e. Atau, para pekerja tersebut memperoleh cukup pengalaman serta keterampilan
untuk membangun perusahaan nasional, yang sejenis yang mungkin lebih baik dan lebih terarah bagi peningkatan pembangunan di daerah – daerah lainnya,
dengan demikian mereka dapat menjadi pionir pelaksanaan proyek – proyek mutakhir di daerah – daerah yang ada di Indonesia atau memutakhirkan
perusahaan – perusahaan nasional yang telah ada di daerah – daerah. f.
Devisa Indonesia akan meningkat jumlahnya, pendapatan penduduk per kapita akan meningkat dan produk – produk kebutuhan rakyat banyak akan mudah
diperoleh di pasaran dengan mutunya yang lebih meningkat.
2.1.6 Usaha-usaha Pemerintah dalam Menarik Penanaman Modal Asing
Tidak ada satu negara pun di dunia yang rela untuk melepaskan sebagian mayor atau minor dari apa yang dimilikinya baik sebagai pinjaman, ataupun
bantuan kepada sesuatu negara yang tidak dipercayainya. Bertolak dari garis pemikiran yang sederhana inilah, maka tidak mengherankan kalau pemerintahan
orde baru sejak awal pemerintahannya telah melaksanakan langkah – langkah dan tindakan – tindakan untuk mengoreksi semua penyelewengan – penyelewengan
yang diakibatkan orde yang baru saja tenggelam dan selanjutnya berdaya upaya semaksimalnya agar segala kebijaksanaan dalam hubungan luar negeri atau antar
negara dapat berjalan semurni – murninya dalam makna politik bebas aktif yang berdasarkan Pancasila dan Undang – undang Dasar 1945.
Koreksi atas penyelewengan – penyelewengan di masa lampau, demi pulihnya nama baik bangsa Indonesia, malah dilakukan di segala bidang
kehidupan, jadi tidak hanya dilakukan di bidang hubungan luar negeri saja, tetapi
juga dalam hal ketertiban, kedisiplinan, kestabilan jalannya roda pemerintahan dan roda kehidupan masyarakat, ketenangan, ketentraman dan keamanan benar-
benar ditegakkan. Untuk menghilangkan keragu- raguan dunia luar yang ingin memberikan
bantuan – bantuan, baik berupa pinjaman – pinjaman, kerja sama di bidang perekonomian dan investasi – investasi lainnya, pemerintahan orde baru telah
mengundangkan Undang – undang No.1 tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing, yang mulai berlaku sejakn tanggal 10 Januari 1967.
Kembalinya Indonesia menjadi anggota PBB pada hakikatnya selain untuk menormalisasi hubungan antar bangsa – bangsa di bawah panji PBB, adalah juga
merupakan kebijaksanaan untuk meningkatkan hubungan kerjasama ekonomi terutama yang berkaitan dengan pelaksanaan pembangunan di tanah air kita. Juga
untuk mempererat kembali hubungan dan mendekatkan kembali saling pengertian antara negara – negara di dunia untuk membina kerjasama yang saling
menguntungkan dan yang bermanfaat bagi pelaksanaan stabilitas dan pembangunan Indonesia.
Dengan usaha-usaha di atas, kepercayaan internasional kepada Indonesia makin lama makin meningkat sehingga sampailah akhirnya pada kenyataan yang
menggembirakan, yaitu dengan terbentuknya Inter-Governmental Group to Indonesia IGGI yang beranggotakan negara - negara Australia, Belgia, Prancis,
Italia, Belanda, Inggris, Amerika Serikat, Selandia Baru, Kanada dan Jepang. Tujuan IGGI tidak lain dan tidak bukan untuk memberikan bantuan dan kerjasama
di bidang perekonomian dari negara - negara tersebut yang khusus kepada negara
yang tengah giat - giatnya melaksanakan pembangunan ekonomi guna meningkatkan taraf hidup rakyatnya.
Tentunya pihak IGGI pun telah memperhitungkan secara matang, bahwa pemberian bantuan tersebut akan dimanfaatkan dengan sebaik – baiknya, dengan
kepercayaan akan keberhasilannya mengingat potensi sumber – sumber kekayaan alam, potensi tenaga kerja, kemampuan tenaga – tenaga Indonesia untuk
menyerap teknologi mutakhir, sehingga proyek – proyek yang dilaksanakan akan memberikan keuntungan kepada kedua belah pihak.
Selain usaha – usaha mendapatkan bantuan dalam bentuk kerja sama multilateral, pemerintah Indonesia telah mengusahakan pula untuk melakukan
kerja sama bilateral dengan beberapa negara di dunia, disamping kerjasama dengan pihak swasta asing yang mau menanamkan modalnya di Indonesia.
2.2 Suku Bunga Internasional LIBOR