Penilaian Klien/ Persiapan untuk Krioterapi
2) Penilaian Klien/ Persiapan untuk Krioterapi
Sebelum melakukan krioterapi perlu dilakukan persiapan dan penilaian klien dengan langkah-langkah berikut ini :
a) Sebelum melakukan krioterapi, diskusikan tindakan yang akan dilakukan dengan ibu/ klien. Jelaskan mengapa perlu dilakukan pengobatan,
apa saja alternatif pengobatan selain krioterapi dan mengapa abstinensi (atau pemakaian kondom) penting setelah menjalani tindakan. Jelaskan langkah-langkah tindakan, suara keras yang mungkin ditimbulkan oleh alat
84 Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim 85 84 Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim 85
dan efek samping yang akan dialami setelah tindakan. arahkan ke vagina ibu/klien.
Pastikan ibu/klien tidak sedang hamil.
e)
Cuci tangan secara merata dengan menggunakan
b) Pastikan semua peralatan dan bahan yang diperlukan sabun dan air dan keringkan dengan kain bersih atau telah tersedia. Di antaranya spekulum yang telah di
diangin-anginkan. Kemudian pakai sarung tangan DTT, kapas lidi dalam wadah bersih, sebuah wadah
periksa yang baru atau sarung tangan bedah yang telah berisi asam asetat/cuka yang telah diencerkan 3 3 –5%, di-DTT .
spatula berbahan kayu dan lampu/senter yang memadai
f)
Atur peralatan dan bahan pada nampan atau wadah
(tes lampu/senter untuk memastikan masih bekerja yang telah di-DTT, jika belum dilakukan. dengan baik). Gas harus dibuka pada katup utama tabung dan tekanan minimal harus berada pada 40 –70
3) Tindakan Krioterapi
kg/cm 2 . Terakhir, timer, jika tersedia, harus diset pada Tindakan krioterapi dilakukan dengan langkah-langkah posisi nol.
sebagai berikut:
c) Masukkan kriotip yang telah di-DTT ke dalam pelindung
a) Katakan kepada ibu bahwa spekulum akan dimasukkan plastik (protective sleeve). Posisikan tabung plastik tepat
dan kemungkin akan merasakan tekanan. pada takik/lubangnya di bawah ujung kriotip dan
b) Dengan lembut masukkan spekulum sepenuhnya atau kencangkan pada posisinya 2 .
sampai terasa ada tahanan lalu perlahan-lahan buka
d) Sebelum membawa
bilah/cocor bebek agar leher rahim dapat terlihat. pastikan dia sudah buang air kecil atau pastikan bahwa
ke ruang pemeriksaan/tindakan,
Sesuaikan spekulum sampai seluruh leher rahim dapat klien telah mengosongkan kandung kemihnya. Minta
terlihat. Hal ini mungkin akan sulit bila leher rahim klien membuka pakaian dari pinggang ke bawah ganti
berukuran besar, parous, patulous atau sangat anterior dengan memakai sarung. Setelah itu, bantu ibu naik ke
atau posterior. Mungkin perlu menggunakan lidi kapas
2 Instruksi ini adalah untuk kriotip merek wallach LL 100. Meskipun prinsip 3 Bila tersedia tambahan sarung tangan, gunakan sarung tangan kedua, sehingga bila krioterapi sama, instrument dari merek lain mungkin berbeda dalam menyiapkan
perlu pengaturan lampu sarung tangan yang luar dan mengatur lampu dengan sarung instrumennya atau memproses setelah digunakan.
tangan yang bersih.
86 Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim 87 86 Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim 87
Kencangkan hanya menggunakan tangan. Jangan
c) Bila leher rahim dapat terlihat seluruhnya, kunci bilah/ gunakan alat lain untuk mengencangkan kriotip pada probe.
cocor bebek spekulum dalam posisi terbuka sehingga tetap berada di tempatnya. Dengan cara ini petugas
Catatan: jika kriotip tidak mau terpasang pada
memiliki satu tangan yang bebas bergerak.
probe dengan benar, periksa apakah ujung
d) Gerakkan lampu/senter agar leher rahim dapat terlihat
pelindung probe telah terpasang dengan benar
dengan jelas
ke dalam takik/lobangnya pada kriotip.
e) Gunakan kapas lidi bersih untuk menghilangkan discharge, darah atau mukosa dari cervix. Identifikasi ostium uteri, SSK, serta lokasi dan ukuran lesi. Bila
h) Tempelkan kriotip pada leher rahim, pastikan ujung tip
perlu, oleskan asam asetat sehingga lesi dapat terlihat.
telah masuk dalam ostium uteri seperti pada Gambar –
Buang kapas lidi tersebut ke dalam wadah anti bocor
12 dan diletakkan secara seimbang pada permukaan atau kantung plastik.
leher rahim. Tidak perlu memegang leher rahim dengan f)
Tes alat krioterapi dengan mengarahkan probe ke langit- tenaculum atau forseps. Pastikan dinding vagina lateral
langit. Tekan tombol “freeze” selama 1 detik kemudian tidak bersentuhan dengan kriotip. Ingatkan ibu bahwa mesin/ unit tersebut akan mengeluarkan suara bising
tekan tombol
“defrost” selama 1 detik untuk
mengeluarkan gas melalui lubang metal tipis. Alat
selama tindakan.
berfungsi dengan baik bila ujung kriotip terlihat berembun,
Catatan: Beritahu pasien bahwa akan terdengar suara dari unit krioterapi.
88 Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim 89
Catatan: Mungkin perlu menggunakan spatula kayu atau
i)
Gunakan teknik „freeze – clear – freeze.“ Setelah 15
alat lain untuk mendorong jaringan yang menonjol diantara
detik dilakukan freeze, tekan tombol “defrost” tidak lebih
bilah/ cocor bebek spekulum. Cara lain, sebelum
dari 1 detik. Segera tekan tombol “freeze” kembali.
memasukkan spekulum, pasangkan kondom pada cocor
Tekan tombol “defrost” setiap 15 detik, lakukan hal yang
bebek dan potong ujung kondom. Pada saat spekulum dimasukkan dan cocor bebek dibuka, kondom dapat
sama selama 3 menit proses pembekuan. Catatan: Jika
mencegah dinding vagina agar tidak masuk celah di antara
memberi aba-aba
bilah/cocor bebek.
(contoh, Clear!) setiap 15 detik. Perhatikan saat
terbentuk bola es di sekitar kriotip (perhatikan Gambar
Gambar – 4 Penempatan kriotip pada leher rahim
Gambar – 13 Perubahan leher rahim setelah dilakukan
krioterapi
Setelah krioterapi Sebelum krioterapi
j)
Setelah melakukan pembekuan selama 3 menit, kriotip
akan menempel pada leher rahim, karena bola es.
Jangan menarik kriotip secara paksa. Tunggu sampai
90 Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim 91 90 Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim 91
dari leher rahim (biasanya hanya memakan waktu untuk memastikan apakah telah terbentuk ”bola es” kurang dari 30 detik), jangan dipaksa melepaskan
yang putih, keras, benar-benar beku. Jika tidak, ulangi kriotipnya .
langkah 8 –11 minimal sekali dengan menambahkan k) Letakkan alat krio pada tempatnya (pada tempat
tekanan pada leher rahim. Yakinkan bahwa tekanan gas penggantungnya) atau baki instrumen yang sudah di-
yang ditampilkan pada pengukur tekanan sudah cukup. Jika tekanan kurang, minta pasokan ulang gas dan
Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT).
jadwal ulang tindakan.
l) Tunggu 5 menit dan ulangi kembali proses pembekuan n) Setelah tindakan, tutup katup tabung utama.
menggunakan teknik freeze – clear – freeze. Mungkin o) Periksa apakah leher rahim apakah terjadi perdarahan.
perlu menambah waktu pembekuan sampai 5 menit jika Jika terdapat perdarahan, tekan area perdarahan bola es tidak terbentuk di luar tepi probe.
dengan kapas lidi bersih. Setelah itu buang kapas lidi
Catatan: Selama tindakan krioterapi, tabung
tersebut pada tempatnya.
menjadi dingin, bagian luar tabung dan selang
p) Lepaskan spekulum dan letakkan dalam larutan klorin
mungkin mengeluarkan
semacam
embun.
0,5% dalam wadah tertutup selama 10 menit untuk
Selain itu, alat penunjuk tekanan akan menunjukkan penurunan tekanan. Semua
desinfeksi, atau apabila petugas terbatas dipisahkan
perubahan tersebut adalah normal. Bila
dulu spekulum di wadah yang kering dan tertutup
tekananan pada regulator memperlihatkan
karena bila dibiarkan spekulum terendam dalam larutan
bahwa tekanan gas di bawah 50 kg/cm2, hentikan tindakan krioterapi. Tunggu sampai
klorin dalam waktu lebih 10 menit dapat menimbulkan
tabung gas kembali pada suhu kamar dan
korosif pada spekulum.
tekanan gas naik di 50 kg/cm2. Ada kemungkinan keluar serpihan es dari saluran
4. Tugas Pasca Krioterapi
pengeluaran gas, keadaan ini normal terjadi dan tidak akan mengganggu tindakan krioterapi yang
a) Bersihkan lampu/senter dengan kain/kasa yang telah
sedang dilakukan.
dibasahi larutan
klorin 0,5% untuk menghindari
kontaminasi silang antar ibu/klien.
92 Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim 93 92 Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim 93
5. Konseling Pasca krioterapi
tangan ke dalam larutan klorin 0,5%. Lepaskan sarung Sebagian besar perempuan/ibu tidak akan mengalami tangan dengan membalik sisi dalam keluar. Jika sarung
masalah setelah menjalani krioterapi. Beritahu ibu bahwa tangan dibuang, masukkan ke dalam wadah tahan bocor
dia mungkin akan mengalami kram dan mengeluarkan atau kantung plastik. Jika sarung tangan akan dipakai
cairan bening (atau sedikit bercampur darah) yang biasanya ulang, dekontaminasi dengan merendam dalam larutan
berlangsung selama 4 sampai 6 minggu. Jika menjadi klorin 0,5% selama 10 menit.
berbau atau berwarna seperti nanah, atau jika ibu merasa
c) Cuci tangan dengan sabun dan air kemudian keringkan nyeri, dia harus segera kembali ke klinik untuk memeriksa
dengan kain yang bersih dan kering, atau dianginkan.
kemungkinan terjadinya infeksi.
d) Pastikan ibu/perempuan tidak mengalami kram atau Anjurkan ibu agar tidak menyemprotkan air obat
flashing sebelum duduk, turun dari meja periksa dan (douche), menggunakan tampon atau berhubungan seks
berpakaian. Jika masih terasa sangat kram setelah 5 – selama 4 minggu, atau sampai cairan tersebut benar-benar
10 menit, berikan analgesik oral (acetaminophen atau ibuprofen).
hilang.
e) Beri anjuran mengenai asuhan pasca pengobatan,
Catatan: Jika ibu tidak dapat menghindari hubungan seksual, sarankan untuk menggunakan kondom saat
tanda-tanda peringatan dan jadwal tindak lanjut.
berhubungan. Berikan 15 –20 kondom kepada ibu.
f) Catat hasil pengobatan dan
jadwal
kunjungan
berikutnya pada status pasien . Bicarakan mengenai jadwal tindak lanjut dan tanda -
g) Amati ibu/klien, minimal selama 15 menit. Tanyakan
tanda peringatan yang mengharuskan dia untuk kembali ke pulang.
bagaimana keadaannya
sebelum
mengijinkannya
fasilitas untuk mendapat perawatan, yaitu:
h) Bersihkan unit krioterapi sesuai instruksi dalam
a) Demam selama lebih dari 2 hari.
Lampiran.
b) Nyeri pada abdomen yang amat sangat khususnya jika dibarengi dengan demam.
94 Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim 95 94 Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim 95
Discharge vagina
Beritahu pasien bahwa ia akan mengalami
keluhan keluar cairan dari vagina/discharge dari menstruasi terbanyak.
