BAB V PEMBAHASAN
A. Interpretasi dan Hasil Diskusi
Melahirkan merupakan pengalaman menegangkan, tetapi sekaligus menggembirakan. Ada satu hal yang selama ini tidak disadari dan tidak dilakukan
orang tua dan tenaga medis, tetapi begitu vital bagi kehidupan bayi selanjutnya. Ternyata, dalam satu jam pertama setelah melahirkan, ada perilaku menakjubkan
antara bayi dan ibunya, ternyata, jika setiap bayi baru lahir diletakkan diperut ibu segera setelah lahir dengan kulit ibu melekat pada kulit bayi, bayi mempunyai
kemampuan untuk menemukan sendiri payudara ibu dan memutuskan waktunya untuk menyusu pertama kali Roesli, 2008.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa terdapat beragam pengalaman dari ibu yang melaksanakan inisiasi menyusu dini yang terdiri dari perasaan saat
pelaksanaan inisiasi menyusu dini, kesulitan saat pelaksanaan inisiasi menyusu dini, cara mengatasi kesulitan saat pelaksanaan inisiasi menyusu dini, manfaat yang
dirasakan saat pelaksanaan inisiasi menyusu dini, kemudahan saat pelaksanaan inisiasi menyusu dini, dan kerugian pelaksanaan inisiasi menyusu dini.
1. Perasaan saat pelaksanaan inisiasi menyusu dini
Pada pelaksanaan inisiasi menyusu dini, terdapat beberapa perasaan yang dirasakan oleh ibu yaitu perasaan senang, takut dan cemas, terkejut dan bingung,
tenang dan lega. Menurut Ahmadi dan Sholeh 2005 bagi seorang wanita, kehamilan dan kelahiran anak biasanya memberikan arti emosional yang cukup
Universitas Sumatera Utara
berarti bagi dirinya. Apabila disertai dengan tekanan-tekanan perasaan yang kuat maka wanita akan menjadi sangat perasa emosional sehingga mengakibatkan
mudah terganggunya keseimbangan kejiwaan mentalnya. Perasaan kedelapan partisipan lebih mendasar karena melahirkan dan
inisiasi dini merupakan pengalaman pertama bagi mereka, menurut Diane, E., et al 2007 wanita yang pertama melahirkan membutuhkan lebih banyak dukungan
untuk kesiapan mentalnya menjadi ibu, tingkat kecemasan lebih tinggi, dan memiliki kesan yang kuat terhadap apa yang akan dialaminya dikarenakan ini
pengalaman awal baginya. Perasaan senang dirasakan oleh tujuh orang partisipan karena bayinya bisa
langsung menghisap asi, inisiasi menyusu dini memberi kesan berarti dalam satu paket melahirkan, dan pengalaman menyusu pertama yang membuat ibu
terkagum-kagum. Menurut Mongan 2005 ibu akan mengalami kegembiraan yang tak tertandingi selama momen-momen pertama ini, saat ibu dan
pendamping persalinan menyentuh dan memeluk si bayi, mengamatinya saat ia mulai meregang dan bergerak, memperoleh sensasi sentuhan dari lingkungannya
yang baru secara bertahap, menurut Roesli 2008 pengisapan bayi pada payudara merangsang pelepasan hormon oksitosin yang juga merangsang
produksi hormon lain yang membuat ibu menjadi lebih rileks, lebih mencintai bayinya, meningkatkan ambang nyeri dan perasaan sangat bahagia.
Ibu dan ayah akan merasa sangat bahagia bertemu dengan bayinya untuk pertama kalinya dalam kondisi seperti ini. Bahkan ayah mendapat kesempatan
Universitas Sumatera Utara
mengazankan anaknya didada ibunya. Suatu pengalaman batin ketiganya yang amat indah Roesli, 2008.
Perasaan takut cemas juga dirasakan oleh dua orang partisipan karena bayinya diam saja, menurut Mother Support and Training Coordinator, BPNI
Maharashtra 2007, http:www.unicef.org India, dalam 30 menit pertama merupakan stadium istirahat diam dalam keadaan siaga rest quite alert stage,
masa tenang yang istimewa ini merupakan penyesuaian peralihan dari keadaan dalam kandungan ke keadaan diluar kandungan.
Menurut Ahmadi dan Sholeh 2005 dalam masa kelahiran terkadang muncul perasaan harap-harap cemas, tegangan emosi, lebih-lebih jika dibumbui
dengan cerita tahayul, atau tanda-tanda yang telah diberitakan sebelumnya dibesar-besarkan, takut cacat anaknya, dan lainnya.
Menurut peneliti kemungkinan ibu hamil merasakan perasaan senang karena dapat langsung melihat bayi yang telah 40 minggu bersamanya, kagum dengan
bayinya yang dapat munyusu langsung sebagai proses unik dan menarik bagi ibu, merasakan takut, cemas, terkejut, dan bingung dikarenakan ini pengalaman
pertama yang mengesankan, juga menegangkan bagi ibu dan pasangannya. Ibu merasa takut akan kecacatan, kesulitan pernafasan dalam detik pertama
kehidupan bayinya. Ibu merasa tenang dan lega karena telah berhasil melewati persalinan dengan baik, telah berusaha dari awal menjadi ibu yang baik setelah
berhasil menyusu dini dan memberikan kolostrum kepada bayinya.
Universitas Sumatera Utara
2. Kesulitan saat pelaksanaan inisiasi menyusu dini
Berdasarkan keterangan delapan partisipan bahwa selama melaksanakan inisiasi menyusu dini ibu mengalami kesulitan berupa sakit, lelah, kesulitan
dengan posisi bayi, kesulitan dengan posisi ibu, dan ibu mengkhawatirkan bayinya kedinginan.
a. Sakit
Menurut enam partisipan mereka merasa sakit dalam pelaksanaan imd saat bayi diletakkan diperut himpitan badan bayi, saat bayi menggerakkan
kakinya, mulai bergerak, dan karena ada darah beku yang belum keluar, dan saat proses penjahitan. Menurut Indira 2007, http:www.ibudananak.com,
diperoleh tanggal 28 September 2008, rasa sakit yang di alami ibu saat inisiasi menyusu dini dikarenakan pengisapan bayi pada payudara
merangsang pelepasan hormon oksitosin sehingga membantu pengeluaran plasenta, involusi uterus, meningkatkan ambang nyeri. Hormon oksitosin
membantu rahim berkontraksi sehingga membantu pengeluaran ari-ari plasenta dan mengurangi perdarahan ibu, otot-otot rahim menengang dan
keras, menimbulkan rasa sakit pada bagian perut dan ibu bertambah sakit karena tindihan badan bayi pada saat kontraksi terjadi. Menurut Roesli
2008 hentakan kepala bayi ke dada ibu, gerakan kaki, sentuhan tangan bayi di puting susu dan sekitarnya, emutan, dan jilatan bayi pasa puting ibu
merangsang pengeluaran hormon oksitosin. Rasa sakit juga dirasakan ibu pada saat proses penjahitan, menurut
Roesli 2008 proses penjahitan luka pada ibu tidak menjadi masalah dalam
Universitas Sumatera Utara
pelaksanaan inisiasi menyusu dini karena kegiatan merangkak mencari payudara terjadi di area payudara, yang dijahit adalah bagian bawah tubuh
ibu, pendapat tersebut merupakan penghambat terjadinya kontak dini kulit ibu dengan kulit bayi. Menurut Varney 1997 sebelum melakukan
penjahitan luka laserasi dilakukan anastesi lokal pada daerah perlukaan jalan lahir untuk mengurangi ambang sakit dan stres pasca kelahiran.
Menurut peneliti, kemungkinan rasa sakit yang dialami ibu saat pelaksanaan inisiasi menyusu dini sebagai kesinambungan rangkaian rasa
sakit yang bermula sejak fase awal persalinan, dimana kontraksi uterus teratur terjadi. Rasa sakit saat kontraksi ini lebih dirasakan ibu yang baru
pertama melahirkan sebagai pengalaman awal baginya, membuat ibu lebih peka terhadap sakit, termasuk saat bayi menghentakkan kakinya,
merangsang hormon oksitosin sehingga menimbulkan kontraksi rahim dan ibu merasakan sakit pada perutnya.
b. Lelah
Enam dari delapan partisipan merasa lelah saat melaksanakan inisiasi menyusu dini, hal ini dikarenakan tidak tidur selama kontraksi sebelum
persalinan, lelah karena proses persalinan. Menurut Roesli 2008 pendapat bahwa setelah melahirkan, ibu terlalu lelah untuk segera menyusui bayinya
adalah pendapat yang dapat menghambat pelaksanaan imd. Seorang ibu jarang terlalu lelah untuk memeluk bayinya segera setelah lahir. Keluarnya
oksitosin saat kontak kulit ke kulit serta saat bayi menyusu dini membantu menenangkan ibu.
Universitas Sumatera Utara
Menurut peneliti ibu merasakan lelah saat pelaksanaan inisiasi menyusu dini kemungkinan karena ibu baru saja melalui proses melahirkan yang
menjadi pengalaman pertama baginya, pengalaman yang memerlukan usaha keras untuk melaluinya. Tingkat kecemasan yang tinggi dan rasa sakit
persalinan membuat ibu merasa lelah untuk menyusui bayinya, namun rasa senang melihat bayi, bangga telah melahirkan bayi membuat perhatian ibu
tertuju pada bayinya, sehingga mengabaikan rasa lelahnya dan lebih tertarik untuk mengikuti proses inisiasi menyusu dini, juga karena dukungan dan
bantuan dari suami, ibu kandung yang menemani dan bidan membuatnya lebih bersemangat dan percaya dini untuk melakukan inisiasi menyusu dini.
c. Kesulitan dengan posisi bayi
Enam dari delapan partisipan merasa khawatir dengan posisi bayi, yaitu saat bayi lama mencapai puting susu ibunya, khawatir dengan kepala bayi
yang belum bisa tegak, bayi kelelahan setelah lahir, tubuh bayi terasa licin, bayi tidak dibedung sehingga khawatir ada kuman menyerang tubuh bayi.
1 Bayi memerlukan waktu untuk mencapai puting, menurut Righard dan
Alade 1990, dalam Roesli, 2008 hlm 21 bayi yang begitu lahir, tali pusatnya dipotong, dikeringkan dengan cepat, setelah itu segera
diletakkan di dada atau perut ibu dengan kontak kulit bayi ke kulit ibu dibiarkan setidaknya satu jam. Pada usia 20 menit, bayi mulai
merangkak kearah payudara dan dalam usia 50 menit, ia menyusu dengan baik.
2 Posisi kepala yang dikhawatirkan ibu tidak beralasan untuk tidak
melaksanakan inisiasi menyusu dini, menurut Roesli 2008 sebenarnya
Universitas Sumatera Utara
saat dilahirkan, bayi mungkin lebih mengerti akan menyusu dini daripada ibu dan kita, segala gerakan bayi mencapai puting susu ibunya
merupakan insting alamiah yang aman dan sangat bermanfaat, termasuk gerakan bayi kearah payudara, menghentak-hentakkan kepala ke dada
ibu, menoleh ke kanan ke kiri. 3
Pendapat partisipan yang menyatakan bayi kelelahan setelah lahir atau kurang siaga, menurut Roesli 2008 adalah pendapat yang menghambat
inisiasi menyusu dini, justru pada 1-2 jam pertama kelahirannya, bayi sangat siaga alert. Setelah itu, bayi tidur dalam waktu yang lama, jika
bayi mengantuk akibat obat yang diasup ibu, kontak kulit akan lebih penting lagi karena bayi memerlukan bantuan lebih untuk bonding.
