Hollow Forgiveness Silent Forgiveness

menyakitkan, dan suatu bentuk hubungan antara orang yang telah disakiti dengan orang yang menyakiti. Jadi Baumeister, Exline Sommer dalam Worthington, 1998 mengkategorikan pemaafan dapat terjadi karena adanya dua dimensi yang terbentuk yaitu intrapsikis dan interpersonal. Dimensi intrapsikis melibatkan keadaan dan proses yang terjadi di dalam diri orang yang disakiti secara emosional maupun pikiran dan perilaku yang menyertainya, sedangkan dimensi interpersonal lebih melihat bahwa memaafkan orang lain merupakan tindakan sosial antara sesama manusia. Maksudnya disini adalah langkah menuju mengembalikan hubungan kekondisi semula sebelum peristiwa yang menyakitkan terjadi. Dimensi intrapsikis dan dimensi interpersonal ini saling berinteraksi yang akan menghasilkan beberapa kombinasi pemaafan. Hal ini dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 1.Dua Dimensi Pemaafan dan Kombinasi yang dapat terjadi Interpersonal Act + No Intrapsychic State Hollow Forgiveness Intrapsychic State + No Interpersonal Act Silent Forgiveness Intrapsychic State + Interpersonal Act Total Forgiveness No Intrapsychic State + No Interpersonal Act No Forgiveness Sumber: Baumester, Exline Sommer, dalam Worthington, 1998

a. Hollow Forgiveness

Kombinasi ini terjadi saat orang yang disakiti dapat mengeksperesikan pemaafan secara kongret melalui perilaku, namun orang yang disakiti belum dapat memahami dan menghayati adanya pemaafan di dalam dirinya. Orang yang Universitas Sumatera Utara disakiti masih menyimpan rasa dendam, kebencian meskipun ia telah mengatakan kepada pelaku “saya memaafkan kamu” Hollow forgiveness ini menggambarkan bahwa ada diskrepansi yang terjadi antara dimensi intrpsikis dengan dimensi interpersonal. Dimensi intrapsikis dari pemaafan memiliki dua langkah yaitu orang yang disakiti baru memiliki keinginan untuk memaafkan seseorang dan saat memaafkan seseorang merupakan sesuatu yang diberikan secara total serta orang yang disakiti tidak lagi merasakan kemarahan, kebencian atau dendam. Berbeda dengan dimensi interpersonal yang hanya memfokuskan pada suatu tindakan yang mengekspresikan memaafkan orang lain. Perbedaan ini berpotensi menimbulkan konflik dan salah paham karena pada saat orang disakiti mengatakan bahwa, “saya memaafkan kamu” kepada pelaku namun dari diri orang yang disakiti baru berada pada tahap awal proses pemaafan Baumeister, Exline Sommer dalam Worthington, 1998.

b. Silent Forgiveness

Pada kombinasi yang kedua ini merupakan kebalikan dari hollow forgiveness. dalam kombinasi ini, intrapsikis pemaafan dirasakan namun tidak ditampilkan melalui perbuatan dalam hubungan interpersonal, no interpersonal forgiveness. Orang yang disakiti tidak lagi menyimpan perasaan marah, dendam, benci kepada pelaku namun tidak mengekspresikan. Orang yang disakiti membiarkan pelaku terus merasa bersalah dan terus bertindak seolah-olah pelaku tetap bersalah. Universitas Sumatera Utara

c. Total Forgiveness