BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Balakang
Inisiasi menyusu dini adalah proses alami mengembalikan bayi manusia untuk menyusu, yaitu dengan memberi kesempatan pada bayi untuk mencari dan mengisap
air susu ibu sendiri, dalam satu jam pertama pada awal kehidupannya. Dengan menyusu secara baik dan benar maka kematian bayi serta gangguan perkembangan
bayi dapat dihindari Roesli, 2008. Inisiasi menyusu dini dalam satu jam pertama diperkirakan akan
menyelamatkan tidak kurang dari satu juta bayi di seluruh dunia. Setiap tahunnya, sekitar empat juta dari 136 juta bayi dibawah usia 28 hari meninggal. Supari, 2008,
http:www.menkokesra.go.id, diperoleh tanggal 20 September 2008. Inisiasi menyusu dini menurut Hegar 2007, dalam Roesli, 2008, hlm v merupakan program
asuhan persalinan, bayi baru lahir normal dan sebagai bagian dari upaya mengoptimalisasi pemberian air susu ibu secara eksklusif. Inisiasi menyusu dini
sebagai manajemen laktasi yang relatif baru haruslah disosialisasikan secara benar dan luas, tidak hanya kepada kalangan tenaga medis tetapi juga masyarakat.
Kemampuan bayi untuk menyusu akan berkurang bila inisiasi menyusu dini tidak dilakukan. Sebanyak 50 persen bayi lahir normal yang dipisahkan dari ibunya
saat dilahirkan akhirnya tidak dapat menyusu, sedangkan bayi yang lahir dengan bantuan tindakan atau obat-obatan dan dipisahkan dari ibunya nyaris semua tidak
dapat menyusu. Kedekatan ibu dan bayi setelah dilahirkan sangat penting untuk
Universitas Sumatera Utara
proses selanjutnya Hadriyanto, 2008, http:www.surabaya-ehealth.org, diperoleh tanggal 23 September 2008.
Angka kematian ibu di Indonesia 334 per 100000 kelahiran hidup sedangkan angka kematian bayi sebesar 25 per 1000 kelahiran hidup, berbagai upaya akan terus
ditingkatkan baik dari segi peningkatan pengetahuan dan ketrampilan tenaga kesehatan, dan pengupayaan kesadaran masyarakat akan kesehatan Affandi, 2003.
UNICEF melaporkan sebanyak 30 ribu kematian bayi di Indonesia dan 10 juta kematian balita di seluruh dunia pada tiap tahunnya dapat dicegah melalui
pemberian air susu ibu secara eksklusif selama 6 bulan sejak lahir tanpa harus memberikan makanan serta minuman tambahan apapun kepada bayi. Pemberian air
susu ibu dapat membentuk perkembangan intelegensia, rohani dan perkembangan emosional. WHO merekomendasikan inisiasi menyusu dini sebagai tindakan life
saving Roesli, 2008. Berdasarkan survei yang dilakukan Hellen Keller International pada tahun
2002, rata-rata bayi Indonesia yang mendapatkan air susu ibu eksklusif sampai saat ini baru mencapai angka 1,7 bulan. Angka tersebut masih 4,3 bulan jauh di bawah
lama waktu optimal yang direkomendasikan WHO serta SK Menkes No.450MenkesSKIV2004. Yang sangat menyedihkan, dari hasil Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia SDKI, terungkap bahwa tingkat partisipasi pemberian air susu ibu di negeri ini justru mengalami penurunan dari 42,4 persen
pada tahun 1997 menjadi hanya 39,5 persen pada posisi tahun 2002-2003 Supari, 2008, http:www.menkokesra.go.id, diperoleh tanggal 23 September 2008.
Pelaksanaan inisiasi menyusu dini dipercaya akan membantu meningkatkan daya tahan tubuh si bayi terhadap penyakit-penyakit yang berisiko kematian tinggi.
Universitas Sumatera Utara
Misalnya kanker saraf, leukimia, dan beberapa penyakit lainnya. Tidak hanya itu, dengan pemberian air susu ibu dalam satu jam pertama, bayi akan mendapat zat-zat
gizi yang penting dan mereka terlindung dari berbagai penyakit berbahaya pada masa yang paling rentan dalam kehidupannya Soegianto, 2007,
http:www.surabaya-ehealth.org, diperoleh tanggal 23 September 2008. Proses persalinan merupakan perjalanan yang panjang dan menegangkan,
namun dengan inisiasi menyusu dini sungguh berkesan dan menakjubkan bagi ibu, bayi, ayah, dan semua orang yang menyaksikannya Klaus, 2007,
http:www.pediatrics.org, diperoleh tanggal 23 September 2008. Pengalaman ibu- ibu yang telah melakukan inisiasi menyusu dini baik persalinan secara normal,
vakum ekstraksi, maupun operasi sectio caesarea, diyakinkan bahwa inisiasi menyusu dini adalah pengalaman berharga dalam proses persalinan yang
menegangkan, ternyata dalam satu jam pertama setelah melahirkan, ada perilaku menakjubkan antara bayi dan ibunya yang menjadi motivasi ibu dan bayi untuk
pemberian air susu ibu selanjutnya Roesli, 2008. Ibu dan ayah akan merasa sangat bahagia bertemu dengan bayinya untuk pertama kali dalam kondisi melakukan
inisiasi menyusu dini. Bahkan, Ayah mendapat kesempatan mengazankan anaknya di dada ibunya. Suatu pengalaman batin bagi ketiganya yang sangat indah
Purnamawati, 2008. Wanita yang pertama melahirkan membutuhkan lebih banyak dukungan untuk
kesiapan mentalnya menjadi ibu, tingkat kecemasan lebih tinggi, dan memiliki kesan yang kuat terhadap apa yang akan dialaminya dikarenakan ini pengalaman awal
baginya Diane, E., et al, 2007.
Universitas Sumatera Utara
Rumah Bersalin Bungong Seulanga merupakan salah satu pelayanan kesehatan khususnya pada asuhan kebidanan yang berkomitmen menerapkan inisiasi menyusu
dini sejak tahun 2006 sebagai upaya menyukseskan program pemerintah tentang peningkatan kesadaran pemberian ASI pada setiap ibu yang memiliki bayi dan
penurunan Angka Kematian Bayi AKB. Berdasarkan kondisi tersebut di atas, maka akan dilakukan penelitian tentang
Pengalaman Ibu Primipara yang Melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini di Rumah Bersalin Bungong Seulanga Kota Banda Aceh tahun 2008.
B. Rumusan Masalah