4 Pendapat partisipan yang menyatakan bahwa tubuh bayi terasa licin bisa
disebabkan adanya verniks pada tubuh bayi yang tidak dihilangkan karena bermanfaat untuk pengaturan suhu tubuh, juga dapat dikarenakan
cairan ketuban yang ada Newman, 2006, http:www.ahomeonearth.com, diperoleh tanggal 22 September 2008
5 Kekhawatiran partisipan yang menyatakan bahwa adanya kuman karena
bayi tidak dibedung tidak beralasan, menurut Roesli 2008 bila bayi dalam keadaaan dibedong, bayi diletakkan didada ibu, tidak terjadi
kontak dengan kulit ibu, dan saat merangkak mencari payudara, bayi memindahkan bakteri dari kulit ibunya dan ia akan menjilat-jilat kulit
ibu, menelan bakteri ‘baik’ di kulit ibu. Bakteri ‘baik’ ini akan berkembang biak membentuk koloni dikulit dan usus bayi, menyaingi
bakteri ‘jahat’ dari lingkungan.
Universitas Sumatera Utara
Menurut peneliti, ibu merasa kesulitan dengan posisi bayinya kemungkinan dikarenakan kekhawatiran yang berlebih terhadap bayinya
yang membuat ibu sulit untuk bersikap, juga karena ibu belum mengetahui secara jelas bagaimana proses inisiasi menyusu dini, sehingga merasa
bingung, khawatir dan cemas dengan kondisi dan tingkah laku bayinya saat inisiasi menyusu dini.
d. Kesulitan dengan posisi ibu
Tujuh partisipan menyatakan bahwa posisinya tidak nyaman, yaitu kebas pada kaki atau bagian tubuh lainnya, risih karena bagian dada terbuka.
Menurut Mongan 2005 melakukan proses persalinan dan kontak dini ibu dan bayi dengan relaksasi, dan posisi yang membuat ibu nyaman dan
peredaran darah menjadi lancar. Partisipan merasa risih bagian dadanya terbuka, menurut Mongan
2005 bayi segera diletakkan di atas dada atau perut ibu yang tidak tertutup pakaian untuk membangun ikatan. Menurut Roesli 2008 inisiasi menyusu
dini yang kurang tepat adalah begitu lahir, bayi diletakkan diperut ibu yang sudah dialasi kain kering, hal ini tidak melibatkan kontak langsung kulit ibu
dan bayi, sebaiknya bayi tanpa di bedong dan ibu tanpa pakaian terjadi kontak kulit bayi dan kulit ibu, ibu dan bayi dapat diselimuti bersama-sama.
Menurut peneliti, kemungkinan saat inisiasi menyusu dini ibu merasakan kecemasan dengan kondisinya sehingga ibu tidak relaks saat
pelaksanaan inisiasi menyusu dini, serta posisi yang tidak sesuai dengan keinginan ibu akan membuatnya merasa tidak nyaman dan ibu merasa pegal
pada bagian tubuh tertentu saat proses inisiasi menyusu dini berlangsung.
Universitas Sumatera Utara
e. Ibu khawatir bayinya kedinginan
Dua orang partisipan menyatakan khawatir bayinya kedinginan, hal ini oleh Roesli 2008 dianggap sebagai pendapat yang dapat menghambat
terjadinya kontak dini kulit ibu dengan kulit bayi. Bayi berada dalam suhu yang aman jika melakukan kontak kulit dengan sang ibu. Suhu payudara ibu
meningkat 0,5 derajat dalam dua menit jika bayi diletakkan di dada ibu. Menurut Bergman 2005, dalam Roesli, 2008 hlm 28 jika bayi yang
diletakkan didada ibu ini kepanasan, suhu dada ibu akan turun 1 derajat celsius, jika bayi kedinginan, suhu dada ibu akan meningkat 2 derajat selsius
untuk menghangatkan bayi. Menurut peneliti, ibu khawatir bayinya kedinginan kemungkinan
dikarenakan ibu tidak mengetahui adaptasi alami bila bayi dan ibu melakukan kontak kulit langsung, ibu hanya mendapatkan informasi tentang
kebiasaan penanganan bayi pada umumnya yang langsung dibedung setelah lahir untuk mencegah bayi kedinginan, juga dikarenakan masih kurangnya
sosialisasi inisiasi menyusu dini sebagai tahap awal menyusu dengan kontak langsung kulit ibu dan bayi yang dapat menjaga suhu tubuh bayi dengan
aman. 3.
