Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan diatas dan hasil pengamatan sementara pada KPRI UNIMED, peneliti akan mengkaji apakah hasil
penelitian ini akan konsisten dengan penelitian terdahulu atau akan memperoleh hasil yang sebaliknya, atau bahkan akan memberikan rekomendasi yang baru.
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk membahas masalah tersebut dengan
mengambil judul penelitian tentang ”Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia
KPRI Universitas Negeri Medan UNIMED”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah modal usaha mempengaruhi SHU pada KPRI UNIMED ?
2. Apakah modal kerja mempengaruhi SHU pada KPRI UNIMED ?
3. Apakah volume usaha mempengaruhi SHU pada KPRI UNIMED ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1.
Untuk mengetahui pengaruh modal usaha terhadap SHU pada KPRI UNIMED.
2. Untuk mengetahui pengaruh modal kerja terhadap SHU pada KPRI UNIMED.
3. Untuk mengetahui pengaruh volume usaha terhadap SHU pada KPRI
UNIMED.
Universitas Sumatera Utara
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini dilakukan, yaitu : 1.
Bagi para pengelola koperasi sebagai bahan masukan dalam pengelolaan keuangan agar di masa yang akan datang koperasi yang dikelolanya
mempunyai perkembangan dan manajemen keuangan yang lebih baik. 2.
Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi ataupun memberikan inspirasi untuk melakukan penelitian sejenis dengan
mengembangkan variabel.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis 1. Sisa Hasil Usaha SHU
a. Pengertian Sisa Hasil Usaha
Menurut UU No. 25 Tahun 1992 Pasal 1 dan 2 “Sisa Hasil Usaha SHU adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam waktu satu tahun
buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya
termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan”.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No.27 menyebutkan bahwa Perhitungan Hasil Usaha PHU adalah perhitungan
hasil usaha yang menyajikan informasi mengenai pendapatan dan beban- beban usaha dan beban perkoperasian selama periode tertentu. Perhitungan
hasil usaha menyajikan hasil akhir yang disebut Sisa Hasil Usaha SHU. Sisa hasil usaha yang diperoleh mencakup hasil usaha dengan anggota dan
laba atau rugi kotor dengan non anggota. Istilah perhitungan hasil usaha digunakan mengingat manfaat dari usaha koperasi tidak semata-mata
diukur dari sisa hasil usaha atau laba tetapi lebih ditentukan pada manfaat bagi anggota.
Usaha koperasi yang utama diarahkan pada bidang usaha yang berkaitan langsung dengan kepentingan anggota baik untuk menunjang
usaha maupun kesejahteraan anggotanya. Berkaitan dengan hal tersebut,
7
Universitas Sumatera Utara
maka pengelolaan usaha koperasi harus dilakukan dengan produktif, efektif, dan efisien. Dalam arti koperasi harus mempunyai kemampuan
mewujudkan pelayanan usaha yang dapat meningkatkan nilai tambah dan manfaat yang sebesar-besarnya terhadap anggota dan masyarakat pada
umumnya dengan tetap mempertimbangkan untuk memperoleh SHU yang wajar.
Sebagai suatu badan usaha, koperasi di dalam menjalankan kegiatan usahanya tentu saja menghendaki untuk mendapatkan keuntungan atau
sisa hasil usaha yang cukup banyak. Oleh karena itu, sebaiknya SHU tersebut tidak dibagikan habis kepada anggota melainkan disisihkan
sebagian untuk cadangan koperasi yang selanjutnya bisa dipergunakan untuk menambah modal koperasi. Apabila modal koperasi bertambah
besar, maka dengan sendirinya lingkup usaha koperasi menjadi besar pula. Perolehan SHU akan terlihat pada laporan keuangan yang
merupakan bagian dari laporan tahunan koperasi pada setiap akhir periode akuntansi suatu koperasi. SHU memperlihatkan hasil yang telah dicapai
oleh suatu koperasi selama periode tertentu dalam satu tahun buku, yang menggambarkan kinerja keuangan koperasi dan manajemen koperasi,
dalam hal ini pengurus. Sebuah koperasi dikatakan baik atau berkembang bukan hanya
dilihat dari perolehan SHU saja, tetapi juga dilihat dari rancangan anggaran pendapatan, biaya dan kerja RAPBK koperasi yang telah
disetujui dalam rapat anggota tahunan sebelumnya dibandingkan dengan
Universitas Sumatera Utara
realisasi yang dicapai, hal ini tergambar dalam laporan tahunan koperasi dimaksud.
