12
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Status gizi balita merupakan hal penting yang harus diketahui oleh setiap orang tua. Perlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang di usia balita
didasarkan fakta bahwa kurang gizi yang terjadi pada masa emas ini bersifat ireversibel tidak dapat pulih. Khomsan A, 2007
Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan
pelayanan kesehatan saja. Penyebab timbulnya masalah gizi adalah multifaktor, oleh karena itu pendekatan penanggulangannya harus melibatkan berbagai sektor
yang terkait. Konsep Masalah Gizi, 2009 Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan
tingkat kesejahteraan masyarakat. Depkes, 2005 Pada dasarnya ada beberapa penyebab perubahan status gizi balita, bukan hanya disebabkan oleh kondisi
kesehatan saja, tetapi juga oleh faktor-faktor lain di luar kesehatan sangat mempengaruhi, seperti kesejahteraan, pendidikan, lapangan kerja, dan lain-lain.
Dinkes Kabupaten Tangerang, 2008 Menurut Susenas 1989-2003, prevalensi status gizi kurang pada balita di
Indonesia pada tahun 2000 sebanyak 24.7 17.904.128 dari 203.456.005 balita, mengalami peningkatan menjadi 26.1 18.134.208 dari 206.070.543
balita pada tahun 2001. Tahun 2003 prevalensi gizi kurang pada balita sebesar 27,5 18.608.762
dari 211.463.203 balita, kondisi ini jauh lebih baik dibandingkan dengan tahun 1989 yaitu sebesar 37,5, atau terjadi penurunan
sebesar 10 . Azrul A, 2004 Tahun 2007, terjadi peningkatan perbaikan status gizi Nasional sehingga prevalensi status gizi kurang menurun menjadi 13.
Riskesdas, 2007
13 Tabel 1.1 Prevalensi Status Gizi Balita Berdasarkan Berat Badan Terhadap
Umur BBU di Pulau Jawa Tahun 2007 Riskesdas, 2007
No Provinsi
Status Gizi Balita Gizi Buruk
Gizi Kurang Gizi Baik
Gizi Lebih 1
DKI Jakarta 2.9
10 80.6
6.5 2
Jawa Barat 3.7
11.3 81.5
3.5 3
Jawa Tengah 4
12 80.4
3.6 4
DI Yogyakarta 2.4
8.5 85
4 5
Jawa Timur 4.8
12.6 78
4.5 6
Banten 4.4
12.2 79.9
3.4
Ciputat merupakan sebuah kecamatan di Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten, Indonesia. Sebelum Kota Tangerang Selatan menjadi kota otonom pada
tahun 2008, Ciputat merupakan kecamatan dari Kabupaten Tangerang. Wikipedia, 2010 Dari gambaran status gizi balita di Kabupaten Tangerang pada
tahun 2005-2007 menunjukkan bahwa penurunan untuk gizi kurang menjadi 6,33 dibandingkan pada tahun sebelumnya yaitu 19,61. Dinkes Kabupaten
Tangerang, 2008
Gambar 1. Status Gizi Balita di Kabupaten Tangerang Tahun 2005-2007 Dinkes Kabupaten Tangerang, 2008
Keadaan gizi buruk ini sebenarnya dapat dapat diawali dengan antisipasi pada balita dengan status rawan gizi yaitu status gizi kurang. Penyebab lain
terjadinya kurang gizi adalah keengganan orang tua untuk membawa balitanya ke posyandu untuk diperiksa perkembangan kesehatannya. Siswono, 2006
Pada tahun 2008, sekitar 43 balita di wilayah Kecamatan Ciputat mengalami gizi buruk. Sikap para orang tua kerap kali masih malu untuk
14 mendatangi Puskesmas atau Posyandu ketika anaknya dinyatakan gizi buruk.
Padahal dengan adanya keterbukaan tersebut orang tua nantinya bisa mengubah pola hidup untuk meningkatkan kesehatan anaknya. Positive Deviance Resource
Center, 2008 Penulis mengadakan penelitian di wilayah Kecamatan Ciputat karena wilayah mudah terjangkau dan untuk membaktikan diri bagi masyarakat
sekitar kampus.
1.2 Rumusan Masalah