Cara mengatasi kesulitan saat pelaksanaan inisiasi menyusu dini Berdasarkan keterangan delapan partisipan bahwa selama melaksanakan
inisiasi menyusu dini, partisipan mengatasi kesulitan dengan makan dan minum, berdoa, mengatur posisi, dan relaksasi.
Universitas Sumatera Utara
a. Makan minum
Menurut dua partisipan, untuk mengatasi kesulitan mereka dengan makan minum. Menurut Varney 1997 mengantisipasi dan mengatasi
kehilangan cairan pada tubuh ibu haruslah dilakukan saat proses persalinan, dengan memberikan cairan dan nutrisi melalui oral dan atau parenteral jika
dibutuhkan. Menurut peneliti, ibu melakukan makan dan minum untuk mengatasi
kesulitannya kemungkinan karena ibu beranggapan dengan makan dan minum menjadikannya lebih bertenaga untuk melaksanakan inisiasi
menyusu dini. b.
Berdoa Mengatasi kesulitan dengan berdoa dilakukan oleh dua partisipan,
menurut Mongan 2005 kontak dini antara ibu dan bayi merupakan pembentuk ikatan batin yang dipadukan dengan permohonan pada Tuhan,
menjadikan langkah ini sebagai ikatan spiritual. Menurut Ahmadi dan Sholeh 2005, pada hakikatnya manusia hidup dalam kesatuan dua arah,
secara jasmani dan rohaniah, secara jasmani manusia melakukan aktifitas dengan tubuh yang sehat dan dipadukan dengan kebutuhan akan
pengharapan pada Tuhan untuk menyeimbangkan aktifitasnya. Menurut peneliti kemungkinan dengan berdoa ibu merasakan
ketenangan dan kekuatan yang lebih untuk melaksanakan inisiasi menyusu dini.
Universitas Sumatera Utara
c. Mengatur posisi
Tujuh dari delapan partisipan mengatakan mengatur posisi merupakan solusi untuk mengatasi kesulitan inisiasi menyusu dini, yaitu dengan posisi
ibu lebih rileks dan bidan mendampingi menjaga bayi, suami mendampingi menjaga bayi, ibu memeluk bayi.
1 Posisi ibu lebih rileks, menurut Mongan 2005 melakukan proses
persalinan dan kontak dini ibu dan bayi dengan relaksasi, dan posisi yang membuat ibu nyaman dan peredaran darah menjadi lancar.
2 Bidan mendampingi menjaga bayi, menurut Roesli 2008 persiapan
melakukan inisiasi menyusu dini salah satunya adalah melatih tenaga kesehatan terkait yang dapat menolong, mendukung ibu menyusui,
termasuk menolong inisiasi menyusu dini yang benar. Untuk mendukung inisiasi menyusu dini salah satunya dengan tenaga dan
pelayanan kesehatan yang suportif. 3
Suami mendampingi menjaga bayi. Menurut Roesli 2008 dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu saat persalinan dan imd. Menurut
Mongan 2005 pendamping persalinan suamikeluarga menempatkan tangannya pada punggung bayi untuk memberikan rasa aman melalui
sentuhan kulit ke kulit yang sangat penting selama momen-momen pertama yang singkat. Bayi perlu merasa aman di tengah-tengah orang
yang aroma dan energinya ia kenal dengan baik. 4
Memeluk bayi. Menurut Mongan 2005 pada waktu kontak dini relasi yang penuh kasih sayang dipertegas, dan peristiwa yang indah ini jangan
dilakukan secara tergesa-gesa, melalui belaian, pandangan, dan ucapan
Universitas Sumatera Utara
ibu yang lembut, ibu mempertegas sambutan dan penerimaan terhadap bayi, ia akan merasakan kasih sayang, dan rasa aman serta rasa percaya
dirinya akan diperkuat. Menurut peneliti kemungkinan dengan pengaturan posisi ibu lebih
nyaman untuk melakukan inisiasi menyusu dini, hal ini menjadikan ibu menikmati proses dan mengurangi kesulitan yang dirasakannya saat inisiasi
menyusu dini dilakukan. d.
