Pengaruh perilaku dan budaya masyarakat nelayan dalam membentuk teritorialitas ruang Bentuk seting teritori yang dibentuk oleh masyarakat nelayan

VI-76 ISBN 978-602-71228-3-3 Gambar 2 : Kondisi eksisting lokasi penelitian Sumber : Dokumentasi Penulis, 2015

B. Pembahasan

1. Pengaruh perilaku dan budaya masyarakat nelayan dalam membentuk teritorialitas ruang

Edney 1976, dalam tipe dan derajat privasi tergantung pola perilaku dalam konteks budaya, dalam kepribadiannya serta aspirasi individu tersebut. Penggunaan dinding, screen, pembatas simbolik dan pembatas teritory nyata, juga jarak merupakan mekanisme untuk menunjukkan privacy dimana perancang lingkungan dapat mengontrol berbagai perubahan. Selanjutnya Altman dan Chemers, 1984 menjelaskan teritori termasuk di dalamnya adalah : a. Ada kontrol dan kepemilikan tempat atau objek secara sementara atau permanen, dalam pengelolaan hasil sumberdaya laut teluk Palu masyarakat nelayan mendapat tekanan dalam mengelola hasil tanggapannya, yaitu desakan pembangunan penataan wilayah pesisir sebagai ruang terbuka hijau. Gambar 3 : Kontrol kepemilikan tempat obyek secara sementara Sumber : Dokumentasi Penulis, 2015 b. Kepemilikan tempat seseorang atau kelompok, dari hasil wawancara dilapangan kepemilikan tempat pada wilayah pesisir sudah dilakukan secara turun temurun, sehingga kelompok- kelompok nelayan secara sepontan sudah terpatri menempati wilayahnya. Misalnya membangun tempat tinggal, tempat penjualan hasil tangkapan dan penambatan perahu sudah terpetakan. Gambar 4 : Kepemilikan seseorang atau kelompok Sumber : Dokumentasi Penulis, 2015

2. Bentuk seting teritori yang dibentuk oleh masyarakat nelayan

Kegiatan masyarakat dalam ruang-ruang permukiman membutuhkan settingwadah kegiatan berupa ruang. Ada dua belas atribut yang muncul dari interaksi manusia dan lingkungan yaitu; kenyamanan, sosialitas, visibilitas, aksesibilitas, rangsangan inderawi, kontrol, aktivitas, kesesakkan, adaptabilitas, makna dan legabilitas Weissman, 1981 Kondisi wilayah pesisir teluk Palu khususnya wilayah studi kampung Lere mengalami tekanan akibat pembangunan dan perkembangan ekonomi wilayah pesisir. Upaya-upaya perlawanan masyarakat nelayan tradisional dalam mempertahankan lingkungannya yaitu dengan melakukan seting teritori pada wilayah studi yang masuk dalam wilayah pengembangan wilayah pesisir oleh pemerintah Kota Palu. Behaviour setting kemudian dijabarkan lagi dalam dua bentuk HaryadiSetiawan, 1995 yaitu: 1. Sistem of setting, adalah sistem tempat atau diartikan sebagai rangkaian elemen-elemen fiscal atau spasial yang mempunyai hubungan tertentu dan terkait sehingga dipakai untuk kegiatan tertentu. Gambar 5 : Rangkaian elemen-elemen fiscal atau spasial Sistem of setting pada lokasi penelitian Sumber : Dokumentasi Penulis, 2015 2. Sistem of actifity, adalah sistem kegiatan yang diartikan sebagai suatu rangkaian perilaku yang sengaja dilakukan oleh satu atau beberapa orang. VI-77 ISBN 978-602-71228-3-3 Gambar : Rangkaian rangkaian perilaku Sistem of actifity pada lokasi penelitian Sumber : Dokumentasi Penulis, 2015

V. KESIMPULAN