5. Partisipan E
Partisipan E adalah wanita berusia 26 tahun, beragama Islam, melahirkan anak pertama secara normal dengan jenis kelamin perempuan, pendidikan
terakhir S 1, pekerjaan wiraswasta, berasal dari suku Aceh. 6.
Partisipan F Partisipan F adalah wanita berusia 27 tahun, beragama Islam, melahirkan
anak pertama secara normal dengan jenis kelamin laki-laki, pendidikan terakhir S 1, pekerjaan ibu rumah tangga, berasal dari suku Aceh.
7. Partisipan G
Partisipan G adalah wanita berusia 24 tahun, beragama Islam, melahirkan anak pertama secara normal dengan jenis kelamin laki-laki, pendidikan terakhir
SMA, pekerjaan ibu rumah tangga, berasal dari suku Jawa. 8.
Partisipan H Partisipan H adalah wanita berusia 27 tahun, beragama Islam, melahirkan
anak pertama secara normal dengan jenis kelamin perempuan, pendidikan terakhir S 1, pekerjaan pegawai negeri sipil, berasal dari suku Minang.
B. Hasil Wawancara
Ibu primipara memiliki pengalaman yang berbeda-beda dalam melaksanakan inisiasi menyusu dini, meliputi perasaan saat pelaksanaan inisiasi menyusu dini,
kesulitan saat pelaksanaan inisiasi menyusu dini, cara mengatasi kesulitan saat pelaksanaan inisiasi menyusu dini, manfaat yang dirasakan saat pelaksanaan inisiasi
menyusu dini, kemudahan saat pelaksanaan inisiasi menyusu dini, dan kerugian pelaksanaan inisiasi menyusu dini, berikut paparannya:
Universitas Sumatera Utara
1. Perasaan saat pelaksanaan inisiasi menyusu dini
Dari hasil wawancara diperoleh empat pendapat tentang perasaan ibu saat imd, yaitu: senang, takut dan cemas, terkejut dan bingung, tenang dan lega.
a. Perasaan senang
Tujuh dari delapan partisipan merasa senang saat pelaksanakan inisiasi menyusu dini, hal tersebut sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini:
“Perasaan saya sangat senang ya, senang karena bayi saya bisa langsung menghisap asi ”
Partisipan C “Rasa sakit melahirkan hilang, imd memberi kesan berarti dalam
satu paket melahirkan” Partisipan D
“Perasaan saya saat itu surprise ya, dan exiting banget, karena ini, pengalaman menyusu pertama yang membuat saya terkagum-
kagum” Partisipan H
b. Perasaan takut dan cemas
Dua partisipan merasa takut dan cemas saat pelaksanaan inisiasi menyusu dini, hal tersebut sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini:
“Cemas juga,kok dia lemas dan diam-diam aja, apa ada yang sakit, atau susah napasnya”
Partisipan F “Takut saya, dia diam aja, khawatir kalau ada yang sakit”
Partisipan G c.
Perasaan terkejut dan bingung Tiga partisipan merasa terkejut dan bingung saat pelaksanakan inisiasi
menyusu dini, hal tersebut sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
“Memang terasa terkejut karena bayi sekecil itu sudah bisa mencari nenen”
Partisipan A “Saya juga terkejut lihat respon dia saat mencoba bergerak kea rah
puting” Partisipan E
“Perasaan saya bingung dek, kok bayinya cuma di lap sebentar terus di taruk di dada”
Partisipan G
d. Perasaan tenang dan lega
Dua partisipan merasa tenang dan lega saat pelaksanaan inisiasi menyusu dini, hal tersebut sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini:
“Setelah dia bisa nyusu baru terasa lega, karena saya terasa sakit kali tadi saat mengedan”
Partisipan A “Saya juga lega ya, bisa tau langsung kondisi putra saya, kan kalau
dulu-dulu ngak gitu” Partisipan F
2. Kesulitan saat pelaksanaan inisiasi menyusu dini
Dari hasil wawancara diperoleh lima pendapat tentang kesulitan ibu saat pelaksanaan inisiasi menyusu dini, yaitu: sakit, lelah, kesulitan dengan posisi
bayi, kesulitan dengan posisi ibu, dan ibu mengkhawatirkan bayinya kedinginan. a.
Sakit Enam partisipan merasakan sakit saat pelaksanaan inisiasi menyusu dini,
hal tersebut sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini: “Perut saya terasa sakit saat bayi menggerakkan kakinya, mulai
bergerak” Partisipan B
“Cuma agak terasa sakit, kalau dibilang menyulitkan ia sedikit, ngak ganggu banget, terasa saat bayi bergerak diatas perut,
tendangan dipusat, kayak diremas perut ini” Partisipan E
Universitas Sumatera Utara
“Bidan bilang, jahitan agak sakit, karena…apa katanya…entah bagian kulit gitu”
Partisipan G b.
Lelah Enam partisipan merasakan lelah saat pelaksanaan inisiasi menyusu dini,
hal tersebut sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini: “Juga saat itu baru melahirkan, jadi saya dan bayi saya masih lelah,
ingin istirahat” Partisipan C
“Kesulitan saat itu lelah, karena energi saya sudah habis saat sebelum melahirkan, sebelumnya ketuban saya hampir habis,
bukaan belum ada, dirangsang, saya kejang” Partisipan D
“Juga saya terasa lelah, capek kali rasanya, napas terasa pendek, pegal badan juga lelah karena habis melahirkan, dari mulas mau
melahirkan, juga ngedan-ngedannya” Partisipan F
c. Kesulitan dengan posisi bayi
Enam partisipan merasakan kesulitan dengan posisi bayi saat pelaksanaan inisiasi menyusu dini, hal tersebut sesuai dengan pernyataan
partisipan berikut ini: “Namun terlepas dari itu saya sayang dengan posisi kepala bayi
saya, belum bisa tegak, jadi kepalanya miring kanan miring kiri, kadang hampir jatuh, kasihan juga”
Partisipan B ”Dia tidak dibedung, perasaan ada kuman kena badannya, ada
diselimutin, tapi sensitif” Partisipan F
“Bayi saya hampir jatuh dek, karena saya terkejut waktu dijahit, saya angkat pantat”
Partisipan G “Posisi bayi yang takut jatuh, terasa licin, bayi sudah dilap mungkin
lemak di kulit bayi” Partisipan H
Universitas Sumatera Utara
d. Kesulitan dengan posisi ibu
Tujuh partisipan merasakan kesulitan dengan posisinya saat pelaksanaan inisiasi menyusu dini, hal tersebut sesuai dengan pernyataan partisipan
berikut ini: “Kalau posisi saya awalnya risih ya, bagian dada saya terbuka,
malu dengan mertua” Partisipan B
“Karena seimbangkan badan, bahu saya sakit, pegal rasanya” Partisipan C
“Kebas bagian pantat sampai kebawah, diberdirikan terus sampai selesai di jahit”
Partisipan G e.
Ibu mengkhawatirkan bayinya kedinginan Dua partisipan mengkhawatirkan bayinya kedinginan saat pelaksanaan
inisiasi menyusu dini, hal tersebut sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini:
“Apa ya…, karena sekalian dengan jahitan luka, saya takut bayi saya kedinginan, jatuh”
Partisipan A “Mungkin ruangan tempat saya melahirkan dek, agak dingin,
merinding saya jadinya. Saya ndak pake baju, ada AC di ruangan itu, lebih terasa waktu bayi ditaruh didada, bidannya juga
kurangkan AC nya, terasa hangat, waktu kami di selimutin satu kain”
Partisipan E 3.
Cara mengatasi kesulitan saat pelaksanaan inisiasi menyusu dini Dari hasil wawancara diperoleh 4 pendapat tentang cara mengatasi kesulitan
ibu saat inisiasi menyusu dini, yaitu: makan dan minum, berdoa, mengatur posisi, dan relaksasi.
Universitas Sumatera Utara
a. Makan dan minum
Dua partisipan mengatasi kesulitan saat pelaksanaan inisiasi menyusu dini dengan makan dan minum, hal tersebut sesuai dengan pernyataan
partisipan berikut ini: Jadinya suami saya kasih air teh manis”
Partisipan A “Harus, juga minum air, ada juga disuapi jeruk oleh suami saya,
juga paling manjur” Partisipan B
b. Berdoa
Dua partisipan ibu mengatasi kesulitan saat pelaksanaan inisaiasi menyusu dini dengan berdoa, hal tersebut sesuai dengan pernyataan
partisipan berikut ini: “Mengucap-ngucap istighfar saja”
Partisipan A “Doa yang diingatkan terus sama ibu kandung saya”
Partisipan B c.
Mengatur posisi Tujuh partisipan mengatasi kesulitan saat pelaksanaan inisiasi menyusu
dini dengan mengatur posisi, hal tersebut sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini:
“Bidan memperbaiki posisi saya dan bayi, akhirnya saya jadi nyaman”
Partisipan C “Suami jaga disamping kanan, ibu mertua samping kiri, saya peluk
bayi, ada bidan juga” Partisipan G
“Lelah kurang waktu ganti posisi kaki, disemangati suami dan bidan, juga ada minuman”
Partisipan H
Universitas Sumatera Utara
d. Relaksasi
Lima partisipan mengatasi kesulitan saat pelaksanaan inisiasi menyusu dini dengan relaksasi, hal tersebut sesuai dengan pernyataan partisipan
berikut ini: “Saya berusaha tenang, banyak yang kasih saya semangat, jadi saya
harus bersemangat” Partisipan B
“Menarik nafas dalam-dalam, minta minum banyak-banyak, minum madu, makan coklat dan lihat dia langsung juga mengurangi lelah
saya, dan saya tenang” Partisipan D
“Tetapi sepuluh menit kemudian tidak begitu terasa lelah, perhatian penuh pada bayi”
Partisipan H 4.
Manfaat yang dirasakan saat pelaksanaan inisiasi menyusu dini Dari hasil wawancara diperoleh tujuh pendapat tentang manfaat inisiasi
menyusu dini yang ibu rasakan, yaitu: darah nifas menjadi lancar, terjalin kontak batin ibu dan bayi, proses menyusui lancar, ibu lebih sabar, dan jahitan tidak
terasa. a.
Darah nifas menjadi lancar Enam partisipan merasakan manfaat dari inisiasi menyusu dini yaitu
darah nifas menjadi lancar, hal tersebut sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini:
“Terasa juga mudah darah nifasnya keluar terus, sakit perut masih terasa”
Partisipan A “Saat imd terasa ada keluar darah, waktu bayi saya diam saja,
darah nifas saya kurang” PartisipanB
“Darah saya juga terasa keluar lancar waktu bayi ngisap, perut mulas sekali dan nyeri”
Partisipan H
Universitas Sumatera Utara
b. Terjalin kontak batin ibu dan bayi
Enam partisipan merasakan manfaat dari inisiasi menyusu dini yaitu terjalin kontak batin ibu dan bayi, hal tersebut sesuai dengan pernyataan
partisipan berikut ini: “Kedekatan, dengan ada imd terasa kasih sayang itu, belajar lebih
cepat untuk erat” Partisipan D
“Saya jadi mudah memulai hubungan dengan bayi saya, udah ada hubungan batin, seperti perkenalan mungkin, saya ngak begitu
canggung untuk nyusu bayi saya” Partisipan F
“Bayi dan saya lebih dekat, ayahnya juga, kami bahagia, terutama saat diazankan didada”
Partisipan H c.
Proses menyusui lancar Seluruh partisipan merasakan manfaat dari inisiasi menyusu dini yaitu
proses menyusui menjadi lancar, hal tersebut sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini:
“Sudah belajar dari awal dengan proses inisiasi dini ya, menyusunya jadi lancar”
Partisipan B “Bayi saya puas dengan menyusu, tidak kekurangan, benar-benar
dia tenang” Partisipan C
“Produksi ASI banyak, sampai sekarang, sudah lancar, kolustrum terhisap langsung, ASI sudah banyak, bayi dari awal sudah pintar
menghisap”
Partisipan D d.