Relaksasi Lima partisipan menyatakan relaksasi sebagai solusi untuk mengatasi
kesulitan saat inisiasi menyusu dini, menurut Roesli 2008 disarankan untuk tidak menggunakan atau mengurangi penggunaan obat kimiawi saat
persalinan, dapat diganti dengan cara nonkimiawi, misalnya pijat, aromaterapi, gerakan atau hypnobirthing. Menurut Mongan 2005, relaksasi
dapat dilakukan dengan tehnik pernapasan, pijatan, dan visualisasi. Tehnik visualisasi dengan cara ibu membayangkan sosok yang sangat disukai
dicintainya mendampinginya, dalam inisiasi menyusu dini sosok tersebut adalah bayinya yang membuat konsentrasinya berpusat pada bayi dan
mengurangi ambang sakit, dan tertekan pada hal lain. Menurut peneliti, kemungkinan dengan relaksasi ibu dapat lebih tenang
dan menikmati proses inisiasi menyusu dini, perhatian ibu yang lebih terfokus pada bayinya membuat ibu sedikit terlupa dengan kesulitan yang
dikeluhkannya.
Universitas Sumatera Utara
4. Manfaat yang dirasakan saat pelaksanaan inisiasi menyusu dini
Delapan partisipan menyatakan manfaat yang mereka peroleh dari inisiasi menyusu dini adalah darah nifas menjadi lancar, terjalin kontak batin ibu dan
bayi, proses menyusui lancar, ibu lebih sabar, dan jahitan tidak terasa. a.
Darah nifas menjadi lancar diungkapkan oleh enam orang partisipan. Menurut Roesli 2008 kontak dan stimulasi pada payudara menyebabkan
rahim mulai berkontraksi, membantu mengeluarkan plasenta dan menutup pembuluh darah untuk menghindari kemungkinan perdarahan yang
berlebihan, dan perdarahan menjadi lancar. Menurut peneliti kemungkinan dengan proses penghisapan yang kuat pada bagian puting menimbulkan
reaksi alami dari tubuh ibu untuk menghasilkan hormon oksitosin yang memicu kontraksi pada perut sehingga pengeluaran darah nifas menjadi
lancar. b.
Terjalin kontak batin ibu dan bayi diungkapkan oleh enam partisipan. Menurut Roesli 2008 bonding ikatan kasih sayang antara ibu dan bayi
akan lebih baik, karena dalam 1-2 jam pertama bayi dalam keadaan siaga, setelah itu biasanya bayi tidur dalam waktu yang lama. Menurut Mongan
2005 ikatan batin selama saat-saat berharga yang pertama dari kehidupan bayi akan memberikan perasaan mabuk kepayang yang alami dan sulit
dilukiskan. Menurut peneliti kemungkinan dengan inisiasi menyusu dini ibu
langsung bertatapan dengan bayinya yang menimbulkan perasaan memiliki bayi sepenuhnya, ibu memeluk bayinya sehingga tercipta perasaan nyaman
Universitas Sumatera Utara
bagi keduanya. dan terjadi transfer kasih sayang yang membuat bayi merasa nyaman, terlindungi dan merasakan kehangatan dari orang tuanya.
c. Proses menyusui menjadi lancar diungkapkan oleh seluruh partisipan.
Menurut Roesli 2008 bayi yang diberi kesempatan menyusu dini lebih berhasil menyusui ekslusif dan akan lebih lama disusui. Menurut Mongan
2005 bayi yang telah menyusu dini lebih menguasai cara mendapatkan puting susu ibunya, mampu menghisap dengan baik. Menurut Indira 2007,
http:www.ibudananak.com, diperoleh tanggal 28 September 2008 dengan menyusu dini bayi menjadi aktif menghisap dan kecukupan asi dengan daya
hisap yang baik membuatnya tenang dan tumbuh dengan baik. Menurut Bergman 2005, dalam Roesli, 2008, hlm 28 anak yang dapat menyusu dini
dapat mudah sekali menyusu kemudian, sehingga kegagalan menyusu akan berkurang. Selain mendapatkan kolostrum yang bermanfaat untuk bayi,
pemberian air susu ibu ekslusif akan menurunkan kematian. Menurut peneliti proses menyusui menjadi lancar kemungkinan dengan
inisiasi menyusu dini bayi belajar menghisap secara alami, sehingga pada tahap selanjutnya bayi sudah mampu beradaptasi dengan proses menyusui,
dan dengan penghisapan yang kuat menghasilkan produksi asi yang mencukupi bagi bayi, sehingga setelah bayi memperoleh asi dengan cukup
akan membuat bayi lebih tenang dan nyaman. d.
