VI-21
ISBN 978-602-71228-3-3
emisi gas buang diatur oleh beberapa ketentutan yang berlaku. Indonesia merupakan salah satu
Negara berkembang dimana mayoritas pengguna jalan menggunakan kendaraan pribadi. Akses
transportasi masal yang belum aman dan nyaman menjadikan kendaraan pribadi merupakan solusi
paling sesuai untuk mobilitas penduduk.
Resiko kesehatan yang dikaitkan dengan pencemaran udara di perkotaan secara umum,
banyak menarik perhatian dalam beberapa dekade belakangan ini. Di banyak kota besar, gas buang
kendaraan bermotor menyebabkan ketidaknyamanan pada orang yang berada di tepi jalan dan
menyebabkan masalah pencemaran udara pula. Kendaraan bermotor akan mengeluarkan berbagai
gas jenis maupun partikulat yang terdiri dari berbagai senyawa anorganik dan organik dengan
berat molekul yang besar yang dapat langsung terhirup
melalui hidung
dan mempengaruhi
masyarakat di jalan raya dan sekitarnya Tugaswati dkk, 1996.
Hasil analisa pada dua belas titik pengamatan di Kota Tegal menunjukkan bahwa beban pencemaran
udara di Kota Tegal cukup tinggi dihampir semua parameter emisi gas buang kendaraan bermotor
Saroso, 2011. Hal ini menjadi masalah yang diangkat pada penelitian ini.
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai keadaan emisi yang dihasilkan
oleh kendaraan pribadi khususnya motor dan mobil pribadi.
Diharapkan penelitan
ini dapat
menggambarkan mengenai keadaan emisi dan faktor yang berpengaruh terhadap emisi kendaraan
bermotor. Parameter yang digunakan dalam penelitian ini
adalah faktor usia kendaraan, jenis mesin, dan jenis bahan bakar. Hasil dari penelitian ini diharapkan
dapat memberikan gambaran dimana dengan melihat keadaan lalulintas pada suatu wilayah perkotaan,
dapatdiketahui
potensi polusi
udara yang
diakibatkan oleh emisi gas buang kendaraan. Gambaran mengenai keadaan emisi tersebut
diharapkan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap emisi gas buang kendaraan yang ada di
lingkungan dimana mereka tinggal.
II. METODOLOGI
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara random sampling dibeberapa ruas
jalan raya di Kota Tegal. Sampel diambil secara acak kepada kendaraan yang sedang lewat di jalan
raya kemudian diuji emisi gas buangnya. Alat uji emisi yang digunakan dalam penelitian
ini adalah alat uji yang langsung dimasukkan dalam saluran pembuangan emisi gas buang kendaraan
bermotor. Alat uji yang digunakan dalam penelitian sudah memenuhi standar anatara lain: alat uji harus
mampu mengukur kadar CO dan HC secara terus menerus
pada kendaraan
uji putaran
idle, pengoperasian alat uji harus mengikuti prosedur
pengoperasian alat uji, alat uji harus sudah melalui proses pemanasan, peralatan uji sebaiknya tidak
langsung kena matahari, hujan, atau angin, peralatan uji secara rutin mendapatkan perawatan rutin enam
bulan sekali, dan alat uji harus sudah dikalibrasi nol baik secara manual atau otomatis. Alat yang
digunakan adalah tipe Iyasaka dan Inova Ten 1000. Parameter yang digunakan antara lain CO, CO
2
, CO Corr, HC, dan O
2
untuk kendaraan dengan bahan bakar bensin, serta Opasitas dan Lambda untuk
kendaraan dengan bahan bakar solar atau bermesin diesel.
Konsentrasi CO adalah perbandingan volume dari karbon monoksida yang terkandung didalam gas
buang dan dinyatakan dengan persen . Konsentrasi HC adalah perbandingan volume dari
hidrokarbon HC dipersamakan dengan normal hexaneC
6
H
14
dalam gas buang dan dinyatakan dalam ppm part per milion. Konsentrasi CO
2
adalah perbandingan volume karbon dioksida yang terkandung dalam gas buang dan dinyatakan dalam
persen . Konsentrasi O
2
adalah perbandingan volume oksigen O
2
yang terkandung di dalam gas buang dan dinyatakan dalam persen . Nilai
Lambda adalah perbandingan campuran udara dengan bahan bakar dan dinyatakan tanpa satuan,
dan opasitas merupakan tingkat tembus cahaya dengan satuan persen Saroso, 2011. Baku Mutu
emisi yang digunakan adalah Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 20061
Agustus 2006.
Penanganan hasil uji emisi pada penelitian ini tidak hanya untuk mendapatkan data berapa besar
emisi kendaraan yang di uji dan membandingkannya dengan baku mutu. Akan tetapi ada tujuan lain yang
lebih baik antara lain menganalisa kondisi mesin berdasarkan
hasil uji
emisi tersebut,
menginformasikan kepada pemilik kendaraan bahwa emisi yang berlebihan berarti pemborosan bahan
bakar, jangka waktu perawatan kendaraan menjadi lebih pendek, oli pelumas mesin harus cepat diganti,
dan
apabila kondisi
dibiarkan terus
akan mengakibatkan mesin cepat menuju overhaul.
Pengambilan data pada penelitian ini tidak membedakan jenis sistem bahan bakarnya sehingga
VI-22
ISBN 978-602-71228-3-3
pengambilan sampel tidak dibatasi baik itu mesin kendaraan bermotor dengan sistem konvensional
maupun sistem bahan bakar injeksi. Sistem bahan bakar konvensional atau sering
disebut sistem injeksi mekanis dikarenakan injektor menyemprotkan secara terus menerus ke setiap
saluran masuk bahan bakar intake manifold. Sedangkan sistem bahan bakar tipe injeksi
merupakan
langkah inovasi
yang sedang
dikembangkan pada kendaraan bermotor. Sistem injeksi elektronik atau yang lebih dikenal dengan
sistem Electronic Gasoline Injection EFI, volume dan waktu penyemprotannya dilakukan secara
elektronik. Komponen-komponen yang digunakan untuk menyalurkan bahan bakar ke mesin terdiri dari
tangki bahan bakar fuel pump , saringan bahan bakar fuel filter, pipaslang penyalur pembagi,
pengatur tekanan bahan bakar fuel pressure regulator, dan injectorpenyemprot bahan bakar.
Sistem EFI kadang disebut juga dengan Electronic Gasoline InjectionEGI Bakeri dkk, 2012.
Sistem EFI secara ideal harus dapat mensuplai sejumlah bahan bakar yang disemprotkan agar dapat
bercampur dengan udara dalam perbandingan campuran yang tepat sesuai kondisi putaran dan
beban mesin, kondisi suhu kerja mesin dan suhu atmosfir saat itu. Sistem harus dapat mensuplai
jumlah bahan bakar yang bervariasi, agar perubahan kondisi operasi kerja mesin tersebut dapat dicapai
dengan unjuk kerja mesin yang tetap optimal Bakeri dkk, 2012.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN