permasalahan yang menyangkut lebih dari satu faktor tersebut, maka bank tersebut akan mengalami kesulitan. Selanjutnya Hasil dari analisis CAMEL
tersebut dapat digolongkan menjadi lima kategori tingkat kesehatan bank yaitu sangat sehat, sehat, cukup sehat, kurang sehat dan tidak sehat. Bank yang sehat
diharapkan akan mampu tumbuh dan berkembang dengan baik, sehingga mampu memberikan kontribusi bagi perkembangan ekonomi nasional. Berdasarkan
beberapa penjelasan di atas, maka penelitian ini mengambil judul “ Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Melalui Metode Analisa CAMEL Pada PT. Bank
Tabungan Negara Persero Tbk.”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah :
“Bagaimanakah tingkat kesehatan untuk masing-masing komponen Capital, Assets, Management, Earnings, Liquidity pada PT. Bank Tabungan Negara
Persero Tbk?”
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
a. Tujuan Penelitian
Universitas Sumatera Utara
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesehatan masing-masing komponen Capital, Assets, Management,
Earnings, Liquidity pada PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk. b.
Manfaat Penelitian 1
Bagi Peneliti Sebagai bahan masukan pengetahuan mengenai metode analisa
CAMEL dalam penilaian tingkat kesehatan bank. 2
Bagi Peneliti Selanjutnya Sebagai wacana tambahan yang diharapkan dapat berguna bagi
peneliti yang ingin membahas mengenai topik yang sama sehingga dapat memberikan pengetahuan mengenai perbankan khususnya
tata cara penilaian tingkat kesehatan bank. 3
Bagi Para Praktisi Sebagai bahan atau sumbangan informasi dalam hal pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan analisa CAMEL.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis a. Pengertian Bank
Bank berasal dari kata banco yang artinya adalah bangku. Kata ini berasal dari bahasa Italia. Banku inilah yang digunakan oleh orang-
orang bank untuk melayani kegiatan operasionalnya kepada para nasabah atau pelanggannya sampai kemudian istilah ini resmi dan popular menjadi
Bank. Menurut Undang-Undang RI Nomor 7 tahun 1992 tentang bank
sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 10 tahun 1998, “bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat banyak.” Dari pengertian tersebut dapat dijelaskan pengertian yang lebih
luas, yaitu: bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan keuangan.
Sehingga berbicara tentang bank tidak terlepas dari masalah keuangan. Aktivitas perbankan yang pertama adalah menghimpun dana dari
masyarakat luas yang dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding. Pengertian menghimpun dana maksudnya adalah
mengumpulkan atau mencari dana dengan cara membeli dari masyarakat
Universitas Sumatera Utara
luas. Setelah memperoleh dana dalam bentuk simpanan dari masyarakat, maka oleh perbankan dana tersebut diputarkan kembali atau dijualkan
kembali ke masyarakat dalam bentuk pinjaman atau lebih dikenal dengan istilah kredit lending. Ini merupakan aktivitas keuangan yang kedua
yang dilakukan oleh perbankan.
2. Jenis-jenis Bank
Menurut Undang-Undang RI Nomor 7 tahun 1992 tentang bank sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 10 tahun 1998, bank terdiri
dari 2 jenis, yaitu : a.
Bank Umum Pengertian bank umum adalah bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Kegiatan-kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh Bank
Umum antara lain : 1
Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan, dana atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu. 2
Menerbitkan surat pengakuan utang. 3
Menerima pembayaran atas tagihan surat berharga dan melakukan perhitungan dengan atau antar pihak ketiga.
b. Bank Perkreditan Rakyat BPR
Universitas Sumatera Utara
Pengertian Bank Perkreditan Rakyat BPR adalah : “bank yang melaksanakan kegiatan usaha konvensional dan atau berdasarkan
Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa lalu lintas pembayaran.
Tugas dari Badan Perkreditan Rakyat antara lain : 1
Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan, dana atau bentuk lainnya
yang dipersamakan dengan itu. 2
Memberikan kredit kepada pengusaha kecil dan rumah tangga. 3
Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan
Pemerintah. Adapun tujuan dari Badan Perkreditan Rakyat adalah:
1 Menunjang kelancaran penyediaan sarana produksi terutama
permodalan dalam rangka pembangunan daerah pada umumnya dan pembangunan desa pada khususnya.
2 Menciptakan pemerataan dalam kesempatan berusaha segolongan
ekonomi lemah di pedesaan dan menciptakan lapangan kerja secara langsung.
3. Tingkat Kesehatan Bank
Universitas Sumatera Utara
Peraturan Bank Indonesia No. 610PBI2004 tanggal 12 April 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan bank Umum
menjelaskan bahwa : bank wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan bank secara
triwulan. Peraturan tersebut menjelaskan bahwa tingkat kesehatan bank merupakan hasil penilaian kualitatif atas berbagai aspek yang
berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui penilaian faktor Capital Permodalan, Asset quality Kualitas Aktiva
Produktif, Management Manajemen, Earning Ability Rentabilitas, Liquidity Likuiditas.
Sebagai pengawas bank, Bank Indonesia juga menilai performance bank dengan memperhatikan lima indikator yang disebut
CAMEL. Penilaian sistem CAMEL ini mengukur apakah manajemen bank telah melaksanakan sistem perbankan dengan asas-asas yang sehat
atau tidak.
4. Kriteria Kesehatan Bank dan Aturan Kesehatan Bank
Tingkat kesehatan pada dasarnya dinilai dengan pendekatan kuantitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi dan
perkembangan suatu bank. Pendekatan kuantitatif tersebut dapat dilakukan dengan mengadakan penilaian terhadap faktor permodalan, kualitas aktiva
produktif, rentabilitas, likuiditas. Pendekatan kuantitatif diperlukan karena masing-masing faktor tersebut mengandung berbagai aspek yang saling
berkaitan antara satu dengan lainnya serta saling mempengaruhi. Pelaksanaan penilaian terhadap faktor-faktor tersebut dilakukan
dengan cara:
a. Mengkuantifikasi beberapa komponen penting dari masing-masing
faktor.
Universitas Sumatera Utara
b. Atas dasar kuantifikasi komponen-komponen penting tersebut
dilakukan penilaian lebih lanjut dengan memperhatikan aspek lain yang secara materil berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan
masing-masing faktor.
Sedangkan aturan kesehatan bank berdasarkan UU No.10 Tahun 1998 tentang perubahan atas UU No.7 Tahun 1992 tentang perbankan
pembinaan dan pengawasan bank yang dilakukan oleh Bank Indonesia, menetapkan bahwa :
1. Bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan
ketentuan kecukupan modal, kualitas asset, kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas, dan solvabilitas, dan aspek lain yang
berhubungan dengan usaha bank, dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian;
2. Dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip
syariah dan melakukan kegiatan usaha lainnya, bank wajib menempuh cara-cara yang tidak merugikan bank dan kepentingan
nasabah yang mempercayakan dananya kepada bank;
3. Bank wajib menyampaikan kepada Bank Indonesia, segala
keterangan, dan penjelasan mengenai usahanya menurut tata cara yang ditetapkan oleh Bank Indonesia;
4. Bank atas permintaan Bank Indonesia, wajib memberikan
kesempatan bagi pemeriksaan buku-buku dan berkas-berkas yang ada padanya, serta wajib memberikan bantuan yang diperlukan
dalam rangka memperoleh kebenaran dari segala keterangan, dokumen, dan penjelasan yang dilakukan oleh bank yang
bersangkutan;
5. Bank Indonesia melakukan pemeriksaan terhadap bank, baik secara
berkala maupun setiap waktu apabila diperlukan. Bank Indonesia dapat menugaskan akuntan publik untuk dan atas nama Bank
Indonesia melaksanakan pemeriksaan terhadap bank;
6. Bank wajib menyampaikan kepada bank Indonesia neraca dan
perhitungan laba rugi tahunan serta penjelasannya, serta laporan berkala lainnya, dalam waktu dan bentuk yang ditetapkan oleh
Bank Indonesia. Neraca serta perhitungan laba rugi tahunan tersebut wajib terlebih dahulu diaudit oleh akuntan publik;
7. Bank wajib mengumumkan neraca dan perhitungan laba rugi
dalam waktu dan bentuk yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
5. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Tata cara penialian tingkat kesehatan bank umum pada dasarnya hampir sama dengan penilaian tingkat kesehatan BPR. Namun, dalam
penilaian tingkat kesehatan bank umum menggunakan indikator sensitivitas terhadap resiko pasar. Selain itu terdapat perbedaan antara
dengan Bank Umum dengan BPR pada penilaian faktor permodalan dan faktor manajemen. Pada faktor permodalan yang membedakan adalah
besarnya persentase bobot risiko yang digunakan dalam perhitungan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko ATMR. Sedangkan untuk faktor
manajemen pada jumlah pertanyaan yang diajukan pada pihak manajemen bank umum lebih banyak daripada pertanyaan yang diajukan pada pihak
manajemen BPR. Perbedaan tersebut pada dasarnya berkaitan juga dengan keterbatasan dari usaha yang boleh dilakukan BPR.
Di dalam tata cara penilaian tingkat kesehatan bank umum,
faktor-faktor dan komponen yang dinilai adalah sebagai berikut : a. Permodalan
Capital
Modal merupakan salah satu faktor penting bagi bank dalam rangka pengembangan usaha dan menampung risiko kemungkinan
kerugian. Modal Sendiri Bank Equity Fund adalah sejumlah uang tunai yang telah disetorkan pemilik dan sumber-sumber lainnya yang
berasal dari dalam bank itu sendiri; terdiri dari modal inti dan modal pelengkap.
1 Modal Inti
Universitas Sumatera Utara
Modal inti terdiri atas modal disetor dan cadangan– cadangan yang dibentuk dari laba setelah pajak. Secara rincian modal
inti dapat berupa Modal disetor, Agio saham, Modal sumbangan, Cadangan umum, Cadangan tujuan, Laba yang ditahan rentained
earning, Laba tahun lalu, Laba tahun berjalan. Modal inti tersebut diatas harus dikurangi dengan Goodwill yang ada dalam pembukuan
bank dan Kekurangan jumlah penyisihan penghapusan aktiva produktif dari jumlah yang sebenarnya dibentuk sesuai dengan
ketentuan Bank Indonesia. 2
Modal Pelengkap Modal pelengkap terdiri dari cadangan-cadangan yang
dibentuk tidak dari laba setelah pajak, serta pinjaman yang sifatnya dapat dipersamakan dengan modal.
Secara rinci modal pelengkap dapat berupa : a
Cadangan revaluasi aktiva tetap b
Cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikasikan c
Cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikasikan yaitu cadangan yang dibentuk dengan cara membebani laba rugi
tahun berjalan d
Modal pinjaman sebelumnya disebut modal kuasi e
Pinjaman subordinasi Aktiva Tertimbang Menurut Risiko ATMR yaitu
pos-pos aktiva yang diberikan bobot risiko yang terkandung pada aktiva itu sendiri atau bobot risiko yang didasarkan pada golongan
Universitas Sumatera Utara
nasabah, peminjam atau sifat barang jaminan. Ketentuan rasio antara modal dan ATMR biasa disebut Capital Adequancy Ratio
CAR atau Rasio Kecukupan Modal merupakan analisis solvabilitas untuk mendukung kegiatan bank secara efisien dan
mampu menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindarkan serta apakah kekayaan bank semakin bertambah atau semakin
berkurang. Analisis ini juga berguna untuk menunjukkan kemampuan bank dalam memenuhi segala kewajiban finansialnya
baik berupa utang jangka pendek maupun utang jangka panjang. Rasio permodalan :
100 x
ATMR Penyertaan
Modal Total
CAR −
=
Ket : Total modal = Modal inti + Modal Pelengkap ATMR = ATMR kredit + ATMR resiko pasar
Sedangkan penyertaan adalah penanaman dana bank dalam bentuk saham pada perusahaan yang bergerak di bidang keuangan
yang tidak melalui pasar modal, serta dalam bentuk penyertaan modal sementara pada perusahaan debitur untuk mengatasi akibat kegagalan
kredit.
