Gambar 3. Gambar ilustrasi mekanisme teori hidrodinamik yang diawali oleh adanya rangsangan terhadap syaraf intradental dan akhirnya
menimbulkan rasa sakit Orchardson R and Gillam DG. J Am Dent Assoc 2006; 137: 991.
2.2 Kelainan yang memungkinkan terjadinya hipersensitif dentin
Kelainan yang memungkinkan terjadinya hipersensitif dentin dibatasi dengan yang ada kaitan dengan kelainan periodonsium, yaitu:
2.2.1 Resesi gingiva Mula-mula hipersensitif dentin diakibatkan oleh resesi gingiva. Dimana menurut Loe et
al. menyatakan bahwa resesi dapat dijumpai pada penduduk negara industry maupun non industry dan mendefinisikan resesi gingiva sebagai pergeseran tepi gingiva dari posisi normal
pada permukaan mahkota gigi ke arah apikal permukaan akar di bawah Batas Sementum Enamel BSE.Carranza juga membagi resesi menjadi dua, yaitu: resesi yang dapat terlihat
secara klinis seperti pada kelainan periodontal dengan sebagian akar terbuka dan yang
Rangsangan: Panas, mekanis, uap dan
kimia Mengenai
Dentin yang terpapar, tubulus dentin terbuka
Meningkatkan aliran cairan dentin
Menimbulkan aksi potensial pada syaraf
intradental Aksi potensial ke otak dan
menimbulkan rasa sakit
b k
Universitas Sumatera Utara
tersembunyi yaitu tertutup oleh dinding poket yang terinflamasi dan hanya dapat diketahui dengan cara memasukkan probe periodontal.
5
Resesi gingiva menyebabkan tersingkapnya akar gigi terhadap kontaminasi lingkungan rongga mulut. Akibat kelainan ini dentin akan menjadi hipersensitif yang disebut dengan
hipersensitif dentin.
5
Dimana hipersensitif dentin ini adalah keausan sementum akar yang menjadi tersingkap oleh resesi akan menyingkapkan permukaan dentin yang sangat sensitif,
terutama terhadap sentuhan dan menyebabkan rasa tidak nyaman sampai timbulnya rasa sakit.
6
Hipersensitif dentin akan menyebabkan berbagai persoalan pada penderita seperti rasa sakit yang timbul karena perubahan suhu, trauma sikat gigi, makanan dan minuman yang manis atau asam
dan lain-lain.
7
Gambar 4. Resesi gingiva yang terjadi pada pasien wanita berusia 40 tahun. Drisko
CH. International Dental Journal 2002; 52: 386.
2.2.2 Penyakit periodontal Selain resesi gingiva, tersingkapnya permukaan akar gigi juga dapat disebabkan oleh
prosedur perawatan periodontal, seperti skeling dan penyerutan akar. Prosedur skeling dan
Universitas Sumatera Utara
penyerutan akar dapat menyebabkan hilangnya perlekatan jaringan periodontal dan terkikisnya sementum. Oleh karena itu, dokter gigi harus hati-hati dalam melakukan prosedur perawatan
periodontal.
8,9,10,11
Dentin atau permukaan akar, pada keadaan biasa bisa menyebabkan gigi sensitif setelah prosedur perawatan periodontal. Pasien pada umumnya kembali pada kunjungan kedua atau
ketiga selama perawatan tidak dengan pembedahan dan melaporkan sensitivitas terhadap dingin atau menyikat gigi pada daerah perawatan. Banyak sensitivitas ringan dan berubah pada
beberapa minggu. Bagaimanapun, ada beberapa kasus sensitivitas yang berat dan menghalangi pasien untuk melakukan kontrol plak. Sensitivitas ini dapat mengakibatkan nilai pengobatan
yang sedikit dan memungkinkan pembentukan karies. Ahli kesehatan gigi harus bisa mengetahui kasus-kasus dan pengobatan-pengobatan yang tersedia untuk sensitivitas dentin dan
berkembangnya strategi-strategi yang berhubungan dengan masalah.
12
Sensitivitas dentin atau sensitivitas akar yang terbuka seperti hipersensitif dentin, yang berat atau respon yang besar dan tidak terduga terhadap stimulusnya. Persetujuan perawatan
periodontal membersihkan beberapa sementum dan dentin karena prosedur dari sifat dasarnya, dimana terbuka beberapa permukaan dentin yang bagus di dalam rongga mulut. Dentin yang
terbuka sensitif, tidak membuat hipersensitif, membuat “akar sensitif” lebih baik dideskripsikan pada kondisi ini.
12
Resesi sekunder untuk penyakit periodontal dianggap berkaitan dengan kesehatan gigi yang buruk, tidak tepat menyikat gigi mungkin bertanggung jawab atas resesi yang berkaitan
dengan kesehatan gigi yang baik.
7
Resesi gingiva akan bertambah sesuai dengan bertambahnya umur. Neime et al. menyatakan bahwa cara paling efektif untuk menjaga kebersihan mulut
adalah secara mekanis yaitu menyikat gigi. Akan tetapi, cara menyikat yang terlalu keras dapat
Universitas Sumatera Utara
menimbulkan akibat-akibat lain yang tidak diinginkan. Kelainan yang terjadi bervariasi mulai dari luka pada gingiva, resesi gingiva, dan abrasi pada permukaan akar.
5
2.3 Faktor-faktor predisposisi