PENDAHULUAN Perubahan Interaksi Sosial Pada Lansia Dengan Penyakit Kronis Di Panti Werdha Abadi/Dharma Asih Binjai

10

BAB 1 PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Proses menua adalah sebuah proses yang mengubah orang dewasa sehat menjadi rapuh disertai dengan menurunnya cadangan hampir semua sistem fisisologis dan disertai pula dengan meningkatnya kerentanan terhadap penyakit dan kematian. Pendapat lain mengatakan bahwa menua merupakan suatu proses menghilangnya secara berlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri serta mempertahankan struktur dan fungsi normalnya, sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas termasuk infeksi dan kemampuan untuk memperbaiki kerusakan yang diderita Suryadi, 2003. Pada lansia terdapat banyak perubahan yang terjadi mencakup perubahan- perubahan fisik, mental, psikososial, dan perkembangan spiritual. Perubahan fisik mencakup perubahan pada persarafan, penglihatan, kardiovaskuler, dan lain-lain. Menurut Kuntjoro 2002 perubahan mental dipengaruhi oleh penurunan kondisi fisik, penurunan fungsi dan potensi seksual, perubahan aspek psikososial, perubahan yang berkaitan dengan pekerjaan dan perubahan dalam peran sosial di masyarakat. Perubahan psikososial dialami lansia yang dulunya bekerja mengalami pensiun kemudian merasakan kehilangan finansial, perubahan pada status, teman dan kegiatan. Sedangkan perubahan spiritual dijelaskan Murray dan Zenter 1987 lansia makin matur dalam kehidupan keagamaannya, hal ini terlihat dalam berfikir dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia memiliki dampak yang Universitas Sumatera Utara 11 mencakup semakin tingginya tingkat ketergantungan, masalah kesehatan, masalah psikologi mental spiritual dan lain-lain. Kuntjoro, 2002. Secara demografis, berdasarkan sensus penduduk tahun 1971, jumlah penduduk berusia 60 tahun ke atas sebesar 5,3 juta 4,5 dari jumlah penduduk di Indonesia. Selanjutnya pada tahun 1980, jumlah ini meningkat menjadi 11,3 juta 6,4. Pada tahun 2000 diperkirakan meningkat sekitar 15,3 juta 7,4 dari jumlah penduduk, dan pada tahun 2005 jumlah ini diperkirakan meningkat menjadi 18,3 juta 8,5. Dan pada tahun 2005-2010, jumlah lanjut usia akan sama dengan jumlah balita, yang sekitar 19,3 juta 9,0 dari jumlah penduduk. Bahkan pada tahun 2020-2025, Indonesia akan menduduki peringkat negara dan struktur dan jumlah penduduk lanjut usia setelah RRC Republik Rakyat China, India, Amerika Serikat dengan umur harapan hidup diatas 70 tahun. Dan menurut Biro Pusat Statistik, pada tahun 2005 di Indonesia terdapat 18.238.107 penduduk lansia. Jumlah ini akan meningkat hingga 33 juta orang lansia 12 dari total penduduk Wahjudi, 2008. Penyakit kronis merupakan penyakit yang berlangsung lama dan biasanya menyebabkan kematian. Menurut data SKRT Survey Kesehatan Rumah Tangga penyakit kronis masih tinggi, SKRT tahun 1980 menunjukkan angka kesakitan usia 55 tahun ke atas sebesar 25,7. Berdasarkan SKRT tahun 1986 angka kesakitan usia 55 tahun 15,1 dan menurut SKRT 1995 angka kesakitan usia 49-60 tahun sebesar 11,6 Wirakartakusuma, 2000. Dalam penelitian Profil Penduduk Usia Lanjut Di Kodya Ujung Pandang ditemukan bahwa lansia menderita berbagai penyakit yang berhubungan dengan ketuaan antara lain diabetes mellitus, hipertensi, jantung koroner, rematik, dan asma sehingga menyebabkan aktifitas bekerja terganggu Illyas, 1997. Universitas Sumatera Utara 12 Demikian juga temuan studi yang dilakukan Lembaga Demografi Universitas Indonesia di Kabupaten Bogor tahun 1998 sekitar 72 lansia mengidap penyakit kronis. Tekanan darah tinggi adalah penyakit