Ibu menjadi lebih sabar diungkapkan oleh dua orang partisipan. Menurut Mongan 2005 dukungan dan bantuan langsung pada saat yang tepat ketika
ibu melaksanakan menyusu dini akan menciptakan lingkungan belajar yang positif baginya. Menurut Indira 2007, http:www.ibudananak.com,
Universitas Sumatera Utara
diperoleh tanggal 28 September 2008 pada 30 menit pertama usia bayi, ibu menjalani kontak dini dengan bayinya dengan melatih kesabarannya
terhadap proses siaga pada bayi sebelum mencapai puncak inisiasi menyusu dini pada 30-45 menit kemudian.
Menurut peneliti kemungkinan dengan proses inisiasi menyusu dini yang membutuhkan waktu 30 menit sampai dengan 1 jam mengharuskan ibu
bersabar menghadapi proses dan ini menjadi pembelajaran awal bagi ibu setelah proses melahirkan, hal ini merupakan pandangan positif yang
sebaiknya dimiliki oleh semua ibu. e.
Jahitan tidak terasa karena konsentrasi lebih pada bayi dan perasaan senang diungkapkan oleh enam partisipan. Menurut Mongan 2005, tehnik
visualisasi sebuah relaksasi dengan cara ibu membayangkan sosok yang sangat disukai dicintainya mendampinginya, dalam imd sosok tersebut
adalah bayinya yang membuat konsentrasinya berpusat pada bayi dan mengurangi ambang sakit, dan tertekan pada hal lain.
Menurut peneliti kemungkinan perasaan bahagia setalah melewati proses persalinan dan langsung bertatap muka dengan bayi membuat ibu kehilangan
konsentrasi pada objek lainnya, dan ini berakibat pada berkurangnya ambang nyeri yang dirasakan ibu sebagai efek dari pengalihan perhatian ibu dari
jahitan kepada bayinya. 5.
Kemudahan saat pelaksanaan inisiasi menyusu dini Delapan partisipan menyatakan kemudahan saat imd yang mereka rasakan
adalah adanya dukungan semangat, niat dan komitmen untuk melaksanakan inisiasi menyusu dini, bidan terlatih dan prosedur pelaksanaan sistematis.
Universitas Sumatera Utara
a. Adanya dukungan semangat diungkapkan oleh tujuh partisipan. Menurut
Mongan 2005 pendamping persalinan suami dan keluarga merupakan pemain kunci dalam proses persalinan ibu, mereka diberi kesempatan untuk
menciptakan ikatan, komunikasi dan hubungan saling percaya antara sesama, ibu, dan tenaga kesehatan, dengan demikian akan terpenuhi
pemberian semangat, dukungan dan meninggalkan proses persalinan dengan marah. Pendamping persalinan akan terus membantu ibu ke keadaan rileks
disela-sela menyusu dini. Menurut Roesli 2008 ayah didukung agar membantu ibu mengenali tanda-tanda atau perilaku bayi sebelum menyusu.
Dukungan ayah akan meningkatkan rasa percaya diri ibu. Menurut peneliti kemungkinan dukungan semangat dari orang-orang
yang dicintai menimbulkan perasaan percaya diri pada ibu dalam melakukan tugas awal bagi bayinya, serta ibu merasakan bahwa ini merupakan tanggung
jawab yang terbaik kepada bayinya dan ibu tidak merasa melakukan inisiasi menyusu dini seorang diri, tetapi bersama-sama dengan orang-orang yang
mendukungnya. b.
