PENDAHULUAN Korelasi Hukuman Dalam Pendidikan Dengan Pengamalan Ajaran Islam : studi kasus di SMA Muhammadiyah 3 Limau Jakarta Selatan

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk ciptaan Alloh swt yang telah diberi kesempurnaan jasmani dan rohani yang lebih tinggi derajatnya dari makhluk-makhluk lainnya. Akal dan perasaan merupakan bagian dari sistem organ manusia yang memiliki peranan sangat penting sebagai alat interaksi antar sesama manusia maupun dengan lingkungan sekitarnya. Dengan kesempurnaan itu manusia dapat menjalankan tugasnya sebagai khalifah di bumi, yang tentunya juga dalam menjaga kelestarian alam semesta serta kemajuan di berbagai aspek kehidupan manusia itu sendiri. Hal itu bukanlah datang dengan sendirinya, tetapi dengan usaha dan kerja keras manusia. Pendidikan adalah salah satu usaha manusia, agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan benar. Dengan pendidikan, jasmani dan rohani terlibat dalam proses pembelajarannya dan akal sebagai bagian rohani pun terasah. Maka tak salah bila pendidikan dikatakan sebagai proses pendewasaan manusia. Banyak pihak yang ikut serta menyelenggarakan pelayanan pendidikan bagi anak. Pendidikan yang paling asasi bersifat kodrati, pertama dan utama, pendidikan yang diselenggarakan oleh negara atau lembaga swasta melalui sekolah diusahakan demi penataan hidup bermasyarakat yang membangun berdasarkan Pancasila. Sehubungan dengan peran sosial sekolah dapatlah ditegaskan bahwa pendidikan yang diselenggarakan oleh sekolah hendaknya merupakan titik temu dari dua kepentingan, yakni menjawab kepentingan orang tua dan menjawab kepentingan yang diinginkan oleh negara, kedua kepentingan tersebut hendaknya seimbang proporsional dan serasi dalam menempatkannya. 1 Pendidikan di sekolah memerlukan kerjasama antar berbagai pihak, yaitu antara orang tua, guru, administrator dan konselor sekolah, lembaga-lembaga sosial 1 A.Samana, Sistem Pengajaran Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional dan Pertimbangan Metodolongisnya , Yogyakarta: Kanisius, 1992, Cet. I, h.11 kemasyarakatan dan pemerintah. Kerjasama itu meliputi berbagai hal, misalnya penentuan tujuan pengajaran, bahan pengajaran, proses pengajaran, pengadaan alat- sarana pengajaran dan lain-lain. 2 Hukuman merupakan salah satu dari sekian banyak alat pendidikan yang dapat menunjang kelancaran proses pelaksanaan pendidikan. Muhammad Qutb menyatakan; “Apabila teladan tidak mampu dan begitu juga nasehat, maka harus diadakan tindakan tegas, tindakan tegas itu adalah hukuman”. 3 Secara umum tujuan hukuman adalah untuk memperbaiki tabiat dan tingkah laku anak ke arah kebaikan dan anak menyesali serta menyadari perbuatan salah yang telah dilakukannya, walaupun pada dasarnya hukuman sendiri kurang di senangi oleh anak. Oleh karena itu dampak yang ditimbulkannya pun bisa positif dan bisa pula negatif. Seorang pendidik orang yang berwenang menghukum apabila memberikan hukuman dengan sewenang-wenang tanpa memperhatikan efek si terhukum dan kesesuaian antara berat dan ringannya pelanggaran dengan hukuman yang diberikan, besar kemungkinan akibat yang ditimbulkannya pun negatif, begitu juga halnya apabila pendidik orang yang berwenang menghukum tersebut mengabaikan sifat sabar, adil dan pemaaf dalam memberikan hukuman. Charles Schaefer mengemukakan bahwa “Penggunaan hukuman yang terlalu sering, apabila hukuman itu keras, bisa menimbulkan resiko yang berbahaya, yaitu merendahkan harga diri anak, menyebabkan timbulnya rasa takut, kecemasan, perasaan salah dan permusuhan terhadap yang melimpahkan hukuman”. 4 Hukuman akan berpengaruh positif apabila hukuman itu bermakna mendidik untuk mencapai kearah kedewasaan dan dapat dipertanggungjawabkan, seperti pendapat Langeveld sebagai berikut “Supaya suatu hukuman dapat dipertanggungjawabkan dan penderitaan yang ditimbulkannya mempunyai nilai pedagogies , maka hukuman itu harus membantu anak menjadi dewasa dan dapat berdiri sendiri”. Dampak yang ditimbulkan dari hukuman seperti ini, anak didik akan menerima hukuman tersebut sebagai ganjaran atas perbuatannya yang salah dan 2 Ibid., h. 12 3 M. Qutb, Sistem Pendidikan Islam, Alih Bahasa, Salman Harun, Bandung: Al-Ma’arif, 1993, Cet. III, h. 34 4 Charles Schaefer, Cara Efektif Mendidik dan Mendisiplinkan Anak, Alih Bahasa, R. Turmun Sirait, Jakarta: Mitra Utama, 1996, Cet. VI, h. 5 keliru, dan ia berusaha untuk memperbaiki dan memperkuat keinginannya untuk berbuat kebaikan. Dengan demikian seorang pendidik dituntut untuk memberikan yang terbaik terhadap anak didiknya, tidak terkecuali dalam menghukum. Sama halnya dengan alat-alat pendidikan yang lain, berhasil dengan baik atau tidaknya suatu hukuman tergantung kepada pribadi si pendidik, pribadi si peserta didik, bahan dan cara yang dipakai dalam menghukum peserta didik. Selain itu, juga dipengaruhi oleh hubungan antara pendidik dan anak didik serta suasana atau situasi ketika hukuman itu diberikan kepada peserta didik. Oleh sebab itu, belum tentu dan bahkan tidak mungkin hukuman serupa yang dilakukan oleh seorang yang berwenang terhadap beberapa orang peserta didik menghasilkan akibat yang serupa pula. SMU Muhammadiyah 3 Jakarta sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam, dalam implementasi proses pendidikan, para pendidiknya juga melaksanakan hukuman dalam rangka pembinaan anak didiknya, terutama dalam usaha menegakkan dan mengembangkan disiplintata-tertib peraturan sekolah kepada para siswanya. Berdasarkan eksplorasi wacana di atas, penulis tertarik untuk meneliti lebih dalam tentang hukuman sebagai salah satu alat pendidikan dalam tinjauan Islam dalam bentuk karya ilmiah berupa skripsi dengan judul: “Korelasi Hukuman dalam Pendidikan Dengan Pengamalan Ajaran Islam”. B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Mengingat luasnya permasalahan dan untuk menghindari salah pengertian dan perbedaan persepsi serta untuk mengarahkan penelitian ini, maka penulis membatasi permasalahan pada: a. Hukuman yang dimaksud adalah sekor yang diperoleh responden dalam menjawab tertanyaan pada angket yang terdiri dari 20 soal dengan tiga dimensi : pemberian stimulus derita, melaksanakan perbuatan yang tidak menyenangkan dan menimpakan kesakitan. b. Pengamalan ajaran Islam yang dimaksud adalah pengamalan ibadah siswa yang diperoleh dengan menjawab pertanyaan pada angket yang terdiri dari 25 soal, dengan tiga dimensi : pribadi, sosial, pribadi dengan Tuhannya. c. Korelasinya dengan pengamalan ajaran Islam yang dimaksud adalah hubungan yang positif antara hukuman dengan pengamalan ibadah sehari-hari siswa di lingkunghan sekolah. d. Penelitian ini dilakukan terhadap siswa-siswa, dan guru-guru SMU Muhammadiyah 3 Jakarta, tahun ajaran 2006-2007. 2. Perumusan Masalah Agar tidak terjadi salah paham dan perbedaan penafsiran, maka penulis akan merumuskan masalah utama yakni : “Apakah ada korelasi positif antara hukuman yang diterapkan terhadap siswa di SMA Muhammadiyah 3 Jakarta dengan pelaksanaan ajaran Islam?” C. Tujuan dan Signifikansi Penelitian 1. Tujuan Penelitian adalah: a. Untuk mengetahui korelasi positif dari hukuman-hukuman yang masih dijalankan di dalam dunia pendidikan khususnya di SMU Muhammadiyah 3 Jakarta, dengan pengamalan ajaran Islam. b. Sebagai bahan pertimbangan dalam memilih jenis-jenis hukuman yang diterapkan agar dapat meminimalisir implikasi yang negatif terhadap pihak terhukum maupun yang berwenang memberikan hukuman. c. Sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan bagi pendidik dalam pemberian hukuman terhadap kesalahan-kesalahan siswa agar tetap sesuai dengan syariat Islam. 2. Signifikansi Penelitian Kegunaan manfaat dari penelitian ini antara lain: a. Sebagai tugas akhir untuk mendapatkan gelar kesarjanaan di bidang pendidikan agama Islam S.Pd.I. b. Sebagai bahan referensi bagi yang berniat melakukan penelitian lebih mendalam tentang masalah ini. c. Sebagai tambahan pengetahuan mengenai kondisi faktual masalah hukuman dalam pendidikan yang dikaitkan dengan pengamalan ajaran Islam. d. Untuk memberikan masukan, khususnya kepada para tenaga pengajar dan pihak pengelola sekolah mengenai kebolehan memberikan hukuman pada para siswanya yang telah melanggar tata tertib setelah melewati beberapa tahapan pemberian peringatan. e. Sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan kebijakan bagi pendidik orang yang berwenang menghukum di sekolah dalam memilih alternatif jenis hukuman yang lebih efektif dan bernilai pendidikan. D. Sistematika dan Teknik Penulisan Sistematika penulisan skripsi adalah sebagai berikut :

Bab I Menguraikan tentang Pendahuluan, yang meliputi : Latar belakang masalah,