kronis yang paling banyak diderita lanjut usia ,sehinnga mereka tidak dapat melaksanakan aktifitas kehidupan sehari-hari Suriyono, 2008. Sifat penyakit pada lansia perlu sekali untuk dikenali supaya kita tidak salah ataupun terlambat menegakkan diagnosa, sehingga terapi dan tindakan lain mengikutinya dengan segera dapat dilaksanakan. Sebab penyakit pada orang-orang lansia lebih bersifat endogen daripada eksogen. Hal ini mungkin disebabkan karena menurunya fungsi berbagai alat tubuh karena proses menjadi tua. Ketika lansia mengalami penyakit kronis akibat perubahan fisik yang semakin menua maka perubahan ini akan sangat berpengaruh terhadap peran dan hubungan dirinya dengan lingkungannya, akibatnya sosialisasinya pun mengalami kemunduran pada umumnya hubungan sosial yang dilakukan pada lansia adalah karena mereka mengacu pada teori pertukaran sosial. Hubungan ini mendatangkan kepuasan yang timbul dari prilaku orang lain Ratna, 2005. Menurut soerjono soekamto 1997 bahwa interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat : 1 Adanya kontak sosial, dengan adanya perkembangan teknologi sekarang ini kontak sosial dapat dilakukan melalui surat, telefon, radio, dan sebagainya. 2 Adanya komunikasi, berkomunikasi adalah suatu proses yang dilakukan setiap hari, akan tetapi komunikasi bukanlah sesuatu hal yang mudah. Sebagai contoh salah paham merupakan hasil komunikasi yang tidak efektif dan sering terjadi berkomunikasi dengan lansia merupakn hal yang sangat sulit, hal ini disebabkan karena faktor fisik dan psikis. Universitas Sumatera Utara 13 Demikian halnya jika lansia mengalami penyakit kronis maka kedua faktor tersebut akan berpengaruh, akibatnya kontak sosial mungkin akan sulit terjadi. Dengan semakin lanjut usia seseorang secara berangsur-angsur ia akan melepaskan diri dari lingkungan sosialnya karena berbagai keterbatasan yang dimilikinya. Dan menurut survey awal yang dilakukan di Panti Werdha AbadiDharma Asih Binjai ternyata hampir setengah dari populasi lansia mengalami penyakit kronis, dan jumlah populasi lansia dipanti tersebut adalah 160 orang dan yang menderita penyakit kronis dan menderita penyakit kronis mencapai 135, dan menurut pengurus panti lansia yang mengalmai penyakit kronis jarang berbaur dengan teman-temannya. Oleh karenanya hal tersebut membuat penulis tertarik untuk meneliti tentang perubahan interaksi sosial pada lansia dengan penyakit kronis. Dan penelitian ini akan dilakukan di Panti Werdha AbadiDharma Asih Binjai. 2. Pertanyaan Penelitian Bagaimana perubahan interaksi sosial yang terjadi pada lansia dengan penyakit kronis di Panti Werdha AbadiDharma Asih Binjai? 3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi perubahan interaksi sosial pada lansia dengan penyakit kronis.

4. Manfaat Penelitian

4.1. Praktik Keperawatan di Panti Werdha abdiDharma Asih Binjai Universitas Sumatera Utara 14 Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang perubahan interaksi sosial pada lansia dengan penyakit kronis sehingga hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan dalam memberikan asuhan keperawatan. 4.2. Bagi Pendidikan Keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai referensi tentang perubahan interaksi sosial pada lansia dengan penyakit kronis dalam keperawatan gerontik. 4.3. Bagi Penelitian Keperawatan Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian keperawatan dan untuk dikembangkan pada penelitian berikutnya dalam ruang lingkup perubahan interaksi sosial pada lansia yang mengalami penyakit kronis. Universitas Sumatera Utara 15

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN