Kontrak Privatisasi Air Jakarta
4.2 Kontrak Privatisasi Air Jakarta
Kontrak Privatisasi air Jakarta pertama resmi di tanda tangani pada tanggal
6 Juni tahun 1997. Kontrak tersebut kemudian mulai efektif pada tahun 1998 68 . Latar belakang terjadinya kerjasama antara PAM Jaya dengan mitra asing adalah
dikarena-kan kota Jakarta dirasa perlu menambahkan public investment dalam rangka mengelola dan membangun infrastruktur air bersih 69 . Kerjasama ini juga
bertujuan untuk meningkatkan kinerja PAM Jaya agar akses dan kualitas air bersih di Jakarta dapat terpenuhi. Peningkatan kualitas tersebut dapat diperoleh
65 Asri Fitrianti, Loc. Cit, hal 57 66 Ibid
68 Ibid, hal 58 Dr. Jing-Sen Chang & Dr Kusbiantoro, Op. Cit, hal 28
69 Asri Fitrianti, Op. Cit, hal 58 69 Asri Fitrianti, Op. Cit, hal 58
4.2.1 Bentuk, Prinsip, dan Ruang Lingkup Kerja Sama
Bentuk kerjasama yang dijalankan oleh PAM Jaya dan mitra swasta adalah kerja sama berbentuk konsesi. Kontrak konsesi ini berlaku selama 25 tahun, dari tahun 1997 hingga tahun 2022. Kerjasama yang dilakukan PAM Jaya dan mitra swasta diharapkan dapat menguntungkan kedua belah pihak agar semua kepentingan dari pihak terkait dapat terpenuhi. Seperti tercapainya seluruh kebutuhan air bersih masyarakat Jakarta, kemakmuran pekerja di masing-masing perusahaan air, adanya transfer pengetahuan dan tekhnologi, dan keuntungan
wajar yang didapatkan mitra swasta 70 . Selama periode 25 tahun, PAM Jaya akan mengambil alih tanggung jawab operasi, pemeliharaan, sistem distribusi air kota
Jakarta, pengembangan instalasi air, jaringan pipa, dan layanan pelanggan kepada PT Palyja dan TPJ. Mitra swasta akan memperkejakan seluruh pekerja dari PAM
Jaya yang berjumlah 2.803 orang 71 . Seluruh aset yang dimiliki PAM Jaya, akan dikelola oleh mitra swasta hingga akhir periode masa kontrak.
70 Dr. Jing-Sen Chang & Dr Kusbiantoro, Op. Cit, hal 28 71 Ibid
Perjanjian Kerjasama penyediaan air bersih Jakarta juga memiliki tujuan untuk mencukupi penyediaan air di wilayah Jakarta, memperluas jaringan distribusi air bersih di wilayah Jakarta, serta memperbaiki kualitas pelayanan
pelanggan 72 . Memperbarui fasilitas produksi dan distribusi yang secara keuangan dan teknis dianggap wajar untuk meningkatkan dan menyediakan air bersih di
Jakarta. Memenuhi target teknis dan standart pelayanan, mengurangi kuantitas tingkat kehilangan air di wilayah Jakarta, menjamin kualitas, kuantitas, dan kontinuitas air bersih, memperbaiki kinerja operasional, dan membuat proyek yang dapat membiayai diri sendiri dan berlangsung secara ekonomis bagi para
pihak 73 . Dalam hal ini, pihak swasta yaitu TPJ dan Palyja menjadi pihak kedua dari Perjanjian Kerjasama karena dianggap memiliki keahlian dalam bidang
pengelolaan dan pengoperasian fasilitas produksi-distribusi air bersih serta memiliki dana dan sumber daya lainnya yang berkaitan dengan rancangan konstruksi terkait air bersih.
Selain itu, kontrak konsesi juga membahas mengenai adanya perbedaan antara water charge dan water tarrif 74 . Water charge merupakan harga yang harus
dibayar PAM Jaya atas jasa mitra swasta dalam mengelola perusahaan air Jakarta. Disini mitra swasta memiliki kemampuan yang lebih dalam bidang pengelolaan air dibanding PAM Jaya, oleh karena itu menurut kontrak PAM Jaya harus
72 Wijanto Hadipuro dan Nila Ardhiane, Amandemen Kontrak Konsesi Jakarta (Jakarta:AMRTA Institute for Water Leteracy), hal 5. Melalui
http://www.waterjustice.org/uploads/attachments/Critical%20Review.pdf (di akses 20 Mei 2014)
74 Ibid, hal 6 Nila Ardhianie & Irfan Zamzami, No pro-poor Agenda in Jakarta Water Concession,
(Jakarta:AMRTA Institute for Water Leteracy), hal 6 Melalui http://www.waterjustice.org/uploads/attachments/no%20pro-poor%20Jakarta_0.pdf (diakses 24 Juli 2014) (Jakarta:AMRTA Institute for Water Leteracy), hal 6 Melalui http://www.waterjustice.org/uploads/attachments/no%20pro-poor%20Jakarta_0.pdf (diakses 24 Juli 2014)
charge yang diminta oleh Palyja, PAM Jaya harus bersedia untuk membayarnya 75 . Sedangkan water tarrif adalah tarif air yang harus dibayar pelanggan kepada mitra
swasta selaku penyedia dan pengelola air bersih di Jakarta.
4.2.2 Pembagian Kerja mitra swasta dan PAM Jaya
Dilaksanakannya kontrak privatisasi air Jakarta yang telah ditandatangani pada tahun 1997 ini diharapkan mampu menguntungkan bagi semua pihak. Termasuk didalamnya yaitu PAM Jaya, mitra swasta, Pemerintah Daerah DKI
Jakarta, karyawan perusahaan, serta masyarakat 76 . Dari adanya kerjasama ini, diharapkan PAM Jaya dapat membayar hutang dan tetap memperoleh keuntungan
yang layak dalam kontribusinya kepada pendapatan asli daerah. Sementara sasaran bagi mitra swasta adalah tercapainya pengembalian modal dan perolehan keuntungan yang sebanding dengan biaya investasi, ongkos biaya dan operasi
yang dikeluarkan 77 . Pembagian kerjasama antara mitra swasta dan PAM Jaya akan di jelaskan melalui tabel berikut:
75 Nila Ardhianie & Irfan Zamzami, Loc. Cit, hal 6 76 Asri Fitrianti, Op. Cit hal 59 77 Ibid
Tabel 2: Pembagian Kerja mitra swasta dan PAM Jaya dalam kontrak Privatisasi
Air Jakarta 78
Mitra Swasta PAM Jaya
Pencapaian Target Teknis dan Standart Memonitor Target Teknis dan Standard Pelayanan
Pelayanan Rencana Investasi 5 Tahun tahap
Evaluasi Studi Kelayakan dan Selanjutnya
membantu dalam negosiasi tahap berikutnya
Pendanaan Memonitor Pendanaan Pelaksanaan
Memonitor Pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan
Memonitor Operasi dan Pemeliharaan Pengaturan Tarif
Pengaturan Tarif
Sumber: Asri Fitrianti, Analisa Kinerja Privatisasi Pada PD PAM Jaya, h.59
Tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar peran dari operasional privatisasi air Jakarta dipegang penuh oleh pihak swasta. Mulai dari pendaan,
pelaksanaan, operasi, dan pemeliharaan air bersih Jakarta 79 . Menurut kontrak, mitra swasta yaitu Palyja dan TPJ berkewajiban untuk memenuhi target-target
yang telah disepakati bersama. Sedangkan PAM Jaya bertugas untuk memonitor, agar target yang dijalankan oleh mitra swasta nanti sesuai dengan kontrak sebelumnya. Mitra swasta disini juga bertugas untuk merencakan jangka investasi
5 tahun ke depan agar project privatisasi yang dijalankan bisa berhasil karena perancanaan yang matang. Sedangkan PAM Jaya bertugas untuk melalukan evaluasi dan monitoring kelayakan bagi mitra swasta. Segala bentuk pendanaan, pelaksanaan, dan operasi tentang distribusi air dijalankan oleh mitra swasta dan diawasi oleh PAM Jaya. Sedangkan pengaturan tarif bagi pelanggan di atur oleh
79 Asri Fitrianti, Loc.Cit, hal 59 Ibid 79 Asri Fitrianti, Loc.Cit, hal 59 Ibid
4.2.3 Target teknis dan standart pelayanan
Selain pembagian tugas, Perjanjian Kerjasama privatisasi air Jakarta juga membahas mengenai target teknis dan standart pelayanan. Target teknis inilah yang harus dipenuhi oleh mitra swasta, untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas air bersih di Jakarta. Untuk lebih lengkapnya, standart dan teknis pelayanan dalam privatisasi air Jakarta tersebut dapat dilihat melalui tabel di bawah ini:
Tabel 3: Standart dan Teknis Pelayanan dalam kontrak Privatisasi Air Jakarta 80
Tahun ke 5 Tahun ke 10 Tahun ke 20 Tahun ke 25
3 3 3 Volume Air 3 342 juta m 398 juta m 419 juta m 428 juta m
Terjual UFW
Pelayanan Kualitas
- Air Bersih di Potable Water Potable Water
akhir tahun ke-9
Tekanan Air 7,5m
pada 7,5m pada seluruh zona seluruh zona seluruh zona
pada 7,5m
pada 7,5m
seluruh zona (kecuali pluit) (kecuali pluit)
Sumber: Hamong Santono, Current Situation of Jakarta Water Privatization, h.4
Tabel diatas menunjukkan target-target yang harus dipenuhi mitra swasta selama 25 tahun kedepan. Dapat dilihat, selalu ada perbaikan setiap 5 tahunnya.
80 Hamong Santono, Op. Cit, hal 4
Mulai dari volume air yang terjual. Pada 5 tahun pertama volume air terjual diharapkan mampu mencapai 342 juta m 3. 10 tahun berikutnya volume air terjual
3 3 diharapkan mampu mencapai , 398 juta m , 419 juta m di tahun ke 20 dan 428 juta
3 m 81 di tahun ke 25 .Sedangkan UFW/tingkat kebocoran diharapkan semakin lama semakin berkurang. Yaitu 35% di 5 tahun pertama, 25% di 10 tahun berikutnya,
20% ditahun berikutnya, dan 20% di 25 tahun terakhir. Cakupan pelayanan air bersih di Jakarta juga diharapkan semakin lama semkin meningkat yaitu sebesar 70% di tahun ke-5, 75% di tahun ke-10, 98% di tahun ke-20, dan 100% di tahun ke 25. Kualitas air bersih juga diharapkan semakin membaik hingga menjadi potable water/air langsung diminum di tahun ke-20 dan seterusnya. Tekanan air
juga diharapkan mampu mencapai 7,5 m pada seluruh zona di tahun terakhir 82 .
Walaupun pada Perjanjian Kerjasama telah diatur standart dan teknis pelayanan yang harus dipatuhi dan dijalankan oleh mitra swasta. Tetapi, pada kenyataannya standart tersebut lebih bersifat fleksibel. Karena target teknis pada
perjanjian ini dapat dirubah sewaktu-waktu 83 . Hal ini dapat dirubah jika terjadi penyimpangan realisasi keuangan. Realisasi keuangan ini meliputi dana investasi
tahunan, program pengoperasian dan pemeliharaan tahunan, dan budget yang telah disetujui oleh pihak pertama.
81 Hamong Santono, Loc. Cit, hal 9 82 Ibid 83 Wijanto Hadipuri dan Nila Ardhianie, Op. Cit, hal 9