Erosi yang Dapat Ditoleransikan T pada Lahan Tanaman Kacang Tanah di Kawasan Kwala Bekala USU Erosi Tanah pada Lahan Tanaman Kacang Tanah di Kawasan Kwala Bekala USU

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Kwala Bekala Kebun Percobaan USU Kwala Bekala secara administratif tepatnya berada di desa Kwala Bekala, Kecamatan Pancur Batu, Kab, Deli Serdang. Lokasinya secara geografis terletak pada 3 ˚ 29 18,6 LU dan 98˚ 37 26,3 BT. Iklim di lokasi ini berdasarkan klasifikasi Scmidt dan Ferguson termasuk iklim tipe A 14,3 - 33,3 . Curah hujan terbesar terjadi pada bulan Oktober sampai dengan April. Suhu udara minimum adalah 22 ˚C dan maksimum adalah 34 ˚ C. Kondisi tapak Kwala Bekala memiliki konturkemiringan tanah yang cukup potensial untuk dimanfaatkan. Ketinggian tapak tertinggi adalah 94,38 meter di atas permukaan laut. Sementara titik terendah adalah 67,6 meter di atas permukaan laut Anonimous, 2009. Secara umum, topografi di kawasan Kwala Bekala adalah landai sampai berbukit. Hanya sedikit tanah yang bertopografi datar. Sebenarnya tanah dengan topografi seperti ini tidak cukup produktif untuk ditanami tanaman pangan karena sangat rentan terhadap erosi, dimana seperti yang kita ketahui erosi menyebabkan berkurangnya tingkat kesuburan tanah karena terkikisnya lapisan top soil. Namun, pada kenyataannya di kawasan Kwala Bekala ini banyak ditanamai tanaman pangan seperti ubi kayu dan jagung.

1. Erosi yang Dapat Ditoleransikan T pada Lahan Tanaman Kacang Tanah di Kawasan Kwala Bekala USU

Adapun besarnya erosi tanah yang dapat ditoleransikan pada lahan tanaman Kacang Tanah dapat dilihat pada tabel berikut. Universitas Sumatera Utara Tabel 9. Nilai Erosi yang Ditoleransikan pada Lahan Kacang Tanah. Kecamatan Kedalaman efektif tanah cm Faktor Kedalaman Tanah W thn BD grcm 3 T tonha.thn Pancur Batu 103 1 400 1,05 27,03 Tingkat Erosi yang diperbolehkan pada lahan tanaman Kacang Tanah sebesar 27,03 tonha.thn diperoleh dengan menggunakan persamaan Hammer, 1981 ini termasuk tinggi untuk kebanyakan tanah di Indonesia, dalam artian, tanah andepts pada lokasi ini cukup toleran terhadap erosi. Rahim 1995 mengatakan bahwa secara umum laju Edp laju erosi yang ditoleransikan untuk kebanyakan tanah di Indonesia adalah 25 mmthn atau setara dengan 25 tonhathn untuk lahan perbukitan atau miring. Troeh dkk 1980 berpendapat sedikitnya ada empat faktor utama yang mempengaruhi laju erosi yang dapat ditoleransi tanpa kehilangan produktivitas tanah secara permanen yaitu kedalaman tanah, tipe bahan induk, produktivitas relatif dari topsoil dan subsoil, dan jumlah erosi terdahulu. Makin dalam tanah, makin tebal bahan yang tembus oleh akar tumbuhan, makin cepat erosi yang terjadi tanpa kehilangan kapasitas berproduksi yang tidak dapat diperbaiki. Mengetahui besarnya erosi yang diperbolehkan bertujuan untuk mengukur sejauh mana erosi tanah yang bisa ditoleransikan atau dibiarkan pada suatu lahan. Dengan demikian, kiranya pengelolaan lahan dan teknik konservasi tanah dan air dapat disesuaikan untuk pemanfaatan lahan secara baik sehingga produktivitas lahan dapat terus dipertahankan dan laju kerusakannya dapat ditekan. Universitas Sumatera Utara

2. Erosi Tanah pada Lahan Tanaman Kacang Tanah di Kawasan Kwala Bekala USU

a. Pengukuran Erosi Tanah dengan Metode Petak Kecil Hasil pengukuran Erosi pada tanah andepts untuk penggunaan lahan tanaman kacang tanah adalah sebagai berikut: Petak percobaan A. Besarnya sedimen total yang tertampung = 3031,2867 gr Jumlah hari hujan = 21 hari. Sedimen dalam 1 hari = sedimen totaljumlah hari hujan = 3031,286721 = 144,34 grhari Sedimen selama penelitian = rerata sedimen x jumlah hari hujan 4 bulanan = 144,34 grhari x 56,2 hari = 8112,29 gr. = 10000m 2 44 m 2 x 8112,29 gr = 18437028,4 grha = 18,43 tonha. Sedimen untuk luasan 22 x 2 m = sedimen dalam 1 hari x rerata jumlah hari hujan bulanan = 144,34 grhari x 1686 harithn = 243368,77 grthn.44m 2 Sedimen untuk luasan hektar = 10000m 2 44 m 2 x sedimen luasan 22x 2m = 10000m 2 44m 2 x 243368,77 grthn.44m 2 Universitas Sumatera Utara = 55311085,09 grhathn = 55,31 tonha.thn. Petak percobaan B. Besarnya sedimen total yang tertampung = 3164,301 gr Jumlah hari hujan = 21 hari. Sedimen dalam 1 hari = sedimen totaljumlah hari hujan = 3164,30121 = 150,681 grhari Sedimen selama penelitian = rerata sedimen x jumlah hari hujan 4 bulanan = 150,681 grhari x 56,2 hari = 8468,21 gr. = 10000m 2 44 m 2 x 8468,21 gr = 19245945,5 grha = 19,24 tonha Sedimen untuk luasan 22 x 2 m = sedimen dalam 1 hari x rerata jumlah hari hujan bulanan = 150,681 grhari x 1686 harithn = 254048,17 grthn.44m 2 Sedimen untuk luasan hektar = 10000m 2 44 m 2 x sedimen luasan 22x 2m = 10000m 2 44m 2 x 254048,17 grthn.44m 2 = 57738219,55 grhathn = 57,73 tonha.thn. Universitas Sumatera Utara Banyaknya tanah yang tererosi pada setiap kejadian hujan pada masing- masing petak percobaan lahan tanaman kacang tanah dapat dilihat pada Lampiran 3. Dengan pengambilan data erosi tanah setiap kejadian hujan selama 4 bulan, maka diperoleh besarnya rata rata erosi pada lahan tanaman kacang tanah ini adalah 56,62 dengan asumsi besarnya nilai erosi rata rata perbulan dari pengukuran selama 4 bulan penelitian dapat digunakan untuk menghitung erosi selama 12 bulan. Nilai erosi pada lahan tanaman kacang tanah 56,62 tonha.thn berada diatas nilai erosi yang dapat ditoleransikan, dan termasuk dalam kategori sedang 2,09 seperti yang dapat dilihat pada Tabel 8. Dan bila dibandingkan dengan nilai erosi yang dapat ditoleransikan berdasarkan literatur Rahim 1995 yang mengatakan bahwa secara umum laju Edp laju erosi yang ditoleransikan untuk kebanyakan tanah adalah 25 mmthn atau setara dengan 25 tonhathn untuk lahan perbukitan atau miring, maka besarnya erosi pada lahan tanaman Kacang Tanah dengan metode petak kecil 56,62 tonha.thn ini juga termasuk dalam kategori sedang 2,26 seperti yang terlihat pada Tabel 8. Hasil pengukuran Erosi pada tanah andepts untuk penggunaan lahan terbuka sebagai kontrol adalah sebagai berikut: Kontrol A Besarnya sedimen total yang tertampung = 6247,0805 gr Jumlah hari hujan = 24 hari. Sedimen dalam 1 hari = sedimen totaljumlah hari hujan Universitas Sumatera Utara = 6247,0805 gr 24 hari = 260,29 grhari Sedimen selama penelitian = rerata sedimen x jumlah hari hujan 4 bulanan = 260,29 grhari x 56,2 hari = 14628,29 gr. = 10000m 2 44 m 2 x 14628,29 gr = 33246131,8 grha = 33,25 tonha Sedimen untuk luasan 22 x 2 m = sedimen dalam 1 hari x rerata jumlah hari hujan bulanan = 260,29 grhari x 1686 harithn = 438857,41 grthn.44m 2 Sedimen untuk