1. Koheresi
Metode koheresi dipilih guna mencapai tujuan yang digunakan. Peneliti menganggap bahwa pendekatan kualitatif tepat digunakan dalam penelitian
karena sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu untuk mengatahui bagaimanakah pemaafan pada korban perkosaan beserta bentuk kombinasi yang terjadi atau
sampai tahap kombinasi manakah pemaafan yang terjadi pada korban perkosaan.
2. Keterbukaan
Keterbukaan menunjukan sejauh mana peneliti bisa membuka diri dengan memanfaatkan metode yang berbeda untuk mencapi tujuan.
3. Diskursus
Diskursus menunjukan sejauh mana dan seintensif apa peneliti mendiskusikan temuan dan analisanya dengan orang lain.
d. Konfirmabilitas Obyektivitas
Dalam penelitian kualitatif konsep objektivitas diganti dengan konfirmabilitas yang menekankan bahwa temuan penelitian dapat
dikonfirmasikan. Penelitian kualitatif mengembangkan pemahaman yang berbeda tentang objektivitas, objektivitas dapat diartikan sebagai sesuatu yang muncul
emergent dari hubungan subjek-subjek yang berinteraksi, oleh karena itu objektivitas dilihat sebagi konsep inter subjektivitas, terutama dalam kerangka
‘pemindahan’ dari data yang subjektif kearah generalisasi data objektif.
Universitas Sumatera Utara
Selain itu, bagi peneliti kualitatif yang lebih penting adalah objektivitas dalam pengertian transparansi, yakni kesedian peneliti mengungkapkan secara
terbuka proses dan elemen-elemen penelitiannya, sehingga memungkinkan pihak lain melakukan penilaian. Di sisi lain peneliti kualitatif melihat objektivitas dalam
kerangka ‘kesamaan pandangan atau analisis’ terhadap objek atau topik yang diteliti. Dalam hal ini objektivitas ditampilkan melalui sejauh mana diperolehnya
kesetujuan diantara peneliti-peneliti mengenai aspek yang dibahas Sarantoks dalam Poerwandari, 2001.
Penelitian ini akan menggunakan konsep objektivitas dengan cara melakukan transparansi dan terbuka dalam proses penelitiannya melalui dosen
pembimbing sebagai penilai dan para peneliti lainnya yang sama-sama sedang meneliti tentang pemaafan dengan menggunakan kesamaan pandangan dan
analisis.
III.B. Subjek, Informan dan Lokasi Penelitian
Pada suatu penelitian, populasi dan sampel adalah hal yang harus diperhatikan. Populasi adalah semua individu untuk siapa kenyataan-kenyataan
yang diperoleh dari sampel penelitian akan digeneralisasi. Sampel adalah sebahagian dari populasi yang dikenakan langsung dalam penelitian. Sampel
harus bersifat representatif, yaitu dapat mewakili atau menggambarkan dengan jelas karakteristik populasinyaHadi, 1999.
Universitas Sumatera Utara
III.B.1. Karakteristik Partisipan Penelitian
Sesuai dengan tujuan peneliti ini maka karakteristik subjek yang dipilih adalah korban perkosaan.
III.B.2. Teknik Sampling
Agar mendapatkan subjek penelitian sesuai dengan karakteristik subjek penelitian yang telah disebutkan sebelumnya, teknik pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pengambilan sampel bola saljuberantai. Pengambilan sampel dilakukan secara berantai dengan meminta informasi pada
orang yang telah diwawancarai atau dihubungi sebelumnya, demikian seterusnya Poerwandari, 2001.
III.B.3. Jumlah Partisipan Penelitian
Menurut Patton dalam Poerwandari, 2001, desain kualitatif memiliki sifat yang luwes, oleh sebab itu tidak ada aturan yang pasti dalam jumlah sampel
yang harus diambil untuk penelitian kualitatif. Jumlah sampel sangat tergantung pada apa yang dianggap bermanfaat dan dapat dilakukan dengan waktu dan
sumber daya yang tersedia. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah dua orang korban perkosaan
yang akan diwawancarai. Alasan utama pengambilan jumlah sampel tersebut adalah adanya keterbatasan dari peneliti sendiri baik itu waktu, biaya maupun
kemampuan peneliti.
Universitas Sumatera Utara
III.B.4. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Medan, pengambilan daerah penelitian tersebut adalah dengan alasan kemudahan untuk mendapatkan sampel penelitian, karena
rumah peneliti berada di daerah tersebut. Lokasi penelitian dapat berubah sewaktu-waktu dn disesuaikan dengan keinginan responden penelitian agar
responden penelitian merasa nyaman.
III.C. Metode Pengumpulan Data
Sesuai dengan sifat penelitian kualitatif yang terbuka dan luas, metode pengambilan data kualitatif sangat beragam. Menurut Poerwandari 2001, metode
pengambilan data dalam penelitian kualitatif sangat beragam, disesuaikan dengan masalah, tujuan penelitian serta sifat objek yang diteliti. Metode pengambilan data
dalam penelitian kualitatif antara lain: wawancara, observasi, diskusi kelompok terfokus, analisa terhadap karya tulis, film dan karya seni lain, analisa dokumen,
analisa catatan pribadi, studi kasus, studi riwayat hidup dan sebagainya. Lofland dan Lofland dalam Moleong, 2005 menyatakan bahwa sumber
data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata atau tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Namun dalam penelitian ini,
metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara.
III.C.1.Wawancara
Wawancara adalah proses komunikasi interaksional antara dua pihak, dimana paling tidak salah satu pihak memiliki tujuan tertentu dan di dalamnya
Universitas Sumatera Utara
terdapat pertanyaan dan menjawab pertanyaan Stewart Cash, 2000. Wawancara kualitatif dilakukan bila peneliti bermaksud untuk memperoleh
pengetahuan tentang makna-makna subyektif yang berkenaan dengan topik yang diteliti dan bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut, suatu hal yang
tidak dapat dilakukan melalui pendekatan lain Banister dkk, 1994. Aspek yang ingin diungkap dari wawancara ini adalah reaksi terhadap
perkosaan, bagaimanakah proses pemaafan pada korban perkosaan atau jika ada pemaafan sampai kombinasi manakah pemaafan yang mungkin dimiliki oleh
subjek penelitian, yakni kombinasi hallow forgiveness, silent forgiveness, total forgiveness, dan no forgiveness sesuai dengan klasifikasi kombinasi pemaafan
yang dikemukakan oleh Baumester, Exline Sommer, 1998. Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara
mendalam in-depth interview. Banister 1994 menjelaskan bahwa wawancara mendalam adalah wawancara yang tetap menggunakan pedoman wawancara,
namun penggunaannya tidak sekedar wawancara terstruktur. Pedoman wawancara berisi “open-ended question” yang bertujuan agar arah wawancara tetap sesuai
dengan tujuan penelitian Poerwandari, 2001. Pedoman wawancara dalam penelitian ini dibuat berdasarkan pada dimensi pemaafan dan kombinasi pemaafan
yang terbentuk yang dikemukakan oleh Baumester, Exline Sommer, 1998. Pedoman wawancara ini juga digunakan untuk mengingatkan peneliti
mengenai aspek-aspek yang harus dibahas, sekaligus menjadi daftar pengecek check list apakah aspek-aspek yang relevan tersebut telah dibahas atau
ditanyakan. Dengan pedoman yang demikian, peneliti harus memikirkan
Universitas Sumatera Utara
bagaimana pertanyaan tersebut akan dijabarkan secara konkrit dalam kalimat tanya, sekaligus menyesuaikan pertanyaan dengan konteks aktual saat wawancara
berlangsung Poerwandari, 2001. Saat wawancara berlangsung, peneliti juga akan melakukan observasi dan
mencatat bahasa non verbal dari subjek penelitian.
III.D. Alat Bantu Pengumpulan Data
Menurut Poerwandari 2001 bahwa yang menjadi alat terpenting dalam penelitian kualitatif adalah peneliti sendiri. Namun untuk memudahkan
pengumpulan data, peneliti membutuhkan alat bantu, seperti alat perekam tape recorder, pedoman wawancara dan catatan lapangan.