Ibu lebih sabar Dua partisipan merasakan manfaat dari inisiasi menyusu dini yaitu ibu
menjadi lebih sabar, hal tersebut sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
“Bisa nyusu langsung, jadi lebih sabar saya sekarang kalau bayi saya rewel malam”
Partisipan A “Saya ditempah kesabaran, kalau lelah kan biasanya ingin cepat
istirahat, tapi ini lain” Partsisipan B
e. Jahitan tidak terasa
Enam partisipan merasakan manfaat dari inisiasi menyusu dini yaitu jahitan tidak terasa, hal tersebut sesuai dengan pernyataan partisipan berikut
ini: “Saya terfokus ke bayi saya, sampai jahitan kurang terasa,nyeri
perut terasa sedikit” Partisipan B
“Jahitan tidak terasa, banyak perasaan senang yang mengurangi rasa sakit”
Partisipan E “Jahitan tidak terasa, dengan imd saya lebih konsentrasi ke bayi
daripada jahitan” Partisipan G
5. Kemudahan saat pelaksanaan inisiasi menyusu dini
Dari hasil wawancara diperoleh tiga pendapat tentang kemudahan saat pelaksanaan inisiasi menyusu dini, yaitu: adanya dukungansemangat,
mempunyai niat dan komitmen untuk melaksanakan inisiasi menyusu dini, bidan terlatih dan prosedur pelaksanaan sistematis.
a. Adanya dukungan semangat
Tujuh partisipan merasakan kemudahan dari inisiasi menyusu dini yaitu adanya dukungan semangat, hal tersebut sesuai dengan pernyataan
partisipan berikut ini: “Kemudahannya karena semuanya membantu, memberi semangat,
saya merasa sehat” Partisipan B
Universitas Sumatera Utara
“Karena semua pihak membantu, bidan, suami, saya dan bayi merasa nyaman”
Partisipan D “Suami dukung, kasih semangat, bidan juga kasih informasi yang
cukup untuk saya” Partisipan F
b. Mempunyai niat dan komitmen untuk melaksanakan inisiasi menyusu dini
Dua partisipan menyatakan pelaksanaan inisiasi menyusu dini menjadi mudah karena mempunyai niat dan komitmen untuk melaksanakan inisiasi
menyusu dini, hal tersebut sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini: “Kemudahannya karena saya dan suami sudah buat komitmen untuk
melaksanakan imd dari saat periksa hamil” Partisipan A
“Juga ingin tau gimana prosesnya nyusu dini itu, jadi sudah persiapkan niat untuk nyusu dini”
Partisipan C c.
Bidan terlatih dan prosedur pelaksanaan sistematis Tiga partisipan merasakan kemudahan dari inisiasi menyusu dini yaitu
bidan terlatih dan prosedur pelaksanaan sistematis, hal tersebut sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini:
“Disini ada tenaga dan cara-caranya yang bisa buat saya nyaman, bidan ngertiin saya”
Partisipan E “Ya karena disini memang ada program nyusu dini, saya hanya
diarahkan untuk itu” Partisipan G
“Prosedurnya sudah sistematis, saya sudah baca buku, tukar pengalaman dari teman”
Partisipan H 6.
Kerugian pelaksanaan inisiasi menyusu dini Dari hasil wawancara diperoleh satu pendapat tentang kerugian inisiasi
menyusu dini, yaitu: Inisiasi menyusu dini tidak merugikan.
Universitas Sumatera Utara
a. Inisiasi menyusu dini tidak merugikan
Seluruh partisipan menyatakakn pelaksanaan inisiasi menyusu dini tidak merugikan, hal tersebut sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini:
“Apa ya, saya rasa ngak ada rugi, karena ngak harus keluarkan uang”
Partisipan A “Rugi menurut saya kalau tidak dilakukan ya, karena ini langkah
mudah” Partisipan B
“Tidak ada kerugian IMD, yang rugi saat IMD tidak dilaksanakan” Partisipan D
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN
A. Interpretasi dan Hasil Diskusi