luasan hektar = 10000m 2 44 m 2 x sedimen luasan 22x 2m = 10000m 2 44m 2 x 438857,41 grthn.44m 2 = 99740319,35 grhathn = 99,74 tonha.thn Kontrol B Besarnya sedimen total yang tertampung = 6608,7033 gr Jumlah hari hujan = 23 hari. Sedimen dalam 1 hari = sedimen totaljumlah hari hujan = 6608,7033 gr 23hari = 287,33 grhari Sedimen selama penelitian = rerata sedimen x jumlah hari hujan 4 bulanan Universitas Sumatera Utara = 287,33 grhari x 56,2 hari = 16147,94 gr. = 10000m 2 44 m 2 x 16147,94gr = 36699877,3 grha = 36,69 tonha Sedimen untuk luasan 22 x 2 m = sedimen dalam 1 hari x rerata jumlah hari hujan bulanan = 287,33 grhari x 1686 harithn = 484446,69 grthn.44m 2 Sedimen untuk luasan hektar = 10000m 2 44 m 2 x sedimen luasan 22x 2m = 10000m 2 44m 2 x 484446,69 grthn.44m 2 = 110101519,96hathn = 110,10 tonha.thn Sebagai kontrol dari penelitian ini, dilakukan juga pengukuran erosi dengan metode petak kecil pada sebuah lahan terbuka. Rata-rata besarnya erosi pada lahan terbuka dengan menggunakan metode petak kecil adalah sebesar 104,92 tonha.thn. Nilai erosi ini berada diatas ambang erosi yang dapat ditoleransikan 27,03 dan termasuk kedalam kategori sedang 3,88. Seperti yang terlihat pada Tabel 8. Namun, bila dibandingkan dengan nilai erosi yang dapat ditoleransi Edp berdasarkan literatur Rahim 1995 yaitu sebesar 25 tonha.thn. Maka tingkat bahaya erosinya adalah sebesar 4,19 dan termasuk dalam kategori tinggi Tabel 8. Universitas Sumatera Utara Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat diketahui keakuratan pengukuran erosi dengan metode petak kecil tergantung pada pemilihan lokasi, penempatan petak kecil, pemasangan komponen dan pengukuran volume air limpasan yang tertampung. Hasil pengukuran erosi dengan metode petak kecil ini dirasa cukup akurat bilamana pemasangan alat dan cara pengukurannya dilakukan dengan tepat. Namun begitu, prediksi erosi dengan menggunakan metode petak kecil ini memiliki beberapa kekurangan karena membutuhkan biaya yang cukup besar, tenaga, dan waktu yang relatif lama jika dibandingkan dengan pendugaan erosi dengan Metode USLE. Bila membandingkan besarnya erosi yang terjadi pada lahan tanaman kacang tanah dan lahan terbuka, didapat perbedaan yang cukup signifikan karena vegetasi merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi besarnya erosi. Rata rata besarnya erosi pada lahan tanaman kacang tanah sebesar 56,62 tonha.thn, sedangkan pada lahan terbuka sebesar 104,92 tonha.thn. Namun demikian, untuk mendapatkan nilai erosi yang lebih mendekati keadaan sebenarnya perlu dilakukan penelitian secara berkesinambungan selama satu tahun untuk kedua musim, musim hujan dan musim kemarau. b. Pengukuran Erosi dengan Menggunakan Metode USLE. Universal Soil Loss Equation USLE memungkinkan memprediksi laju erosi rata rata lahan tertentu pada suatu kemiringan dengan pola hujan tertentu untuk setiap macam jenis tanah dan penerapan pengelolaan lahan. USLE digunakan untuk mempredisi erosi jangka panjang dan dapat digunakan untuk memprediksi besarnya erosi lahan sebidang tanah, Suripin, 2001. Universitas Sumatera Utara Besarnya Erosi yang terjadi pada lahan tanaman kacang tanah dengan menggunakan Metode USLE dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 10. Nilai Erosi Tanah pada lahan Tanaman Kacang