III.D.1. Alat perekam tape recorder
Poerwandari 2001 menyatakan, sedapat mungkin wawancara perlu direkam dan dibuat transkripnya secara verbatim kata demi kata, sehingga tidak
bijaksana jika peneliti hanya mengandalkan ingatan. Untuk tujuan tersebut, perlu digunakan alat perekam agar peneliti mudah mengulang kembali rekaman
wawancara dan dapat menghubungi subjek kembali apabila ada hal yang masih belum lengkap atau belum jelas. Penggunaan alat perekam ini dilakukan dengan
seizin subjek. Selain itu penggunaan tape recorder memungkinkan peneliti untuk lebih berkonsentrasi pada apa yang dikatakan oleh subjek, tape recorder dapat
merekam nuansa suara dan bunyi serta aspek-aspek dari wawancara seperti tertawa, desahan dan sarkasme secara tajam Padgett, 1998.
Universitas Sumatera Utara
III.D.2. Pedoman wawancara
Pedoman wawancara digunakan agar wawancara yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Pedoman wawancara ini juga sebagai alat
bantu untuk mengkategorisasikan jawaban sehingga memudahkan pada tahap analisis data. Pedoman ini disusun tidak hanya berdasarkan tujuan penelitian, tapi
juga berdasarkan pada berbagai teori yang berkaitan dengan masalah yang ingin dijawab Poerwandari, 2001.
Pedoman umum wawancara memuat isu-isu yang berkaitan dengan tema penelitian tanpa menentukan urutan pertanyaan karena akan disesuaikan dengan
situasi dan kondisi saat wawancara berlangsung. Pedoman ini digunakan untuk mengingatkan sekaligus sebagai daftar pengecek bahwa semua aspek yang
relevan telah dibahas atau ditanyakan. Pedoman wawancara terdiri dari bagaimana peristiwa perkosaan terjadi, faktor-faktor yang mempengaruhi pemaafan, dimensi
pemaafan, langkah-langkah dalam pemaafan pada korban perkosaan sehingga akan dapat dilihat bagaimana dinamika pemaafannya.
III.D.3. Catatan lapangan
Catatan lapangan menurut Bogdan dan Biklen dalam Moleong, 2000 adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dipikirkan
dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif. Catatan lapangan dibuat setelah pulang ke tempat tinggal dengan
mengulang kembali hasil rekaman dari tape recorder.
Universitas Sumatera Utara
III.E. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan yang diungkapkan Bogdan dalam Moleong, 2000. Terdapat tiga tahapan dalam
prosedur penelitian kualitatif, yaitu tahap pralapangan, pekerjaan lapangan, dan tahap analisis data.
III.E.1 Tahap pralapangan
Pada tahap persiapan penelitian, peneliti melakukan sejumlah hal yang diperlukan untuk melaksanakan penelitian Moleong, 2000 yaitu sebagai berikut:
1. Mengurus surat perizinan
Peneliti terlebih dahulu meminta surat izin Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara USU yang nantinya akan digunakan sebagai tanda bukti
bahwa peneliti adalah mahasiswi psikologi USU yang sedang melakukan penelitian. Surat izin ini terutama dibutuhkan pada saat proses pengambilan
data di LSM PKPA Pusat Kajian Perempuan dan Anak 2.
Mengumpulkan informasi dan teori yang berhubungan dengan perkosaan, pemaafan, dimensi pemaafan dan kombinasi pemaafan.
Peneliti mengumpulkan berbagai informasi yang berhubungan dengan dimensi pemaafan dan kombinasi pemaafan , korban perkosaan dan kekerasan seksual
baik yang berasal dari teori, literatur lepas seperti artikel dan grounded theory teori dari dasar yang dihasilkan dari wawancara personal terhadap pihak-
pihak tertentu yang memiliki kredibilitas dan kompetensi tentang suatu topik.
Universitas Sumatera Utara
3. Menyusun pedoman wawancara
Peneliti menyusun butir-butir pertanyaan berdasarkan kerangka teoritis untuk menjadi pedoman dalam proses wawancara.
4. Persiapan untuk pengumpulan data
Peneliti mencari beberapa orang responden yang sesuai dengan kriteria sampel yang telah ditentukan, meminta kesediaanya inform concent untuk menjadi
responden dan mengumpulkan informasi tentang calon responden tersebut. 5.
Membangun rapport Setelah memperoleh kesediaan dari responden penelitian tanda tangan
respondent pada lembaran inform concent, peneliti meminta kesediaan untuk bertemu dan mulai membangun rapport. Setelah itu peneliti dan responden
penelitian mengadakan kesepakatan yang meliputi waktu dan tempat wawancara serta persyaratan lain yang diajukan kedua belah pihak.
III.E.2. Tahap pelaksanaan penelitian
Setelah tahap persiapan penelitian dilakukan, maka peneliti memasuki tahap pelaksanaan penelitian.
1. Mengkonfirmasi ulang waktu dan tempat wawancara
Sebelum wawancara dilakukan, peneliti mengkomfirmasi ulang waktu dan tempat yang sebelumnya telah disepakati bersama dengan responden.
Konfirmasi ulang ini dilakukan sehari sebelum wawancara dilakukan dengan tujuan agar memastikan responden dalam keadaan sehat dan tidak berhalangan
dalam melakukan wawancara
Universitas Sumatera Utara
2. Melakukan wawancara berdasarkan pedoman wawancara
Sebelum melakukan wawancara, peneliti meminta responden untuk mendatangani Lembar Persetujuan Wawancara yang menyatakan bahwa
responden mengerti tujuan wawancara, bersedia menjawab pertanyaan yang diajukan, mempunyai hak untuk mengundurkan diri dari penelitian sewaktu-
waktu serta memahami bahwa hasil wawancara adalah rahasia dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Dalam melakukan wawancara
peneliti sekaligus melakukan observasi terhadap responden. 3.
Memindahkan rekaman hasil wawancara ke dalam bentuk transkrip verbatim Setelah hasil wawancara diperoleh, peneliti memindahkan hasil wawancara ke
dalam verbatim tertulis. Pada tahap ini, peneliti melakukan koding dengan membubuhkan kode-kode pada materi yang diperoleh. Koding dimaksudkan
untuk dapat mengorganisasi dan mensistematisasi data secara lengkap dan mendetail sehingga data dapat memunculkan gambaran tentang topik yang
dipelajari Poerwandari, 2001. 4.
Melakukan analisa data Bentuk transkrip verbatim yang telah selesai, kemudian dibuatkan salinannya
dan diserahkan kepada pembimbing 5.
Menarik kesimpulan, membuat diskusi dan saran Setelah analisa data selesai, peneliti menarik kesimpulan untuk menjawab
permasalahan. Kemudian peneliti menuliskan diskusi terhadap kesimpulan dan seluruh hasil penelitian. Dengan memperhatikan hasil penelitian,
Universitas Sumatera Utara
kesimpulan data dan diskusi yang telah dilakukan, peneliti mengajukan saran bagi peneliti selanjutnya.
III.E.3. Tahap pencatatan data
Semua data yang diperoleh pada saat wawancara direkam dengan alat peekam dengan persetujuan subjek penelitian sebelumnya. Dari hasil rekaman ini
kemudian akan ditranskripkan secara verbatim untuk dianalisa. Transkrip adalah salinan hasil wawancara dalam pita suara dipindahkan ke dalam bentuk ketikan di
atas kertas.
III.F. Teknik dan Prosedur Pengolahan Data
Data yang diperoleh dari pendekatan kualitatif adalah berupa kata-kata. Untuk itu kita perlu melakukan analisis data. Analisis data adalah proses yang
merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan ide seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada
tema dan ide itu Bogdan dan Taylor dalam Moleong, 2005. Untuk melakukan analisis berdasarkan data tersebut dibutuhkan kehati-hatian agar tidak
menyimpang dari tujuan data penelitian. Berdasarkan penjelasan Moleong 2005 proses analisis data adalah sebagai berikut:
1. Menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber.
2. Mengadakan reduksi data melalui abstraksi
3. Menyusunnya kedalam satuan-satuan.
4. Kategorisasi satuan-satuan dengan memberikan koding
Universitas Sumatera Utara
5. Mengadakan pemeriksaan keabsahan data.
Untuk memanfaatkan data yang didapat dari wawancara, peneliti juga mencoba membuat analisis banding antar responden, baik itu berdasarkan
komponen, proses dan faktor-faktor yang mempengaruhi pemaafan, dimensi pemaafan, sehingga akan lebih mengoptimalkan hasil penelitian yang didapat.
Sebagaimana yang dikatakan Bastaman 1996 bahwa analisis banding antar responden berguna untuk mengetahui sejauhmana kesamaan, perbedaan, saling
melengkapi, dan kontradiksi di antara responden-responden itu.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV ANALISIS DATA DAN INTERPRETASI