BAB II KERANGKA TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. LANDASAN TEORI
1. Pengertian dan dasar hukuman
Ditinjau dari segi bahasa etimologi Indonesia, kata hukuman berasal dari kata dasar hukum yang mendapat akhiran-an. Menurut Armai Arief dalam buku
“Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam” yang dikutip dari kamus besar Bahasa Indonesia, diartikan dengan: “1. Siksa dan sebagainya yang dikenakan kepada
orang-orang yang melanggar undang-undang dsb; 2. Keputusan yang dijatuhkan oleh hakim; 3. Hasil atau akibat menghukum.
Suatu lembaga atau instansi, menerapkan hukuman kepada mereka yang melanggar peraturan dengan maksud dan tujuan agar tingkah laku yang tidak
diinginkan dapat diperbaiki. Hukuman memang sesuatu yang penting dalam dunia pendidikan, karena dengan adanya hukuman diharapkan dapat memperbaiki tingkah
laku siswa yang tidak dapat teratasi dengan teladan dan nasihat. Untuk lebih memperjelas pemahaman mengenai hukuman, berikut ini penulis paparkan pendapat
dari beberapa ahli. Menurut W.J.S Poerwadarminta, hukum adalah “Peraturan yang dibuat oleh suatu
kekuasaan atau dapat yang dianggap berlaku untuk orang banyak”.
5
Sedangkan menurut J.C.T Simorangkir hukum adalah “Himpunan petunjuk hidup Perintah dan
larangan yang mengatur tata tertib dalam masyarakat yang bersangkutan”.
6
Adapun kata hukuman bila ditinjau dari dimensi bahasa Arab, merupakan terjemahan dari kata ‘iqab
اقاب, bentuk masdar dari fi’il kata kerja…….
7
Seperti dalam Surat Al-Mukmin sebagai berikut:
5
W.J.S Poerwadarminta, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,1985, h.350
6
J.C.T Simorangkir, Pelajaran hukum, Jakarta: Aksara Baru, 1980, Cet.III, h.13
7
Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, Jakarta: Hida Karya Agung, 1989, h.173
ﻬ ْﺄ ْ ﺎآ ْ ﻬﱠﺄ ﻚ ذ ﺪ ﺪ ﱞيﻮ ﱠإ ﱠ ا هﺬ ﺄ اوﺮ ﻜ تﺎ ﱢ ْﺎ ْ ﻬ ر ْ
بﺎ ْا
“Yang demikian itu karena telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata lalu mereka kafir. Maka Alloh mengazab
menghukum mereka. Sesungguhnya Dia Maha Kuat lagi Maha Keras hukumannya-Nya”.
QS. Al-Mukmin40: 22
8
Selain itu, kata hukuman juga merupakan terjemahan dari kata ‘azab bentuk masdar
dari kata kerja……,
9
seperti disebutkan dalam Al-Qur’an:
ْنإو اْﻮﱠﻮ
ﺎ آ ْ ْﱠﻮ
ْ ْ
ْ ﻜْﱢﺬ ﺎ اﺬ
أ ﺎ
“…Dan jika kamu tidak patuh, seperti dulu kamu tidak patuh, Dia akan menghukummu dengan siksaan yang pedih”.
QS. Al-Fath48: 16.
Disamping itu, hukuman juga merupakan terjemahan dari kata jaza’ جزاء ,
10
seperti disebutkan dalam Al-Quran:
قرﺎﱠ او ﺔ رﺎﱠ او
اﻮ ْ ﺎ ﺎ ﻬ ﺪْأ
ءاﺰ ﺎ
ﺎ آ ﺎ ﺎﻜ
ﱠ ا ﱠ او
ﺰ ﺰ ﻜ
“Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri potonglah tangan keduanya sebagai balasanhukuman baginya terhadap apa yang mereka lakukan dan sebagai
siksaan dari Alloh swt…”. QS. Al-Maidah5: 38
11
8
Tim Depag RI, Al-Quran dan Terjemahnya, Semarang: Kumudasmoro Grafindo, 1994, Edisi Revisi, h. 192
9
Mahmud Yunus, op.cit., h. 259.
10
Mahmud Yunus, op.cit., h.88
11
Tim Depag RI, op.cit., h. 165
Selain itu terdapat kata lain yang mengandung kata hukuman yaitu kata hudud حدود bentuk jamak dari kata حدseperti disebutkan Abuddin Nata dan Fuzan dalam
Buku “Pendidikan dalam Perspektif Hadis” dalam hadis Nabi :
ا ﷲا
ر ةﺮ ﺮه ر لﺎ لﺎ
ﷲا لﻮ ﷲا
و :
دا ﺎﻬ ﺪ و ﺎ دوﺪ ا اﻮ
ﺎ ﺪ
“Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah saw bersabda, “Elaklah suatu hukuman selama kamu punya alasan untuk mengelaknya”
. H.R. Ibnu Majah.
12
Sedangkan dari dimensi istilah terminology, terdapat beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli tentang pengertian hukuman, diantaranya :
Menurut M. Ngalim Purwanto, hukuman adalah “Penderitaan yang diberikan atau yang ditimbulkan dengan sengaja orang tua, guru, dan sebagainya, sesudah terjadi
pelanggaran, kejahatan atau kesalahan”.
13
Sementara itu menurut Charles Schaefer hukuman ialah “Suatu bentuk kerugian atau kesakitan yang ditimpakan kepada
seseorang yang berbuat kesalahan”.
14
Menurut Amir Daien Indra Kusuma, hukuman adalah “Tindakan yang dijatuhkan kepada anak secara sengaja dan sadar sehingga menimbulkan nestapa, dengan adanya
nestapa ini, anak menjadi sadar akan perbuatannya dan berjanji di dalam hatinya untuk tidak mengulanginya”.
15
Menurut A. Mursal Hadi yang dikutip dalam buku karangan Dr. Zainudin, et.al., hukuman adalah “suatu perbuatan dimana seseorang sadar dan sengaja menjatuhkan
nestapa pda orang lain dengan tujuan untuk memperbaiki dan melindungi dirinya
12
Abuddin Nata dan Fuzan, Pendidikan dalam Perspektif Hadis, Jakarta : UIN Jakarta Press, 2005, cet I, h. 374.
13
M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung: Remaja Rosda Karya, 1995, Cet. VIII, h. 186
14
Charles Schaefer, Cara Efektif Mendidik dan Mendisiplinkan Anak, Alih Bahasa, R. Turmun Sirait, Jakarta: Mitra Utama, 1996, Cet. VI, h. 93.
15
Amir Daien Indrakusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1993, h. 150
sendiri dari kelemahan jasmani dan rohani sehingga terhidar dari segala macam pelanggaran”.
16
Sehubungan dengan itu, dapat ditemukan beberapa ayat Al-Quran dan Hadis Nabi yang berkaitan dengan hukuman, diantaranya:
1. Dasar Al-Quran
….. ﺎ ﺎﱠ او
ﺎ ْا ﱠ هوﺮ ْهاو ﱠ هﻮﻈ ﱠ هزﻮ نﻮ ﺎً نﺎآ ﱠ ا ﱠنإ ﺎ
ﱠ ﻬْ اﻮﻐْ ﺎ ْ ﻜ ْ أ ْنﺈ ﱠ هﻮ ﺮْ او اﺮ آ
….
“…….Dan wanita-wanita yang kamu khawatir nusuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkan mereka di tempat tidur, pukullah mereka, kemudian jika
mereka menta’atimu, maka janganlah mencari jalan untuk menyusahkannya… ”
An-Nisa4 : 34
2. Dasar As-Sunnah
ﺮ ﺪ ا
ﻮ ر لﺎ لﺎ ﷲا ر
ﷲا ل ﷲا
و :
ﺮ و
ه و ةﻼ ﺎ
ﻮ ﺮ او ءﺎ ا ه
ه ﺮ ءﺎ ا هو ﺎﻬ
“Dari Umar bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya r.a berkata: Rasulullah saw bersabda, Suruhlah anak-anak kalian mengerjakan shalat sejak mereka berusia
tujuh tahun dan pukullah mereka jika melalaikannya ketika mereka berumur sepuluh tahun, dan dan disahkan mereka dari tempat tidunya
”. HR Abu Daud dan Hakim
Ayat dan hadis diatas selain mengakui keberadaan hukuman dalam rangka perbaikan ummat manusia, juga menunjukkan hukuman itu tidak diberlakukan
kepada semua manusia, melainkan khusus kepada mereka yang melakukan
16
Zainudin, et.al.,Seluk Beluk Pendidikan dari Al-Ghazali, Jakarta: Bumi Aksara, 1991, Cet. I, h. 86
pelanggaran-pelanggaran. Pelanggaran dimaksud adalah perbuatan atau tingkah laku yang bertentangan dengan ajaran agama atau tidak sesuai dengan aturannilai-nilai
yang diberlakukan dalam lingkungan hidupnya.
Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud hukuman adalah tindakan pendidik yang sengaja dan sadar diberikan kepada anak
didik yang melakukan kesalahanpelanggaran aturan sekolah, agar anak didik tersebut menyadari kesalahannya dan berjanji tidak mengulanginya. Atau dalam pengertian
lain hukuman dapat diartikan sebagai penderitaan yang diberikan atau ditimbulkan dengan sengaja oleh seseorang sesudah terjadinya penganggaran,
kejahatankesalahan. Untuk mengukur efektifitas penerapan hukuman dapat dilihat dari pelaksanaan hukuman di sekolah yang meliputi pemberian stimulus derita kepada
para siswa, melaksanakan perbuatan yang tidak menyenangkan dan menimpakan kesakitan.
2. Tujuan Dan Fungsi Hukuman A. Tujuan Hukuman