ketiga yang berkedudukan sebagai penjamin sehingga pemberian kredit dengan jaminan perorangan personal guarantee tidak menimbulkan permasalahan
dalam pengembalian kredit kepada pihak kreditur. Hal ini dimaksudkan agar pihak kreditur dan debiturserta pihak penjamin guarantor mengetahui apa
yang menjadi hak dan kewajiban masing-masing dalam menyelesaikan permasalahan kredit. Selain itu, diharapkan dapat menjadi bahan masukan yang
berarti bagi PT. Bank Mandiri Persero Tbk unit Credit Operations Regional I Medan dalam hal antisipasi untuk mengurangi terjadinya kredit macet dengan
jaminan perorangan.
D. Keaslian Penulisan
Berdasarkan pemeriksaan kepustakaan maupun dilapangan, perihal penyelesaian kredit macet memang cukup banyak yang diangkat dan dibahas,
namun penulisan dengan judul “Penyelesaian Kredit Macet oleh Bank dalam Pemberian Kredit dengan Jaminan Perorangan Studi pada PT. Bank Mandiri
Persero Tbk unit Credit Operations Regional I Medan belum ada yang menulis sebagai skripsi dan merupakan hasil karya sendiri, dengan demikian maka
penulisan skripsi ini tidak sama dengan penulisan skripsi-skripsi yang telah ada, sehingga penulisan skripsi ini masih asli serta dapat dipertanggungjawabkan
secara moral dan akademik. Dalam penulisan skripsi ini khusus membahas masalah penyelesaian kredit macet oleh bank dalam pemberian kredit dengan
jaminan perorangan yang dijabarkan dengan pemikiran, referensi buku-buku dan dari bantuan pihak-pihak lain.
E. Tinjauan Kepustakaan
Pengertian sederhana kredit merupakan penyaluran dana dari pihak pemilik dana kepada pihak yang memerlukan dana. Penyaluran dana tersebut
didasarkan pada kepercayaan yang diberikan oleh pemilik dana kepada pengguna dana. Dalam bahasa Latin, kredit berasal dari kata “credere” yang artinya percaya.
Artinya pihak yang memberikan kredit percaya kepada pihak yang menerima kredit, bahwa kredit yang diberikan pasti akan terbayar. Dilain pihak, penerima
kredit mendapat kepercayaan dari pihak yang member pinjaman, sehingga pihak peminjam berkewajiban untuk mengembalikan kredit yang telah diterimanya.
7
Untuk memperoleh kredit perbankan, kreditur akan mengenakan jaminan kepada debitur. Istilah jaminan berasal dari kata “jamin” yang artinya pasti, yang
secara lengkap berarti bahwa kreditur mempunyai kepastian bahwa debitur akan mengembalikan prestasi yang diberikan oleh kreditur tepat waktu dan untuk itu
maka pihak debitur memberikan suatu janji atau barang kepada kreditur yang akan Kredit merupakan suatu fasilitas keuangan yang memungkinkan seseorang
atau badan usaha untuk meminjam uang untuk membeli berbagai kebutuhan dan produk dan akan membayarnya kembali dalam jangka waktu yang telah
ditentukan. Dalam Pasal 1 angka 11 Undang-Undang Perbankan berbunyi: Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi
utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
7
Ismail, Manajemen PerbankanJakarta: Kencana, 2010, hlm. 93.
dikembalikan lagi setelah pelunasan pembayaran dalam jangka waktu yang telah ditetapkan.
Kata “jaminan” menurut ketentuan Pasal 1 huruf b Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.2369KEPDIR tanggal 28 Februari 1991 tentang
Jaminan Pemberian Kredit, bahwa yang dimaksud dengan:“jaminan adalah keyakinan bank atas kesanggupan debitur untuk melunasi kredit sesuai dengan
yang diperjanjikan.”
8
1. Ciri sukarela
Berdasarkan ketentuan Pasal 1131 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata selanjutnya disebut KUHPerdata dinyatakan:“bahwa segala kebendaan si
penghutang, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, baik yang sudah ada maupun yang akan ada di kemudian hari, menjadi tanggungan untuk segala
perikatan perseorangan.” Penjamin pribadi merupakan bagian dari skema perjanjian yang diatur
dalam KUHPerdata dalam BAB XVII pada Pasal 1820 bahwa:“penanggungan adalah suatu persetujuan dengan mana seorang pihak ketiga, guna kepentingan
kreditur, mengikatkan diri untuk memenuhi perikatannya debitur manakala orang ini sendiri tidak memenuhinya.”
Memperhatikan rumusan Pasal 1820 KUHPerdata dilihat adanya empat ciri yang tersimpul dalam persetujuan borg tadi yaitu:
Seorang pihak ketiga yang sama sekali tidak mempunyai urusan dan kepentingan apa-apaa dalam suatu persetujuan yang dibuat antara nasabah debitur
8
Iman Sjahputra Tunggal, Peraturan Perundang-undangan Perbankan di Indonesia Tahun 1991-1997, Cetakan Pertama, Jakarta: Harvarindo, hlm. 689
dan krediturbank, dengan sukarela membuat “pernyataan mengikat diri” akan menyanggupi pelaksanaan perjanjian, apabila nanti si nasabah debitur tidak
melaksanakan pemenuhan kewajibannya terhadap kreditur. 2.
Ciri subsidair Dengan adanya pernyataan mengikat diri memenuhi perjanjian dari pihak
borgpenjaminan, seolah-olah kontruksi perjanjian dalam hal ini menjadi dua tetapi saling bertindih.Yang pertama ialah perjanjian pokok itu sendiri antara
nasabah debitur dan kreditur.Perjanjian yang kedua, yang dianggap perjanjian subsidair ialah perjanjian jaminanborg tersebut antara sipenjamin dengan pihak
kreditur. 3.
Ciri accesoir Sebenarnya dengan memperhatikan ciri subsidairdiatas, sudah nampak
jelas ciri assesoir yang melekat pada perjanjian borg. Artinya perjanjian penjaminanborgtocht hanyalah “perjanjian sampingan” yang melekat atau
menempel pada perjanjian pokok yang dibuat oleh nasabah debitur dan kreditur.Apabila nasabah debitur sendiri telah melaksanakan kewajibannya
kepada kreditur, hapuslah kewajiban penjaminan. 4.
Borgtochtpenjaminan secara resmi hapus Apabila perjanjian pokok telah hapus.Disinilah letak utama dari ciri
assesoir tadi. Hal ini memperlihatkan bahwa perjanjian penjaminan itu tiada
laindari pada perjanjian sampingan yang menempel pada perjanjian pokok. Jaminan dengan sendirinya gugur apabila perjanjian pokok gugur.
9
1. Si debitur ditagih terlebih dahulu bila ada kekurangan barulah kekurangan
tersebut ditagih kepadanya recht van eerdereuitwinning Pasal 1831 KUHPerdata.
Perseorangan personal guarantee dalam hal ini tidak ada benda tertentu yang diikatkan dalam perjanjian karena yang diikatkan dalam perjanjian adalah
kesanggupan pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban debitur. Oleh karena itu apabila terjadi ingkar janji akan berlaku ketentuan jaminan secara umum yang
diatur dalam Pasal 1131 KUHPerdata dan Pasal 1132 KUHPerdata. Perjanjian perorangan maka si penjamin berhak untuk menuntut agar:
2. Jika ada penjamin lainnya, hutang tersebut dipecah-pecah atau dibagi diantara
para penjamin recht van schuldsplitsing Pasal 1837 KUHPerdata. Jika seorang penjamin membayar hutang debitur, maka penjamin:
1. Dapat menuntut kembali dari debitur atas pembayaran hutang sepenuhnya yang
terdiri dari hutang pokok, berupa uang dan biaya-biaya. 2.
Dapat dengan sendirinya mengambil alih segala hak-hak dari kreditur terhadap debitur, seperti gadai dan hipotek.
F. Metode Penelitian