Bina Suasana (Social Support)
b. Bina Suasana (Social Support)
Langkah-langkah kegiatan :
Strategi ini ditujukan kepada kelompok sasaran sekunder
1) Dimulai dengan pemberian pelatihan/pembekalan kader seperti toma, keluarga, PKK, organisasi perempuan keagamaan,
kesehatan tentang kanker payudara dan kanker leher rahim, dan
panapisan dan pengobatannya, untuk dipakai sebagai dasar mengembangkan atau menciptakan suasana yang mendukung
penyebaran informasi dan edukasi bagi calon klien.
peningkatan pengendalian kanker payudara dan kanker leher
2) Mengadakan pertemuan dengan kelompok ibu-ibu/keluarga rahim.
atau kunjungan rumah yang dapat dilakukan oleh tenaga Langkah-langkah kegiatan :
kesehatan dan kader..
1) Mengkaji dan menetapkan sasaran secara rinci dan tepat
3) Mengembangkan
pesan-pesan
kesehatan khususnya
2) Menganalisis dan mendesain metode dan teknik kegiatan mengenai pengendalian kanker payudara dan kanker leher dukungan
rahim yang sesuai dengan kondisi setempat penyebarluasan informasi, kampanye, dll
114 Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim 115
4) Mendekatkan pelayanan kesehatan yang menyediakan
3) Yakinkan mitra bahwa mereka adalah orang yang turut
fasilitas deteksi dini dengan
menentukan keberhasilan dalam meningkatkan kesehatan terjangkau
biaya pelayanan yang
pengendalian kanker
5) Memberikan pelayanan deteksi dini yang bersifat ramah dan
payudara dan kanker leher rahim.
memuaskan klien serta lengkap informasi
4) Cari waktu yang tepat untuk melakukan komunikasi
5) Ajak mereka sebagai mitra kerja dengan jalan menetapkan
d. Kemitraan dengan LP, LS, dan kelompok potensial setempat
perencanaan kegiatan dalam menanggulangi permasalahan Petugas tidak mungkin bekerja sendiri tetapi perlu
yang ada
bekerjasama dengan berbagai pihak yang terkait seperti lintas
6) Beri mitra tugas dan tanggung jawab yang jelas tentang program, lintas sektor serta kelompok potensial setempat seperti
peranan mereka dalam upaya peningkatan pengendalian tokoh agama, tokoh masyarakat, kader, organisasi perempuan
kanker payudara dan kanker leher rahim yang ada di keagamaan, PKK, dan lain-lain. Tiga prinsip dasar kemitraan
wilayahnya
yang harus diperhatikan adalah (1) kesetaraan, yaitu kesediaan
7) Ajak mereka untuk melihat atau menilai hasil kerja mereka berada dalam kedudukan yang sederajat, (2) keterbukaan, yaitu
atau umpan balik yang bisa adanya kejujuran dalam setia langkah menjalin kemitraan, (3)
dan beri tanggapan
menumbuhkan semangat kerja mereka selanjutnya. saling menguntungkan, yaitu jalinan kemitraan yang dibuat hendaknya saling menguntungkan kedua belah pihak.
B. PELAKSANAAN PENAPISAN
Langkah-langkah kegiatan : Agar penapisan dapat dilaksanakan dengan baik dan mencapai tujuan yang diinginkan, dilakukan dengan langkah-langkah
1) Membina hubungan baik, professional dan mau bekerja
sebagai berikut :
demi peningkatan kesehatan masyarakat khususnya dalam pengendalian kanker payudara dan kanker leher rahim.
1. Persiapan tempat, bahan, peralatan, SDM, dan penentuan waktu
pelaksanaan
2) Mampu menyampaikan pesan-pesan kesehatan dengan
2. Penetapan jumlah target per hari dan wilayahnya baik, jelas serta sesuai budaya atau norma yang berlaku,
sehingga petugas mendapat dukungan dari mitra Penginformasian kegiatan kepada masyarakat melalui bidan desa, kader kesehatan, dan perangkat desa.
116 Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim 117
4. Penetapan teknis pelaksanaan : kabupaten/kota. Kasus yang tidak dapat ditangani di rumah sakit
a. Pendaftaran dengan pembagian nomor urut kabupaten/kota, dapat dirujuk ke rumah sakit propinsi yang ditunjuk.
b. Pembuatan kartu status Rumah sakit rujukan harus memberikan umpan balik kepada rumah sakit atau puskesmas asal.
c. Pemanggilan klien dan suaminya
d. Pemberian konseling dan informed consent (meminta
D. MONITORING DAN EVALUASI
kesediaan klien dan suaminya untuk dilakukan tindakan). Penemuan dan tatalaksana penyakit kanker merupakan sub
e. Pemeriksaan payudara dengan cara CBE oleh bidan dengan sistem pengendalian penyakit kanker secara umum, output kegiatan dikonfirmasi oleh dokter puskesmas bila ditemukan benjolan.
diharapkan dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian melalui
f. Pelaksanaan IVA oleh Bidan dengan dikonfirmasi oleh kegiatan deteksi dini, penapisan, diagnosis, terapi dan perawatan dokter puskesmas.
paliatif.
Kegiatan ini akan berdaya guna apabila ditunjang oleh
g. sumber daya yang memadai serta mekanisme kegiatan dilakukan Pelaksanaan Krioterapi oleh dokter/bidan puskesmas untuk
IVA positif.
sesuai perencanaan.
h. Penjelasan rencana tindak lanjut/follow-up baik pada kasus Untuk mengukur sampai seberapa jauh sumber daya tersedia positif maupun negatif. (lihat Bagan 3 untuk kanker leher
dilakukan, diperlukan kegiatan rahim, dan Bagan 4 untuk kanker payudara)
serta tahapan pelaksanaan
penunjang, yaitu monitoring dan evaluasi.
i. Pencatatan dan pelaporan pada form yang telah tersedia.
Pendataan
dan pencatatan
klien yang telah dilakukan
(lihat bab V) pemeriksaan merupakan salah satu proses yang tidak dapat
j. Pemulangan klien. dipisahkan dari kegiatan monitoring dan evaluasi. Data lengkap setiap klien harus dicatat pada status pasien (contoh formulir dapat
dilihat dalam Formulir A) dengan tujuan agar terdapat catatan Apabila pada pemeriksaan di puskesmas ditemukan benjolan
C. SISTEM RUJUKAN
mengenai pelayanan dan rujukan. Bila klien bertemu dengan seorang pada payudara, lesi pra kanker yang tidak dapat ditangani di
spesialis untuk histopatologi, data-data tersebut dapat dicatat dalam
Puskesmas, dan kanker leher rahim, klien dirujuk ke RS
Formulir Histopathology (Formulir B).
118 Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim 119
Monitoring yang dilakukan sewaktu-waktu bertujuan untuk
mengetahui kemajuan program dan kualiti pelayanan. Monitoring program dilakukan secara berjenjang baik melalui pertemuan bulanan
Menurunnya Meningkatnya yang diadakan oleh puskesmas atau peninjauan lapangan oleh Kesehatan
SDM
Deteksi
Sarana & derajat
Dini
angka
kesakitan dan kesehatan Kepala
Penapisan
Sumber masyarakat Kabupaten/Kota dan Propinsi secara berjenjang. Monitoring kualiti
Puskesmas
juga
dilakukan oleh
Dinas Kesehatan
pelayanan secara teknis medis juga dilakukan secara berjenjang oleh
- Dana kematian
Meningkat-nya dokter puskesmas yang terlatih, dokter sepesialis Obstetry dan - Metode
kualitas hidup ginekologi, juga dokter spesialis bedah di RS Kabupaten/Kota dan
Propinsi. Hasil temuan kegiatan monitoring tersebut ditindak lanjuti dengan
E. PENGORGANISASIAN
melakukan koreksi secepatnya terhadap kegiatan yang dianggap
1. Pusat
Depkes mempunyai tugas:
tidak sesuai dengan perencanaan sebelumnya, baik kegiatan yang
a. Penyiapan kebijakan pengendalian kanker berada dalam indikator input, indikator proses, maupun
indikator
output.
b. Advokasi dan sosialisasi tingkat pusat
c. TOT manajemen pengendalian kanker Sedangkan evaluasi dapat dilakukan sebelum atau sesudah d. TOT deteksi dini kanker payudara dan kanker leher
kegiatan dilaksanakan. Evaluasi dilaksanakan sebelum kegiatan
rahim
bertujuan untuk melihat hasil yang telah dicapai pada tahun
e. Pengaturan, bimbingan, dan pengawasan program sebelumnya dan digunakan sebagai dasar perencanaan tahun
f. Dan lain-lain sesuai peraturan perundang-undangan berikutnya. Sedangkan evaluasi dilakukan pada akhir kegiatan
yang berlaku
bertujuan untuk membandingkan antara perencanaan awal dengan hasil yang didapat pada akhir kegiatan.
2. Dinas Kesehatan
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut :
a. Dinas Kesehatan Provinsi Mempunyai tugas :
120 Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim 121
Sebelum Pelatihan Provider Deteksi Dini
3) Assessment/penilaian
sarana-prasarana, SDM,
Dinas Kesehatan 2)
1) Sosialisasi dan advokasi dengan LS, LP.
Pertemuan koordinasi/persiapan di propinsi.
Provinsi).
3) Membentuk jejaring pengendaian kanker.
4) Pertemuan Tim Pelatih Provinsi, Dinas Kesehatan
4) Membentuk tim pelatih provinsi. Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten, Kepala
5) Pertemuan tim pelatih provinsi untuk persiapan PKM. Pelatihan Provider: menunjuk dokter umum pelatihan. dan bidan PKM
6) Assessment/penilaian:
sarana-prasarana,
SDM,
Setelah Pelatihan
data demografi di kabupaten/kota.
1) Menerima laporan skrining dari Puskesmas, RS
Kabupaten sebagai rujukan.
Setelah Pelatihan
2) Memfasilitasi pelatihan kader di Puskesmas.
1) Menerima data laporan
skrining yang telah
3) Bintek oleh Petugas Kabupaten dan RS Kab dilaksanakan di kabupaten.
(Obsgyn & dokter bedah).
2) Mengolah dan menganalisa data skrining dan
4) Mengolah data dan melaporkan ke propinsi dan mengirimkan laporan ke pusat.
pusat.
3) Bimbingan teknis.
5) Melaksanakan pertemuan evaluasi.
4) Monitoring dan evaluasi kegiatan.
3. Rumah Sakit
b. Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota
a. Menyediakan dan mempersiapkan petugas pelatih Mempunyai tugas :
b. Menerima rujukan
Sebelum Pelatihan Provider Deteksi Dini
c. Menegakkan diagnosis
1) Sosialisasi dan advokasi.