1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hak Kekayaaan Intelektual selanjutnya disebut HKI adalah padanan kata intellectual property rights. Secara sederhana HKI adalah suatu hak yang timbul
bagi hasil pemikiran yang dihasilkan suatu produk yang bermanfaat bagi manusia. HKI bisa juga diartikan sebagai hak bagi seseorang karena ia telah membuat
sesuatu yang berguna bagi orang lain. Prinsipnya, setiap orang harus memperoleh imbalan bagi kerja kerasnya.
1
Dewasa ini, terjadi peningkatan kesadaran masyarakat mengenai penelaahan yang lebih seksama dalam upaya menciptakan system perlindungan
HKI yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, khususnya mengenai kePengelolaan komunal masyarakat adat. Indikasi meningkatnya perhatian dan
kesadaran masyarakat tercermin dari cukup tingginya permohonan HKI diajukan ke Dirjen KI Kekayaan Intelektual.
2
Pemanfaatan sumber daya genetis untuk berbagai kepentingan antara lain sebagai bahan obat, makanan, minuman, pengawet, atau sebagai benih yang
semakin meningkat dengan dukungan perkembangan ilmu dibidang bioteknoligi, telah menarik perhatian perusahaan-perusahan besar di negara majuberkembang.
Sayangnya, pembagian keuntungan yang adil dan pengalihan teknologi yang sungguh-sungguh dari perusahaan besar tersebut ke negara penghasilpenyuplai
1
Haris Munandar dan Sally Sitanggang, Mengenal HKI Jakarta: Penerbit Erlangga, 2008, hlm. 2.
2
Endang Purwaningsih, Hukum Bisnis Bogor: PT. Ghalia Indonesia, 2010, hlm. 132.
Universitas Sumatera Utara
2
sumber daya genetis yang umumnya berasal dari negara berkembang, sejauh ini dirasa masih belum memadai. Adapun dalih yang banyak dipertentangkan yang
telah dikemukakan oleh perusahaan maju tersebut adalah bahwa sumber daya genetis yang tersedia secara melimpah merupakan warisan leluhur yang dapat
digunakan siapa saja dan kapan saja common heritage of mankind.
3
Orang lain yang dibiarkan memanfaatkan suatu karya dengan gratis maka dapat membuat fungsi ataupun manfaat dari suatu karya itu hanya dirasakan oleh
orang lain, sedangkan pencipta dari karya itu hanya merasa lelah dan tidak memperoleh imbalan apa-apa. Hal tersebut akan membuat masyarakat enggan
berfikir dan mencoba-coba untuk menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya ataupun bagi orang lain.
Masyarakat mau berkreasi dan mengeluarkan ide dari hasil pemikiran mereka apabila mereka akan menerima suatu imbalan yang sesuai dengan karya
yang telah diciptakannya. Dengan demikian, mereka akan berlomba-lomba untuk membuat dan menciptakan aneka penemuan atau karya baru dan pada akhirnya
akan membawa namanya bangsanya yang akan beruntung karena terdorong maju oleh kreativitas masyarakatnya.
Pengembangan-pengembangan kekayaan intelektual yang lahir dari keanekaragaman tersebut merupakan perlindungan hak cipta. Perkembangan di
bidang perdagangan industri dan investasi telah sedemikian pesat sehingga memerlukan peningkatan perlindungan bagi pencipta dan pemilik hak terkait
dengan tetap memperhatikan kepentingan masyarakat luas.
4
3
Ibid., hlm. 133.
4
Tim Visi Yustisia, Panduan Resmi Hak Cipta Jakarta Selatan : Visimedia, 2015, hlm. ix.
Universitas Sumatera Utara
3
Masyarakat dapat menemukan bentuk ciptaan dimana-mana, baik di rumah, di jalan, di kantor, di sekolah, di kendaraan umum, maupun di tempat
perbelanjaan seperti mal, supermarket dan pasar tradisional. Dengan memiliki hak cipta maka orang lain tidak boleh mengumumkan atau memperbanyak ciptaan
tanpa seizin penciptanya. Menciptakan suatu karya cipta bukanlah sesuatu hal yang mudah
dilakukan maka dari itulah orang lain diwajibkan untuk menghormatinya dan hal ini merupakan sebuah kebutuhan yang tidak dapat dilalaikan begitu saja. Orang
lain pasti sudah mengetahui sebuah karya cipta pasti ada penciptanya sehingga tidak dapat seenaknya mengatakan itu sebagai karyanya atau meniru ciptaan yang
bukan karyanya.
