Peraturan Bank Indonesia No. 610PBI2004 tanggal 12 April 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan bank Umum
menjelaskan bahwa : bank wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan bank secara
triwulan. Peraturan tersebut menjelaskan bahwa tingkat kesehatan bank merupakan hasil penilaian kualitatif atas berbagai aspek yang
berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui penilaian faktor Capital Permodalan, Asset quality Kualitas Aktiva
Produktif, Management Manajemen, Earning Ability Rentabilitas, Liquidity Likuiditas.
Sebagai pengawas bank, Bank Indonesia juga menilai performance bank dengan memperhatikan lima indikator yang disebut
CAMEL. Penilaian sistem CAMEL ini mengukur apakah manajemen bank telah melaksanakan sistem perbankan dengan asas-asas yang sehat
atau tidak.
4. Kriteria Kesehatan Bank dan Aturan Kesehatan Bank
Tingkat kesehatan pada dasarnya dinilai dengan pendekatan kuantitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi dan
perkembangan suatu bank. Pendekatan kuantitatif tersebut dapat dilakukan dengan mengadakan penilaian terhadap faktor permodalan, kualitas aktiva
produktif, rentabilitas, likuiditas. Pendekatan kuantitatif diperlukan karena masing-masing faktor tersebut mengandung berbagai aspek yang saling
berkaitan antara satu dengan lainnya serta saling mempengaruhi. Pelaksanaan penilaian terhadap faktor-faktor tersebut dilakukan
dengan cara:
a. Mengkuantifikasi beberapa komponen penting dari masing-masing
faktor.
Universitas Sumatera Utara
b. Atas dasar kuantifikasi komponen-komponen penting tersebut
dilakukan penilaian lebih lanjut dengan memperhatikan aspek lain yang secara materil berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan
masing-masing faktor.
Sedangkan aturan kesehatan bank berdasarkan UU No.10 Tahun 1998 tentang perubahan atas UU No.7 Tahun 1992 tentang perbankan
pembinaan dan pengawasan bank yang dilakukan oleh Bank Indonesia, menetapkan bahwa :
1. Bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan
ketentuan kecukupan modal, kualitas asset, kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas, dan solvabilitas, dan aspek lain yang
berhubungan dengan usaha bank, dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian;
2. Dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip
syariah dan melakukan kegiatan usaha lainnya, bank wajib menempuh cara-cara yang tidak merugikan bank dan kepentingan
nasabah yang mempercayakan dananya kepada bank;
3. Bank wajib menyampaikan kepada Bank Indonesia, segala
keterangan, dan penjelasan mengenai usahanya menurut tata cara yang ditetapkan oleh Bank Indonesia;
4. Bank atas permintaan Bank Indonesia, wajib memberikan
kesempatan bagi pemeriksaan buku-buku dan berkas-berkas yang ada padanya, serta wajib memberikan bantuan yang diperlukan
dalam rangka memperoleh kebenaran dari segala keterangan, dokumen, dan penjelasan yang dilakukan oleh bank yang
bersangkutan;
5. Bank Indonesia melakukan pemeriksaan terhadap bank, baik secara
berkala maupun setiap waktu apabila diperlukan. Bank Indonesia dapat menugaskan akuntan publik untuk dan atas nama Bank
Indonesia melaksanakan pemeriksaan terhadap bank;
6. Bank wajib menyampaikan kepada bank Indonesia neraca dan
perhitungan laba rugi tahunan serta penjelasannya, serta laporan berkala lainnya, dalam waktu dan bentuk yang ditetapkan oleh
Bank Indonesia. Neraca serta perhitungan laba rugi tahunan tersebut wajib terlebih dahulu diaudit oleh akuntan publik;
7. Bank wajib mengumumkan neraca dan perhitungan laba rugi
dalam waktu dan bentuk yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
5. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank