Pedoman teknis ca payudara dan ca cervix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga buku PEDOMAN TEKNIS PENGENDALIAN KANKER PAYUDARA DAN KANKER

LEHER RAHIM ini selesai disusun.

Kanker payudara dan kanker leher rahim merupakan kanker tertinggi di Indonesia. Untuk mengendalikan kedua kanker tersebut

diperlukan berbagai upaya dan semua pihak yang berkompeten.

Untuk itu diperlukan suatu buku panduan teknis dalam pelaksanaan

kegiatan di lapangan.

Buku ini disusun sebagai panduan bagi petugas kesehatan

dalam upaya pencegahan dan deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim di Indonesia pada tingkat Puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan dan lainnya. Selanjutnya diharapkan upaya pencegahan kanker payudara dan kanker leher rahim dapat terus ditingkatkan sehingga angka kesakitan dan kematian akibat kedua kanker ini dapat terus diturunkan.

Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan sebesar- besarnya kepada tim penyusun, editor, dan semua pihak yang telah

berkontribusi dalam penyusunan buku ini. Semoga kontribusi yang diberikan merupakan

bagian dari amal baik dalam upaya

pengendalian kanker di Indonesia.

Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim i

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1

Ukuran rata-rata benjolan yang dapat dideteksi dengan

pemeriksaan SADARI ......................................... …..... 28

Gambar 2

Tampilan payudara ..................................................... 32

Gambar 3

Kerutan atau lekukan pada payudara ………..………... 32

Gambar 4

a, b, dan c Tampilan payudara (kiri ke kanan) lengan ke atas, tangan di pinggang, membungkuk …………........ 33

Gambar 5

a dan b Teknik spiral untuk pemeriksaan payudara..... 35

Gambar 6

Memeriksa cairan puting (payudara k iri)…………........ 36

Gambar 7

Memeriksa pangkal payudara (payudara kiri) ……....... 37

Gambar 8

Pemeriksaan payudara sendiri ……………………........ 45

Gambar 9

Perjalanan alamiah kanker leher rahim ………………..51

Gambar 10 IVA Negatif dan IVA Positif …...................................... 75

Gambar 11 Peralatan krioterapi dan gasnya ……………............... 84

Gambar 12 Penempatan kriotip pada leher rahim ………………... 90

Gambar 13 Perubahan leher rahim setelah dilakukan krioterapi …………………….......................................... 91 Gambar 14 Contoh peta wilayah untuk pemetaan klien ………......108

x Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim xi

DAFTAR BAGAN

BAGAN 1

Diagram alur untuk pencegahan kanker payudara …. 40

BAGAN 2

Algoritma rujukan kanker payudara. …........................ 47

BAGAN 3

Diagram alur pencegahan kanker leher rahim …….... 61

BAGAN 4

Keterkaitan yang mungkin antara tes IVA dan

pengobatan. ….............................................................. 79

BAGAN 5

Algoritma rujukan kanker leher rahim ……………….... 99

BAGAN 6

Metode perhitungan target angka cakupan penapisan

bulanan …………………………………………………... 103

xiv Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim xv

DAFTAR FORMULIR

Formulir A

Peralatan Baku Untuk Fasilitas Penapisan Dan

Pengobatan Kanker Leher Rahim ...............................159

Formulir B

Cacatan Medis Deteksi Dini Kanker Payudara dan

Kanker Leher Rahim .................................................. 161

Formulir C Kartu Deteksi Dini Kanker Payudara dan Kanker Leher

Rahim ....................................................................... 163

Formulir D Formulir Register Deteksi Dini Kanker Payudara dan

Kanker Leher Rahim Puskesmas ............................ 164

Formulir E

Formulir Register IVA Positif Kanker Leher Rahim

Puskesmas ............................... ............................... 165

Formulir F

Rekapitulasi Deteksi Dini Kanker Payudara dan Kanker

Leher Rahim Puskesmas .......................................... 166

Formulir G Rekapitulasi Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Rumah

Sakit .......................................................................... 167

Formulir H Rekapitulasi Deteksi Dini Kanker Payudara Rumah

Sakit ......................................................................... 168

Formulir I

Rekapitulasi Deteksi Dini Kanker Payudara dan Kanker

Leher Rahim Kabupaten/Kota .................................. 169

Formulir J

Rekapitulasi Tahunan Deteksi Dini Kanker Payudara

dan Kanker Leher Rahim Kabupaten/Kota ............... 170

Formulir K

Rekapitulasi Deteksi Dini Kanker Payudara dan Kanker

Leher Rahim Provinsi ............................................... 171

xvi Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim xvii

Formulir L Rekapitulasi Tahunan Deteksi Dini Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim Provinsi ............................ 172

MENTERI KESEHATAN

REPUBLIK INDONESIA

Formulir M Rekapitulasi Deteksi Dini Kanker Payudara dan Kanker

Leher Rahim Nasional .............................................. 173

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Formulir N Rekapitulasi Tahunan Deteksi Dini Kanker Payudara

NOMOR 796 / MENKES / SK / VII / 2010

dan Kanker Leher Rahim Nasional .......................... 174

TENTANG

Formulir O Penggunaan Sistem Krioterapi dan Pemrosesan pencegahan infeksinya .............................................. 175

PEDOMAN TEKNIS PENGENDALIAN KANKER PAYUDARA DAN KANKER LEHER RAHIM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa untuk menanggulangi masalah penyakit kanker akibat transisi epidemiologi di Indonesia, perlu

peningkatan pengendalian penyakit kanker secara nasional;

dilakukan

b. bahwa kanker leher rahim dan kanker payudara merupakan

yang menyebabkan kematian pada perempuan di Indonesia sehingga memerlukan intervensi yang memadai melalui pencegahan primer, sekunder, dan kanker tersier;

terbanyak

dengan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b, perlu menetapkan

c. bahwa

sehubungan

Pedoman

Teknis Pengendalian

Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim xviii

Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim 1

MENTERI KESEHATAN MENTERI KESEHATAN

REPUBLIK INDONESIA

REPUBLIK INDONESIA

Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim

4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 dengan Keputusan Menteri Kesehatan;

tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 49,

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637); Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan

5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara 4431);

Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor Pemerintahan

82, Tambahan Lembaran Negara Republik Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,

Indonesia Nomor 4737);

Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan

Kesehatan Nomor 1116/ Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang

6. Keputusan Menteri

tentang Pedoman Perubahan Kedua 32 Tahun 2004 tentang

Menkes/SK/VIII/2003

Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Pemerintahan

Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Repubik Atas

Kesehatan Nomor 1479/ Undang-Undang Nomor Indonesia Nomor 4844);

7. Keputusan Menteri

Menkes/SK/X/2003

tentang Penyelenggaraan Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular dan

3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Penyakit Tidak Menular Terpadu; Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran

Kesehatan Nomor 1575/ Negara Republik Indonesia Nomor sossy

8. Peraturan Menteri

Menkes/Per/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan sebagaimana telah

2 Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim 3

MENTERI KESEHATAN MENTERI KESEHATAN

REPUBLIK INDONESIA

REPUBLIK INDONESIA

diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan

MEMUTUSKAN :

Nomor 439/Menkes/Per/VI/2009;

Menetapkan :

9. Keputusan Menteri

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG Pengendalian Penyakit Kanker;

Menkes/SK/IV/2007

PEDOMAN TEKNIS PENGENDALIAN KANKER PAYUDARA DAN KANKER LEHER RAHIM.

10. Peraturan Menteri

Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten /Kota;

Menkes/Per/VI/2008 tentang Standar Pelayanan

KEDUA

dan Kanker Leher Rahim sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.

11. Keputusan Menteri

Menkes/SK/V/2009 tentang Sistem Kesehatan

Pedoman sebagaimana dimaksud dalam Diktum Nasional;

KETIGA

Kedua agar digunakan sebagai acuan bagi petugas kesehatan dan semua sektor yang terkait

dalam pengendalian kanker payudara dan kanker Menkes/SK/IV/2009 tentang Kelompok Kerja

12. Keputusan Menteri

leher rahim di lndonesia.

Pengendalian Penyakit Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara;

KEEMPAT

Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pedoman ini dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pengendalian

dan Penyehatan Lingkungan, Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dengan mengikut sertakan organisasi profesi terkait sesuai tugas dan fungsinya masing-masing.

Penyakit

4 Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim 5

Lampiran MENTERI KESEHATAN Keputusan Menteri Kesehatan

REPUBLIK INDONESIA

Nomor : 796/Menkes/SK/VII/2010 Tanggal : 6 Juli 2010

KELIMA : Keputusan ini

PEDOMAN TEKNIS PENGENDALIAN KANKER PAYUDARA DAN KANKER LEHER

RAHIM

Ditetapkan di Jakarta

I. PENDAHULUAN

pada tanggal 6 Juli 2010

A. Latar Belakang

Berdasarkan data Globocan (IARC) 2002, kanker payudara menempati urutan pertama seluruh kanker pada perempuan (incidence rate 38 per 100.000 perempuan), kasus baru yang ditemukan 22,7% dengan jumlah kematian

14% per tahun dari

seluruh kasus kanker pada perempuan di dunia.

Kanker leher rahim menempati urutan kedua dengan incidence rate 16 per 100.000 perempuan, kasus baru yang ditemukan 9,7%

dengan jumlah kematian 9,3% per tahun dari seluruh kasus kanker pada perempuan di dunia.

Insidens kanker di Indonesia masih belum dapat diketahui secara pasti, karena belum ada registrasi kanker berbasis populasi yang dilaksanakan. Berdasarkan data dari Badan Registrasi Kanker Ikatan Dokter Ahli Patologi Indonesia (IAPI) tahun 1998 di 13 Rumah Sakit di Indonesia kanker leher rahim menduduki peringkat pertama dari seluruh kasus kanker sebesar 17,2% diikuti kanker payudara (12,2%). Tetapi dari data Globocan 2002, IARC didapatkan estimasi

6 Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim 1 6 Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim 1

dilaksanakan sejak dari perempuan, dan kanker leher rahim sebesar 16 per 100.000

Penanggulangan

terpadu harus

Puskesmas. Kunci keberhasilan program pengendalian kedua kanker perempuan. Sedangkan dari Sistim Informasi Rumah Sakit (SIRS) di

adalah penapisan (screening) yang diikuti dengan pengobatan yang Indonesia tahun 2007 diketahui bahwa kanker payudara menempati

adekuat. Hal ini berdasarkan fakta bahwa lebih dari 50% perempuan urutan pertama pasien rawat inap (16,85%) dan pasien rawat jalan

yang terdiagnosa kanker tidak pernah melakukan penapisan (WHO, 2004).

(21,69%). Kanker leher rahim urutan kedua pada pasien rawat inap Untuk mencapai hasil yang memuaskan, penapisan harus

(11,78%) dan pasien rawat jalan (17,00%). berfokus pada perempuan dengan golongan umur yang sudah

Kedua kanker di atas menjadi salah satu masalah utama pada ditargetkan. Walaupun dengan kemajuan saat ini pencegahan primer kesehatan perempuan di dunia, terutama pada negara bekembang

kanker leher rahim berupa vaksinasi HPV telah tersedia, namun yang mempunyai sumber daya terbatas seperti di Indonesia. Alasan

belum dapat menjadi imunisasi massal untuk saat ini, karena utama meningkatnya kedua kanker tersebut di negara berkembang

mahalnya biaya dan keterbatasan vaksin yang tersedia. adalah karena kurangnya program penapisan yang efektif dengan

Hampir di semua negara, insidens kanker payudara dan kanker tujuan untuk mendeteksi keadaan sebelum kanker maupun kanker

leher rahim invasif sangat sedikit pada perempuan dengan umur di pada stadium dini termasuk pengobatannya sebelum proses invasif

bawah 25 tahun, insidens akan meningkat sekitar usia 35 tahun ke yang lebih lanjut. Estimasi tahun 1985 (PATH, 2000) hanya 5%

atas dan menurun pada usia menopause. (McPherson, et.al 2000, perempuan di negara sedang berkembang yang mendapat

PATH 2000). Berdasarkan hal ini, program penapisan di Indonesia difokuskan pada perempuan usia 30 –50 tahun, sedang pada usia di

pelayanan penapisan dibandingkan dengan 40% perempuan di atas 50 tahun walaupun relatif sedikit insidensnya, sebaiknya

negara maju.

dilakukan penapisan minimal 1 kali.

Kematian pada kasus kedua kanker di atas pada negara berkembang 2 (dua) kali lebih besar dibandingkan negara maju, hal B. Tujuan

1. Tujuan Umum

ini terjadi selain karena kurangnya program penapisan, juga diperparah dengan rendahnya kemampuan dan aksesibilitas untuk

Tersedianya pedoman dalam pengendalian kanker payudara pengobatan.

dan kanker leher rahim sebagai acuan bagi petugas di setiap fasilitas pelayanan kesehatan.

2 Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim 3

2. Tujuan Khusus

6. Lembaga Swadaya Masyarakat

a. Tersedianya buku acuan bagi tim manajemen provinsi, 7. Kelompok berisiko

kabupaten/kota dalam pengendalian kanker payudara dan kanker leher rahim

D. Ruang Lingkup

b. Tersedianya buku acuan bagi petugas kesehatan dalam Ruang lingkup pedoman teknis pengendalian kanker payudara persiapan, perencanaan, dan pelaksanaan deteksi dini

dan kanker leher rahim, adalah sebagai berikut:

kanker payudara dan kanker leher rahim di fasilitas

1. Deteksi dini kanker leher rahim, memberikan gambaran

pelayanan kesehatan patofisiologi, faktor risiko, variasi penapisan, dan terapi yang ada

c. Tersedianya buku acuan bagi petugas kesehatan dalam serta limitasinya, juga dibahas tentang pendekatan kunjungan perencanaan dan pelaksanaan sistem rujukan pengendalian

tunggal untuk mendiagnosa dan mengobati lesi pra-kanker leher kanker

payudara dan kanker leher rahim di fasilitas rahim sebagai salah satu strategi mengurangi putus kunjungan pelayanan kesehatan (opportunity loss) untuk klien yang didiagnosa lesi pra-kanker.

d. Terselenggaranya sistem pencatatan, pelaporan, monitoring,

2. Deteksi dini kanker payudara, memberikan gambaran tentang

faktor risiko dan gejala serta tanda kanker payudara, deteksi dini kanker leher rahim

dan evaluasi program pengendalian kanker payudara dan

dan modalitas terapi yang ada.

3. Manajemen pengendalian kanker payudara dan kanker leher

C. Sasaran

rahim, mendeskripsikan tentang proses manajemen, sejak dari

1. Pengelola program Pengendalian Penyakit Tidak Menular perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, hingga

a. Pusat tindak lanjut yang harus dilakukan.

b. Daerah

c. Unit Pelayanan Teknis (UPT)

E. Pencegahan dan Penanggulangan Kanker Payudara dan

2. Pemerintah Daerah Kanker Leher Rahim

3. Lintas Program dan Lintas Sektor Terkait Pencegahan dan penanggulangan kanker payudara dan kanker

4. Perguruan tinggi leher rahim dimulai dari penyampaian informasi tentang faktor risiko

5. Organisasi profesi terkait dan bagaimana menghindari faktor risiko dimaksud, deteksi dini untuk

4 Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim 5 4 Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim 5

segera. Apabila ditemukan kelainan pada kegiatan skrining, segera

Deteksi Dini dan Pengobatan Segera

dilakukan rujukan secara berjenjang sesuai dengan kemampuan rumah sakit.

Ada dua komponen deteksi dini yaitu penapisan (screening) dan edukasi tentang penemuan dini (early diagnosis).

Pencegahan kanker payudara dan kanker leher rahim meliputi

a. Penapisan atau skrining, adalah upaya pemeriksaan atau tiga tingkatan pencegahan yaitu primer, sekunder, tersier yang

penjelasannya sebagai berikut: tes yang sederhana dan mudah yang dilaksanakan pada populasi

masyarakat

sehat,

yang bertujuan untuk

1. Pencegahan Primer

membedakan masyarakat yang sakit atau berisiko terkena Pencegahan primer dimaksudkan untuk mengeliminasi dan

penyakit di antara masyarakat yang sehat. Upaya penapisan meminimalisasi pajanan penyebab dan faktor risiko kanker,

dikatakan adekuat bila tes dapat mencakup seluruh atau hampir seluruh populasi sasaran, untuk itu dibutuhkan kajian

termasuk mengurangi kerentanan individu terhadap efek dari jenis pemeriksaan yang mampu laksana pada kondisi sumber

penyebab kanker. Selain faktor risiko, ada faktor protektif yang akan mengurangi kemungkinan seseorang terserang kanker.

daya terbatas seperti di Indonesia. Sebagai contoh: Pendekatan pencegahan ini memberikan peluang paling besar

pemeriksaan sitologi untuk memeriksa lesi prakanker leher rahim dan mammografi telah dilaksanakan di negara-negara

dan sangat cost-effective dalam pengendalian kanker tetapi maju, tetapi di negara berkembang seperti Thailand,

membutuhkan waktu yang lama. Zimbabwe, Elsavador, Ghana, Malawi dan Peru memakai Memberikan edukasi tentang perilaku gaya hidup sehat

Inspeksi Visual dengan aplikasi Asam Asetat (IVA) sebagai (termasuk konsumsi buah dan sayur lebih dari 500 gram per hari,

cara untuk pemeriksaan lesi prakanker leher rahim, dan mengurangi konsumsi lemak dan lain-lain), mempromosikan anti

pemeriksaan klinis payudara juga merupakan pilihan untuk rokok termasuk menurunkan risiko terpajan asap rokok, perilaku

skrining kanker payudara.

seksual yang aman, serta pemberian vaksin HPV, merupakan

diagnosis), adalah upaya contoh kegiatan pencegahan (lihat Bab II dan Bab III tentang

b. Penemuan

dini

(early

pemeriksaan pada masyarakat yang telah merasakan adanya faktor risiko). gejala. Oleh karena itu edukasi untuk meningkatkan

6 Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim 7 6 Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim 7

mengobati lesi derajat rendah (CIN I) dan derajat tinggi (CIN masyarakat

komplikasi rendah, tidak keberhasilannya. Penemuan dini dapat dilakukan terutama memerlukan anestesi, tidak membutuhkan listrik, mudah pada penyakit-penyakit kanker seperti: payudara, leher rahim,

digunakan, serta tidak mahal. Semua perempuan yang mulut, laring, kolon-rectum, dan kulit.

mendapat hasil IVA positif perlu segera diobati untuk Salah satu bentuk peningkatan kesadaran masyarakat

mencegah agar tidak berkembang menjadi kanker leher tentang gejala dan tanda-tanda kanker adalah pemberian

rahim.

edukasi masyarakat tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri

3. Pencegahan Tersier

(yang dikenal dengan istilah SADARI). Program atau kegiatan deteksi dini yang dilakukan pada

a. Diagnosis dan Terapi. Diagnosis kanker payudara dan masyarakat hanya

kanker leher rahim membutuhkan kombinasi antara kajian dihubungkan dengan pengobatan yang adekuat, terjangkau,

akan berhasil apabila kegiatannya

klinis dan investigasi diagnostik. Sekali diagnosis ditegakkan aman, dan mampu laksana, serta mencakup 80 % populasi

harus dapat ditentukan stadiumnya agar dapat mengevaluasi perempuan yang berisiko.

besaran penyakit dan melakukan terapi yang tepat. Tujuan Untuk itu dibutuhkan perencanaan akan kebutuhan sumber

dari pengobatan adalah menyembuhkan, memperpanjang

daya dan strategi-strategi yang paling

efektif untuk

harapan hidup, dan meningkatkan kualitas hidup. melaksanakan program ini. Prioritas pengobatan harus ditujukan pada kanker dengan

Agar dapat mengurangi jumlah perempuan yang

stadium awal dan yang lebih berpotensial untuk sembuh. mendapat tindaklanjut penatalaksaan setelah deteksi dini,

tidak

Standar pengobatan kanker meliputi: operasi (surgery), diupayakan pengobatan

segera

dengan menggunakan

radiasi, kemoterapi, dan hormonal yang disesuaikan dengan pendekatan “kunjungan sekali”, yaitu mengaitkan IVA dengan

indikasi patologi. Pengobatan harus terpadu termasuk pengobatan krioterapi. Krioterapi merupakan metoda rawat

pendekatan psikososial, rehabilitasi dan terkoordinasi dengan jalan

untuk menghancurkan

membekukan sel-sel menggunakan gas CO2 atau N2O cair.

8 Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim 9 8 Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim 9

II. DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA

hidup pasien kanker.

A. Gambaran Kanker Payudara

b. Pelayanan Paliatif. Hampir di seluruh dunia, pasien kanker

1. Pengertian

terdiagnosa pada stadium lanjut dan pengobatan harus Kanker payudara adalah keganasan yang berasal dari sel

terpadu termasuk pendekatan psikososial, rehabilitasi, dan terkoordinasi dengan pelayanan paliatif untuk memastikan

kelenjar, saluran kelenjar, dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara.

peningkatan kualitas hidup pasien kanker. Untuk kasus seperti ini pengobatan yang realistik adalah mengurangi nyeri

Estimasi International Agencies for Research on Cancer

dengan pelayanan paliatif. Diyakini, pelayanan paliatif yang (IARC) tahun 2005, kasus baru di Indonesia sekitar 26 per baik dapat meningkatkan kualitas hidup

100.000 perempuan setiap tahun, sebagian besar ditemukan payudara dan kanker leher rahim.

pasien kanker

sudah dalam stadium lanjut (>50%).

didapatkan dari PERABOI pengendalian kanker payudara dan kanker leher rahim dalam

Buku ini difokuskan

(Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia) pada Tahun 2003, pencegahan dan penapisan. Pengendalian kedua kanker tersebut

didapatkan data prognosis daya tahan hidup penderita kanker dalam hal diagnosis dan terapi serta pelayanan paliatif tidak

payudara(survival rate) per stadium sebagai berikut : dijelaskan dalam buku ini, tetapi akan dijelaskan dalam buku lain.

Stadium 0 : 10-years survival ratenya 98% (nonpalpable breast

cancer yang terdeteksi oleh Mammografi/ USG)

Stadium I : 5-years survival ratenya 85% Stadium II : 5-years survival ratenya 60-70% Stadium III : 5-years survival ratenya 30-50% Stadium IV : 5-years survival ratenya 15%

10 Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim 11

Sampai saat ini patofisiologi kanker payudara masih belum Faktor risiko yang utama berhubungan dengan keadaan diketahui secara pasti, sehingga upaya deteksi dini yang

hormonal (estrogen dominan) dan genetik. Penyebab terjadinya dilakukan hanya bertujuan untuk menemukan penderita kanker

keadaan estrogen dominan dapat terjadi karena beberapa faktor pada stadium yang masih rendah (down staging) dan presentase

risiko tersebut di bawah ini dan dapat digolongkan berdasarkan: kemungkinan untuk dapat disembuhkan tinggi.

a. Diet dan Faktor Yang Berhubungan Dengan Diet:

Kegiatan deteksi dini kanker payudara dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih di puskesmas yang disebut dengan

Faktor risiko ini dapat dibagi dalam 2 (dua) katagori yaitu pemeriksaan payudara klinis (CBE=Clinical Breast Examination)

faktor risiko yang memperberat terjadinya kanker dan yang mengurangi terjadinya kanker. Beberapa faktor yang

yang diikuti dengan pengajaran cara melakukan pemeriksaan

memperberat seperti:

payudara sendiri (SADARI) dengan cara yang benar. 1). Peningkatan berat badan yang bermakna pada saat

2. Faktor Risiko

paska menopause

Tidak seperti kanker leher rahim yang dapat diketahui 2). Diet ala barat yang tinggi lemak (western style)

etiologi dan perjalanan penyakitnya secara jelas, penyakit kanker

3). Minuman beralkohol

payudara belum dapat dijelaskan, tetapi banyak penelitian yang

4). Perokok Aktif maupun pasif

menunjukkan adanya beberapa faktor yang berhubungan Faktor risiko yang mempunyai dampak positif seperti: dengan peningkatan risiko atau kemungkinan untuk terjadinya

1). Peningkatan konsumsi serat

kanker payudara. Faktor-faktor itu disebut faktor risiko. Perlu 2). Peningkatan konsumsi buah dan sayur

diingat, apabila seseorang perempuan mempunyai faktor risiko,

b. Hormon dan Faktor Reproduksi

bukan berarti perempuan tersebut pasti akan menderita kanker payudara, tetapi faktor risiko tersebut akan meningkatkan

1) Menarche atau menstruasi pertama pada usia relatif

muda (kurang dari 12 tahun)

kemungkinannya untuk terkena kanker payudara. Banyak perempuan yang mempunyai satu atau beberapa faktor risiko

2) Menopause atau mati haid pada usia relatif lebih tua tidak akan pernah menderita kanker payudara sampai akhir

(lebih dari 50 tahun)

3) Belum pernah melahirkan

hidupnya.

12 Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim 13

4) Infertilitas 3) Adanya keluarga dari sisi yang sama terkena kanker

5) Melahirkan anak pertama pada usia relatif lebih tua

payudara dan ovarium.

(lebih dari 35 tahun)

4) Adanya riwayat kanker payudara bilateral pada keluarga

6) Pemakaian kontrasepsi oral dalam waktu lama

e. Riwayat Adanya Penyakit Tumor Jinak

7) Tidak menyusui. Beberapa tumor jinak pada payudara dapat bermutasi

c. Radiasi Pengion Pada Saat Pertumbuhan Payudara

menjadi ganas, seperti termasuk atipikal duktal hiperplasia. Pada masa pertumbuhan, perubahan organ payudara

3. Deteksi Dini

sangat cepat dan rentan terhadap radiasi pengion. Upaya deteksi dini kanker payudara adalah upaya untuk

d. Riwayat Keluarga:

mendeteksi dan mengidentifikasi secara dini adanya kanker Pada kanker payudara, telah diketahui beberapa gen

payudara, sehingga diharapkan dapat diterapi dengan teknik yang dikenali mempunyai kecenderungan untuk terjadinya

yang dampak fisiknya kecil dan punya peluang lebih besar untuk kanker payudara yaitu gen BRCA1, BRCA2 dan juga

sembuh.

pemeriksaan histopatologi faktor proliferasi p53 germline

Upaya ini sangat penting, sebab apabila kanker payudara mutation.

dapat dideteksi pada stadium dini dan diterapi secara tepat maka Pada

tingkat kesembuhan yang cukup tinggi (80-90%). memeriksakan gen dan faktor proliferasinya, maka riwayat

kanker pada keluarga merupakan salah satu faktor risiko Penapisan pada negara maju seperti Amerika, Inggris, dan Belanda

menggunakan pemeriksaan terjadinya penyakit:

dilakukan

dengan

ultrasonografi dan mamografi, karena sumber daya di negara-

1) Tiga (3) atau lebih keluarga (saudara ibu/klien atau bibi) dari sisi keluarga yang sama terkena kanker payudara atau

nagara itu cukup memadai untuk melakukan program tersebut, sedangkan di negara berkembang seperti Indonesia, penapisan

ovarium 2)

secara massal dengan USG dan mamografi belum memungkin Dua (2) atau lebih keluarga dari sisi yang sama terkena

kanker payudara atau ovarium usia di bawah 40 tahun untuk dilakukan. Oleh karena itu pemeriksaan klinis payudara

14 Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim 15 14 Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim 15

a. Pemeriksaan Klinis Payudara Oleh Tenaga Medis

edukasi tentang pengobatan yang baik kepada masyarakat

Terlatih (Clinical Breast Examination (CBE):

(bahwa kanker payudara bila ditemukan pada stadium awal dan

pertama mengalami haid dilakukan operasi akan meningkatkan kemungkinan untuk

1) Pada perempuan sejak

dianjurkan melaksanakan SADARI, sedangkan berumur sembuh dan waktu untuk bertahan hidup lebih lama) sehingga

20 - 39 tahun dianjurkan CBE dilakukan setiap tiga pada akhirnya akan meningkatkan pencapaian tujuan dari

tahun sekali. Untuk perempuan yang mendapatkan penapisan yaitu menurunkan angka kematian dan meningkatkan

kelainan pada saat SADARI dianjurkan dilaksanakan kualitas hidup penderita kanker payudara.

CBE sehingga dapat lebih dipastikan apakah ada Selain penapisan, penemuan dini merupakan strategi lain

kemungkinan keganasan.

untuk down staging. Penemuan dini dimulai dengan peningkatan

2) Pada perempuan berusia di atas 40 tahun, dilakukan kesadaran masyarakat tentang perubahan bentuk atau adanya

CBE setiap tahun

kelainan di payudara

b. Pemeriksaan Ultrasonography (USG)

memasyarakatkan program SADARI bagi semua perempuan

1) Apabila pada pemeriksaan CBE terdapat benjolan dimulai sejak usia subur, sebab 85% kelainan di payudara justru

pertama kali dikenali oleh penderita bila tidak dilakukan dibutuhkan pemeriksaan lanjutan dengan USG maupun penapisan massal.

mammografi.