5
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta selanjutnya disebut UUHC, hak cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul
secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan. Adapun pencipta merupakan seseorang atau beberpa orang yang secara sendiri-sendiri atau bersama-sama menghasilkan suatu ciptaan yang
bersifat khas atau pribadi. Sedangkan Ciptaan merupakan setiap hasil karya cipta di bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra yang dihasilkan atas inspirasi,
kemampuan, pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan, atau keahlian yang diekspresikan dalam bentuk nyata.
6
Merujuk kepada pengertian tersebut, hak cipta merupakan hak khusus yang diberikan kepada pencipta atau pemegangnya untuk memperbanyak dan
5
Gatot Supramono, Hak Cipta dan Aspek-aspek Hukumnya Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010, hlm.2.
6
Lihat ketentuan Pasal 1 ayat 1 UUHC Nomor 28 Tahun 2014.
Universitas Sumatera Utara
4
menggandakan hasil karya ciptaannya. Pencipta juga berhak atas manfaat ekonomi yang lahir dari ciptaannya tersebut.
Hak cipta merupakan salah satu bentuk hak kekayaan intelektual. Namun, hak cipta tidak sama dengan hak kekayaan intelektual lainnya, yaitu paten, merek,
desain industri, desain tata letak sirkuit terpadu, rahasia dagang, indikasi geografis, dan perlindungan varietas tanaman. Berbeda dengan hak kekayaan
industri yang meliputi hak perlindungan di bidang teknologi dan desain, hak cipta memberikan perlindungan atas ciptaan dibidang seni, sastra, dan ilmu
pengetahuan. Hak cipta bukan merupakan hak monopoli untuk melakukan sesuatu, melainkan hak untuk mencegah orang lain yang melakukannya.
7
Campur tangan negara sangat diperlukan di bidang penciptaan dengan tujuan untuk menyeimbangkan antara kepentingan pencipta dengan kepentingan
masyarakat dan juga kepentingan negara itu sendiri. Pencipta memiliki hak untuk mengontrol masyarakat dalam mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, di
lain pihak warga masyarakat dapat menggunakan ciptaan secara resmi dan menghindari peredaran barang bajakan, sedangkan negara kepentingannya dapat
menjaga kelancaran dan keamanan masyarakat di bidang ciptaan.
8
Indonesia menjadi salah satu negara yang masuk dalam daftar Priority Wacth List yang di keluarkan oleh US Trade Representative. Priority Watch List
merupakan daftar negara- negara di dunia yang teridentifikasi sebagai negara
7
Tim Visi Yustisia, Op.Cit., hlm. x
8
Gatot Supramono, Op.Cit., hlm.3.
Universitas Sumatera Utara
5
dengan tingkat pembajakan yang tinggi. Selain Indonesia, negara yang termasuk juga ke dalam daftar tersebut adalah negara Tiongkok, India dan Rusia.
9
Berbagai pelanggaran hak cipta masih banyak terjadi di negara kita, baik yang diselesaikan di pengadilan maupun tidak. Pelanggaran-pelanggaran itu
antara lain, dapat dilihat di televisi berupa tiru-meniru bahan lawakan oleh para pelawak, di kaki lima sampai dipertokoan masih dijumpai kaset dan CD, DVD,
dan VCD bajakan rekaman lagu dan film. CD Compact Disc adalah sebuah media penyimpanan yang berbentuk piringan yang digunakan untuk membuat
film dengan resolusi kecil atau sebagai media transmisi software-software aplikasi sedangkan VCD Video Compact Disc merupakan bahan optik atau perangkat
keras yang berisi program, berisi pesan atau info yang menampilkan gerak visual, suara audio, dengan maksud menyampaikan pesan atau info dari
sumber kepada penerima.
10
DVD Digital Video Disc merupakan media penyimpanan optik yang popular yang digunakan untuk menyimpan video dan
data, ukuran fisik standarnya sama dengan CD Compact Disc, namun dengan kapasitas enam kali lipat dari CD.
11
Di samping itu bahkan di pusat perbelanjaan seperti mal juga sering menjadi tempat terjadinya pelanggaran hak cipta di bidang
desain pakaiaan yang masih ada dan sama di sana-sini dengan produk yang berbeda, dan masih banyak yang lainnya.
