Kedudukan Anak Angkat Terhadap Harta Waris Orang Tua Angkat.

BAB IV KEDUDUKAN ANAK ANGKAT TERHADAP HARTA WARIS ORANG TUA ANGKAT

A. Kedudukan Anak Angkat Terhadap Harta Waris Orang Tua Angkat.

Kedudukan anak angkat tidak dapat disamakan dengan anak kandung, karena pengangkatan anak menurut peraturan perundang-undangan maupun hukum Islam tidak memutuskan hubungan darahnasab anak angkat dengan keluarga kandungnya. Yang terjadi hanyalah peralihan tanggung jawab dari orang tua kandung kepada orang tua angkat dalam hal pembiayaan hidup sehari-hari, pendidikan, kesehatan dan membesarkan anak yang diangkat melalui keputusan atau penetapan pengadilan. Pengangkatan anak dalam Islam sama sekali tidak merubah hubungan hukum, nasab dan mahram antara anak angkat dengan orang tua dan keluarga asalnya, pengangkatan anak dalam Islam ini tidak merubah status anak angkat menjadi anak kandung dan status orang tua angkat menjadi status orang tua kandung, yang dapat saling mewarisi, mempunyai hubungan keluarga seperti keluarga kandung. Perubahan yang terjadi dalam pengangkatan anak menurut hukum Islam adalah perpindahan tanggung jawab pemeliharaan, pengawasan dan pendidikan dari orang tua asli kepada orang tua angkat. Universitas Sumatera Utara Agama Islam menganjurkan umatnya untuk menolong dan membantu sesama, juga menolong dan membantu anak-anak atau bayi yang terlantar, agama islam memungkinkan untuk melakukan pengangkatan anak tetapi tidak dalam arti pengangkatan untuk dijadikan seperti anak kandung. Menurut hukum Islam bahwa pengangkatan anak bertujuan utama untuk kepentingan kesejahteraan anak angkat dan bukan untuk melanjutkan keturunan. Kedudukan anak angkat dalam keluarga orang tua angkatnya juga mempengaruhi kedudukan anak angkat dalam hal mewarisi harta orang tua angkatnya. Anak angkat mempunyai kedudukan yang berbeda di setiap daerah di Indonesia menurut hukum adat masing-masing. Penentuan waris bagi anak angkat tergantung kepada hukum adat yang berlaku, bagi keluarga yang menganut sistem parental, Jawa misalnya, pengangkatan anak tidak otomatis memutuskan tali keluarga antara anak itu dengan orangtua kandungnya. Oleh karenanya, selain mendapatkan hak waris dari orangtua angkatnya, dia juga tetap berhak atas waris dari orang tua kandungnya. Berbeda dengan di Bali, pengangkatan anak merupakan kewajiban hukum yang melepaskan anak tersebut dari keluarga asalnya ke dalam keluarga angkatnya. Anak tersebut menjadi anak kandung dari yang mengangkatnya dan meneruskan kedudukan dari bapak angkatnya. 64 Misalnya di Jawa Barat, kedudukan anak angkat menurut hukum adat Jawa Barat adalah dipersamakan dengan anak kandung Putusan Pengadilan Tinggi Bandung No. 3171971CBdg tanggal 3 64 http:diamondsmiley.blogspot.com200912prosedur-pengangkatan-anak.html Universitas Sumatera Utara Agustus 1972, 65 dengan demikian maka anak angkat berhak menjadi ahli waris dari orang tua angkatnya. Putusan yang sama juga sebelumnya dilakukan oleh Pengadilan Negeri Pandeglang yang menyatakan bahwa kedudukan hukum anak angkat sama dengan kedudukan hukum anak kandung Putusan Pengadilan Negeri Pandeglang No. 361969PerdPdg tanggal 10 Agustus 1971. 