b. Kualitas Aktiva Produktif Assets Quality
Perbankan sebagai lembaga pemberi jasa-jasa keuangan dalam lalu lintas pembayaran, maka bank memberikan berbagai
fasilitas kepada nasabah, loanable funds dari bank yang terbesar diberikan dalam bentuk kredit. Penilaian kualitas asset merupakan
Universitas Sumatera Utara
penilaian terhadap kondisi asset bank dan kemampuan manajemen dalam mengelola kredit.
Aktiva produktif yaitu semua aktiva dalam rupiah maupun valuta asing yang dimiliki oleh bank dengan maksud untuk
memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya, sehingga kredit merupakan salah satu bentuk aktiva produktif Susilo, 2000:30.
Pengelolaan aktiva produktif adalah bagian dari asset management yang juga mengatur tentang cash reserve liquidity assets dan fixed
assets aktiva tetap dan inventaris. Aktiva produktif yang dimiliki bank memiliki empat
golongan yaitu lancar, kurang lancar, diragukan dan macet sesuai dengan kolektibilitasnya. Kolektibilitas merupakan keadaan
pembayaran kembali pokok dan bunga kredit nasabah serta tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana yang ditanamkan dalam surat
berharga atau penanaman lainnya. Non Performing Loans NPL merupakan rasio kredit yang
diberikan bermasalah dengan total kredit dapat dihitung dengan rumus:
100 x
Kredit Totak
nonlancar Kredit
NPL =
sedangkan untuk menghitung rasio PPAP yaitu pemenuhan penghapusan dan penyisihan aktiva produktif adalah :
wajib yang
PPAP dibentuk
telah yang
PPAP PPAP
=
Universitas Sumatera Utara
c. Faktor Manajemen Management
Penilaian manajemen merupakan inti dari pengukuran masyarakat apakah sebuah bank telah berdasarkan asas-asas
perbankan yang sehat sound banking business atau dikelola secara tidak sehat. Selain itu dengan penilaian manajemen maka ketrampilan
manajerial dan profesionalisme perbankan dari pimpinan atau manajer bank yang bersangkutan dapat diukur. Penilaian dari keberhasilan
manajemen dapat dilihat dari manajemen umum dan manajemen resiko yang diterapkan oleh para manajer suatu bank.
d. Faktor Rentabilitas Earning Ability
Penilaian terhadap faktor rentabilitas didasarkan pada Return on Asset ROA dan BOPO. Rasio pertama adalah rasio laba
sebelum pajak terhadap rata-rata volume usaha yang disebut dengan rasio Return on Asset ROA. Penghitungan ROA dapat dilakukan
dengan dengan menggunakan rumus : 100
x Aset
rataTotal Rata
Pajak Sebelum
Laba ROA
− =
Rasio kedua yang digunakan dalam penilaian faktor rentabilitas adalah rasio biaya operasional terhadap pendapatan
operasional BOPO. Biaya operasional adalah seluruh biaya yang dikeluarkan dalam operasional selama 12 bulan terakhir. Sedangkan
pendapatan operasional adalah pendapatan operasional perusahaan selama 12 bulan terakhir.
Universitas Sumatera Utara
100 tan
x l
Operasiona Pendapa
l Operasiona
Beban BOPO
=
Rasio BOPO merupakan barometer dalam mengukur kemampuan pendapatan operasional dalam menutup biaya operasional
dan tingkat efisiensi. Antara BOPO dan ROA mempunyai hubungan yang sangat erat dan timbal balik yaitu pengukuran efisiensi di satu sisi, dan
produktivitas di pihak lain.
e. Faktor Likuiditas Liquidity
Suatu bank dikatakan likuid apabila bank yang bersangkutan dapat memenuhi kewajiban hutang-hutangnya, dapat
membayar semua deposantnya, serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan tanpa terjadi penangguhan. Oleh karena itu bank
dikatakan likuid apabila: 1
Bank tersebut memiliki cash assets sebesar kebutuhan yang akan digunakan untuk memenuhi likuiditasnya.