Tanah dengan Metode USLE Erosivitas R cmthn Erodibilitas K Topografi LS Tanaman C Konservasi P Erosi A tonha.thn 1344,37 0,166 2,33 0,2 1 103,99 Besarnya erosi yang terjadi sebesar 103,99 tonha.thn dihitung dengan menggunakan persamaan Wischmeier dan Smith, dimana Erosi adalah hasil kali dari beberapa faktor yang berperan penting dalam mempengaruhinya seperti erosivitas hujan, erodibilitas tanah, topografi dan panjang lereng serta faktor konservasi dan campur tangan manusia. Erosivitas hujan R didapat dari hasil kali intensitas hujan maksimum 30 menit I 30 dengan energy hujan total E yang diperoleh dari data curah hujan 10 tahun terakhir stasiun Pancur Batu. Nilai Erodibilitas tanah K merupakan faktor kepekaan erosi tanah yang dihitung dengan persamaan Wischmeier dan Smith, dimana merupakan hasil perhitungan antara struktur, tekstur dan permeabilitas tanah yang mana dapat dilihat pada Lampiran 9. Besar erosi dengan menggunkan metode USLE ini sama halnya dengan metode petak kecil, juga melebihi batas ambang erosi yang ditoleransikan 27,03 dan termasuk kedalam kategori sedang 3,84. Seperti yang dilihat pada Tabel 8. Besarnya nilai erosi yang terjadi dengan menggunakan metode USLE disebabkan oleh penggunaan nilai–nilai tetapan faktor yang mempengaruhi erosi tanah itu sendiri. Nilai-nilai faktor yang mempengaruhi prediksi erosi dengan Universitas Sumatera Utara metode USLE telah ditentukan sebelumnya, dengan kata lain mungkin faktor- faktor tersebut tidak sesuai dengan lahan yang diukur laju erosinya. Namun, prediksi USLE tetap perlu dilakukan untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi erosi tanah secara terurai. Sehingga setiap faktor yang mempengaruhi erosi tanah diuraikan satu persatu Pengukuran erosi tanah yang dengan menggunakan Metode USLE jika dibandingkan dengan Metode Petak Kecil memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Hal ini disebabkan karena pada kedua metode tersebut terdapat perbedaan faktor yang mempengaruhinya. Pada metode petak kecil, besar erosi tanah yang diperoleh adalah dengan pengamatan langsung ke lapangan dari pengukuran sedimen yang terhanyutterkikis oleh aliran permukaan saat terjadinya hujan. Sedangkan dengan metode USLE semua faktor yang mempengaruhi erosi erosivitas hujan, erodibilitas tanah, topografi, tanaman, dan teknik konservasi diuraikan secara terpisah. Dimana dari komponen-komponen tersebut ada beberapa faktor yang sudah ditetapkan nilainya yang mungkin kurang sesuai dengan keadaan atau kondisi pada daerah atau kawasan penelitian. Seperti faktor tanaman C dan konservasi P yang nilainya sudah ditetapkan yang mana dapat dilihat pada Tabel 5 dan Tabel 6, dimana ada kemungkinan nilai-nilai tersebut kurang sesuai untuk daerahkawasan yang sedang diteliti tingkat bahaya erosinya. Begitupula dengan faktor erosivitas R yang datanya didapat dari BMKG, dimana seharusnya akan lebih baik jika data curah hujan yang diperoleh dengan pengukuran langsung data primer di kawasan yang diteliti tingkat bahaya erosinya. Kelebihan dari pendugaan erosi dengan Metode USLE ini adalah kita Universitas Sumatera Utara dapat memanipulasi nilai P konservasi dalam artian melakukan tindakan- tindakan konservasi untuk menekan nilai erosi agar menjadi lebih kecil.

3. Peninjauan Faktor Erosi Tanah