(carian
berlebihan)
selama sekitar 4 minggu
d) Pendarahan disertai gumpalan Beritahu pasien bahwa akan terjadi perubahan warna discharge dari merah muda menjadi
bening atau agak kekuningan Buat jadwal tindak lanjut enam bulan kemudian setelah
Beritahu klien untuk kembali jika discharge tindakan, dan beri nama pusat pelayanan atau klinik yang berubah menjadi bau tak sedap, gatal atau berwarna seperti nanah (dan obati sesuai
harus didatangi oleh ibu. Jika mungkin, informasi ini harus
panduan standard IMS)
diberikan secara tertulis. Terakhir, si ibu harus diberi
Anjurkan agar tidak berhubungan badan selama
empat minggu
kesempatan untuk bertanya jika ada pertanyaan. Jika tidak mampu menghindari hubungan seksual (abstain), anjurkan untuk memakai
kondom minimal selama 4 minggu Tabel 5. Penatalaksaan Efek Samping
e. Tindak Lanjut Setelah Krioterapi
Bercak/menstruasi Beritahu pasien bahwa dia akan mengalami ringan
pendarahan atau bercak selama satu atau dua
minggu Beritahu pasien agar kembali untuk dievaluasi Kram
EFEK SAMPING
PENATALAKSANAAN
Beritahu pasien sebelum tindakan bahwa dia jika terjadi pendarahan berat
akan mengalami kram pada saat tindakan dan setelahnya
Ibu/klien harus kembali untuk melakukan tes ulang IVA dalam Kurangi kram dengan menekan ringan pada
enam bulan. Pada kunjungan ini, setelah memperoleh riwayat
leher rahim dengan menggunakan krioterapi
masalah, tes IVA harus dilakukan dan segala macam abnormalitas
dicatat. Karena SSK mungkin tidak dapat dilihat, leher rahim harus jika sangat kram berikan paracetamol atau
menilai seberapa jauh
aspirin
kesembuhannya dan apakan masih terdapat lesi. Kriteria pengobatan atau rujukan pada kunjungan ini dapat dilihat pada daftar dalam tabel berikut ini:
96 Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim 97
Tabel 6. Status Pengobatan dan Tindakan yang Dianjurkan
8. Rujukan
TINDAKAN YANG
Bidan dan dokter umum harus merujuk klien yang mengalami
DIANJURKAN kondisi-kondisi di bawah ini ke tingkat fasilitas perawatan yang Tes IVA Negatif
KLASIFIKASI IVA PENJELASAN
SSK terlihat
Ulangi tes IVA setelah
lebih tinggi:
Tidak ada lesi
5 tahun
a. Lesi acetowhite lebih dari 75% dari permukaan leher rahim, lesi
acetowhite
acetowhite meluas sampai dinding vagina atau lebih dari 2 mm Tidak dapat hilang
Tes IVA positif a , tetapi
Obati kembali dengan
tepi luar probe kriotherapi
(Persistent)
lesi < 75% dari
krioterapi
b. Lesi acetowhite positif, tetapi klien meminta pengobatan lain
selain kriotherapi atau meminta tes diagnosa lain Progressed
permukaan leher rahim
Tes IVA positif dengan
Rujuk ke pusat kanker
c. Dicurigai kanker
lesi lebih besar dari
atau fasilitas terdekat
d. Kondisi ginekologis lain (misalnya massa ovarium, miom, polyp)
waktu diobati atau
yang menawarkan
Dokter umum yang terlatih, mengkaji lesi berukuran besar dan
sekarang menutupi
diagnosis dan
jika dicurigai kanker, segera rujuk kepada dokter spesialis obgin.
lebih dari 75%
pengobatan
permukaan leher rahim
Selanjutnya dokter obgin yang akan melakukan pemeriksaan dan terapi lanjutan seperti LEEP, konisasi, histerektomi, atau perawatan
Rujukan ke Pusat
Lesi yang persistent dan
Bicarakan kembali
paliatif sesuai indikasi.
kesehatan lain
butuh pengobatan
tentang keunggulan
dengan krioterapi, tetapi
dan kekurangan
ibu/klien meminta
semua metode
rujukan untuk metode
pengobatan; rujuk ke
pengobatan yang
fasilitas terdekat yang
berbeda
menawarkan
pengobatan yang sesuai pilihan
98 Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim 99
Bagan 5. Algoritma Rujukan Kanker Leher rahim
IV. MANAJEMEN PENGENDALIAN KANKER PAYUDARA DAN KANKER LEHER RAHIM