Faktor lain yang tidak kalah penting adalah pelayanan terhadap anggota. Koperasi yang dapat melayani anggota dengan sebaik-baiknya
dapat dikatakan berhasil. Namun sebagai badan usaha yang tidak semata- mata mengejar besarnya SHU, koperasi juga dituntut untuk dapat sejajar
dengan badan usaha lain yang berorientasi kepada keuntungan. Untuk itu pengurus harus bekerja keras dan mempunyai manajemen yang handal
sehingga dapat menghasilkan pelayanan maupun SHU yang layak. Motivasi usaha koperasi adalah memberikan pelayanan kepada
anggota dan berusaha pula untuk dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat. Pelayanan tersebut meliputi berbagai fungsi ekonomi atas
berbagai jenis usaha yang dibutuhkan oleh para anggotanya. Salah satu sendi dasar koperasi yang mengatur keuntungan pada koperasi yaitu SHU
dibagikan tidak hanya kepada pemilik modal dan pengelola, tetapi juga dibagikan kepada anggota yang berpartisipasi aktif dalam menghasilkan
SHU tersebut yang biasa disebut dengan jasa usaha, selain itu juga disisihkan untuk dana sosial, dana pendidikan, dana pembangunan daerah
kerja PEMDAKER, dan dana cadangan.
b. Pembagian Sisa Hasil Usaha
Pada dasarnya SHU yang diperoleh koperasi disetiap tahunnya dibagi sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan pada Anggaran
Universitas Sumatera Utara
DasarAnggaran Rumah Tangga koperasi yang bersangkutan. Acuan dasar untuk membagi SHU adalah prinsip-prinsip dasar koperasi yang
menyebutkan bahwa pembagian SHU dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya kontribusi jasa usaha masing-masing anggota.
Anggaran Dasar Koperasi dari Departemen Koperasi dan UKM republik Indonesia menjelaskan bahwa pembagian SHU yang berasal dari
usaha yang diselenggarakan untuk anggota koperasi saja yang boleh dibagikan kepada para anggota, sedang sisa hasil usaha yang berasal dari
usaha koperasi yang diselenggarakan untuk bukan anggota, misalnya dari hasil pelayanan terhadap pihak ketiga tidak boleh dibagikan kepada
anggota karena bagian ini bukan diperoleh dari jasa anggota, SHU ini digunakan untuk pembiayaan-pembiayaan tertentu lainnya.
Pembagian Sisa Hasil Usaha koperasi diatur sebagai berikut : a.
Sisa Hasil Usaha yang berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota, dibagikan untuk :
1 Cadangan koperasi
2 Para Anggota, sebanding dengan jasa yang diberikan masing-
masing 3
Dana Pengurus 4
Dana Pegawai karyawan 5
Dana pendidikan koperasi 6
Dana Sosial 7
Dana Pembangunan Daerah kerja
Universitas Sumatera Utara
b. Sisa Hasil usaha yang berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk
bukan anggota, dibagikan untuk : 1 Cadangan koperasi
2 Dana Pengurus 3 Dana Pegawaikaryawan
4 Dana Pendidikan Koperasi 5 Dana Sosial
6 Dana Pembangunan Daerah Kerja SHU tidak dapat dibagi habis, karena pembagian SHU dalam
koperasi telah dibatasi oleh ketentuan yang tertuang dalam Anggaran Dasar AD yang disepakati oleh anggota pada saat pertama kali pendirian
koperasi atau telah mengalami perubahan dan diberlakukan sebagai landasan penentuan pembagian SHU. Pada umumnya rapat anggota
memutuskan SHU tahun buku yang bersangkutan tetap tinggal dalam rekening simpanan masing-masing anggota, ditahan untuk digunakan
sebagai pemupukan modal. Inilah yang disebut dengan cadangan koperasi. Cara penggunaan sisa hasil usaha di atas, kecuali cadangan diatur
dalam Anggaran Dasar dengan mengutamakan kepentingan koperasi yang bersangkutan. Cadangan ini dimaksudkan untuk memupuk modal koperasi
sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi sesuai dengan Keputusan Rapat Anggota.
Penggunaan Dana Sosial diatur oleh Rapat Anggota dan dapat diberikan antara lain pada fakir miskin, yatim piatu atau usaha-usaha
Universitas Sumatera Utara
sosial lainnya. Perihal zakat dapat diatur oleh koperasi yang bersangkutan dalam Anggaran Dasar maupun ketentuan-ketentuan lain dari koperasi.
Penggunaan Dana Pembangunan Daerah dilakukan setelah mengadakan konsultasi dengan pihak Pemerintah Daerah setempat.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No.27 menyebutkan bahwa pembagian SHU harus dilakukan pada akhir periode
pembukuan. Jumlah yang dialokasikan selain untuk koperasi diakui sebagai kewajiban. Dalam hal pembagian tidak dapat dilakukan karena
jenis dan jumlah pembagiannya belum diatur secara jelas dalam anggaran dasar atau anggaran rumah tangga, tetapi harus menunggu rapat anggota,
maka SHU tersebut dicatat sebagai SHU belum dibagi dan harus dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan.
Menurut Sitio dan Tamba 2002 secara umum SHU koperasi dibagi untuk:
a. Cadangan koperasi
Cadangan koperasi merupakan bagian dari penyisihan SHU yang tidak dibagi dan dapat digunakan untuk memupuk modal sendiri
serta untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan.
b. Jasa Anggota
Anggota di dalam koperasi memiliki fungsi ganda yaitu sebagai pemilik owner dan sekaligus sebagai pelanggan customer.
Dengan demikian, SHU yang diberikan kepada anggotanya berdasar atas 2 dua kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh
anggota sendiri, yaitu : a.
SHU atas jasa modal, adalah SHU yang diterima oleh anggota karena jasa atas penanaman modalnya simpanan didalam
koperasi.
b. SHU atas jasa usaha, adalah SHU yang diterima oleh anggota
karena jasa atas transaksi yang dilakukan sebagai pelanggan di dalam koperasi.
c. Dana Pengurus
Dana pengurus adalah SHU yang disisihkan untuk pengurus atas balas jasanya dalam mengelola organisasi dan usaha koperasi.
d. Dana Pegawai
Universitas Sumatera Utara
Dana Pegawai adalah penyisihan SHU yang digunakan untuk membayar gaji pegawai yang bekerja dalam koperasi.
e. Dana Pendidikan
Dana pendidikan adalah penyisihan SHU yang digunakan untuk membiayai pendidikan pengurus, pengelola, dan pegawai
koperasi sebagai upaya meningkatkan kemampuan dan keahlian Sumber Daya Manusia dalam mengelola koperasi.
f. Dana Sosial
Dana sosial adalah penyisihan SHU yang dipergunakan untuk membantu anggota dan masyarakat sekitar yang tertimpa
musibah.
g. Dana Pembangunan Daerah Kerja
Dana Pembangunan Daerah Kerja adalah penyisihan SHU yang dipergunakan untuk mengembangkan daerah kerjanya.
2. Modal Usaha Koperasi
Modal sangat diperlukan dalam melakukan kegiatan usaha, sehingga tercapai hasil yang diinginkan. Tanpa adanya modal, aktivitas usaha tidak
dapat dijalankan. Biasanya semakin luas jangkauan usaha dan semakin banyak bidang yang ditangani, maka dibutuhkan modal yang besar pula.
