Aktor yang Terlibat dalam Kontrak Privatisasi Air Jakarta
4.3 Aktor yang Terlibat dalam Kontrak Privatisasi Air Jakarta
Fenomena privatisasi air Jakarta sebenarnya melibatkan banyak aktor. Mulai dari pemerintah, mitra swasta lokal, MNC, NGO, hingga masyarakat pada umumnya. Tetapi yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah aktor yang terlibat dalam kontrak privatisasi air Jakarta yang berkaitan dengan penelitian penulis. Kontrak tersebut membahas mengenai pelimpahan tugas dari PAM Jaya kepada mitra swasta. Oleh karena itu aktor yang akan dibahas adalah PAM Jaya dan salah satu mitra swasta yang akan penulis kaji dalam penelitian ini, yaitu Suez Environment melalui Palyja.
4.3.1 PAM Jaya
Pengadaan air bersih di kota Jakarta dimulai semenjak tahun 1843 dengan menggunakan sumur bor/atesis 84 . Pada tahun 1920, pemerintah Hindia Belanda
menemukan mata air di Ciomas-Ciborial Bogor dan mendirikan perusahaan air bernama
Batavia. Perusahaan Gementeestaatwaterleidengen van Batavia memproduksi air bersih ber-kapasitas 484 l/dt dengan menggunakan sistem gravitasi. Dua tahun kemudian, tepatnya tanggal 23 Desember 1922 untuk pertama kalinya sumber air yang berasal dari
Gementeestaatwaterleidengen
van
84 Sejarah PAM JAYA, http://www.pamjaya.co.id/Sejarah-PAM-JAYA.html (diakses 22 Juli 2014)
Ciburial Bogor dialirkan ke kota Batavia (Jakarta). Hingga saat ini, tanggal 23 Desember selalu dijadikan sebagai hari jadi PAM JAYA 85 .
Setelah Indonesia mendeklarasikan kemerdekaannya, pelayanan air minum mulai dikelola oleh Bangsa Indonesia melalui Pekerjaan Umum Kota Praja. Seluruh tanggungjawab dalam hal penyediaan air bersih dipegang Dinas
Saluran Air Kota Praja melalui PD PAM Jaya 86 . Tahun 1953 dibangun instalasi Pengolahan Air pertama di Pejompongan 1 dan disusul oleh Instalasi Pengolahan
Air Pejompongan II dengan kapasitas masing-masing sebesar 2.000 l/dt dan 3.000 l/dt pada tahun 1964.
Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1953 pasal 2 ayat 1(e) menyebutkan bahwa urusan penyelenggaraan air minum dan penyehatan lingkungan telah diserahkan Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah. Peraturan ini berlaku bagi tingkat I maupun tingkat II sebagai urusan daerah yang otonom dan penyelenggaraannya berdasarkan asas desentralisasi. Dari hal ini terlihat bahwa upaya pemenuhan air bagi masyarakat telah sepenuhnya dilimpahkan kepada pemerintah daerah masing-masing. Kebutuhan air bersih yang semakin meningkat, dan pemenuhan yang tidak seimbang membuat Pemerintah Pusat harus memberikan bantuan kepada pemerintah Daerah dalam bentuk asistensi teknis, bantuan proyek, kebutuhan dasar, bantuan keuangan, dan bantuan lainnya.
85 Sejarah PAM Jaya Loc. Cit. 86 Ibid
87 Mengacu pada SK Gubernur No 1b/3/22/1977 , PAM Jaya mulai memisahkan diri dari Dinas Pekerjaan Umum dan berdiri sebagai lembaga
oronom yang independen. Selanjutnya pada tahun 1978, PAM Jaya mulai dioperasikan di daerah Cilandak yang diikuti dengan pengoperasian Instalasi Pulogadung serta beberapa Instalasi kecil pada tahun 1982. Pembangunan Instalasi terus berlanjut di tahun 1987 di Buaran dengan kapasitas sebesar 2.000 l/dt, dan mencapai optimalisasi di tahun 1996 dengan kapasitas sebesar 5.000 l/dt. Kemudian pada tanggal 1997, kerjasama perjanjian privatisasi mulai dilakukan oleh Perusahaan Multinasional Suez Environment asal Perancis dan Thames
Overseas asal Inggris 88 .
Perusahaan Daerah Air Minum DKI Jakarta (PAM Jaya) adalah Badan Usaha Milik Daerah yang bergerak di bidang pengusahaan, penyediaan, dan
pendistribusian air serta usaha-usaha lain yang berkaitan dengan air bersih 89 . PAM Jaya dipimpin oleh seorang Direktur Utama yang bertanggung jawab secara
langsung kepada Gubernur DKI. Berdasarkan Pasal 6 Perda 13 Tahun 1992, tugas pokok PAM Jaya adalah segala usaha yang berhubungan langsung dengan penyediaan dan distribusi air serta pelayanan yang baik bagi masyarakat dengan berpedoman pada prinsip-prinsip ekonomi perusahaan.
Fungsi utama PAM Jaya menurut Pasal 7 Perda 13 Tahun 1992 adalah Menyediakan pengadaan penyediaan air, membangun, mengelola, menyimpan,
87 Sejarah PAM JAYA, Loc. Cit. 88 Ibid 89 Asri Fitrianti, Op.cit, hal 53 87 Sejarah PAM JAYA, Loc. Cit. 88 Ibid 89 Asri Fitrianti, Op.cit, hal 53
transmisi, pengelolaan sisstem pendistribusian air, pemeriksaan laboraturium terhadap sumber dan produk air, usulan penyesuaian tarif air, melayani permintaan sambungan air, melakukan catatan meter air, menagih langganan air, mengambil tindakan terhadap pemakaian air yang tidak sah, menyediakan air sesuai dengan kebutuhan fasilitas kota, memberikan ijin dan mengawasi usaha- usaha instalasi air yang dilaksanakan oleh pihak ketiga, meningkatkan mutu, keterampilan, dan kesejahteraan karyawan untuk meningkatkan pelayanan
umum 91 .
4.3.2 Palyja
Operasional Palyja dimulai ketika kontrak privatisasi air tahun 1997 diresmikan. Palyja sendiri merupakan anak cabang perusahaan dari lini GDF Suez Environment- Perancis. Suez Group sendiri memiliki dua fokus utama bisnis,
yaitu Suez Energy dan Suez Environment 92 . Suez Energy meliputi seluruh usaha operasional di bidang gas seperti produksi, penjualan, transportasi, manajemen,
dan lain-lain. Sedangkan Suez Environment berfokus pada usaha operasional air bersih dan air minum. Usaha operasional air bersih yang dikelola oleh Suez
90 Asri Fitrianti, Loc. Cit, hal 53 91 Ibid
92 Report and Recommendation of The President the Board of Directors, Proposed Loan Republic of Indonesia: West Jakarta Water Supply Development Project, (Asian Development Bank, 2007),
hal 21
Environment meliputi sistem produksi, distribusi, penyaringan air hujan, processing, recycling, hingga pemulihan sisa-sisa polusi dari hasil industri 93 .
SUEZ Environment Perancis adalah perusahaan air terbesar nomer dua di Eropa yang fokus dalam bidang air dan sanitasi. SUEZ Environment telah berhasil melayani kebutuhan air di lebih dari 400.000 industri, 91 juta individu dengan
pelayanan air minum dan 49 juta individu dengan servis sanitasi 94 . Dalam pengembangannya, SUEZ Environment juga telah melebarkan usahanya dibidang
produksi air dengan membentuk cabang perusahaan ke beberapa negara di dunia. Seperti contohnya Euraasser (Jerman), Agbar (Spanyol), LYDEC (Maroko), United Water (Amerika Serikat), Acque Toscane (Italia), JOWAM-WSSA (Afrika Selatan), Macao Water (Cina), Aguas do Amazonas (Brazil), dan Palyja
(Indonesia 95 ). Palyja yang merupakan cabang dari Suez Environment sendiri hadir di Jakarta dalam rangka meningkatkan pelayanan penyediaan air bersih bagi
masyarakat di wilayah barat Jakarta.
Berdirinya Perusahaan Multinasional Suez Environment dimulai semenjak tahun 1858. Pada tahun tersebut, Ferdinand de Lesseo mendirikan sebuah perusahaan yang bernama Universelle du canal de Suez. Perusahaan ini awalnya bertujuan untuk mencapai kepentingan negara yaitu dengan menghubungkan laut
Mediterania dan Samudra Hindia 96 . Namun semenjak itu, para ahli mulai
93 Report and Recommendation of The President the Board of Directors, Loc. Cit, hal 21 94 Ibid, hal 22 95 Ibid 96 History, http://www.suez-environnement.com/group/history/ (diakses 23 Juli 2014) 93 Report and Recommendation of The President the Board of Directors, Loc. Cit, hal 21 94 Ibid, hal 22 95 Ibid 96 History, http://www.suez-environnement.com/group/history/ (diakses 23 Juli 2014)
Perusahan ini kemudian semakin berkembang dengan dibangunnya anak perusahaan dari Suez yang berfokus pada teknologi dan sistem pengolahan air di wilayah Paris yang bernama Degremont Company. Pada tahun 1948, Degremont telah berhasil membangun instalasi pengolahan air pertama di Mesir. Kemudian disusul dengan keberhasilannya membangun desalinasi osmosis pertama di Riyadh, Arab Saudi. Pada tahun 2002 operasi lingkungan Suez diperluas menjadi pengelolaan air, pengelolaan limbah, dan pengelolaan energi yang disatukan menjadi kelompok lini bisnis tunggal.
Suez Environment membuka kerja sama untuk jenis kemitraan publik- swasta dalam hal pengelolaan air. Hal ini bertujuan untuk mengelola air menjadi lebih baik dengan transfer ketrampilan dan menggabungkan kualitas layanan yang dimiliki masing-masing perusahaan. Sebagian besar negara-negara di dunia, masih memiliki permasalahan dalam bidang askes dan teknologi fasilitas air. Dalam kasus ini, Suez menjanjikan adanya sistem perubahan pengelolaan air yang lebih baik di negara yang ingin bermitra seperti melindungi sumber daya air, menjadi pelopor dalam inovasi air, dan mempromosikan hak informasi kepada
masyarakat 97 . Model yang ditawar kan Suez Environment dalam mitra publik- privatisasi juga semakin berkembang. Suez selalu berusaha untuk beradaptasi
dengan kebutuhan pelanggan di negara asal. Hal ini termasuk melakukan out
97 Public-private water partnership, http://www.suez-environnement.com/water/public-private- partnerships/ (diakses 23 Juli 2014) 97 Public-private water partnership, http://www.suez-environnement.com/water/public-private- partnerships/ (diakses 23 Juli 2014)
target-target tertentu 98 .
Keberhasilan Suez dalam melakukan kerjasama kemitraan publik-privat sudah dibuktikan di beberapa negara. Seperti Australia, dimana Suez berhasil meningkatkan pengelolaan air bersih di beberapa kota dengan mendorong teknologi inovasi fasilitas dan infrastruktur. Suez juga berhasil dalam pengelolaan air di kota Algiers melalui Sanitasi air yang modern. Suez tidak hanya memiliki kelebihan pada keahlian teknis saja, tetapi Suez juga memiliki ketrampilan dalam keahlian transfer program.
98 Public-private water partnership, Loc. Cit.
BAB V