Algoritma Gram – Schmildt Mengubah basis Orthonormal

Bila u l, u 2 , ….., u n suatu basis orthonormal dari R n . Kemudian jika, ∑ = = n i i i u v 1 α . adalah vektor di dalam R n , perkalian skalar dengan u j diberikan v.u j = α j u j .u j . Karena |u j | = 1, kita peroleh α j = v.u j . Tunjukkan bahwa vektor – vektor v l = 1,0,-1 ; v 2 = 1.0.1 ; v 3 = 0,1,0 adalah saling orthonormal dari R 3 dan nyatakan v = 1,2,3 di dalam bentuk dari basis ini. Penyelesaian : Jelaskan v 1 .v 2 = v 1 .v 3 = v 2 .v 3 = 0, bukti keorthogonalan. Setiap vektor satuan i uˆ diberikan sebagai : i i i v v u ⋅ = 1 ˆ . Jadi, 1 , , 1 2 1 1 − ⋅ = u , 1 , , 1 2 1 2 ⋅ = u , , 1 , 3 = u Jika, v = α 1. u l + α 2 u 2 + α 3 u 3 , kemudian, α 1 = v.u 1 = -2 ; α 2 = v.u 2 = 2 √2 ; α 3 = v.u 3 = 2 Maka, , 1 , 2 1 , , 1 2 2 2 1 , , 1 2 2 + + − − = v atau 1,2,3 = - 1,0,-1 + 20,1, 0,

3.2.2 Algoritma Gram – Schmildt

Contoh di atas menunjukkan bahwa basis orthonormal lebih disukai di dalam hal dari pada vektor-vektor basis yang tidak orthonormal. Algoritma Gram – Schmidt memberikan metode sederhana untuk memperoleh suatu basis orthonormal dari suatu sebarang basis dari sub ruang s dari R n . Universitas Sumatera Utara Bila b 1 , …,b k suatu basis dari S. Bila V 1 = b 1 , didefenisikan vektor satuan u 1 sebagai : 1 1 1 1 ˆ v v u ⋅ = Bila v 2 = b 2 – u 1 .b 2 u 1 , definisi 2 2 2 1 ˆ v v u ⋅ = catatan bahwa v 2 dapat menjadi nol hanya jika b 1 dan b 2 dependen linier . Kemudian vektor – vektor u 1 dan u 2 adalah vektor – vektor satuan yang saling orthogonal yang menghasilan sub ruang sama, yaitu b 1 dan b 2 . Algoritma akan berlaku terus bila didefenisikan vektor – vektor orgonal berturut – turut u 1 , u 2 , …. , u n Pada tiap-tiap tingkatan, ∑ − = ⋅ − = 1 1 i j j j i i i u u b b v dan i i i v v u ⋅ = 1 u 1 , u 2 , ..., u i adalah dependen linier dar b 1 , b 2 , ..., b i dan sebaliknya. Akhirnya kita peroleh basis orthonormal u 1 , u 2 , ..., u k dari S. Tentukan basis orthonormal dari sub ruang dari R n yang dihasilkan oleh vektor – vektor independen linier a 1 = 1,1,-1,1 ; a 2 = 1,2,0,1 ; a 3 = 1,0,0,1 Penyelesaian Menggunakan algoritma Gram – Schmidt diberikan : u 1 = 1 , 1 , 1 , 1 2 1 − v 2 = a 2 – a 2 .u 1 u 1 = 1,2,0,1 – 2½,½,-½,½ = 0,1,1,0, Universitas Sumatera Utara u 2 = 2 2 1 v v = - , 1 , 1 , 2 1 v 3 = a 3 – a 3 .u 1 u 1 – a 3 .u 2 = 1,0,0,1 – ½,½,-½,½ – 0.u 2 = ½,- ½,½,½ u 3 = 3 3 1 v v ⋅ = ½,-½,½,½ Basis yang dikehendaki adalah : 1 , 1 , 1 , 1 2 1 ; , 1 , 1 , 2 1 ; 1 , 1 , 1 , 1 2 1 3 2 1 − = = − = b b b

3.2.3 Mengubah basis Orthonormal

Seperti didefenisikan dalam 3.1, perkalian skalar memberikan hubungan tertutup terhadap basis utama e 1, e 2 , …., e n dari R n , karena perkalian skalar didefenisikan dalam bentuk koefisien – koefisien dari vektor – vektor untuk basis ini. Menganggap u 1 ,u 2 , ..., u n adalah alternatif basis orthonormal dari R n . dan bahwa a = ∑ = n i i i u 1 α , b = ∑ = n j j j u 1 β adalah vektor – vektor di dalam R n. kemudian sifat dari perkalian skalar basis orthonormal, kita peroleh : a.b = ∑ ∑ = = ⋅ n j j j n i i i u u 1 1 β α = ∑ = ⋅ n j i j i j i u u 1 , β α , Karena u i •u j = 1 = ∑ = n j i j i 1 , β α Atas perkalian sklar dapat dihitung dengan mengambil dari perkalian koefisien – koefisien basis orthonormal, dan dengan defenisi tidak menyinggung dependen Universitas Sumatera Utara atas basis elementer e 1 , …, e n . Catatan bahwa matriks P yang menggambarkan perubahan dari basis e 1 , …, e n ke u i , …, u n mempunyai vektor – vektor kolom yang berbentuk suatu hitungan orthonormal. Matriks demikian dimaksud orthogonal yang mempunyai sifat P’P = I. Matriks orthogonal adalah suatu yang penting di dalam geometri dan masalah – masalah fisika di dalam R 3 , karena dasar dari perubahan itu hanya bersesuaian dengan matriks – matriks orthogonal. 3.3 Ruang Produk Inner 3.3.1 Defenisi