Teori transduser dengan odontoblas

BAB II PROSES TERJADINYA HIPERSENSITIF DENTIN

Hipersensitif dentin ditandai dengan rasa sakit pendek yang timbul dari dentin yang terpapar dan biasanya karena rangsangan thermal, uap, taktil, osmotik atau kimia dan tidak dihubungkan dengan kerusakan gigi dan patologinya. 1-3 Hipersensitif dentin adalah kondisi klinis gigi yang relatif umum pada gigi permanen yang disebabkan oleh dentin yang terpapar akibat hilangnya enamel atau sementum. Manifestasinya bisa secara fisik dan secara psikologis tidak nyaman bagi pasien dan dapat didefinisikan sebagai nyeri akut durasi pendek yang disebabkan oleh terbukanya tubulus dentin pada permukaan dentin. 1 Berikut ini akan dijelaskan mengenai teori-teori terjadinya hipersensitif dentin, kelainan yang memungkinkan terjadinya hipersensitif dentin, faktor-faktor predisposisi dan pemicu dan mulai terjadinya hipersensitif dentin.

2.1 Teori-teori terjadinya hipersensitif dentin

Teori-teori terjadinya hipersensitif dentin, yaitu:

2.1.1 Teori transduser dengan odontoblas

Transduser odontoblas mekanisme yang diajukan oleh Rappet al., menyatakan bahwa odontoblas bertindak sebagai reseptor sel, perubahan yang tidak langsung dalam potensi membran odontoblas melalui sambungan sinaptik dengan saraf. Hal ini dapat mengakibatkan rasa sakit dari ujung-ujung saraf yang terletak di batas pulpodentinal. Namun bukti dari teori transduser dengan odontoblas mekanisme ini kurang dan tidak meyakinkan. 1 2.1.2 Teori hidrodinamik Sakit yang disebabkan oleh pergerakan cairan di dalam tubulus dentin, dapat dijelaskan dan dapat diterima secara luas yaitu teori hidrodinamik yang diusulkan oleh Brannstrom dan Universitas Sumatera Utara Astron pada tahun 1964. Menurut teori ini, lesi melibatkan enamel dan hilangnya sementum didaerah servikal dan akibatnya tubulus dentin terbuka di rongga mulut, di bawah rangsangan tertentu, yang memungkinkan pergerakan cairan di dalam tubulus dentin secara tidak langsung merangsang ektremitas dari saraf pulpa menyebabkan sensasi rasa sakit. 1 Teori ini juga menyimpulkan bahwa hipersensitif dentin dimulai dari dentin yang terpapar mengalami rangsangan, lalu cairan tubulus bergerak menuju reseptor syaraf perifer pada pulpa yang kemudian melakukan pengiriman rangsangan ke otak dan akhirnya timbul persepsi rasa sakit. 3,4 A B Gambar 1. A Tubulus dentin yang tertutup dan B Tubulus dentin yang terbuka Walters PA. J Contemp Dent Pract Mei 2005; 62: 108. Gambar 2. Gambaran deskripsi teori hidrodinamik Brannstrom Walters PA. Dentinal Hypersensitivity: A Review. J Contemp DentPract Mei 2005;62:2 Perjalanan cairan di tubulus dan mengarah ke saraf Stimulus di atas dentin yang tersingkap karena pergerakan cairan di tubulus Universitas Sumatera Utara Gambar 3. Gambar ilustrasi mekanisme teori hidrodinamik yang diawali oleh adanya rangsangan terhadap syaraf intradental dan akhirnya menimbulkan rasa sakit Orchardson R and Gillam DG. J Am Dent Assoc 2006; 137: 991.

2.2 Kelainan yang memungkinkan terjadinya hipersensitif dentin