KEBUTUHAN PROTEKSI

V.2. KEBUTUHAN PROTEKSI

Sistem proteksi pada BTS dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu:

1. Proteksi Eksternal dan

2. Proteksi Internal. Proteksi Eksternal bertujuan agar Lingkungan/area terhindar dari kerusakan

akibat sambaran langsung dari Petir. Sedangkan Proteksi Internal bertujuan untuk mencegah kerusakan Perangkat telekomunikasi akibat Over-voltage dari sambaran tidak langsung (imbas petir) atau dari perubahan akibat tegangan kejut.

Proteksi eksternal meliputi :

a. Air terminal/Finial, berfungsi menerima sambaran petir langsung

b. Down Konduktor, berfungsi menyalurkan/menghantarkan arus petir dari Air terminal (finial) ke sistem pengetanahan.

c. Terminasi bumi, berfungsi membuang arus petir dengan aman ke tanah.

Sedangkan proteksi internal meliputi :

a. Equipotensial bonding (EB), berfungsi mengurangi dan menghilangkan beda potensial akibat sambaran petir.

b. Perisai/shielding, berfungsi mencegah induksi dan radiasi melalui medium udara ke peralatan atau kabel.

c. Arrester, berfungsi sebagai pemotong pulsa untuk mencegah masuknya pulsa transient petir secara konduksi melalui kabel/ penghantar.

Gambar 5.5. Proteksi Eksternal pada BTS

Gambar 5.6. Eksternal Grounding Pada BTS Telkomsel

Gambar 5.7. Proteksi Internal BTS

Pembumian pada BTS milik Telkomsel menggunakan sistem paralel dimana semua peralatan yang akan dibumikan seperti : peralatan pada tower, internal proteksi, eksternal proteksi, dan lain-lain dihubungkan secara paralel dengan kabel (gambar 5.7.), hal ini cukup efektif karena dengan sistem paralel tersebut maka arus akan lebih kecil sehingga dapat melewati elektroda pembumian dengan mudah terutama untuk arus yang mempunyai kapasitas cukup besar seperti petir.

Arrester (sebagai peralatan proteksi internal BTS) yang digunakan oleh Telkomsel adalah merek OBO seperti terlihat pada Gambar berikut beserta jenis- jenis yang digunakan :

Lightning Arresters

• Requirement class: B • Type: MC 50-B • Principle of operation: Spark gap • Discharge capacity: 50 kA • Protection level: 2 kV • Series fuse: no separate series fuse in installations up to 500 A

Lightning Arresters

• Requirement class: B • Type: V 25-B • Principle of operation: Varistor technology • Discharge capacity: 25 kA • Protection level: <2 kV • Series fuse: no separate series fuse in installations below 160 A

Gambar 5.8. Arrester yang digunakan BTS Telkomsel dengan jenis-jenisnya

Data masukan yang dapat dipakai untuk mengetahui perlu tidaknya proteksi petir bagi bangunan menara telekomunikasi (dalam hal ini menara telekomunikasi milik PT. Telkomsel) adalah :

: 5 meter Hari guruh (T d ) menurut data dari BMG sesuai dengan Lampiran B: 170 Hari

Guruh per Tahun.

-1 Frekuensi sambaran petir yang diperbolehkan pada bangunan: 10 /tahun. Maka dari data di atas, dapat dicari kebutuhan menara Telkomsel terhadap kebutuhan

proteksi petir maupun mengetahui tingkat proteksinya dengan menggunakan PUIPP (Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir) dan Standar Nasional Indonesia (SNI 03-7015-2004).

V.2.1. Penentuan Kebutuhan Bangunan Akan Proteksi Petir Berdasarkan PUIPP

Penentuan kebutuhan bangunan akan proteksi petir berdasarkan PUIPP yaitu dengan menggunakan data Hari Guruh (Thunderstorm Days) (lampiran B) dan keadaan lokasinya (Lampiran A), maka untuk bangunan Menara Telkomsel, diperoleh :

Indeks A

Indeks B

Indeks C

Indeks D

Indeks E

Maka didapatkan indeks perkiraan bahaya sambaran petir (R) adalah: R = Indeks A + Indeks B + Indeks C + Indeks D + Indeks E R=2+0+7+0+7 R = 16

Dimana R > 13, sehingga diambil kesimpulan bahwa Menara Telkomsel sangat memerlukan proteksi petir.

V.2.2. Penentuan Tingkat Proteksi Berdasarkan SNI 03-7015-2004

1. Menghitung kerapatan sambaran petir ke tanah rata-rata tahunan (N g )

N g dapat dihitung berdasarkan rumus (4) yaitu :

g = 0,04 x T d / km / tahun

1,25 N

g = 0,04 x170

g = 24,5539/ km / tahun

2. Menghitung area cakupan ekivalen Menara Telkomsel

Area cakupan ekivalen untu Menara Telkomsel yang mempunyai Tinggi (h) 72 meter, Panjang (a 5 meter dan Lebar (b) 5 meter dapat di hitung berdasarkan rumus (6) yaitu : Area cakupan ekivalen untu Menara Telkomsel yang mempunyai Tinggi (h) 72 meter, Panjang (a 5 meter dan Lebar (b) 5 meter dapat di hitung berdasarkan rumus (6) yaitu :

A e = (5x5) + 6x72 (5+5) + 9 x (72)

e = 150919,1468 m

3. Menghitung frekuensi sambaran petir langsung (N

d ) yang diperkirakan pada Menara Telkomsel

Frekuensi sambaran petir langsung (N d ) yan diperkirakan ke struktur yang di proteksi didapatkan berdasarkan rumus (5) yaitu :

N -6

d =N g xA e x 10 / tahun

-6 N

d = 24,5539 x150919,1468 x 10 N d = 3,71 / tahun

4. menentukan efisiensi SPP (Sistem Proteksi Petir) lalu menentukan tingkat proteksi

Dari stasiun BMG diperoleh nilai frekuensi sambaran petir tahunan setempat (N -1

c ) yang diperbolehkan adalah 10 /tahun. Nilai N d >N c maka

diperlukan sistem proteksi petir dan efisiensi SPP dapat dihitung berdasarkan rumus (7) yaitu :

E=1 −N c /N d

E=1 − 0,1 / 3,71

E = 0,97 Maka berdasarkan tabel 4.1. didapat bahwa Menara Telkomsel mempunyai tingkat proteksi I.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN IMPLEMENTASI PERAWAT TENTANG PATIENT SAFETY DENGAN RESIKO CEDERA PADA INFANT DAN TODDLER

38 264 22

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM SITUASI PERTEMUAN ANTAR BUDAYA STUDI DI RUANG TUNGGU TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

97 602 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY TERHADAP SIKAP TENTANG KORUPSI PADA MAHASISWA

11 131 124

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TENTANG DESAIN KEMASAN PRODUK DENGAN INTENSI MEMBELI

9 123 22

ANALISIS YURIDIS TENTANG PENYELESAIAN SENGKETA MEREK AIR MINUM MINERAL "AQUA-versus-INDOQUALITY" (Studi Putusan Mahkamah Agung RI No. 04.PK/N/HaKI/2004)

2 65 91