Analisis Regresi Ganda

4.2.1 Analisis Regresi Ganda

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi ganda untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Berikut disajikan hasil uji regresi berganda.

Tabel 4.4

Hasil Analisis Regresi Ganda untuk ROA sebagai Variabel Dependen

ROA (Return On Assets) 1 2 3 4 5 6

LnKom_Tot

LnKom_Indv

LnKomTot_SOB

-0.067 -0.379

LnKomTot_Listed

0.189 1.131

LnKomIndv_SOB

-0.122 -0.578

LnKomIndv_Listed

0.179 0.912

R Square

Adj R Square

Tabel 4.4 menunjukkan hasil analisis regresi ganda untuk kinerja yang diproksikan dengan ROA sebagai variabel dependen. Ada enam model dalam regresi berganda berikut. Model 1, menggunakan logaritma natural Kompensasi Total sebagai variabel independen beserta variabel kontrol. Model 2, menggunakan logaritma natural Kompensasi Individu sebagai variabel independen beserta variabel kontrol. Model 3 dan 4 menggunakan

logaritma natural Kompensasi Total sebagai variabel independen beserta variabel kontrol dengan ditambah interaksi antara variabel independen dengan variabel dummy kepemilikan perusahaan dan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek ndonesia . Model 5 dan 6 menggunakan logaritma natural Kompensasi Individu sebagai variabel independen beserta variabel kontrol dengan ditambah interaksi antara variabel independen dengan variabel dummy kepemilikan perusahaan dan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek ndonesia. * dan ** mengindikasikan tingkat signifikan 5% dan

10%. Seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 4.4, variabel LnKom_Tot signifikan pada tingkat keyakinan 5%, kecuali pada Model 4 yang diinteraksikan dengan variabel dummy Listed. Variabel LnKom_Indv signifikan pada tingkat keyakinan 5%, kecuali ketika diinteraksikan dengan variabel dummy Listed pada Model 6. Variabel EQTA signifikan pada keyakinan 5% pada setiap model yang diuji regresi berganda. Variabel dummy kepemilikan SOB signifikan pada tingkat keyakinan 5% kecuali pada Model 3 dan Model 5. Variabel dummy Listed tidak signifikan pada Model 4 dan 6 ketika variabel independen LnKom_Tot dan LnKom_Indv diinteraksikan dengan variabel Listed dan seluruh variabel interaksi tidak signifikan.

Uji regresi berganda pada 6 model yang dilakukan, hampir seluruh model menunjukkan kompensasi secara signifikan mempengaruhi kinerja yang diproksikan dengan ROA. Dengan adanya pemberian kompensasi pada

tingkatan tertentu kepada eksekutif perusahaan akan mempengaruhi kinerja perusahaan. Signifikan ditunjukkan pada variabel SOB dan Listed, atau dengan kata lain kompensasi yang diberikan untuk eksekutif pada bank yang dimiliki oleh pemerintah dan bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mempengaruhi kinerjanya yang ditunjukkan dengan ROA. Hal ini sesuai dengan temuan dari beberapa penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa adanya kompensasi yang diberikan kepada eksekutif akan mempengaruhi kinerja perusahaan (e.g. Cole & Mehran, 1991; Hayes & Schaefer, 1997;

Ozkan, 2007.)

Tabel 4.5

Hasil Analisis Regresi Ganda untuk ROE sebagai Variabel Dependen

ROE (Return On Equity) 1 2 3 4 5 6

LnKom_Tot

LnKom_Indv

LnKomTot_SOB

-0.419 -0.261

LnKomTot_Listed

2.341 1.559

LnKomIndv_SOB

-0.612 -0.319

LnKomIndv_Listed

3.287 1.862

R Square

Adj R Square

Tabel 4.5 menunjukkan hasil analisis regresi ganda untuk kinerja yang diproksikan dengan ROE sebagai variabel dependen. Ada enam model dalam regresi berganda berikut. Model 1, menggunakan logaritma natural Kompensasi Total sebagai variabel independen beserta variabel kontrol. Model 2, menggunakan logaritma natural Kompensasi Individu sebagai variabel independen beserta variabel kontrol. Model 3 dan 4 menggunakan logaritma

natural Kompensasi Total sebagai variabel independen beserta variabel kontrol dengan ditambah interaksi antara variabel independen dengan variabel dummy kepemilikan perusahaan dan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek ndonesia . Model 5 dan 6 menggunakan logaritma natural Kompensasi Individu sebagai variabel independen beserta variabel kontrol dengan ditambah interaksi antara variabel independen dengan variabel dummy kepemilikan perusahaan dan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek ndonesia. * dan ** mengindikasikan tingkat signifikan 5% dan 10%.

Hasil pengujian regresi linier berganda pada Tabel 4.5 menunjukkan variabel LnKom_Tot signifikan pada tingkat keyakinan 5%, kecuali pada Model

4 yang diinteraksikan dengan variabel dummy Listed. Variabel LnKom_Indv signifikan pada tingkat keyakinan 5%, kecuali ketika diinteraksikan dengan variabel dummy Listed pada Model 6. Variabel EQTA sama sekali tidak signifikan pada setiap model yang diuji regresi berganda. Variabel dummy kepemilikan SOB signifikan pada tingkat keyakinan 5% kecuali pada Model 3 dan 5. Variabel dummy Listed hanya signifikan pada tingkat keyakinan 10% di Model 4 dan seluruh variabel interaksi tidak signifikan.

Uji regresi berganda pada 8 model yang dilakukan, hampir seluruh model menunjukkan kompensasi secara signifikan positif mempengaruhi kinerja yang diproksikan dengan ROE. Dengan adanya pemberian kompensasi pada tingkatan tertentu kepada eksekutif perusahaan akan mempengaruhi kinerja perusahaan secara positif. Variabel SOB menunjukkan signifikansi pada uji regresi linier berganda untuk pengaruh kompensasi terhadap kinerja (ROE).

Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan kompensasi eksekutif berpengaruh pada kinerja (ROE) perusahaan perbankan yang dimiliki oleh pemerintah.

Kompensasi secara signifikan berpengaruh positif terhadap kinerja sesuai dengan temuan dari beberapa penelitian terdahulu bahwa kompensasi mempengaruhi kinerja perusahaan (e.g. Cole & Mehran, 1991; Hayes & Schaefer, 1997; Ozkan, 2007.)

c.

Hasil Analisis Regresi Ganda untuk NPL sebagai Variabel Dependen

id

NPL (Non Performing Loan) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

LnKomTot -0.645*

c -3.621

it -1.509 EQTA t

m -3.665

SOB ser u

o 1.041

LnKomTot_SOB

-0.347 -0.932

LnKomTot_Listed

LnKomIndv_SOB

-0.565 -1.278

LnKomIndv_Listed

ig ilib .u n s. a

c. id c. id

Hasil Analisis Regresi Ganda untuk NPL sebagai Variabel Dependen

id

NPL (Non Performing Loan) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

LnKomTot_ROA

-0.078* -3.482

LnKomTot_ROE

-0.008*

co

-3.489

m LnKomIndv_ROA

-0.100*

it t LnKomIndv_ROE

-3.383

o -0.011 u

3.581

ser

R Square

Adj R Square

d ig ilib .u

n s. a

c. id

Tabel 4.6 menunjukkan hasil analisis regresi ganda untuk risk taking yang diproksikan dengan NPL. Ada sepuluh model dalam regresi berganda berikut. Model 1, menggunakan logaritma natural Kompensasi Total sebagai variabel independen beserta variabel kontrol. Model 2, menggunakan logaritma natural Kompensasi Individu sebagai variabel independen beserta variabel kontrol. Model 3 dan 4 menggunakan logaritma natural Kompensasi Total sebagai variabel independen beserta variabel kontrol dengan ditambah interaksi antara variabel independen dengan variabel dummy kepemilikan perusahaan dan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek ndonesia . Model 5 dan 6 menggunakan logaritma natural Kompensasi Individu sebagai variabel independen beserta variabel kontrol dengan ditambah interaksi antara variabel independen dengan variabel dummy kepemilikan perusahaan dan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek ndonesia. Model 7, 8, 9 dan 10 menggunakan variabel LnKom_Tot dan LnKom_Indv yang diinteraksikan dengan kinerja ROA dan ROE . * dan ** mengindikasikan tingkat signifikan 5% dan 10%.

Hasil pengujian regresi linier berganda pada Tabel 4.6 menunjukkan variabel LnKomTot signifikan negatif pada tingkat keyakinan 5% kecuali pada Model 7 dan 8 yang menginteraksikan variabel LnKomTot dengan variabel kinerja. Variabel LnKomIndv signifikan negatif pada tingkat keyakinan 5%, kecuali pada Model 9 dan 10. Variabel EQTA hanya signifikan pada tingkat keyakinan 5% di Model 7 dan 9, ketika variabel LnKomTot dan LnKomIndv diinteraksikan dengan kinerja ROA. Variabel

SOB 5% kecuali pada Model 3. Listed hampir signifikan 5% pada seluruh model, kecuali pada model 4 dan 6. Variabel interaksi hanya ketika LnKomTot dan LnKomIndv diinteraksikan dengan variabel kinerja yang menghasilkan signifikan pada tingkat keyakinan 5%.

Uji regresi ganda untuk melihat pengaruh terhadap risk taking yang diproksikan dengan NPL, variabel kompensasi memberikan pengaruh signifikan negatif terhadap variabel NPL. Dengan kata lain, dalam industri perbankan Indonesia adanya kompensasi bagi para eksekutif justru mengurangi tingkat risk taking pada risiko kredit yang dilakukan oleh eksekutif pada industri perbankan di Indonesia. Adanya tingkat kompensasi tertentu yang diberikan kepada eksekutif perusahaan, membuat eksekutif berhati-hati dalam mengambil kebijakan terutama kebijakan yang berisiko tinggi dan sangat berdampak pada perusahaan. Pengaruh Kompensasi terhadap risk taking (NPL) signifikan pada variabel SOB dan Listed. Hasil tersebut menunjukkan kebijakan kompensasi eksekutif pada perusahaan milik negara (SOB) dan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia positif berpengaruh terhadap risk taking.

Kompensasi berpengaruh signifikan negatif berbeda dari penelitian Saunders et al. (1990), Houston & James (1995), Brewer et al. (2003) dan John & Qian (2003) yang menyatakan adanya hubungan positif antara kompensasi dengan risk taking. Konsisten dengan hasil dari penelitian Chen et al . (1998) yang menunjukkan ada hubungan terbalik antara kompensasi dengan risk taking yang mendukung argumen mengenai risk averse oleh

Smith & Stulz (1985). Argumen yang menyatakan semakin tinggi bonus kepemilikan yang dapat diperoleh eksekutif akan meningkatkan risk averse atau ketidakmauan mengambil risiko. Selain itu hasil penelitian ini juga konsisten dengan John et al. (2000) dan Palia & Porter (2004) yang telah membuktikan bahwa meningkatnya kompensasi yang diberikan kepada eksekutif dalam jumlah tertentu akan mengurangi risk taking.

c.

Hasil Analisis Regresi Ganda untuk SDROA sebagai Variabel Dependen

id

c -2.528

it -1.397 t

u 0.488 ser

LnKomTot_SOB

-0.018 -0.234

LnKomTot_Listed

LnKomIndv_SOB

-0.070 -0.749

LnKomIndv_Listed

ig ilib .u n s. a

c. id c. id

Hasil Analisis Regresi Ganda untuk SDROA sebagai Variabel Dependen

id

SDROA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

LnKomTot_ROA

0.003 0.512

LnKomTot_ROE

0.000

o -0.659

m LnKomIndv_ROA

0.003

it LnKomIndv_ROE t

0.413

o 0.000

u -0.861

ser R Square

Adj R Square 0.033

d ig ilib .u

n s. a

c. id

Tabel 4.7 menunjukkan hasil analisis regresi ganda untuk risk taking yang diproksikan dengan SDROA. Ada 10 model dalam regresi berganda berikut. Model 1, menggunakan logaritma natural Kompensasi Total sebagai variabel independen beserta variabel kontrol. Model 2, menggunakan logaritma natural Kompensasi Individu sebagai variabel independen beserta variabel kontrol. Model 3 dan 4 menggunakan logaritma natural Kompensasi Total sebagai variabel independen beserta variabel kontrol dengan ditambah interaksi antara variabel independen dengan variabel dummy kepemilikan perusahaan dan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek ndonesia . Model 5 dan 6 menggunakan logaritma natural Kompensasi Individu sebagai variabel independen beserta variabel kontrol dengan ditambah interaksi antara variabel independen dengan variabel dummy kepemilikan perusahaan dan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek ndonesia. Model 7, 8, 9 dan 10 menggunakan variabel LnKom_Tot dan LnKom_Indv yang diinteraksikan dengan kinerja ROA dan ROE . * dan ** mengindikasikan tingkat signifikan 5% dan 10%.

Pada Tabel 4.7, variabel LnKomTot signifikan negatif pada tingkat keyakinan 5% pada Model 1, 4 dan 7. Signifikan negatif pada tingkat keyakinan 10% dalam Model 3 dan 8. Variabel LnKomIndv signifikan negatif pada tingkat keyakinan 5% pada Model 2 dan Model 9. Signifikan 10% hanya pada Model 6. Variabel kontrol EQTA, SOB dan Listed tidak signifikan pada setiap model. Seluruh variabel interaksi tidak signifikan pada setiap model.

Uji regresi ganda untuk melihat pengaruh terhadap risk taking yang diproksikan dengan SDROA, variabel kompensasi memberikan pengaruh signifikan negatif terhadap variabel SDROA hampir pada seluruh model, kecuali yang menggunakan variabel kompensasi LnKomIndv yang diinteraksikan dengan variabel SOB dan ROE sehingga dapat dikatakan variabel kompensasi berpengaruh signifikan negative terhadap risk taking yang diproksikan dengan SDROA. Adanya sistem kompensasi yang diberikan kepada eksekutif perusahaan akan mendorong pada eksekutif untuk mengurangi risk taking yang akan dilakukan ketika memilih atau membuat kebijakan bagi perusahaan.

Kompensasi berpengaruh signifikan negatif berbeda dari penelitian Saunders et al. (1990), Houston & James (1995), Brewer et al. (2003) dan John & Qian (2003) yang menyatakan adanya hubungan positif antara kompensasi dengan risk taking. Konsisten dengan hasil dari penelitian Chen et al . (1998) yang menunjukkan ada hubungan terbalik antara kompensasi dengan risk taking yang mendukung argumen mengenai risk averse oleh Smith & Stulz (1985). Argumen yang menyatakan semakin tinggi bonus kepemilikan yang dapat diperoleh eksekutif akan meningkatkan risk averse atau ketidakmauan mengambil risiko. Selain itu hasil penelitian ini juga konsisten dengan John et al. (2000) dan Palia & Porter (2004) yang telah membuktikan bahwa meningkatnya kompensasi yang diberikan kepada eksekutif dalam jumlah tertentu akan mengurangi risk taking.

c.

Hasil Analisis Regresi Ganda untuk SDROE sebagai Variabel Dependen

id

co

it -1.543 t

u -2.337 ser

LnKomTot_SOB

-0.548 -0.657

LnKomTot_Listed

LnKomIndv_SOB

-1.218 -1.229

LnKomIndv_Listed

ig ilib .u n s. a

c. id c. id

Hasil Analisis Regresi Ganda untuk SDROE sebagai Variabel Dependen

id

SDROE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

LnKomTot_ROA

-0.080 -1.512

LnKomTot_ROE

c -0.254

LnKomIndv_ROA

it

LnKomIndv_ROE

ser 0.146

R Square

Adj R Square

Observation

d ig ilib .u

n s. a

c. id

Tabel 4.8 menunjukkan hasil analisis regresi ganda untuk risk taking yang diproksikan dengan SDROE. Ada sepuluh model dalam regresi berganda berikut. Model 1, menggunakan logaritma natural Kompensasi Total sebagai variabel independen beserta variabel kontrol. Model 2, menggunakan logaritma natural Kompensasi Individu sebagai variabel independen beserta variabel kontrol. Model

3 dan Model 4 menggunakan logaritma natural Kompensasi Total sebagai variabel independen beserta variabel kontrol dengan ditambah interaksi antara variabel independen dengan variabel dummy kepemilikan perusahaan dan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek ndonesia . Model 5 dan Model 6 menggunakan logaritma natural Kompensasi Individu sebagai variabel independen beserta variabel kontrol dengan ditambah interaksi antara variabel independen dengan variabel dummy kepemilikan perusahaan dan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek ndonesia. Model 7,8,9 dan 10 menggunakan variabel LnKom_Tot dan LnKom_Indv yang diinteraksikan dengan kinerja ROA dan ROE . * dan ** mengindikasikan tingkat signifikan 5% dan 10%.

Pada Tabel 4.8, variabel LnKomTot signifikan negatif pada tingkat keyakinan 10% hanya pada Model 1. Variabel LnKomIndv signifikan negatif pada tingkat keyakinan 10% hanya pada Model 2. Variabel EQTA signifikan 5% kecuali pada model 7, Model 9 dan Model 10. SOB signifikan 5% pada model 7 dan Model 9 dan signifikan 10% pada Model 1,2,4,6 dan Model 8,7,8 Variabel Listed stidak signifikan pada setiap model. Variabel interaksi tidak signifikan pada setiap model yang diujikan dengan SDROE.

Uji regresi ganda untuk melihat pengaruh terhadap risk taking yang diproksikan dengan SDROE, variabel kompensasi memberikan pengaruh signifikan negatif terhadap variabel SDROE tapi pada model yang menyertakan variabel interaksi diperoleh hasil bahwa variabel kompensasi tidak signifikan mempengaruhi risk taking yang diproksikan dengan SDROE. Hal ini menunjukkan bahwa hasil dari pengujian pengaruh kompensasi terhadap SDROE tidak robust. Variabel SOB menunjukkan hasil signifikan pada tujuh dari seluruh model pengujian. Hasil tersebut menunjukkan kompensasi eksekutif positif berpengaruh terhadap risk taking (SDROE) pada perusahaan yang dimiliki oleh pemerintah.

Kompensasi berpengaruh signifikan negatif berbeda dari penelitian Saunders et al. (1990), Houston & James (1995), Brewer et al. (2003) dan John & Qian (2003) yang menyatakan adanya hubungan positif antara kompensasi dengan risk taking. Konsisten dengan hasil dari penelitian Chen et al. (1998) yang menunjukkan ada hubungan terbalik antara kompensasi dengan risk taking yang mendukung argumen mengenai risk averse oleh Smith & Stulz (1985). Argumen yang menyatakan semakin tinggi bonus kepemilikan yang dapat diperoleh eksekutif akan meningkatkan risk averse atau ketidakmauan mengambil risiko. Selain itu hasil penelitian ini juga konsisten dengan John et al. (2000) dan Palia & Porter (2004) yang telah membuktikan Kompensasi berpengaruh signifikan negatif berbeda dari penelitian Saunders et al. (1990), Houston & James (1995), Brewer et al. (2003) dan John & Qian (2003) yang menyatakan adanya hubungan positif antara kompensasi dengan risk taking. Konsisten dengan hasil dari penelitian Chen et al. (1998) yang menunjukkan ada hubungan terbalik antara kompensasi dengan risk taking yang mendukung argumen mengenai risk averse oleh Smith & Stulz (1985). Argumen yang menyatakan semakin tinggi bonus kepemilikan yang dapat diperoleh eksekutif akan meningkatkan risk averse atau ketidakmauan mengambil risiko. Selain itu hasil penelitian ini juga konsisten dengan John et al. (2000) dan Palia & Porter (2004) yang telah membuktikan