15 seksIo sesAreA

A.15 seksIo sesAreA

  Suatu persalinan buatan, di mana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim

  indikasi

  u

  Indikasi ibu o Disproporsi sefalopelvik o Pelvis kecil atau malformasi o Bekas seksio sesarea dengan indikasi disproporsi sefalopelvik o Disfungsi uterus o Distosia jaringan lunak o Plasenta previa

  u

  Indikasi janin

  LAMPIRAN A

  o Janin sangat besar o Gawat janin o Letak lintang o Presentasi bokong pada primigravida o Double footling breech

  Jenis

  u

  Seksio sesarea klasik

  u

  Seksio sesarea transperitoneal profunda

  u

  Seksio sesarea diikuti dengan histerektomi

  u

  Seksio sesarea ekstraperitoneal

  Perbandingan seksio sesaria klasik dan transperitoneal profunda

  seksio sesarea klasik

  seksio sesarea transperitoneal profunda

  Karakteristik Insisi uterus berupa insisi vertikal pada Insisi uterus transversal pada

  korpus uteri hingga mencapai fundus segmen bawah uterus uteri

  Kelebihan Lebih dianjurkan pada

  - Penutupan luka sayatan lebih

  keadaan-keadaan seperti:

  mudah

  - perlekatan segmen bawah uterus pada - Insisi terletak pada lokasi yang

  bekas seksio sesarea

  amat kecil kemungkinan rupturanya amat kecil kemungkinan rupturanya

  seksio sesarea transperitoneal profunda

  Kelebihan - kembar siam

  sehingga memungkinkan proses

  - tumor (mioma uteri) di segmen bawah persalinan spontan pada persalinan

  uterus

  berikutnya

  - hipervaskularisasi segmen bawah

  - Tidak memicu perlengketan antara

  uterus (pada plasenta previa)

  letak insisi dengan usus atau

  - karsinoma serviks

  omentum

  Kekurangan Tidak memungkinkan proses persalinan Tidak dapat dilakukan bila kesulitan

  spontan pada persalinan berikutnya

  membuka atau memasuki segmen bawah uterus secara aman

  syarat dan Persiapan

  u

  Kaji ulang indikasi.

  u

  Melakukan konseling risiko dan keuntungan seksio sesarea dibandingkan persalinan pervaginam. Catat indikasi dan hasil konseling.

  u

  Seksio sesarea elektif dilakukan pada usia kehamilan di atas 38

  minggu.

  LAMPIRAN A

  u

  Informed consent kepada ibu dan satu orang perwakilan keluarganya dan melengkapi surat persetujuan tindak medis.

  u

  Tanyakan dan catat riwayat medis dan pembedahan, riwayat alergi obat dan makanan, dan riwayat pembiusan pada operasi sebelumnya.

  langkah-langkah

  u

  Periksa ulang denyut jantung janin dan presentasi janin.

  u

  Lakukan tindakan pencegahan infeksi.

  u

  Berikan antibiotika profilaksis sebelum operasi (ampisilin 2 g IV atau sefazolin 1 g IV atau antibiotika setara sesuai panduan setempat).

  u

  Dapat digunakan anestesia lokal, ketamin, anestesia spinal, atau anestesia umum. o Anestesi spinal merupakan pilihan utama. Pada anestesia spinal,

  berikan 500 – 1000 ml cairan infus (Ringer Laktat atau NaCl) 30 menit sebelum anestesia untuk melakukan pre-load dan mencegah hipotensi. Pasang kateter urin.

  u

  Pasang infus.

  u

  Jika kepala bayi telah masuk panggul, lakukan tindakan antisepsis pada vagina.

  membuka Perut

  u

  Sayatan perut dapat secara Pfannenstiel atau mediana, dari kulit sampai fasia.

  u

  Setelah fasia disayat 2-3 cm, insisi fasia diperluas dengan gunting.

  u

  Pisahkan muskulus rektus abdominis dengan jari atau gunting.

  u

  Buka peritoneum dekat umbilikus dengan jari.

  u

  Retraktor dipasang di atas tulang pubis.

  u

  Pakailah pinset untuk memegang plika vesiko uterina dan buatlah insisi dengan gunting ke lateral.

  u

  Pisahkan vesika urinaria dan dorong ke bawah secara tumpul dengan jari-jari. LAMPIRAN A

  Contoh insisi vertikal abdomen pada seksio sesarea

  Selain teknik di atas, saat ini ada beberapa teknik insisi lain, misalnya teknik Joel-Cohen yang berdasarkan penelitian terkini, memiliki kelebihan dibanding teknik Pfannenstiel atau vertikal (klasik). Teknik Joel-Cohen adalah insisi kulit lurus transversal, 3 cm di atas simfisis pubis lalu lapisan jaringan di bawahnya dibuka secara tumpul dan, jika diperlukan, diperluas dengan gunting (bukan pisau).

  membuka uterus

  u

  Segmen bawah uterus disayat melintang kurang lebih 1 cm di bawah plika vesiko uterina dengan skalpel ± 3 cm.

  u

  Insisi diperlebar ke lateral secara tumpul dengan jari tangan atau secara tajam dengan menggunakan gunting.

  Melebarkan insisi uterus secara tumpul

  Melebarkan insisi uterus secara tajam

  dengan gunting

  melahirkan Bayi dan Plasenta

  u

  Selaput ketuban dipecahkan.

  u

  Untuk melahirkan bayi, masukkan 1 tangan ke dalam kavum uteri antara

  LAMPIRAN A

  uterus dan kepala bayi.

  u

  Kemudian kepala bayi diluksir ke luar secara hati-hati agar uterus tidak robek.

  u

  Dengan tangan yang lain, sekaligus menekan hati-hati abdomen ibu di atas uterus untuk membantu kelahiran kepala.

  u

  Jika kepala bayi telah masuk panggul, mintalah seorang asisten untuk mendorongnya ke atas secara hati-hati.

  u

  Lakukan penghisapan pada mulut dan hidung bayi, kemudian lahirkan badan dan seluruh tubuh.

  u

  Inisiasi Menyusui Dini pada bayi dapat dilakukan bila tidak terdapat kontraindikasi.

  u

  Berikan oksitosin 10 unit dalam 500 ml cairan IV (NaCl atau Ringer Laktat) 60 tetes menit selama 1-2 jam.

  u

  Plasenta dan selaput dilahirkan dengan tarikan hati-hati pada tali pusat. Eksplorasi ke dalam kavum uteri untuk memastikan tidak ada bagian plasenta yang tertinggal.

  Melahirkan kepala bayi dengan meluksir Melahirkan kepala bayi dengan meluksir

  u

  Jepit tepi luka insisi pada segmen bawah uterus dengan klem Fenster, terutama pada kedua ujung luka. Perhatikan adanya robekan atau cedera pada vesika urinaria.

  u

  Dilakukan jahitan hemostasis secara jelujur dengan catgut kromik no. 0 atau poliglikolik.

  u

  Jika masih ada perdarahan dari tempat insisi, lakukan jahitan simpul 8.

  menutup Perut

  u

  Yakinkan tidak ada perdarahan lagi dari insisi uterus dan kontraksi uterus baik.

  u

  Fasia abdominalis dijahit jelujur dengan catgut kromik no. 0 atau poliglikolik.

  LAMPIRAN A

  u

  Apabila tidak ada tanda-tanda infeksi, kulit dijahit dengan nilon atau catgut kromik secara subkutikuler.

  mAsAlAh yAnG DAPAt DiAlAmi sewAktu PemBeDAhAn Perdarahan terus Berlanjut

  u

  Lakukan masase uterus.

  u

  Jika terdapat atonia uteri, lanjutkan infus oksitosin, beri ergometrin 0,2 mg IV.

  u

  Transfusi darah jika perlu.

  u

  Jika perdarahan tidak dapat diatasi, lakukan ligasi arteri uterina dan arteri utero-ovarika, atau histerektomi jika perdarahan tetap berlanjut.

  Bayi sungsang

  u

  Jika bayi presentasi bokong, lakukan ekstraksi kaki melalui luka insisi, selanjutnya lahirkan bahu seperti persalinan sungsang.

  u

  Kepala dilahirkan secara Mauriceau Smellie Veit.

  Perawatan Pasca tindakan

  u

  Jika terdapat tanda infeksi, berikan antibiotika kombinasi sampai pasien bebas demam selama 48 jam: Jika terdapat tanda infeksi, berikan antibiotika kombinasi sampai pasien bebas demam selama 48 jam:

  u

  Beri analgesik jika perlu.

  u

  Periksa tanda vital (tekanan darah, nadi, pernafasan dan keadaan umum), tinggi fundus, kontraksi uterus, kandung kemih, dan perdarahan tiap 15 menit pada satu jam pertama, 30 menit dalam 1 jam berikutnya, dan tiap

  1 jam dalam 4 jam berikutnya.

  u

  Jika dalam dalam 6 jam pemantauan: o Kondisi ibu stabil: Pindahkan ibu ke ruang rawat. o Kondisi tidak stabil: Lakukan evaluasi ulang untuk tindakan yang

  sesuai.

  u

  Catat seluruh tindakan dalam rekam medis.

  Perawatan selama rawat inap

  u

  Rawat gabung ibu dan bayi.

  u

  Periksa tanda vital (tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi napas, suhu

  LAMPIRAN A

  tubuh), produksi urin, dan perdarahan pervaginam setiap 6 jam selama

  24 jam dan setiap 8 jam selama 48 jam berikutnya jika kondisi ibu stabil.

  u

  Periksa kadar Hb setelah 24 jam dan melakukan transfusi bila Hb<8 gdL.

  u

  Pasien dipulangkan bila hasil pemantauan selama 3 x 24 jam dalam batas normal dan kadar Hb ≥ 8 gramdL.

  u

  Buat resume dalam rekam medis dan berikan pasien surat kontrol.

  CAtAtAn: Perhatikan kondisi pasien selama tindakan dan pasca persalinan. Komplikasi yang dapat timbul adalah • Perdarahan • Infeksi • Cidera pada janin • Cidera pembuluh darah • Cidera kandung kemih atau saluran gastrointestinal • Emboli air ketuban