Konsep Interaksi Sosial TINJAUAN KEPUSTAKAAN

24

3. Konsep Interaksi Sosial

3.1. Definisi Interaksi Sosial Menurut Maryati dan Suryawati 2003 bahwa interaksi sosial adalah kontak atau hubungan timbal balik atau interstimulasi dan respon antar individu, anatar kelompok atau antar individu dan kelompok. Pendapat lain dikemukakan oleh Murdiyatmoko dan Handayani 2004 interaksi social adalah hubungan antar manusia yang menghasilkan suatu proses pengaruh mempengaruhi yang menhasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur sosial. Dan menurut Siagian 2004 interaksi positif hanya mungkin terjadi apabila terdapat suasana saling mempercayai, menghargai dan saling mendukung. 3.2. Macam-macam Interaksi Sosial Menurut Muryati dan Suryawati 2003 interaksi sosial dibagi menjadi 3 macam anatara lain: 1. Interaksi antar individu dan individu artinya, dalam hubungan ini bisa terjadi hubungan positif dan negative. Interaksi positif jika hubungan yang terjadi saling menguntungkan. Interaksi negatife, jika hubungan timbal balik merugikan satu pihak atau keduanya bermusuhan, 2. Interaksi antar invidu dan kelompok artinya, interaksi ini pun dapat berlangsung secara positif maupun negatif. Bentuk interaksi sosial individu dan kelompok bermacam-macam sesuai situasi dan kondisi. Dan yang ke 3. Interaksi sosial antar kelompok dan kelompok, intraksi sosial kelompok dan kelompok ini terjadi sebagai satu kesatuan bukan kehendak pribadi. 3.3. Bentuk- bentuk Interaksi Sosial Universitas Sumatera Utara 25 Menurut Indah 2002, interaksi social dikategorikan kedalam bentuk yaitu, Interaksi sosial yang bersifat asosiatif yaitu yang mengarah kepada bentuk-bentuk asosiasi hubungan atau gabungan seperti : a Kerjasama adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama. b Akomodasi adalah suatu proses penyesuaian sosial dalam interaksi antara pribadi dan kelompok-kelompok untuk meredakan pertentangan. c Asimilasi adalah proses sosial yang timbul bila ada kelompok masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda, saling bergaul secara intensif dalam jangka waktu lama. d Aukulturasi adalah proses sosial yang timbul, apabila suatu kelompok masyarakat manusia dengan satu kebudayaan tertentu di hadapkan dengan unsur-unsur dari kebudayaan asing.sedemikian rupa sehingga lambat laun usur-unsur kebudayaan asing itu di terima dan diolah kedalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian dari kebudayaan itu sendiri. e Interaksi sosial yang bersifat disosiatif, yakni yang mengarah pada bentuk-bentuk pertentangan atau konflik seperti, 1 Persaingan adalah suatu perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok sosial tertentu, agar memperoleh kemenangan atau ahsil secara kompetetif, tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik dipihak lawannya. 2 Kontravensi adalah bentuk proses sosial yang berada Universitas Sumatera Utara 26 diantara persaingan dan pertentengan atau konflik. Wujud kontravensi antara lain sikap tidak senang, baik secara tersembunyi maupun secara terang-terangan yang ditujukan terhadap perorangan atau kelompok atau terhadap unsur-unsur kebudayaan golongan tertentu. Sikap tersebut dapat berubah menjadi kebencian akan tetapi tidak sampai pada kebencian akan tetapi tidak sampai menjadi pertentangan atau konflik. 3 Konflik adalah proses sosial antara perorangan atau kelompok masyarakat tertentu, akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat mendasar, sehingga menimbulkan adanya semacam gap atau jurang pemisah yang mengganjal interaksi sosial dianatara mereka yang bertikai tersebut. 3.4. Ciri-ciri Interaksi Sosial Menurut Beriadi 2002, ada empat ciri-ciri interaksi sosial anatara lain, jumlah pelakunya lebih dari satu orang, terjadinya komunikasi diantara pelaku melalui kontak sosial, mempunyai maksud atau tujuan yang jelas, dan dilaksanakan melalui satu pola sistem sosial tertentu. 3.5. Faktor-faktor Terjadinya Interaksi Sosial Menurut zaini 2003, interaksi sosial bisa berlangsung jika memenuhi dua syarat anatar lain, adanya kontak sosial, adalah hubungan antara satu pihak dengan pihak lain yang merupakan awal terjadinya interaksi sosial, dan masing- masing pihak saling beraksi antara satu sama lain meski tidak harus bersentuhan Universitas Sumatera Utara 27 secara fisik. Dan yang ke dua adalah komunikasi, berhubungan atau bergaul dengan orang lain. 3.6. Bentuk-bentuk penyimpangan pada interaksi sosial Bentuk-bentuk penyimpangan dalam interaksi sosial dikategorikan menjadi 2 antara lain, penyimpangan primer adalah penyimpangan yang dilakukan seseorang akan tetapi sipelaku masih dapat diterima masyarakat. Ciri penyimpangan ini bersifat temporer atau sementara, tidak dilakukan secara berulang-ulang dan masih dapat ditolerir oleh masyarakat. Sedangkan penyimpangan sekunder adalah penyimpangan yang dilakukan seseorang yang secara umum dikenal sebagai prilaku penyimpang. Penyimpangan ini tidak biasa ditolerir oleh masyarakat. Penyimpangan ini juga mempunyai faktor dan penyebab antara lain, longgar tidaknya nilai norma, sosialisasi yang tidak sempurna, sosialisasi sub kebudayaan yang menyimpang. Dan peneybab prilaku menyimpang ada 3 anatara lain adalah, 1 penyebab biologis berdasarkan ciri-ciri biologis tertentu orang dapat diidentifikasikan ciri-ciri tersebut antara lain bentuk muka, 2 psikologis menjelaskan sebab terjadinya penyimpangan ada kaitannya dengan kepribadian retak atau kepribadian yang memiliki kecendrungan untuk melakukan penyimpangan atau traumatik, 3 sosiologis menjelaskan sebab terjadinya prilaku menyimpang ada kaitannya dengan sosialisasi yang kurang tepat individu tidak dapat menyerap norma-norma kultural budayanya Hariono, 2005. 3.7. Sosialisai Pada Lansia Universitas Sumatera Utara 28 Sosialisasi pada lansia mengalmi kemunduran setelah terjadinya pemutusan hubungan kerja atau tibanya saat pensin. Teman-teman sekerja yang biasanya menjadi curahan sgala masalah sudah tidak dapat dijumpai setiap hari. Lebih-lebih lagi ketika teman sebaya sudah lebih dahulu meninggalkannya. Sosialisa yang dapat dilakukan adalah dengan keluarga dan masyarakat yang relatif berusia lebih muda. Pada umumnya hubungan sosial yang dilakukan para lansia karena mengacu pada teori pertukaran sosial. Dalam teori pertukaran sosial sumber kebahagian manusia umumnya berasal dari hubungn sosial. Hubungan ini mendatangkan kepuasan yang timbul dari prilaku oramng lain Ratnasuhartini, 2005. Universitas Sumatera Utara 29

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN