Teori Nilai Tukar Kurs

ini adalah produk negara itu bagi pihak luar negeri menjadi murah, sedangkan harga impor bagi penduduk domestik menjadi lebih mahal. c. Devaluasi adalah tindakan penurunan nilai mata uang yang secara sengaja dilakukan oleh pemerintah suatu negara melalui bank sentral. Pada umumnya dilakukan untuk meningkatkan surplus neraca pembayaran dan perdagangan. d. Revaluasi adalah tindakan pemerintah dan atau bank sentral suatu negara untuk meningkatkan nilai mata uangnya. Hal ini biasanya dilakukan ketika inflasi sudah parah, daya beli masyarakat menurun drastis dan tingkat kepercayaan terhadap mata uang domestik semakin menurun.

2.3.4 Teori Nilai Tukar Kurs

Ada beberapa teori ekonomi yang membahas tentang nilai tukar uang Dominic, 1997 : 429 – 432 antara lain : 1. Pendekatan Perdagangan Elastis terhadap Pembentukan Nilai Tukar Pendekatan perdagangan elastis terhadap pembentukan nilai tukar ditentukan oleh besar kecilnya perdagangan barang dan jasa yang berlangsung diantara kedua negara tersebut. Menurut pendekatan ini, kurs equilibrium adalah kurs yang akan menyeimbangkan nilai ekspor dan impor dari suatu negara jika nilai impor negara tersebut lebih besar dari pada nilai ekspornya. Penurunan nilai tukar mata uang akan membuat harga dari berbagai komoditi ekspornya menjadi lebih murah bagi importir atau pihak asing sedangkan berbagai produk barang dan jasa impor menjadi lebih mahal bagi produk domestik. Akibatnya lambat laun ekspor negara tersebut akan mengalami kenaikan sedangkan impornya akan terus menurun sampai akhirnya nilai perdagangan internasional benar – benar seimbang, karena kecepatan proses penyesuaian ditentukan oleh seberapa responsif atau seberapa elastis impor dan ekspor tehadap perubahan – perubahan harga, maka pendekatan ini lebih populer dengan sebutan Pendekatan Elastisitas. 2. Teori Paritas Daya Beli Purchasing Power Parity Theory Teori paritas daya beli merumuskan bahwa kurs antara dua mata uang adalah identik dengan rasio dari tingkat harga umum dari kedua negara yang bersangkutan. Artinya, penurunan daya beli mata uang domestik akan diiringi dengan depresiasi mata uangnya secara proporsional dalam pasar valuta asing. Menurut teori ini, pasar valas berada pada kondisi keseimbangan apabila semua deposito atau simpanan dalam berbagai valas menawarkan tingkat imbalan yang sama. Kondisi dimana tingkat imbalan yang semua simpanan dalam berbagai valas sama disebut kondisi paritas suku bunga interest parity. Kenaikan suku bunga dari simpanan suatu mata uang domestik menyebabkan mata uang domestiknya tersebut mengalami depresiasi terhadap mata uang asing, dengan asumsi kondisi lainnya tetap perkiraan kurs dimasa datang tidak berubah. Namun demikian, asumsi yang digunakan tersebut dalam kenyataannya sangat tidak realistis. Sebab perubahan suku bunga senantiasa disertai dengan perubahan kurs dimasa yang akan datang. Oleh sebab itu, perkiraan kurs dimasa yang akan datang juga ditentukan oleh berbagai faktor ekonomi yang juga mengakibatkan perubahan suku bunga. 3. Pendekatan Moneter Monetary Approach Pendekatan moneter merumuskan bahwa nilai tukar tercipta dalam proses penyaman stok atau total permintaan dan penawaran mata uang nasional masing – masing negara. Penawaran uang di suatu negara diasumsikan dapat ditetapkan atau diciptakan secara independen oleh otoritas moneter dari negara bersangkutan. Namun sebaliknya, permintaan uang sangat ditentukan oleh tingkat pendapatan riil negara tersebut atau harga – harga umum yang berlaku. suku bunga equilibrium terbentuk pada titik perpotongan antara kurva permintaan dan penawaran uang yang ada di suatu negara. Jadi pendekatan moneter dapat juga dikatakan terlalu mengutamakan peranan uang sektor moneter dan cenderung mengabaikan peranan penting yang dimainkan oleh perdagangan barang dan jasa sebagai suatu faktor pokok yang dapat mempengaruhi besar kecilnya nilai tukar, khususnya jangka panjang. 4. Pendekatan Keseimbangan Portofolio Portofolio Balance Approach Merumuskan bahwa nilai tukar mata uang sesungguhnya terbentuk dalam proses dan penyeimbangan stok atau total permintaan dan penawaran asset – asset finansial dalam hal ini uang dipandang hanya merupakan salah satu bentuk dari sekian banyak jenis asset finansial. Dalam setiap negara asumsi yang dipergunakan dalam pendekatan ini adalah : a. Obligasi domestik dan obligasi luar negeri sebagai subtitusi yang tidak sempurna. b. Memperhitungkan arti penting perdagangan sektor riil. Menurut pendekatan ini, kenaikan penawaran uang di negara domestik akan mendorong terjadinya kemerosotan di negara yang bersangkutan, sehingga akan membuat para investor menukarkan obligasi domestiknya menjadi mata uang domestik dan obligasi luar negeri. Pembelian secara besar – besaran atas obligasi luar negeri itu dengan sendirinya menimbulkan depresiasi atas mata uang domestik. Selanjutnya depresiasi itu merangsang peningkatan ekspor negara domestik dan sekaligus menyurutkan impor. Hal ini menciptakan surplus perdagangan bagi domestik yang segera disusul oleh apresiasi mata uangnya. Apresiasi ini meredam sebagian depresiasi yang telah terjadi sebelumnya. Dengan demikian, pendekatan keseimbangan portofolio ini juga menjelaskan terjadinya lanjutan nilai tukar mata uang kurs. Namun tidak seperti pendekatan moneter, pendekatan keseimbangan portofolio ini juga menjelaskan secara eksplisit dan mengaitkan peran perdagangan dalam proses penyesuaian nilai tukar kurs dalam jangka panjang.

2.3.5 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Nilai Tukar Kurs