Niat dan komitmen untuk melaksanakan inisiasi menyusu dini diungkapkan oleh dua orang partisipan. Menurut Roesli 2008 ibu dan suami
mempersiapkan inisiasi menyusu dini dengan hadir pada kunjungan antenatal bersama keluarga untuk membahas keuntungan asi dan menyusui,
tatalaksana menyusu yang benar, inisiasi menyusu dini. Menurut Mongan 2005 kontak dini dalam rangkaian persalinan haruslah dipersiapkan dengan
serius bersama pendamping, melalui pemilihan tenaga dan sarana kesehatan yang mendukung proses kontak dini secara tersistematis.
Universitas Sumatera Utara
Menurut peneliti, kemungkinan dengan niat dan komitmen untuk melakukan inisiasi menyusu dini dari awal kehamilan merupakan pemicu
semangat ibu suami senantiasa memberikan semangat pada ibu, sehingga ibu terpacu untuk melaksanakan inisiasi menyusu dini, dan merasa harus
melaksanakan inisiasi menyusu dini sebagai bukti kesungguhan niatnya dan bukti bahwa ibu mampu melakukannya.
c. Bidan terlatih dan prosedur pelaksanaan sistematis diungkapkan oleh tiga
orang partisipan. Menurut Mongan 2005 petugas kesehatan yang bersikp suportif terhadap keluarga-keluarga yang ingin melahirkan secara alami
perlu dihadapi dengan semangat kerja sama yang saling menguntungkan san rasa saling percaya. Menurut Roesli 2008 sosialisasi imd dengan
pelaksanaan yang sistematis berawal dari pertemuan pimpinan rumah sakit, dokter kebidanan, tenaga kesehatan, dokter anak, dokter anastesi, bidan,
tenaga kesehatan yang bertugas di ruang bersalin, kamar operasi, dan kamar perawatan ibu melahirkan.
Menurut peneliti, kemungkinan pelaku utama dari inisiasi menyusu dini adalah ibu dan bayinya, sedangkan bidan merupakan pelaksana pendukung
yang berperan penting untuk keberlangsungan inisiasi menyusu dini. Peran bidan dalam melaksanakan sistem yang berkesinambungan dan memberi
dukungan positif menjadikan ibu dan bayi lebih nyaman, bersemangat, dan percaya diri melaksanakan inisiasi menyusu dini.
6. Kerugian pelaksanakan inisiasi menyusu dini
Seluruh partisipan mengemukakan pendapat mereka tentang tidak ada kerugian dalam melaksanakan inisiasi menyusu dini. Menurut Roesli 2008
Universitas Sumatera Utara
inisiasi menyusu dini merupakan proses menyusu alami tanpa mendatangkan efek samping melainkan manfaat bagi ibu dan bayinya. Menurut Mongan 2005
pelaksanaan kontak dini dan menyusu dini merupakan langkah mudah tanpa faktor resiko dan menghadirkan kenangan luar biasa bagi ibu, pendamping dan
bayinya. Menurut Roesli 2008 hal-hal yang membuat ibu, keluarga, dan tenaga
kesehatan mengabaikan imd dikarenakan banyaknya pendapat yang menghambat imd, diantaranya bayi kedinginan, setelah melahirkan ibu terlalu lelah untuk
menyusui bayinya, tenaga kesehatan kurang tersedia, kamar bersalin atau kamar operasi sibuk, ibu harus dijahit, suntikan vitamin K dan tetes mata segera, bayi
harus segera dibersihkan, dimandikan, ditimbang, dan diukur, bayi kurang siaga, kolostrum tidak keluar atau tidak memadai, kolostrum tidak baik bahkan
berbahaya bagi bayi. Menurut peneliti, kemungkinan ibu mempunyai tanggapan yang positif
terhadap inisiasi menyusu dini, dengan menyatakan bahwa tidak adanya kerugian dari proses ini, dikarenakan dalam proses inisiasi menyusu dini tidak
ada langkah-langkah yang mempersulit ibu, proses berjalan sistematis secara alami, tanpa adanya tindakan medis, tanpa biaya tambahan, dan ibu telah
merasakan manfaat yang berarti bagi kesehatannya.
B. Implikasi