Menurut Purwanto 1986, “modal dalam arti sempit adalah sejumlah dana atau sejumlah nilai uang yang dipergunakan dalam
membelanjai semua keperluan usaha. Sedangkan dalam arti luas modal adalah semua peralatan yang berupa uang atau barang yang
diperlukan untuk menjalankan usaha lebih lanjut.”
Koperasi akan berjalan jika memiliki modal yang memadai. Secara umum permodalan koperasi terdiri atas modal sendiri, modal pinjaman, serta
modal penyertaan.
a. Modal Sendiri
Modal sendiri adalah modal yang berasal dari perusahaan itu sendiri cadangan laba atau berasal dari pengambil bagian, peserta atau pemilik
modal saham, modal peserta, dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Wasis 1983 : Ditinjau dari wujudnya modal koperasi dapat berupa modal yang
berwujud dan modal yang tak berwujud. Modal yang berwujud adalah harta berwujud yang dapat dinilai dengan uang yang
digunakan untuk menjalankan usaha seperti uang tunai, alat-alat produksi , mesin, gedung dan sebagainya. Sedangkan modal tak
berwujud adalah harta berwujud yang tidak dapat dinilai dengan uang, missal hak-hak istimewa atau posisi yang menguntungkan
koperasi untuk memeperoleh pendapatan.
Modal sendiri dalam koperasi bersumber dari : 1
Simpanan Pokok Simpanan pokok adalah simpanan yang sudah ditentukan jumlahnya
dan sama besarnya bagi setiap anggota, serta diwajibkan kepada anggota untuk menyerahkan kepada koperasi pada waktu masuk
menjadi anggota. 2
Simpanan Wajib Simpanan Wajib adalah simpanan yang sudah ditentukan jumlahnya
dan wajib disimpan oleh setiap anggota pada waktu tertentu. Simpanan wajib hanya boleh diambil kembali dengan cara yang telah ditentukan
dalam anggaran dasar, supaya modal koperasi tidak goyah 3
Dana Cadangan Dana cadangan merupakan bagian dari penyisihan SHU yang tidak
dibagikan kepada anggotanya yang dimaksudkan untuk memupuk modal sendiri serta dapat untuk menutup kerugian koperasi bila
diperlukan.
Universitas Sumatera Utara
4 Hibah
Hibah merupakan transfer pemberian dana dari pihak lain secara gratis yaitu tidak ada kewajiban bagi koperasi untuk membayar
kembali baik berupa pokok pemberian maupun jasa yang dapat dikategorikan sebagai hibah pada koperasi adalah hadiah, penghargaan
dan pemberianbantuan lainnya yang tidak disertai dengan ikatan.
b. Modal Pinjaman
Untuk mengembangkan usaha, koperasi dapat mempergunakan modal pinjaman dengan memperhatikan kelayakan atau kelangsungan
usahanya. Modal pinjaman adalah sejumlah uang atau barang dengan nilai tertentu yang diperoleh dari luar koperasi atas dasar perjanjian hutang
antara koperasi dan pihak yang bersangkutan. Pinjaman atau kredit ini digunakan sebagai tambahan modal bagi usaha koperasi, dengan catatan
bahwa pinjaman harus dikembalikan dan atau diangsur disertai bunga.
Menurut Sitio dan Tamba 2001 Modal pinjaman bersumber dari: a.
Anggota, yaitu pinjaman dari anggota ataupun calon anggota koperasi yang bersangkutan.
b. Koperasi lainnya dan atau anggotanya, yaitu pinjaman dari
koperasi lainnya dan atau anggotanya yang didasari dengan perjanjian kerja sama antara koperasi.
c. Bank dan lembaga keuangan lainnya, yaitu pinjaman dari bank
dan lembaga keuangan lainnya yang dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
d. Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya, yaitu dana yang
diperoleh dari penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Universitas Sumatera Utara
e. Sumber lain yang sah, yaitu pinjaman yang diperoleh dari
bukan anggota yang dilakukan tanpa melalui penawaran secara umum.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa modal pinjaman dapat berupa, Simpanan Sukarela BerjangkaBerjasa SSB yang berasal dari
anggota, pinjaman dari koperasi primer lainnya ataupun dari koperasi sekunder, pinjaman bank atau lembaga keuangan non bank dan utang
wesel ataupun obligasi yang berasal dari pihak luar. Dalam pengambilan modal pinjaman harus mempertimbangkan
faktor- faktor tertentu. Pertimbangan ini harus memikirkan dengan matang resiko- resiko yang dapat mengurangi perolehan SHU koperasi.
c. Modal Penyertaan
Koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat dan sebagai badan usaha perlu mengembangkan diri dan memperluas kegiatan usahanya. Oleh
karena itu, koperasi perlu memperkuat struktur permodalannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan koperasi untuk memperkuat struktur
permodalannya yaitu dengan cara melibatkan pihak luar untuk menanamkan modal di dalam koperasi dalam bentuk modal penyertaan.
Menurut Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 1998 Pasal 1 Modal penyertaan adalah sejumlah uang atau barang modal yang
dapat dinilai dengan uang yang ditanamkan oleh pemodal untuk menambah dan memperkuat struktur permodalan koperasi dalam
meningkatkan kegiatan usahanya. Pemodal adalah pihak yang menanamkan modal penyertaan pada koperasi.
Universitas Sumatera Utara
Pemodal turut menanggung resiko dan bertanggung jawab terhadap kerugian usaha yang dibiayai modal penyertaan sebatas nilai modal
penyertaan yang ditanamkannya dalam koperasi. Apabila koperasi memperoleh keuntungan dari usaha yang dibiayai modal penyertaan, maka
pemodal juga berhak memperoleh keuntungan tersebut. Untuk memperkuat struktur permodalan, koperasi dapat memupuk
modal melalui modal penyertaan yang berasal dari : a. Pemerintah;
b. anggota masyarakat; c. badan usaha, dan badan-badan lainnya.
Koperasi Pegawai Republik Indonesia KPRI UNIMED tidak melibatkan pihak luar dalam pemupukan modalnya. Sehingga modal
penyertaan bukan merupakan sumber modal KPRI UNIMED. Sumber modal dalam KPRI UNIMED hanya berasal dari modal sendiri dan modal
pinjaman. Oleh karena itu, modal penyertaan tidak turut disertakan dalam penelitian ini.
3. Modal Kerja a. Pengertian Modal Kerja
Modal kerja adalah kekayaan atau aktiva yang diperlukan oleh perusahaan untuk menyelenggarakan kegiatan sehari-hari yang selalu
berputar dalam periode tertentu Gitosudarmo, 1999. Modal kerja
Universitas Sumatera Utara
menurut Riyanto 1999 dikemukakan dengan adanya tiga konsep yakni : Konsep Kuantitatif, Konsep Kualitatif dan Konsep Fungsional.
Dalam konsep kuantitatif, pengertian modal kerja adalah meliputi semua aktiva lancar. Aktiva lancar adalah aktiva yang memiliki
tingkat perputaran pendek yaitu kurang dari satu tahun. Aktiva lancar tersebut berupa kas, piutang, persediaan maupun persekot
biaya. Pada konsep kualitatif, pengertian modal kerja adalah meliputi aktiva lancar yang benar-benar digunakan untuk kegiatan
operasional, yaitu setelah dikurangi dengan hutang lancar. Jadi, modal kerja merupakan kelebihan aktiva lancar atas hutang lancar.
Sedangkan konsep fungsional, modal kerja merupakan modal yang benar-benar digunakan untuk menghasilkan pendapatan berjalan
current income dalam satu periode akuntansi saja bukan untuk periode selanjutnya future income.
b. Fungsi dan Peran Modal Kerja
Tersedianya modal kerja yang segera dapat dipergunakan dalam operasi tergantung pada sifat aktiva lancar yang dimiliki, seperti: kas,
piutang, dan persediaan. Tetapi modal kerja harus cukup artinya harus mampu membiayai pengeluaran-pengeluaran perusahaan sehari-hari,
karena dengan modal yang cukup akan menguntungkan bagi perusahaan untuk beroperasi secara efisien dan koperasi tidak mengalami kesulitan
keuangan. Menurut Munawir 2000, modal kerja yang cukup akan
memberikan beberapa keuntungan bagi koperasi. Keuntungan tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai dari aktiva lancar.
2. Memungkinkan untuk dapat membayar semua kewajiban tepat
pada waktunya cukup. 3.
Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk melayani konsumen.
4. Memungkinkan bagi koperasi untuk memberikan syarat kredit
yang menguntungkan para langganan.
Universitas Sumatera Utara
5. Menjamin dimilikinya kredit perusahaan yang semakin besar
dan memungkinkan bagi perusahaan untuk menghadapi bahaya atau kesulitan keuangan yang mungkin terjadi.
6. Memungkinkan bagi koperasi untuk dapat beroperasi dengan
lebih efisien karena tidak ada lagi kesulitan untuk memperoleh barang maupun jasa yang dibutuhkan.
Namun, kelebihan modal kerja juga tidak baik bagi perusahaan. Seperti yang dikemukakan oleh syahyunan 2003 bahwa kelebihan atas
modal kerja mengakibatkan kemampuan laba menurun sebagai akibat lambatnya perputaran dana perusahaan.
c. Macam-macam Modal Kerja
Modal kerja merupakan kekayaan atau aktiva yang diperlukan oleh perusahaan untuk menyelenggarakan kegiatan sehari-hari yang selalu
berputar dalam periode tertentu. Menurut Indriyo 2002, modal kerja dalam suatu perusahaan dapat
digolongkan menjadi: a.
Modal kerja permanen Permanent-Working Capital, yaitu modal kerja yang harus selalu ada pada perusahaan agar dapat
berfungsi dengan baik dalam satu periode akuntansi. Modal kerja permanen terbagi menjadi dua:
1 Modal kerja primer Primary-Working Capital adalah
sejumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaaan untuk menjamin kelangsungan kegiatan
usahanya.
2 Modal kerja normal Normal-Working Capital yaitu
sejumlah modal kerja yang dipergunakan untuk dapat menyelenggarakan kegiatan produksi pada kapasitas normal.
Kapasitas normal mempunyai pengertian yang fleksibel menurut kondisi perusahaan.
b. Modal kerja variabel Variable-Working Capital, yaitu modal
kerja yang dibutuhkan saat-saat tertentu dengan jumlah yang
Universitas Sumatera Utara
berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan dalam satu periode.
Modal kerja variabel dapat dibedakan:
1 Modal kerja musiman Seasonal-Working capital yaitu
sejumlah modal kerja yang besarnya berubah-ubah disebabkan oleh perubahan musim.
2 Modal kerja siklis Cyclical-Working Capital yaitu sejumlah
modal kerja yang besarnya berubah-ubah disebabkan oleh perubahan permintaan produk.
3 Modal kerja darurat Emergency-Working Capital yaitu
modal kerja yang besarnya berubah-ubah yang penyebabnya tidak diketahui sebelumnya.
d. Komponen Modal Kerja
Menurut Soeprihanto 1997, modal kerja memiliki unsur-unsur sebagai berikut:
a. Uang kas atau yang ada di bank
b. Surat-surat berharga yang cepat dapat dijadikan uang kas
c. Piutang-piutang dagang
d. Persediaan barang
Dalam penelitian ini, penulis hanya membahas dua unsur dari modal kerja yaitu kas dan piutang, karena kedua komponen tersebut merupakan
komponen pokok dalam perputaran modal kerja pada KPRI UNIMED.
4. Volume Usaha
Menurut Sitio 2001, “volume usaha adalah total nilai penjualan atau penerimaan dari barang dan jasa pada suatu periode atau tahun buku yang
bersangkutan”. Dengan demikian volume usaha koperasi adalah akumulasi nilai penerimaan barang dan jasa dari awal tahun buku hingga akhir tahun
buku yang bersangkutan.
Universitas Sumatera Utara
Lapangan usaha koperasi telah ditetapkan pada UU No. 251992, pasal 43 yaitu:
1. Usaha koperasi adalah usaha yang berkaitan langsung dengan kepentingan
anggota untuk meningkatkan bisnis dan kesejahteraan. Pada hal ini, konsep ideal koperasi seperti digambarkan sebelumnya masih seirama
dengan ketentuan-ketentuan dalam perundang-undangan. 2.
Kelebihan kemampuan pelayanan koperasi dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang bukan anggota koperasi.
3. Koperasi menjalankan kegiatan usaha dan berperan utama disegala bidang
kehidupan ekonomi rakyat. Menurut Sitio 2001 :
“Aktivitas ekonomi koperasi pada hakekatnya dapat dilihat dari besarnya volume usaha koperasi tersebut. Kegiatan atau usaha yang
dilakukan oleh koperasi memberikan manfaat yang sebesar-besarnya terutama bagi anggota koperasi dan masyarakat pada umumnya. Usaha
atau kegiatan yang dilakukan tersebut dapat dilihat dari besarnya volume usaha yang nantinya akan berpengaruh terhadap perolehan
laba atau sisa hasil usaha koperasi”.
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu 1. Retno Septiasih 2009
Penelitian yang dilakukan oleh Septiasih menganalisis pengaruh modal sendiri, modal pinjaman, dan volume usaha terhadap SHU pada KPRI di
Kabupaten Rebang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga variabel bebas secara serempak mempengaruhi SHU. Secara parsial variabel volume
usaha lebih dominan mempengaruhi SHU.
2. Fidha Fajarwati 2002
Universitas Sumatera Utara
Fidha Fajarwati melakukan penelitian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi SHU pada KUD Turen, Malang. Variabel bebas dalam
penelitian yang dilakukan oleh Fajarwati adalah modal usaha dan total aktiva. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serempak modal usaha dan total
aktiva mempengaruhi SHU, dengan modal usaha sebagai bariabel yang lebih dominan mempengaruhi SHU.
3. Dian Sukmalega 2009
Penelitian yang dilakukan oleh Dian sukmalega menganalisis pengaruh permodalan dan volume usaha terhadap SHU pada Koperasi Pegawai Negeri
KPN di Kabupaten Solok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serempak variabel permodalan dan volume usaha berpengaruh secara
signifikan terhadap SHU, dengan variabel volume usaha yang mempunyai pengaruh dominan.
Penelitian terdahulu secara ringkas disajikan kembali secara komprehensif sebagai berikut :
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
No. Nama Peneliti Judul
Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
1. Retno Septiasih
2009 Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha
pada Koperasi Pegawai Republik
Indonesia di Kabupaten
Rembang Modal
Sendiri, Modal
Asing, Volume
Usaha, Sisa Hasil Usaha
variabel modal sendiri, modal
asing, dan volume usaha secara
serempak mempengaruhi
SHU pada KPRI di Kab.Rembang.
Secara parsial, variabel volume
usaha lebih dominan
Universitas Sumatera Utara
mempengaruhi SHU.
2. Fidha Fajarwati
2002 Analisa Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi
Sisa Hasil Usaha Pada KUD
“TUREN” di Kecamatan Turen
Kabupaten Malang Modal
usaha, Total aktiva, dan
Sisa
Hasil Usaha
Variabel modal usaha dan total
aktiva secara serempak
berpengaruh terhadap Sisa Hasil
Usaha SHU KUD “TUREN” Malang.
Variabel modal lebih dominan
mempengaruhi SHU
3. Dian Sukmalega
2009 Pengaruh
Permodalan dan Volume Usaha
terhadap Sisa Hasil Usaha
Koperasi Pegawai Negeri di
Kabupaten Solok Sumatera Barat.
Permodalan, Volume
Usaha, dan Sisa Hasil
Usaha. Permodalan dan
volume usaha berpengaruh
signifikan terhadap SHU, dengan
koefisisen determinsi 56,7
dan sisanya 43,3.
C. Kerangka Konseptual