66 Namun, menurut hukum adat Jawa Tengah, seorang anak angkat tidak berhak mewaris barang tinggalan orang tua angkatnya yang bukan harta gono-gini Putusan Mahkamah Agung No. 384KSip1961 tanggal 4 Juli 1961. Berdasarkan putusan Mahkamah Agung tersebut, anak angkat tidak dapat mewarisi harta peninggalan orang tua angkatnya, anak angkat hanya dapat mewarisi harta gono-gini orang tua angkatnya. Dengan demikian, anak angkat dibatasi haknya dalam mewarisi harta peninggalan orang tua angkat hanya dapat mewarisi harta gono-gini orang tua angkatnya tanpa dapat mewarisi harta asal orang tua angkatnya. Kedudukan anak angkat di beberapa daerah di Indonesia: a. Menurut hukum adat Minahasa, anak angkat adalah ahli waris orang tua angkatnya yang tidak mempunyai anak kandung Putusan Pengadilan Negeri Tondano No. 2591980Perdata tanggal 25 Novemberb1980 jis Pengadilan Tinggi Manado No. 139PT1982Perdata tanggal 7 September 1982 dan Mahkamah Agung No. 48KSip1983 tanggal 25 Mei 1984. 65 Rusli Pandika, Op.,Cit, hlm. 61 66 Ibid Universitas Sumatera Utara b. Anak kukut angkat mempunyai kedudukan yang sama dengan anak kandung Putusan Pengadilan Tinggi Bandung No. 2331969PerdPTB tanggal 10 Januari 1970 dan Mahkamah Agung No. 621LSip1970 tanggal 8 Mei 1971. c. Anak angkat bersama janda dan anak kandung dari orang tua angkat mewaris harta gono-gini orang tua angkatnya Putusan Pengadilan Negeri Jepara No. 31984Pdtg tanggal 6 April 1984 jis Pengadilan Tinggi Semarang No. 221985Pdt tanggal 6 Mei 1985 dan Mahkamah Agung No. 3832KPdt1985 tanggal 16 Februari 1987. d. Menurut hukum adat di daerah Banyuwangi, anak angkat berhak atas harta bersama orang tua angkatnya dan berhak pula atas barang bawaan almarhum ayah angkatnya Putusan Mahkamah Agung No. 997KSip1972 tanggal 23 Juli 1973. e. Menurut hukum adat Periangan seorang anak kukut atau anak angkat tidak dapt mewarisi barang-barang pusaka dari orang tua angkatnya. Barang-barang pusaka hanya dapat diwarisi oleh ahli waris keturunan darah saudara- saudara dari yang meninggal Putusan Mahkamah Agung No. 82KSip1957 tanggal 24 Mei 1958. f. Anak angkat mewarisi harta bersama orang tua angkatnya yang tidak mempunyai anak kandung. Saudara dari orang tua angkat tidak berhak mewaris karena hak mewarisnya tertutup oleh hak mewaris anak angkat Putusan Pengadilan Negeri Ciamis No. 7PdtG1980PN.Cms tanggal 24 Juli 1986 jis Pengadilan Tinggi Jawa Barat di Bandung No. Universitas Sumatera Utara 334Pdt1986PT.Bdg tanggal 3 Maret 1987 dan Mahkamah Agung No. 1182KPdt1988 tanggal 22 Desember 1994. g. Menurut hukum adat Klaten, anak angkat berhak mewarisi harta gono-gini orang tua angkatnya, sedemikian rupa sehingga menutup hak waris saudara dari orang tua angkatnya Putusan Mahkamah Agung No. 441KSip1972 tanggal 2 Januari 1973. h. Anak angkat tidak harus tinggal dirumah orang tua angkat, asal semua kewajiban dan hak-hak orang tua angkatnya diambil alih anak angkat tersebut Putusan Pengadilan Negeri Klungkung No.48Pdt1967 tanggal 28 september 1967. i. Menurut hukum adat istiadat di Sumatera Timur, anak angkat tidak berhak mewarisi harta peninggalan orang tua angkatnya, ia hanya berhak atas barang- barang yang telah di hadiahkan atau dihibahkan kepadanya oleh orang tua angkatnya semasa hidup Putusan Mahkamah Agung No.416KSip1968. j. Menurut hukum adat Cirebon Jawa Barat Harta asal atau harta gawan seorang istri yang meninggal tanpa anak kandung tidak dapat diwarisi oleh anak angkat ataupun suaminya, melainkan diwarisi oleh saudara-saudara satu bapak lain ibu dari perempuan itu Putusan Pengadilan Negeri Kabupaten Cirebon di Sumber No.31PdtG1988PN1989 jis Pengadilan Tinggi Jawa Barat No.237Pdt1989PT.Bdg tanggal 6 September 1989 dan Mahkamah Agung No.5KPdt1990 tanggal 30 Juni 1992. Universitas Sumatera Utara k. Sejak dikabulkan permohonan pengangkatan anak, maka kedudukan anak angkat adalah sebagai anak kandung dari orang tua angkatnya Putusan Pengadilan Negeri Muarateweh, Kalimantan Tengah No.31973Pdt.Mtw tanggal 27 Mei 1973. 67

B. Akibat Hukum Pengangkatan Anak.