2 Bank tersebut memiliki cash assets yang lebih kecil dari butir satu
diatas, tetapi yang bersangkutan juga mempunyai assets lain khususnya surat-surat berharga yang dapat dicairkan sewaktu-
waktu tanpa mengalami penurunan nilai pasarnya. 3
Bank tersebut mempunyai kemampuan untuk menciptakan cash asset baru melalui berbagai bentuk hutang.
Penilaian terhadap faktor likuiditas menggunakan dua rasio yang dapat ditampilkan dalam rumus sebagai berikut:
1 Cash Ratio
Universitas Sumatera Utara
Cash Ratio adalah rasio alat likuid terhadap hutang lancar yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam membayar
hutang lancarnya dengan menggunakan alat likuidnya. 100
tan x
Lancar g
Hu Lancar
Harta Ratio
Cash =
2 Loan to Deposit RatioLDR
Perbandingan antara Kredit yang Diberikan terhadap Dana yang Diterima oleh Bank Loan to Deposi RatioLDR. LDR
adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. Rasio ini menyatakan
seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengendalikan
kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. LDR dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
100 x
Ketiga Pihak
Dana kredit
LDR =
Berdasarkan Surat Edaran BI No.924DpbS tanggal 30 Oktober 2007 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum
Berdasarkan Prinsip Syariah ada 5 Peringkat Komposit composite rating. Peringkat Komposit ditetapkan sebagai berikut :
1. Peringkat Komposit 1, mencerminkan bahwa Bank dan UUS
tergolong sangat baik dan mampu mengatasi pengaruh negatif kondisi perekonomian dan industri keuangan;
2. Peringkat Komposit 2, mencerminkan bahwa Bank dan UUS
tergolong baik dan mampu mengatasi pengaruh negatif kondisi perekonomian dan industri keuangan namun Bank dan UUS
masih memiliki kelemahan kelemahan minor yang dapat segera diatasi oleh tindakan rutin;
Universitas Sumatera Utara
3. Peringkat Komposit 3, mencerminkan bahwa Bank dan UUS
tergolong cukup baik namun terdapat beberapa kelemahan yang dapat menyebabkan peringkat kompositnya memburuk apabila
Bank dan UUS tidak segera melakukan tindakan korektif;
4. Peringkat Komposit 4, mencerminkan bahwa Bank dan UUS
tergolong kurang baik dan sensitif terhadap pengaruh negatif kondisi perekonomian dan industri keuangan atau Bank dan
UUS memiliki kelemahan keuangan yang serius atau kombinasi dari kondisi beberapa faktor yang tidak memuaskan, yang
apabila tidak dilakukan tindakan yang efektif berpotensi mengalami kesulitan yang dapat membahayakan kelangsungan
usaha;
5. Peringkat Komposit 5, mencerminkan bahwa Bank dan UUS
sangat sensitif terhadap pengaruh negatif kondisi perekonomian, industri
keuangan, dan mengalami kesulitan yang membahayakan kelangsungan usaha.
tabelllllllllllL
Universitas Sumatera Utara
6. Manfaat Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Dalam pemeriksaan bank, sebagai implikasi terhadap fungsi pengawasan oleh Bank Indonesia, dikaitkan dengan ketentuan penilaian
tingkat kesehatan bank ini pada prinsipnya merupakan kepentingan pemilik dan pengelola bank, masyarakat pengguna jasa bank maupun bagi
pengawas dan pembina bank. Ketentuan penilaian tingkat kesehatan bank, bank dimaksudkan
untuk dapat dipergunakan sebagai: a.
Standar bagi manajemen bank untuk menilai apakah pengelolan bank telah sesuai dengan asas-asas perbankan yang sehat dan ketentuan-
ketentuan yang berlaku.
Universitas Sumatera Utara
b. Standar untuk menetapkan arah pembinaan dan pengembangan bank
secara individual maupun untuk industri perbankan secara keseluruhan.
B. Tinjauan Peneliti Terdahulu
Tabel 2.2 : Tinjauan Peneliti Terdahulu
No Nama
Peneliti Thn
Penelitian Judul
Penelitian Variabel
Metode Analisis Data
Hasil Penelitian 1.
Chatrin C.M. siregar
2008 Penilaian
Tingkat Kesehatan
Bank Dengan
Analisa CAMELS
studi kasus PT. Bank
SUMUT Capital
Permodalan, Asset quality
Kualitas Aktiva Produktif,
Earning Ability Rentabilitas,
Liquidity Likuiditas dan
penelitian ini Menggunakan
Metode Analisis Data Deskriptif
Capital Permodalan
termasuk dalam kategori sangat
baik, Asset quality Kualitas Aktiva
Produktif termasuk dalam
kategori baik, Earning Ability
Rentabilitas termasuk dalam
kategori sangat baik, Liquidity
Likuiditas termasuk dalam
kategori sangat baik
2. Endang
Triyana 2007
Analisis Tingkat
Kesehatan Bank Pada
PD. BPR Bank Pasar
Kabupaten Tegal
Capital Permodalan,
Asset quality Kualitas Aktiva
Produktif, Management
Manajemen, Earning Ability
Rentabilitas, Liquidity
Likuiditas dan penelitian ini
Menggunakan Metode Analisis
Data Kuantitatif Capital
Permodalan termasuk dalam
kategori sehat, Asset quality
Kualitas Aktiva Produktif
termasuk dalam kategori tidak
sehat, Management
Manajemen termasuk dalam
kategori cukup sehat, Earning
Ability
Universitas Sumatera Utara
Rentabilitas termasuk dalam
kategori tidak sehat, Liquidity
Likuiditas termasuk dalam
kategori sehat
3. Wahyu
Prasetyo 2006
Pengaruh rasio
CAMEL terhadap
Kinerja Keuangan
Pada Bank Capital,
kualitas asset, Earning aspek
rentabilitas, Liquidity aspek
likuiditas, sebagai variabel
Independent dan kinerja
keuangan sebagai variabel
Dependent dan penelitian ini
menggunakan model analisis
regresi berganda serta
dengan pengujian
koefisien determinasi R²,
uji F, uji t dan LPM.
Adanya pengaruh signifikan
variabel CAR, NPL, BOPO, dan
NIM terhadap kinerja keuangan,
sedangkan LDR dan GWM tidak
berpengaruh secara signifikan
terhadap kinerja keuangan
perbankan.
Universitas Sumatera Utara
4. Luciana
Spica Almilia,
S.E., M.Si. dan Winny
Herdiningtya s, S.E.
2005 Analisis
Rasio CAMEL
Terhadap Prediksi
Kondisi Bermasalah
Pada Lembaga
Perbankan Perioda
2000-2002 CAR, ATTM,
APB, NPL, PPAP terhadap
Aktiva Produktif,
Pemenuhan PPAP, ROA,
ROE, NIM, BOPO, LDR,
dan kondisi bermasalah
suatu bank sebagai variabel
dependent dan penelitian ini
menggunakan metode analisis
data kuantitatif Rasio yang
memiliki perbedaan yang
signifikan antara bank-bank
kategori bermasalah
dan tidak bermasalah
perioda 2000 – 2002 adalah CAR,
APB, NPL, PPAPAP, ROA,
NIM, BOPO dan Rasio
keuangan CAMEL CAR, BOPO
memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap prediksi kondisi
bermasalah bank-bank umum
swasta nasional di Indonesia perioda
2000-2002.
5. Ira Dewi
Prawitasari Analisis
CAMEL Untuk
Menilai Kinerja
Keuangan Bank Umum
Pada Industri Perbankan
Yang Go public Di
Bursa Efek Jakarta
BEJ Tahun 2002-2004
Permodalan, Kualitas
Aktiva Produktif,
Rentabilitas dan Likuiditas
kinerja keuangan baik dan CAMEL
bisa digunakan untuk menilai
kinerja keuangan dengan tepat
C. Kerangka Konseptual