bagian cerita yang menjadi tema sandiwara tersebut Soekanto, 1981.
Wanita baik sebagai warga negara maupun sebagai sumber daya insani pembangunan mempunyai hak dan kewajiban serta kesempatan yang sama dengan pria di
segala bidang. Pembangunan wanita sebagai mitra sejajar pria ditujukan untuk meningkatkan peranan aktif dalam kegiatan pembangunan manusia seutuhnya.
Kedudukan wanita dalam keluarga dan masyarakat serta peranannya dalam pembangunan perlu dipelihara dan terus ditingkatkan hingga dapat memberikan sumbangsih yang
sebesar-besarnya bagi bangsa dan keluarga dengan memperhatikan kodrat dan martabatnya Depdikbud, 1993.
Universitas Sumatera Utara
Pudjiwati Sayogyo dalam penelitiannya tentang peranan wanita dalam perkembangan masyarakat desa mengungkapkan betapa besar sumbangan wanita dalam
ekonomi masyarakat dan rumah tangga, maupun dalam kehidupan keluarga. Nampaknya perkembangan masyarakat dewasa ini memang memerlukan partisipasi wanita.
Sebagai wanita yang telah menikah mempunyai peran dalam kelurga inti sebagai istri, sebagai pengurus rumah tangga dan sebagai pencari nafkah. Ini pada umumnya
dirasakan sebagai tugas utama dari seorang wanita yang terkait dalam gambaran perkawinan. Dalam tiga peran tersebut, wanita memberikan diri sepenuhnya demi
kesejahteraan bagi kelurganya. Banyak wanita merasa tidak puas dalam ketiga peran di atas dan sering keadaan ekonomi kelurganya menuntut untuk bekerja diluar, atau mencari
suatu kegiatan yang menambah penghasilan keluarganya Moenandar, 1985. Keinginan para wanita untuk dapat meningkatkan taraf hidup dan perbaikan
ekonomi serta keadilan sosial keluarga senantiasa tergambar dari uapaya yang selalu mereka lakukan, misalnya dengan bekerja di bidang pertanian atau mencari nafkah untuk
menambah penghasilan keluarga. Wanita pada umumnya sangat peka dengan keadaan dan permasalahan yang terjadi dalam keluarga, mereka akan menjadi penengah untuk
setiap masalah yang terjadi dalam kelurga mereka juga tidak akan segan-segan untuk memasuki dunia pekerjaan yang beresiko tinggi apabila keadaan keluarga mereka
mengharuskan untuk berbuat demikian Ihromi, 1995. Pola curahan tenaga kerja wanita dan pria pada tingkat rumah tangga dengan
memperhatikan pekerjaan-pekerjaan yang menghasilkan nafkah. Hal tersebut akan dihubungkan dengan pola pendapatan atau upah rumah tangga, serta lapangan pekerjaan
yang ada dalam masyarakat. Hubungan tersebut akan mencerminkan strategi atau usaha keluarga dalam mempertahankan hidup serta kesejahteraannya Sayogyo, 1983.
Universitas Sumatera Utara
Pendapata bersih adalah selisih total pendapatan tunai dengan total pengeluaran. Pendapatan bersih suatu usaha dinyatakan dalam bentuk jumlah rupiah. Pendapatan
bersih adalah peneriamaan dikurangi biaya produksi. Penerimaan adalah perkalian anatara jumlah produk yang dijual dengan harga jual. Pernyataan ini dapat dituliskan
sabagai berikut:
TR = Py . Y
Keterangan: TR = Total penerimaan
Py = Harga Y = Jumlah yang terjual
Soekartawi, 1995
2.3. Kerangka Pemikiran