menurut Riyanto 1999 dikemukakan dengan adanya tiga konsep yakni : Konsep Kuantitatif, Konsep Kualitatif dan Konsep Fungsional.
Dalam konsep kuantitatif, pengertian modal kerja adalah meliputi semua aktiva lancar. Aktiva lancar adalah aktiva yang memiliki
tingkat perputaran pendek yaitu kurang dari satu tahun. Aktiva lancar tersebut berupa kas, piutang, persediaan maupun persekot
biaya. Pada konsep kualitatif, pengertian modal kerja adalah meliputi aktiva lancar yang benar-benar digunakan untuk kegiatan
operasional, yaitu setelah dikurangi dengan hutang lancar. Jadi, modal kerja merupakan kelebihan aktiva lancar atas hutang lancar.
Sedangkan konsep fungsional, modal kerja merupakan modal yang benar-benar digunakan untuk menghasilkan pendapatan berjalan
current income dalam satu periode akuntansi saja bukan untuk periode selanjutnya future income.
b. Fungsi dan Peran Modal Kerja
Tersedianya modal kerja yang segera dapat dipergunakan dalam operasi tergantung pada sifat aktiva lancar yang dimiliki, seperti: kas,
piutang, dan persediaan. Tetapi modal kerja harus cukup artinya harus mampu membiayai pengeluaran-pengeluaran perusahaan sehari-hari,
karena dengan modal yang cukup akan menguntungkan bagi perusahaan untuk beroperasi secara efisien dan koperasi tidak mengalami kesulitan
keuangan. Menurut Munawir 2000, modal kerja yang cukup akan
memberikan beberapa keuntungan bagi koperasi. Keuntungan tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai dari aktiva lancar.
2. Memungkinkan untuk dapat membayar semua kewajiban tepat
pada waktunya cukup. 3.
Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk melayani konsumen.
4. Memungkinkan bagi koperasi untuk memberikan syarat kredit
yang menguntungkan para langganan.
Universitas Sumatera Utara
5. Menjamin dimilikinya kredit perusahaan yang semakin besar
dan memungkinkan bagi perusahaan untuk menghadapi bahaya atau kesulitan keuangan yang mungkin terjadi.
6. Memungkinkan bagi koperasi untuk dapat beroperasi dengan
lebih efisien karena tidak ada lagi kesulitan untuk memperoleh barang maupun jasa yang dibutuhkan.
Namun, kelebihan modal kerja juga tidak baik bagi perusahaan. Seperti yang dikemukakan oleh syahyunan 2003 bahwa kelebihan atas
modal kerja mengakibatkan kemampuan laba menurun sebagai akibat lambatnya perputaran dana perusahaan.
c. Macam-macam Modal Kerja
Modal kerja merupakan kekayaan atau aktiva yang diperlukan oleh perusahaan untuk menyelenggarakan kegiatan sehari-hari yang selalu
berputar dalam periode tertentu. Menurut Indriyo 2002, modal kerja dalam suatu perusahaan dapat
digolongkan menjadi: a.
Modal kerja permanen Permanent-Working Capital, yaitu modal kerja yang harus selalu ada pada perusahaan agar dapat
berfungsi dengan baik dalam satu periode akuntansi. Modal kerja permanen terbagi menjadi dua:
1 Modal kerja primer Primary-Working Capital adalah
sejumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaaan untuk menjamin kelangsungan kegiatan
usahanya.
2 Modal kerja normal Normal-Working Capital yaitu
sejumlah modal kerja yang dipergunakan untuk dapat menyelenggarakan kegiatan produksi pada kapasitas normal.
Kapasitas normal mempunyai pengertian yang fleksibel menurut kondisi perusahaan.
b. Modal kerja variabel Variable-Working Capital, yaitu modal
kerja yang dibutuhkan saat-saat tertentu dengan jumlah yang
Universitas Sumatera Utara
berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan dalam satu periode.
Modal kerja variabel dapat dibedakan:
1 Modal kerja musiman Seasonal-Working capital yaitu
sejumlah modal kerja yang besarnya berubah-ubah disebabkan oleh perubahan musim.
2 Modal kerja siklis Cyclical-Working Capital yaitu sejumlah
modal kerja yang besarnya berubah-ubah disebabkan oleh perubahan permintaan produk.
3 Modal kerja darurat Emergency-Working Capital yaitu
modal kerja yang besarnya berubah-ubah yang penyebabnya tidak diketahui sebelumnya.
d. Komponen Modal Kerja