2) USG dilakukan terutama untuk membuktikan adanya SADARI sebaiknya dilakukan setiap kali selesai menstruasi

massa kistik dan solid/padat yang mengarah pada (hari ke-10, terhitung mulai hari-pertama haid). Pemeriksaan

keganasan, dan pada perempuan dibawah usia 40 dilakukan setiap bulan sejak umur 20 tahun (sumber: American

tahun.

Cancer Society).

c. Pemeriksaan Penapisan Mammografi

pemeriksaan secara petugas kesehatan dapat dilakukan dengan berbagai cara:

Penapisan pada kanker payudara yang dilakukan oleh

1) Dianjurkan untuk melakukan

berkala, setiap satu tahun sekali pada perempuan di atas 40 tahun.

16 Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim 17

2) Dilakukan pada perempuan yang bergejala maupun pada pemeriksaan USG dan atau mamografi. Tetapi dengan sumber daya

terbatas di puskesmas, pada saat ini pemeriksaan klinis payudara dan organized screening).

perempuan yang tidak bergejala (opportunistic screening

oleh tenaga kesehatan (dokter atau bidan) merupakan pilihan. Apabila petugas puskesmas menemukan benjolan yang dicurigai

4. Terapi

jinak atau ganas, maka petugas kesehatan harus merujuk ke fasilitas Modalitas terapi kanker payudara ada 5 yaitu:

yang lebih tinggi seperti RS kabupaten/kota atau propinsi untuk

a. Operasi: Breast Conserving Surgery (BCS) atau mastektomi mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut dan terapi apabila dibutuhkan. baik simple maupun radikal.

Pada saat melakukan pemeriksaan klinis, petugas kesehatan

b. Radiasi juga melakukan motivasi dan edukasi terhadap klien agar dapat

c. Kemoterapi melakukan pemeriksaan payudara sendiri secara benar dan teratur

d. Hormonal

sebulan sekali setelah menstruasi.

e. Terapi biologik (target therapy)

pada penapisan kanker Pengobatan dilakukan berdasar kajian klinis yang ada pada

Langkah-langkah yang dilakukan

payudara dimulai dengan:

pasien dan sesuai protokol pengobatan.

1. Bicara Dengan Seorang Perempuan/Klien:

Dengan kemampuan dan kapasitas tenaga kesehatan di puskesmas, apabila ditemukan tumor pada payudara, petugas

Sebelum melakukan pemeriksaan, seorang perempuan kesehatan harus merujuk ke pelayanan dengan fasilitas dan

perlu mendapat informasi yang akurat mengenai penyakit kemampuan yang lebih tinggi seperti RS kabupaten/kota untuk

tersebut dan tindakan pengobatannya. Tenaga kesehatan harus

mendorong semua perempuan, khususnya yang berusia antara dibutuhkan oleh pasien tersebut.

mendapatkan konfirmasi diagnosis dan tindak lanjut yang

30 sampai 50 tahun untuk melakukan pengujian kanker payudara. Seorang perempuan juga butuh konseling untuk

B. Penapisan Kanker Payudara

membantu mereka membuat keputusan tentang apa yang harus Disadari bahwa upaya penapisan yang ideal dengan cara

dilakukan, terutama bila dibutuhkan rujukan. Beberapa hal pemeriksaan klinis payudara oleh tenaga terlatih, dilanjutkan dengan

penting yang harus disampaikan dalam konseling adalah:

18 Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim 19 18 Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim 19

1. Apa yang dimaksud dengan kanker payudara dan bagaimana Terakhir,

menggunakan teknik-teknik dasar dalam memberikan konseling.

2. Apa faktor risiko yang menyebabkan tumbuhnya kanker dan Teknik tersebut dapat membantu petugas membangun hubungan yang dapat dilakukan untuk mencegahnya; dengan klien. Jika seorang perempuan percaya pada kompetensi dan

3. Apa yang akan dilakukan pada saat pemeriksaan kejujuran petugas, akan lebih mungkin baginya untuk melakukan

4. Penjelasan singkat hasil pemeriksaan dan rujukan, bila pemeriksaan, dan bila perlu dapat menerima bila harus dirujuk ke RS dibutuhkan.

yang mempunyai fasilitas lebih baik untuk mendapatkan pemeriksaan Tenaga kesehatan harus mampu menyampaikan hasil diagnosa

lanjutan atau kembali untuk kunjungan selanjutnya. Selain itu, dia dan pengobatan kanker payudara yang dapat dilakukan, dengan

mungkin akan mengajak yang lain untuk melakukan pemeriksaan

menggunakan kata-kata yang dapat dimengerti oleh perempuan

deteksi dini kanker.

tersebut. Sayangnya,

2. Pertanyaan Yang Sering Diajukan Dalam Pemeriksaan

membicarakan kanker payudara dengan klien, tetapi hal ini akan

lebih mudah membicarakan masalah yang sensitif ini jika:

Apa yang

Pemeriksaan payudara adalah memeriksa

a. Mempunyai tenaga dan informasi teknis yang akurat, lengkap,

dimaksud dengan

ukuran dan bentuk kedua payudara, meraba

dan terkini tentang pemeriksaan kanker payudara, serta pemeriksaan

jaringan payudara dan memeriksa apakah ada

cairan yang keluar dari puting payudara. mempunyai fasilitas

pemeriksaan penunjang lain yang tersedia di RS yang

payudara?

Selain itu pemeriksaan payudara juga dapat

b. Mampu menciptakan hubungan yang jujur dan pengertian dengan dilakukan dengan menggunakan alat rontgen seorang perempuan yang mendapat konseling.

yang dikenal dengan nama mammografi atau Sangat penting ditekankan bahwa pemeriksaan payudara

dengan menggunakan sendiri oleh klien merupakan salah satu kunci utama untuk dapat

mengetahui benjolan sedini mungkin.

Apa yang

Mammografi adalah pemeriksaan payudara

dimaksud dengan

dengan menggunakan sinar rontgen, untuk

20 Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim 21 20 Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim 21

USG? pada payudara sedini mungkin. Mammografi

biopsi

merupakan alat skrining kanker payudara dan (Breast Imaging Reporting and Data System: dapat menemukan mikrokalsifikasi sebagai

BIRADS)

tanda kanker payudara sangat awal (ductal carcinoma in situ)

Tetapi bila alat tersebut tidak ada, maka Ultrasonografi

pemeriksaan payudara dapat dilakukan oleh dengan alat yang menggunakan gelombang

(USG)

adalah pemeriksaan

seorang perempuan itu sendiri (SADARI) secara berkala dan oleh petugas kesehatan

suara sehingga aman karena tidak mempunyai efek radiasi. Pemeriksaan ultrasonografi dapat

terlatih (CBE).

dilakukan setiap saat dan dapat membedakan benjolan yang teraba apakah merupakan kista

payudara untuk memastikan atau lesi solid/padat. Kista dapat dibedakan

Mengapa perlu

Pemeriksaan

bahwa payudara seorang perempuan masih pula sebagai kista

memeriksa

simpleks atau kista

normal. Pemeriksaan payudara juga membantu kompleks. Bila didapatkan kista kompleks

payudara?

petugas kesehatan menemukan kondisi medis anjurkan pasien untuk follow up.

tertentu (seperti infeksi ataupun tumor) yang Mammografi dan ultrasonografi merupakan

dapat menjadi serius jika tidak diobati. Banyak pemeriksaan pada payudara

petugas kesehatan menyarankan agar ibu mengkategorikan hasil CBE sebagai berikut:

yang dapat

melakukan pemeriksaan payudara secara rutin

1. Normal

mulai aktif secara seksual atau sejak usia 18

2. Lesi jinak (benigna)

tahun.

3. Lesi dicurigai jinak, anjurkan untuk follow up

Seberapa sering

Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dapat

6 bulan – 1 tahun

melakukan

dilakukan sendiri seorang perempuan setiap

4. Lesi dicurigai

ganas,

anjurkan untuk

saat. Akan lebih baik apabila dilakukan juga dilakukan biopsi

pemeriksaan

22 Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim 23 22 Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim 23

terlihat dengan tahun setiap

Apa saja tanda-

Tanda-tanda

yang

memperhatikan payudara antara lain: tahun satu kali, selama hidupnya kecuali

3 tahun satu kali dan diatas 40

tanda yang harus

diwaspadai?

a. Penambahan yang tidak biasa pada ukuran

apabila ibu memiliki faktor risiko, pemeriksaan

payudara

dilakukan 1 tahun sekali.

b. Salah satu payudara menggantung lebih

Seberapa Kanker payudara

merupakan

salah satu

rendah dari biasanya

umumkah kanker penyebab utama kematian yang diakibatkan

c. Lekukan seperti lesung pipit pada kulit

payudara? oleh kanker pada seorang perempuan di

payudara

seluruh dunia (angka standar untuk populasi

d. Cekungan atau lipatan pada puting atau

dunia adalah 13/100.000). Faktor-faktor yang

areola

tampaknya dapat meningkatkan kemungkinan

e. Pembengkakan pada lengan bagian atas

berkembangnya kanker payudara antara lain:

f. Perubahan penampilan puting payudara

a. Usia di atas 40

g. Cairan seperti susu atau darah dari salah

b. Ibu atau saudara perempuan yang memiliki

satu puting kanker payudara

Perubahan yang dapat ditemukan dengan

c. Menstruasi pertama kali sebelum usia 12

pemeriksaan payudara:

tahun

a. Benjolan pada payudara

d. Tidak memiliki anak atau memiliki anak b. Kelenjar getah bening

(lymphnodes)

setelah usia 35 tahun

membesar pada aksila atau leher

e. Riwayat ada kelainan pada payudara

f. Kelebihan berat badan

24 Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim 25 24 Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim 25

melihat apa yang

Pemeriksaan payudara tidak menyakitkan.

dikatakan petugas kesehatan. Klien juga akan pemeriksaan

Selain merasa tidak nyaman karena orang lain payudara

terjadi selama

menyentuh payudara ibu, tidak ada rasa sakit

pemeriksaan

mendapat kesempatan untuk mempelajari cara

melakukan pemeriksaan payudara sendiri. menyakitkan?

payudara?

atau nyeri.

Biasanya pemeriksaan payudara berlangsung Saya takut

Berapa lama

Normal bila seorang perempuan merasa kurang

–3 menit. Perlu tambahan 5–10 pemeriksaan

pemeriksaan

tidak lebih dari 2

melakukan nyaman,

menit untuk mengajarkan cara melakukan

yang

payudara. Apakah mengatakan

pemeriksaan payudara sendiri. perempuan lain

Pemeriksaan payudara sendiri yaitu belajar merasakan hal

memalukan dari pemeriksaan adalah saat

Apa yang

melihat dan memeriksa payudara sendiri setiap yang sama?

harus menunjukkan payudara kepada petugas

dimaksud dengan

kesehatan. Perlu diingatkan bahwa petugas

bulan. Dengan melakukannya secara teratur kesehatan adalah orang yang sangat terlatih

pemeriksaan

seorang perempuan dapat lebih yakin bahwa dalam melakukan pemeriksaan tersebut. Agar

payudara sendiri?

dia dalam keadaan sehat.

klien

merasa lebih

nyaman, perempuan

Dengan melakukan pemeriksaan payudara tersebut bisa didampingi oleh ibu atau teman

