Faktor Manusia atau Tindakan Konservasi P

5. Faktor Manusia atau Tindakan Konservasi P

Kegiatan manusia dikenal sebaagi salah satu faktor paling penting terhadap terjadinya erosi tanah yang cepat dan intensif. Kegiatan – kegiatan tersebut kebanyakan berkaitan dengan perubahan faktor – faktor yang berpengaruh terhadap erosi, misalnya perubahan penutup tanah akibat penggundulan pembabatan hutan untuk permukiman, lahan pertanian, atau gembalaan. Kegiatan – kegiatan manusia di muka bumi ini sering menganggu keseimbangan antara regenasi pembentukan tanah dan laju erosi tanah. Tentu saja terbuka kemungkinan bagi manusia untuk melindungi tanah dari bahaya erosi melalui kegiatan konservasi, seperti penghijauan, terrasering, dan lain lain. Perencanaan konservasi tanah dan air memerlukan data dan informasi, di antaranya adalah data bahaya erosi yang dapat diperoleh dengan cara melaksanakan prediksi erosi. Memang erosi tidak dapat dihentikan sama sekali, bahkan pada pertanian yang lestari atau sustainable sekalipun. Namun erosi bisa dikendalikan hingga di bawah ambang batas yang dibolehkan. Laju erosi yang dibolehkan untuk berbagai macam tanah dapat diduga berdasarkan sifat tanah dan substratnya. Untuk menilai apakah erosi sudah terkendali atau belum diperlukan data laju erosi dari lahan pertanian yang bersangkutan. Mengendalikan erosi tanah berarti mengurangi pengaruh faktor- faktor erosi tersebut, sehingga prosesnya terhambat atau berkurang. Upaya tersebut dilakukan dengan cara meredam energi hujan, meredam daya gerus aliran permukaan, dan mengurangi kuantitas aliran permukaan. Juga dengan memperlambat laju aliran permukaan, memperbaiki sifat-sifat tanah yang peka Universitas Sumatera Utara erosi, dan mencegah longsor. Teknik-teknik pengendalian erosi yang sudah dikenal merupakan gabungan beberapa upaya tersebut Anonimous, 2010 Tanaman Kacang Tanah Dalam dunia tumbuh – tumbuhan, kacang tanah diklasifikasikan seperti berikut ini. Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Class : Dicotyledoneae Ordo : Rosales Famili : Papilionaceae Genus : Arachis Species : Arachis hypogaea Kacang tanah dapat tumbuh di berbagai macam tanah. Yang penting tanah itu dapat menyerap air dengan baik dan mengalirkannya kembali dengan lancar. Struktur tanah yang remah dari lapisan atas dapat mempersubur pertumbuhan dan mempermudah pembentukan polong. Kacang tanah tumbuh dengan baik jika ditanam dilahan ringan yang cukup mengandung unsur hara Ca, N, P, dan K. Tanaman ini menghendaki lahan yang gembur agar perkembangan perakarannya berjalan baik, ginoforanya mudah masuk ke dalam tanah untuk membentuk polong, dan pemanenennya mudah tidak banyak polong yang hilang atau tertinggal di dalam tanah. Sebaiknya pH tanahnya antara 5.0-6.3 AAK,1989. Kacang tanah dapat tumbuh di daerah dengan ketinggian 5 – 50 m diatas permukaan laut. Dibandingkan dengan tanaman kacang kacangan lainnya, kacang tanah memerlukan tanah yang lebih lembap. Lingkungan yang lembap ini Universitas Sumatera Utara diperlukan sejak saat tanam sampai dua minggu sebelum panen. Pengaturan air perlu diperhatikan karena kacang tanah ini tidak tahan terhadap genangan air Suprapto, 1993. Walaupun tanaman kacang tanah relatif toleran terhadap kekeringan, namun untuk mencapai hasil maksimal diperlukan air yang cukup. Keadaan yang optimal adalah air tanah berada sekitar 75 kapasitas lapang dari sejak menanam hingga tanaman berumur 80 hari. Tanah mengandung air sebanyak kapasitas lapang, bila tanah mengandung air maksimum, namun tidak sampai menetes. Tanah dengan kandungan air 75 kapasitas lapang akan lembab, namun tetap gembur. Pada tanah tegalan di musim hujan, tanah yang lembab-gembur dapat diperoleh dari pembuatan bedengan dan pengolahan tanah yang cukup dalam. Penyesuaian waktu tanam dengan pola curah hujan tahunan sangat penting agar air hujan cukup, tetapi tidak menggenang. Curah hujan antara 100-150mm per bulan selama tiga bulan cukup baik dalam menyediakan air bagi tanaman kacang tanah Sumarno, 1986. Kondisi Umum Kwala Bekala Kondisi tapak Kwala Bekala memiliki konturkemiringan tanah yang cukup potensial untuk dimanfaatkan. Jika diolah dengan baik, kontur tapak akan memunculkan citra kawasan Kampus USU Kwala Bekala. Ketinggian tapak tertinggi adalah 94,38 meter di atas permukaan laut. Sementara titik terendah adalah 67,6 meter di atas permukaan laut. Universitas Sumatera Utara Kondisi Geologi Kampus USU Kwala Bekala: Berdasarkan penelitian geologi dan mekanika tanah dapat disimpulkan bahwa di Kampus USU Kwala Bekala terdiri dari Unit Singkut yang telah mengalami pelapukan. Unit Singkut pada dasarnya terdiri dari pasir, clay dengan kepadatan rendah hingga sedang. Sumber : www.kwalabekalausu.ac.id 2009 Universitas Sumatera Utara BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Kwala Bekala USU, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli serdang. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei hingga Agustus 2010. Alat dan Bahan Penelitian Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah abney level, bor tanah, ring sampel tanah, meteran, waterpass, pisau pandu, kantong plastik, kertas label, kertas saring filter, drum penampung atau kolektor air larian dan sedimentasi, lembar plastik penahandinding petak kecil, patok kayu, paku, martil, dan alat pertukangan lainnya, parangkat penangkar mini curah hujan, timbangan, alat tulis, dan kamera digital. Bahan yang diperlukan dalam penelitian ini diantaranya lahan budidaya tanaman kacang tanah, contoh tanahsedimen, contoh air larian, peta administrasi, peta jenis tanah, serta data curah hujan. Prosedur penelitian Adapun prosedur penelitian adalah : 1. Dihitung erosi dengan menggunakan Metode Petak Kecil. a. Ditentukan lokasi penempatan alat petak kecil. b. Diukur curah hujan per kejadian hujan. c. Dilakukan pengukuran setiap setelah kejadian hujan. d. Pengukuran air limpasan dan sedimen Universitas Sumatera Utara - Diaduk seluruh air limpasan dan sedimen yang tertampung dalam drum penampung. - Dihitung volume air limpasan dan sedimen yang telah diaduk rata. - Diambil sampel larutan air limpasan dan sedimen yang diaduk e. Pengukuran besar tanah yang tererosi, - Disaring sampel larutan air limpasan dan sedimen yang diaduk - Diovenkan sedimen yang tersaring hingga berat konstan - Ditimbang sedimen yang tersaring setelah diovenkan. 2. Dihitung erosi menggunakan persamaan USLE. a. Ditentukan titik pengambilan sampel tanah, diambil sampel tanah. b. Dihitung laju permeabilitas tanah. c. Dianalisis sifat fisika tanah tekstur, struktur. d. Dianalisis kandungan C-Organik tanah e. Dihitung besar erosi dan tingkat bahaya erosi. 3. Ditentukan laju erosi yang dapat ditoleransikan T . 4. Ditentukan tingkat bahaya erosi TBE. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan metode deskriptif eksploratif yang dilakukan untuk mengetahui tingkat bahaya erosi di kawasan Kwala Bekala melalui penghitungan dan pengukuran besarnya erosi aktual dan erosi yang ditoleransikan pada penggunaan lahan tanaman kacang tanah. Pengukuran erosi dan Universitas Sumatera Utara pengambilan sampel tanah dilakukan dengan cara purposive sampling terutama dalam menetapkan lokasi yang meliputi lahan budidaya.

1. Pengamatan Lapangan