12
9
Reska K. Nistanto, “Jual Software Bajakan, Mal Bisa Didenda Rp 100 Juta”, http:tekno.kompas.comread2015030211410067Jual.Software.Bajakan.Mal.Bisa.Didenda.R
p.100.Juta diakses pada tanggal 07 Maret 2015.
10
Tri Dayanti , “Pengertian CD, DVD, VCD”, http:tridayanti123.blogspot.co.id201303pengertian-cddvdvcd.html diakses pada tanggal 30
September 2015.
11
Tri Dayanti, “Perbedaan CD, DVD, VCD”, http:nengtri.blogspot.co.id201205perbedaan-cdvcddvd.html diakses pada tanggal 30
September 2015.
12
Gatot Supramono, Op.Cit., hlm.4.
Universitas Sumatera Utara
6
Sangatlah mudah untuk menemukan barang-barang bajakan di Indonesia, terutama di Mal. Barang-barang tersebut berupa CD, baju, software, buku,
lukisan, dan masih banyak lagi. Hal ini menunjukkan betapa kurangnya kerja sama antara pemerintah dan masyarakat dalam memerangi pembajakan.
Pemerintah telah berupaya untuk mengurangi angka pembajakan di Indonesia, namun di sisi lain masyarakat justru berperan aktif dalam menggunakan produk
bajak tersebut, dengan alasan harga yang lebih murah dan sangat mudah untuk ditemukan.
Undang-Undang Hak Cipta Nomor 28 tahun 2014 telah disahkan pada Oktober 2014 lalu untuk menggantikan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002
tentang Hak Cipta, maka diharapkan dapat menekan angka pembajakan didalam negeri terutama di sektor hak cipta. Selain itu, UUHC yang telah disahkan
tersebut merespon perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sebagai media publikasi dan komunikasi ciptaan secara global. Pada prinsipnya, revisi
UUHC ini bertujuan untuk meningkatkan perlindungan terhadap pemilik hak cipta serta diharapkan dapat mendukung peningkatan perekonomian, khususnya
dibidang industri kreatif.
13
Penegakan hukum terhadap kasus-kasus pelanggaran hak cipta seringkali masih ragu-ragu. Pihak penegak hukum masih enggan bertindak tegas
kepada pedagang yang menjual barang bajakan yang tidak memiliki izin, misalnya CD bajakan. Dengan harga sepuluh ribu rupiah saja, seseorang langsung
dapat memiliki satu buah CD bajakan, hal itu bisa terjadi karena pertimbangan
13
Tim Visi Yustisia, Op.it., hlm. xi.
Universitas Sumatera Utara
7
masalah sosial ekonomi masyarakat yang cenderung lebih memilih untuk membeli kaset dengan harga yang murah dibandingkan dengan kaset kualitas
tinggi yang harganya mahal. Saat seseorang melihat sesuatu barang, misalnya kursi mungkin komentar
orang terhadap barang tersebut pada umunya berna da datar “ah Cuma kursi untuk
tempat duduk”, tetapi orang jarang berpikir bagaimana pertama kali seseorang dapat membuat rancangan sebuah kursi yang pada akhirnya berbentuk seperti
angka 4 empat terbalik, tentu saja hal tersebut bukan sesuatu yang mudah dikerjakan. Demikian pula jika kita melihat sebuah karya tulis seseorang berupa
“paper” biasanya seseorang memberi komentar dengan mudah, karena jumlah halamannya yang cuma beberapa lembar saja, namun untuk membuat karya tulis
tersebut bukanlah merupakan pekerjaan yang gampang karena harus dapat menyajikan hal apa yang harus ditulis di dalam karya tulis tersebut. Kemudian
judul apa yang dipilih karena judul tulisan harus dapat menggambarkan isinya secara keseluruhan. Setelah itu permasalahan apa yang akan diketengahkan dan
bagaimana merumuskannya.
14
Berdasarkan kedua contoh di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa dalam menciptakan sebuah karya cipta bukanlah pekerjaan yang mudah untuk dilakukan
karena sangat diperlukan kreativitas. Untuk itulah hukum hak cipta diperlukan, agar dapat melindungi hak-hak yang dimiliki oleh pemegang hak cipta dari suatu
ciptaannya sehingga orang lain tidak dapat mencuri haknya dengan sembarangan. Mal sering digunakan sebagai tempat untuk bertransaksi barang bajakan.
Hal ini dikarenakan tingginya minat masyarakat untuk berbelanja di Mal. Mal
14
Gatot Supramono, Op.Cit., hlm. 1.