Mengapa

sendiri, ibu juga lebih mungkin mengetahui dekatnya saat pemeriksaan.

pemeriksaan

adanya benjolan atau masalah lain sejak dini Apakah saya

payudara tiap

(misalnya, saat masih berukuran kecil), dan jika harus melepas

Ibu akan diminta melepas pakaian luar,

bulan penting

diobati, akan lebih efektif dan lebih mudah pakaian?

termasuk bra, dari pinggang ke atas. Seorang

dilakukan?

perempuan dapat melepaskannya di ruang

dilakukan.

tertutup dan menutupi tubuh dengan kain

sebelum petugas kesehatan masuk untuk Seperti ditunjukkan di bawah ini (Gambar 1), ibu yang telah melakukan pemeriksaan.

dilatih melakukan pemeriksaan payudara sendiri dapat mendeteksi benjolan kecil dari pada ibu yang tidak terlatih

Dapatkah saya Ya, perlu melihat bagaimana payudara sendiri

26 Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim 27

Gambar -1. Ukuran rata-rata benjolan yang dapat dideteksi dengan b. Selalu hargai privasi klien (misalnya menutup kerai di

pemeriksaan SADARI dan mammografi sekeliling meja pemeriksaan, menutup pintu atau menutup jendela yang ada di ruang pemeriksaan).

c. Selalu berbicara dengan suara yang tenang dan santai dan dorong dia untuk bertanya.

d. Jika klien merasa gelisah, yakinkan dirinya bahwa anda akan berupaya sebaik mungkin agar pemeriksaan berjalan dengan nyaman.

e. Diskusikan masing-masing langkah yang akan dilakukan, tunjukkan

akan dilakukan,

diskusikan/katakan

ditemukan selama pemeriksaan dan pastikan dia memahami temuan tersebut

apa

yang

dan apa artinya bagi dia.

f. Selama pemeriksaan, lakukan pendekatan secara perlahan dan hindari gerakan yang tiba-tiba atau tak terduga.

g. Jangan melakukan pemeriksaan dengan terburu-buru. Sumber: Spence 1994.

Lakukan tiap langkah dengan lembut dan tanyakan apakah perempuan tersebut merasakan ketidaknyamanan selama

3. Hal – Hal Yang Perlu Diperhatikan Saat Melakukan

tahap pemeriksaan. Upayakan untuk peka terhadap

Pemeriksaan Payudara

perubahan ekspresi wajah dan gerak tubuh klien yang

a. Cobalah untuk peka terhadap seorang perempuan dengan menandakan bahwa dirinya merasa tidak nyaman. memberi kesempatan untuk mengekspresikan kekhawatiran

h. Selalu pertimbangkan faktor budaya pada saat memutuskan yang dimiliki sebelum dan pada saat pemeriksaan

pakaian apa yang harus ditanggalkan oleh klien. Sediakan berlangsung.

kain besih untuk

menutupi

payudara atau daerah

panggulnya jika perlu.

28 Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim 29 28 Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim 29

1) Katakan bahwa Anda akan memeriksa payudara seorang

oleh petugas yang perhatian dan kompeten dapat

perempuan.

mendorong perempuan tersebut untuk terus datang ke Ini merupakan saat yang tepat untuk menanyakan klinik untuk kebutuhan kesehatan reproduksinya

apakah ibu mengetahui adanya perubahan dalam payudaranya dan apakah ibu secara rutin telah

4. Melakukan Pemeriksaan Payudara

melakukan pemeriksaan payudara sendiri. Petugas harus peka terhadap perasaan dan kekhawatiran klien

sebelum, selama dan setelah melakukan pemeriksaan payudara.

2) Sebelum klien pergi untuk membuka pakaian bagian atas, Perempuan tersebut mungkin malu atau tidak ingin diperiksa karena

katakan bahwa Anda akan menjelaskan cara memeriksa dia harus memperlihatkan payudaranya. Petugas kesehatan mungkin

payudara yang juga dapat dilakukannya sendiri. juga merasa kurang nyaman pada awalnya. Sikap yang tenang dan

perhatian dapat membantu kepercayaan klien.

3) Setelah seorang perempuan membuka pakaian mulai Beberapa hal yang memerlukan perhatian pada saat

pinggang ke atas, minta dia agar duduk di meja periksa pemeriksaan yaitu:

dengan kedua lengan di sisi tubuhnya.

a. Cara memeriksa kedua payudara dan puting untuk melihat

b. Tindakan Inspeksi

apakah ada perubahan dalam bentuk dan ukuran, bintik-bintik

pada kulit, dan keluarnya cairan dari puting

1) Lihatlah bentuk dan ukuran payudara (Gambar 2).

b. Cara memeriksa kedua payudara dan ketiak apakah terdapat Perhatikan apakah ada perbedaan bentuk, ukuran, puting kista atau massa yang menebal dan berisi cairan (tumor)

atau kerutan atau lekukan pada kulit (Gambar 8). Walaupun beberapa perbedaan dalam ukuran payudara bersifat

Tahapan dalam pemeriksaan payudara normal, ketidakberaturan atau perbedaan ukuran dan bentuk

(Clinical Breast Examination): dapat mengindikasikan adanya massa. Pembengkakan,

a. Persiapan kehangatan, atau nyeri yang meningkat pada salah satu Pada saat pemeriksaan payudara dibutuhkan persiapan seperti:

atau kedua payudara dapat berarti adanya infeksi, khususnya jika si perempuan tersebut sedang menyusui.

30 Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim 31

Gambar – 2 Tampilan Payudara (Kedua Tangan di Sisi Tubuh) menggantung secara seimbang?). Periksa juga apakah terdapat ruam atau nyeri pada kulit dan apakah keluar cairan dari puting.

3) Minta ibu/klien untuk mengangkat kedua tangan ke atas kepala (Gambar 4 a) kemudian menekan kedua tangan di

pinggang