Unit Pengolahan Air UTILITAS

7.2.4 Air tambahan

Kebutuhan air tambahan untuk keperluan lain-lain laboratorium, pencucian peralatan, dan lain sebagainya diperkirakan 6 dari total kebutuhan air. = 6 1.518 + 5.795,4 + 1.075,068 + 750 = 548,3 kgjam Jadi kebutuhan total air tambahan adalah: = 1.518 + 5.795,4+ 1.075,068 + 750 + 548,3 = 9.683,63 kgjam

7.3 Unit Pengolahan Air

Sumber air pada pabrik ini berasal dari air sumur bor. Kualitas air sumur bor kawasan Besitang dapat dilihat pada Tabel 7.1. Tabel.7.1: Mutu Air Sumur Bor Besitang No Parameter Kadar mgl 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. pH Besi Fe 2 O 3 Kalsium CaO Magnesium MgO Sulfat SO 4 Klorida Cl Kandungan organik Alumina Al 2 O 3 Zat organik 5 2,56 2,34 2,1 0,35 2,32 2,25 0,004 1,5 Sumber : Laporan air minum Kabupaten Langkat, Sumut, 2002 Untuk menjamin kelangsungan penyediaan air, maka dibangun fasilitas penampungan air water intake yang juga merupakan pengolahan awal air sumur bor. Pengolahan ini meliputi penyaringan kotoran-kotoran yang ada pada air. Selanjutnya dilakukan pengolahan agar dapat digunakan untuk keperluan pabrik yang terdiri dari beberapa tahap, yaitu : Universitas Sumatera Utara 1. Pengendapan Pada bak penampungan partikel-partikel padat yang berdiameter besar akan mengendap secara gravitasi. Ukuran partikel yang mengendap ini berkisar antara 10 mikron hingga 10 milimeter. 2. Klarifikasi Klarifikasi merupakan proses penghilangan kekeruhan di dalam air. Air dari bak penampungan dialirkan ke dalam clarifier bersamaan dengan larutan alum Al 2 SO 4 3 dan soda abu Na 2 CO 3 , dimana alum berfungsi sebagai koagulan dan soda abu sebagai bahan pembantu untuk mempercepat pengendapan dan menetralkan pH. Setelah pencampuran dan sambil dilakukan pengadukan, maka akan terbentuk flok-flok yang akan mengendap ke dasar clarifier secara gravitasi. Sedangkan air jernih akan keluar melimpah over flow yang selanjutnya masuk ke dalam penyaring pasir sand filter untuk penyaringan. Pemakaian alum dan soda abu umumnya hingga 50 ppm dan 27 ppm terhadap jumlah air yang akan diolah Nalco,1988. Total kebutuhan air = 9.683,63 kgjam Al 2 SO 4 3 yang dibutuhkan = 5010 6 x 9.683,63 = 0,484 kgjam Na 2 CO 3 yang dibutuhkan = 2710 6 x 9.683,63 = 0,261 kgjam 3. Filtrasi Filtrasi dilakukan untuk memisahkan flok dan koagulan yang masih terikut bersama air. Penyaring pasir sand filter yang digunakan terdiri dari 3 lapisan, yaitu : - Lapisan I : terdiri dari pasir hijau setinggi 24 in = 60,96 cm - Lapisan II : terdiri dari antrakit setinggi 12,5 in = 31,75 cm - Lapisan III : terdiri dari batu grafel setinggi 7 in = 17,78 cm Pada bagian bawah alat penyaring dilengkapi dengan strainer sebagai penahan. Selama pemakaian, daya saring penyaring sand filter akan menurun sehingga diperlukan regenerasi secara berkala dengan pencucian balik back Universitas Sumatera Utara wash. Dari penyaring sand filter ini, air dipompakan ke menara air sebelum didistribusikan untuk berbagai pemakaian. Untuk air umpan ketel masih diperlukan pengolahan air lebih lanjut, yaitu demineralisasi dan deaerasi. Untuk memenuhi standar air domestik diperlukan klor sebagai desinfektant untuk membunuh kuman di dalam air. Klor yang digunakan biasanya dalam bentuk kaporit, CaClO 2 . 4. Pengolahan air domestik Kebutuhan air domestik = 750 kgjam Kaporit yang digunakan direncanakan mengandung klorin 30 Kebutuhan klorin = 2 ppm dari berat air Nalco, 1988 Kebutuhan kaporit = 2 x 750 0,3 x1000.000 = 0,005 kgjam = 0,12 kghari 5. Demineralisasi air umpan ketel Air untuk umpan ketel harus murni dan bebas dari garam-garam terlarut. Untuk itu perlu dilakukan proses demineralisasi. Alat demineralisasi dibagi atas:

a. Penukar Kation Cation Exchanger