Universitas Sumatera Utara
8
adalah serapan dari Bahasa Inggris “Mall” yang diterjemahkan menjadi gedung
yang berisi macam-macam toko dengan dihubungkan oleh lorong atau koridor. Istilah Mall
berangkat dari nama “The Mall” 1674 di Inggris. The Mall adalah jalanan yang ada di Istana Buckingham, Admiralty Arch, Trafalgar Square,
St. James’ Park, House Guards Parades. The Mall dalam abad ke-20 merupakan jalan yang biasa digunakan acara seremonial kerajaan sebagai rute untuk
melakukan parade. The Mall dibentuk supaya pejalan kaki dapat berjalan dengan aman dan nyaman. Istilah Mall kemudian digunakan untuk suatu kawasan belanja
yang terdapat dalam suatu ruangan yang dinaungi oleh atap. Sejarah mal dimulai pada abad ke-7 di ibukota Syria yang dikenal dengan nama Al-Hamidiyah Souq.
Mal dianggap sebagai tempat perbelanjaan yang lengkap, praktis, dan efisien. Hal ini dipandang sebagai suatu kesempatan yang besar oleh pedagang
untuk mendapat keuntungan yang besar dengan modal yang kecil. Sehingga banyak pedagang yang memutuskan untuk menjual barang bajakan, karena harga
yang ditawarkan lebih rendah dari harga yang asli tentu dapat menarik minat pembeli.
15
Kurangnya sosialisasi mengenai pelanggaran hak cipta kepada para pengelola tempat perdagangan menyebabkan pengelola tempat perdagangan tanpa
sengaja mengizinkan penyewa tempat perdagangan memperjualbelikan barang bajakan secara bebas dan terang-terangan. Hal inilah yang menyebabkan
pelanggaran hak cipta tersebut tidak dapat dihindari oleh para pedagang terutama pedagang yang berada di tempat perbelanjaan tersebut.
15
Liza Maulida, “Sejarah Mall”, http:maulbakiyah.blogspot.com201104sejarah- mall.html diakses tanggal 10 Maret 2015.
Universitas Sumatera Utara
9
Sanksi terhadap pelanggaran HKI selama ini belum menimbulkan efek jera bagi pelakunya sehingga tingkat pelanggarannya terus meningkat, meskipun
pemerintah sudah memiliki perangkat undang-undangnya. Kendala lainnya yaitu terbatasnya aparat penegak hukum yang menangani masalah Hak Kekayaan
Intelektual, ringannya putusan yang dijatuhkan oleh proses peradilan kepada pelanggar, sehingga tidak menimbulkan efek jera. Selain itu, kurangnya kesadaran
masyarakat untuk menghargai dan mentaati hukum di bidang HKI dan terbatasnya daya beli masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan koordinasi antar aparat penegak
hukum dan instansi terkait dalam merumuskan serta menetapkan kebijakan strategis yang akan dijadikan target untuk menurunkan dan menghilangkan
pelanggaran HKI, serta meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menghargai HKI orang lain. Berkurang atau hilangnya pelanggaran HKI di Indonesia,
nantinya akan dapat menarik para investor khususnya investor dari luar negeri untuk menanamkanmembuka usaha di Indonesia baik di bidang Hak Cipta
maupun di bidang HKI, sehingga dapat menciptakan lapangan kerja baru yang dalam skala makro akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.
16
Disahkannya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta disambut gembira oleh semua pihak, termasuk dari pelaku seni, musisi,
perusahaan dagang, dan industri dan lain sebagainya. Adanya jaminan hukum yang pasti terhadap pelanggaran hak cipta diharapkan mampu
memunculkan kreatifitas anak negeri untuk terus berprestasi dan menghasilkan produk-produk yang mampu bersaing di dunia internasional.
16
Atang Setiawan, “Pelanggaran Hak Kekayaan Intelektual”, http:www.reskrimsus.metro.polri.go.idinfoinformasiPelanggaran-Hak-Kekayaan-Intelektual
diakses pada tanggal 13 Juli 2015.
Universitas Sumatera Utara
10
Penulisan skripsi ini diharapkan dapat menyadarkan masyarakat agar tidak membeli barang bajakan lagi. Sekaligus mengajak partisipasi aktif seluruh
masyarakat Indonesia dalam memerangi pembajakan di Indonesia.
B. Perumusan Masalah